Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Songket merupakan kain tradisional yang berasal dari Palembang, ditenun
dengan benang emas dan perak dan umumnya digunakan pada acara resmi. Kini
keberadaan songket Palembang menjadi pusat di Indonesia, sehingga menimbulkan
daya tarik bagi masyarakat diluar kota ataupun Mancanegara yang mengakibatkan
meningkatnya pada sektor industri songket.
Seiring dengan meningkatnya sektor industri songket, maka dari proses
produksinya dihasilkan limbah. Salah satu limbah yang dihasilkan dari proses
produksi songket yaitu limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan berasal dari proses
pewarnaan dengan menggunakan zat warna kimia atau sintetik. Limbah cair
industri songket telah menjadi masalah utama dalam pengendalian dampak
lingkungan industri tekstil. Masuknya zat warna dari limbah ke perairan yang
mengakibatkan karakter fisika dan kimia dari sumber daya air berubah. Agar dapat
memenuhi baku mutu, limbah cair harus diolah secara terpadu, baik yang dihasilkan
selama proses produksi maupun setelah proses produksi.
Pengelolaan limbah cair di dalam proses produksi bertujuan untuk
meminimalkan volume, konsentrasi, dan toksisitas limbah. Pengelolaan limbah cair
setelah proses produksi bertujuan untuk menghilangkan atau menurunkan kadar
bahan pencemar yang terkandung di dalamnya, sampai limbah cair memenuhi
syarat untuk dapat dibuang (memenuhi baku mutu yang ditetapkan). Pengelolaan
limbah cair yang sering dilakukan oleh pabrik tekstil adalah koagulasi
(penggumpalan) yang diikuti adsorpsi bahan pencemar dengan melewatkan air
limbah melalui zeolit dan arang aktif (Forlink, 2000).
Salah satu zat warna yang sering digunakan adalah zat warna procion blue.
Zat warna ini bersifat racun bagi manusia dan makhluk hidup, sehingga dapat
berakibat terhadap penurunan kualitas air. Penurunan kualitas air ditunjukkan
dengan meningkatnya kekeruhan air yang disebabkan adanya polusi zat warna,
sehingga akan menghalangi masuknya cahaya matahari ke dasar perairan dan

1
2

mengganggu keseimbangan proses fotosintesis, serta adanya efek mutagenik dan


karsinogen dari zat warna tersebut.
Setiap pembuatan kain songket pasti didahului oleh kegiatan pencelupan
benang. Setiap proses pencelupan akan menghasilkan alir limbah 40 liter/hari untuk
satu jenis warna sedangkan warna yang dipakai bermacam-macam. Jumlah unit
usaha pencelupan benang ada 83 unit, jadi dalam sebulan dihasilkan 1200 liter air
limbah atau 438.000 liter/tahun untuk satu jenis warna. Bila warna yang digunakan
terdiri atas 5 macam warna maka akan dihasilkan limbah cair sebanyak 2.190.000
liter/tahun. Hampir keseluruhan dari industri lain songket itu merupakan industri
rumah tangga yang tidak dilengkapi dengan pengolahan air limbah yang memadai.
Untuk mengatasi permasalahan limbah industri songket di atas maka
diperlukan suatu metode pengolahan limbah yang inovasi, modern dan efektif
sebelum limbah cair songket dibuang ke lingkungan. Itu sebabnya pengolahan
limbah dengan menggunakan metode Membran Keramik yang diharapkan dapat
mengurangi kandungan COD,BOD,TSS serta kekeruhan air limbah songket.
Metode ini diharapkan dapat bekerja lebih baik dari efektifitas pengolahan dan
waktu dibanding dengan pengolahan yang telah dilakukan seperti dengan metode
aerasi, lumpur aktif, biosand filter dll.
Bintaro (Cerbera manghas) merupakan salah satu buah pengusir tikus
ampuh dirumah. Cangkang buah bintaro merupakan limbah biomassa dengan
ketersediaan melimpah. Secara fisik, cangkang buah bintaro mirip dengan
cangkang kelapa sawit. Cangkang ini mengandung lignoselulosa dan serat yang
sifatnya hampir mirip dengan tempurung kelapa. Oleh karena itu cangkang bintaro
sangat berpotensi dijadikan karbon aktif untuk adsorbsi.
Penelitian arang aktif dari cangkang bintaro menghasilkan bahwa
Berdasarkan analisis proksimat arang buah bintaro, rendemen dan kualitas arang
yang terbaik dan tertinggi diperoleh dari arang yang dikarbonisasi pada temperatur
500oC. Arang aktif yang diaktivasi dengan menggunakan KOH 5% selama 60 menit
menghasilkan rendemen yang tertinggi. Daya serap iodium terbaik diperoleh dari
arang yang diaktivasi KOH 10% selama 60 menit. Persentase removal krom
terbesar diperoleh dari arang yang diaktivasi KOH 5% selama 60 menit adalah
3

sebesar 99,474%. Oleh karena itu pada penelitian ini, kami tertarik membuat judul
Perbandingan komposisi arang aktif cangkang bintaro pada membran keramik
berbasis zeolit dan clay untuk pengolahan limbah cair songket
1.2. Perumusan Masalah
Adapun permasalahan yang diteliti terhadap penelitian ini adalah :
1. Berapa waktu pengolahan terbaik pada Pengolahan limbah cair songket
dengan komposisi arang aktif cangkang bintaro pada membran keramik 0%,
10% dan 20%?
2. Bagaimana pengaruh perubahan warna limbah cair songket terhadap
komposisi arang aktif cangkang bintaro pada membran keramik 0%, 10%
dan 20%?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh membran keramik dengan komposisi arang
aktif bintaro terhadap pengolahan limbah cair songket
2. Untuk mengetahui hasil penggunaan membran keramik dengan komposisi
arang aktif bintaro terhadap pengolahan limbah cair songket yang dapat
memenuhi kondisi air limbah siap buang menurut Standar Nasional
Indonesia.
1.4. Hipotesa
1. Pengolahan limbah cair songket dengan menggunakan teknologi membran
keramik berkomposisi arang aktif cangkang bintaro dapat menurunkan
kadar COD, BOD, TSS, kekeruhan pada limbah cair songket.
2. Penambahan komposisi arang aktif cangkang bintaro dapat menjadikan
warna limbah cair songket menjadi jernih.
1.5. Ruang Lingkup
Limbah songket merupakan zat warna procion blue yang bersifat racun bagi
manusia dan makhluk hidup. Pengolahan limbah cair dengan memperhatikan
kandungan di atas dapat membuat air limbah mencapai standar air baku limbah,
maka ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Buah bintaro yang digunakan bersumber dari gedung pascasarjana
universitas sriwijaya Palembang dan di Tanjunglago, Kabupaten
4

Banyuasin, Sumatera Selatan yang ditanam di sekitar halaman maupun di


sekitar jalan raya.
2. Limbah songket yang digunakan didapat dari Pengrajin Songket rumahan
yang berdomisili di daerah 15 Ulu, Kertapati, Palembang, Sumatera Selatan.
4. Parameter yang digunakan dalam analisa air filtrat adalah pH, TSS, COD,
BOD dan kekeruhan.
5. Variabel yang digunakan dalam pengolahan limbah cair songket yaitu,
komposisi membran keramik dengan komposisi arang aktif cangkang
bintaro 0%, 10%, dan 20% yang berbasis zeolit dan clay.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah adanya
informasi ilmiah bagi dunia ilmu pengetahuan, khususnya perbandingan komposisi
arang aktif cangkang bintaro pada membran keramik berbasis zeolit dan clay untuk
pengolahan limbah cair songket, dan juga dapat memberi masukan bagi pihak
pabrik pengolahan air limbah industri tekstil terhadap hasil penelitian yang telah
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai