NO. URAIAN ANALISIS HASIL DISKUSI STRATEGI PERCEPATAN (SOLUSI)
1 Sering terlambat turunnya Petunjuk Kriteria : Pemerintah daerah perlu Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang meningkatkan koordinasi dengan dari beberapa Kementerian/Lembaga, bersumber dari pendapatan APBN yang pemerintah pusat terkait dengan sehingga berpengaruh terhadap dialokasikan kepada daerah tertentu dengan petunjuk pelaksanaan DAK. Agar tidak percepatan realisasi anggaran tujuan untuk membantu mendanai kegiatan menjadi hambatan, maka perlu diatur khusus yang merupakan urusan daerah dan waktu penyusunan juklak oleh sesuai dengan prioritas nasional. Kesesuaian pemerintah pusat antara prioritas nasional dan urusan daerah (kementerian/lembaga terkait) untuk mengharuskan adanya koordinasi yang bagus dapat menyelesaikan juklak DAK dalam pelaksanaan DAK. Pemerintah pusat sebelum tahun anggaran berjalan melalui kementerian/lembaga memberikan dimulai. Seperti untuk pekerjaan fisik petunjuk pelaksanaan DAK sebagai pedoman yang memakan waktu pengerjaan untuk pemerintah daerah menggunakan dana lama, maka perlu segera dibuatkan tersebut untuk pembangunan daerah. Juklaknya dan kalau bisa sebaiknya Penyebab : telah dikeluarkan sejak TA Pemerintah daerah menunggu petunjuk sebelumnya, sehingga tidak pelaksanaan DAK dari pemerintah pusat mengganggu pelakasanaannya. (kementerian/lembaga teknis terkait) dalam Jangan sampai Juklak DAK fisik baru melaksanakan program pembangunan daerah. dikeluarkan sekalian menunggu Juklak Juklak ini baru diterbitkan dan diedarkan pada DAK non fisik yang secara waktu tahun anggaran berjalan tidak pada awal tahun pengerjaannya bisa lebih cepat anggaran, sehingga waktu pelaksanaan anggaran selesai. menjadi sangat terbatas. Juklak tidak perlu dibuat sampai Akibat : serinci atau detail sekali, cukup garis- Realisasi anggaran atas DAK menjadi kurang garis besarnya saja, sebagai contoh terserap dengan optimal. Waktu untuk realisasi standarnya, pelaporan dan relatif sempit dan terdapat proses menunggu pengawasnya. Agar juklak tersebut yang sangat bergantung kepada pemerintah cepat selesai, dan Daerah yang pusat selaku penerbit juklak DAK. Pemerintah menerima pun lebih mudah daerah juga menjadi pasif kurang mempunyai melaksanakannya karena tidak diatur aktivitas kegiatan pada awal tahun anggaran terlalu rinci. karena harus menunggu juklaknya dulu untuk Perhitungan porsi Dana Alokasi dapat melaksanakan program pembangunan. Khusus memerlukan variabel perhitungan kompleks, sehingga perlu adanya otomatisasi perhitungan untuk bagian-bagian yang memungkinkan. Perhitungan porsi Dana Alokasi Khusus juga bersifat sangat politis, sehingga perlu meningkatkan transparansi dalam hal pembahasannya untuk meminimalisasi unsur politis yang tidak menguntungkan negara. 2 Masih terdapat persepsi yang tidak sama Kriteria : Dalam penerapan aplikasi baru, terhadap regulasi untuk proses Setiap pengadaan barang/jasa yang dilakukan pemerintah daerah perlu segera pengadaan barang dan jasa serta adanya oleh pemerintah daerah harus diumumkan mengupayakan untuk meminta asistensi perubahan dari aplikasi penyusunan terlebih dahulu dalam Rencana Umum dan bimbingan teknis mengenai Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (RUP) kepada masyarakat luas pada ketentuan dan penggunaan aplikasi RUP Pengadaan (SIRUP) menjadi versi 2.0 awal tahun anggaran. SIRUP (Sistem Informasi terbaru kepada LKPP atau pihak yang oleh LKPP Pusat yang memerlukan waktu Rencana Umum Pengadaan) merupakan aplikasi berkompeten lainnya. Selain itu, pengisiannya buatan Lembaga Kebijakan Pengadaan pemerintah daerah sebaiknya melakukan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) guna membantu evaluasi atas kendala dan hambatan pemerintah daerah mempublikasikan RUPnya. yang sering ditemui pengguna dan RUP menjadi langkah awal sebelum dilakukannya melaporkan usulan perbaikan yang lebih proses pengadaan lebih lanjut. sederhana dan dapat dipahami kepada Penyebab : LKPP selaku penanggung jawab aplikasi Terjadi perubahan mekanisme dalam SIRUP. Kelengkapan data dan pengumuman RUP dari semula yang dilakukan administrasi terkait untuk pengisian RUP melalui manual berubah menjadi aplikasi dengan juga perlu diperhatikan agar mendukung upload excel dan diganti lagi menjadi SIRUP versi terjadinya proses pengadaan yang 2.0 aplikasi berbasis web-based yang diluncurkan transparan, efisien dan akuntabel. pada akhir tahun 2016. Lembaga pemerintah tak akan lagi menginput rencana umum pengadaan satu tahun anggaran secara manual, namun ditarik otomatis oleh sistem berdasarkan seluruh isi rencana kerja anggaran/daftar pelaksanaan anggaran. Pada versi aplikasi ini dibutuhkan ketelitian dan data lebih rinci sehingga pengisiannya memerlukan waktu lebih lama untuk mengantisipasi human error Akibat : Pengumuman RUP kepada masyarakat luas tidak dapat dilakukan pada awal tahun 2017 sebagaimana yang dikehendaki. Operator aplikasi memerlukan petunjuk teknis atas penggunaan versi terkini dari aplikasi. Terlambatnya pengumuman pengadaan berdampak berkelanjutan terhadap proses pengadaan, sehingga akan terjadi penumpukan tagihan pengadaan pada akhir tahun anggaran 3 Dalam pelaksanaan kegiatan, setelah Kriteria : Dalam hal rekanan tidak meminta dilakukan proses pengadaan dan Menurut Perpres No 54/2010 dan direvisi Perpres uang muka kerja, hal ini tidak jadi penetapan pemenang, banyak pihak no 4/2015, atura pemberian Uang Muka kerja masalah karena uang muka kerja ketiga/rekanan tidak mengambil uang adalah (pasal 88 ayat 1) : bukanlah keharusan melainkan berupa muka atau tidak mengajukan sesuai a. mobilisasi alat dan tenaga kerja; bantuan uang bagi rekanan yang termin yang tertera dalam kontrak b. pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok memerlukan dana untuk memulai barang/material; dan/atau pekerjaan. Dalam hal rekanan memiliki c. persiapan teknis lain yang diperlukan bagi modal yang kuat, tidak jadi masalah pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa. tanpa uang muka, asal pekerjaan Yang besarnya adalah (pasal 89 ayat 2) untuk dapat berjalan dan selesai sesuai Usaha Kecil paling tinggi 30% (tiga puluh kontrak. perseratus) dari nilai Kontrak Pengadaan Rekanan tidak mengajukan penagihan Barang/Jasa atau untuk usaha non kecil paling pembayaran termin, yang hal ini pasti tinggi 20% (dua puluh perseratus) dari nilai akan menganggu perencanaan kas Kontrak Pengadaan Barang/Jasa. Sedangkan yang telah dibuat sesuia dengan pembayaran untuk pekerjaan tersebut diatur kontrak perjanjian maka Petugas dalam (pasal 89 ayat 1) yaitu pembayaran Pembuat Komitmen (PPK) dapat bulanan, pembayaran berdasarkan tahapan mengingatkan kepada rekanan baik penyelesaian pekerjaan (termin), atau secara lisan maupun tertulis, bahwa pembayaran secara sekaligus setelah jadwal pengajuan termin sudah dekat, penyelesaian pekerjaan. Dan juga ayat 4 yaitu : dekat catatan persentase (%) Pembayaran bulanan/termin untuk Pekerjaan pekerjaan telah diselesaikan sesuai Konstruksi, dilakukan senilai pekerjaan yang telah dengan syarat pembayaran termin. terpasang. Penyebab : Banyak dijumpai rekanan atau pihak ketiga kesulitan dalam menghitung permintaan uang muka yang mereka perlukan, dan bagi rekanan yang masih tergolong pengusaha kecil tetapi memiliki pekerjaan yang banyak mereka belum memiliki bagian keuangan sendiri yang handal, sehngga kesulitan dalam pengadminitrasian atas pekerjaan-pekerjaan yang mereka kerjakan sehingga mereka sering lupa dan belum siap untuk mengajukan penagihan pembayaran termin kontrak. Akibat : Karena rekanan tidak/ terlambat dalam pengajuan Uang muka atau pembayaran termin akan mempengaruhi kinerja perencaan keuangan, dan juga pelaporan penyerapan anggaran 4 Proses realisasi penyerapan anggaran Kriteria : Dilaksanakan beberapa hal yang dapat pada masing-masing lingkup pemerintah Proses realisasi penyerapan anggaran harus menyadarkan personel pemda akan di daerah belum bisa dijadikan tolok ukur memperhatikan target penyerapan yang dapat pentingnya penganggaran kinerja daerah itu sendiri. Sebab masih diraih dalam pelaksanaan anggaran tahun bulanan/triwulanan untuk banyak daerah Kabupaten/Kota belum berjalan. Target yang ditetapkan adalah target kepentingan manajerial. bisa mengukur/menetapkan target yang telah dihitung dengan cermat dan Personel penganggaran di pemda penyerapan untuk tiap bulan/triwulan mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan perlu mendapatkan arahan dari jajaran sesuai dengan kemampuannya. Banyak dengan kelancaran pelaksanaan anggaran. pimpinan pemda bahwa simplifikasi Kabupaten/Kota dalam menetapkan Penyebab : ini akan berdampak buruk pada target penyerapannya terlalu tinggi, 1. Pemahaman yang kurang mendalam yang manajerial dan harus dilaksanakan sehingga terjadi deviasi yang besar dimiliki personel pemda terkait fungsi sebagaimana seharusnya, bukan antara target dan penyerapannya. penganggaran sehingga kurang menganggap melakukan simplifikasi. penting fungsi penganggaran Perlu diadakan integrasi jadwal bulanan/triwulan, hanya merata-ratakan saja pengadaan pemda mulai dari proses sepanjang tahun untuk periode pelelangan hingga penyelesaian bulanan/triwulanan. Misalnya untuk target pengadaan dan pembayaran. anggaran bulanan, anggaran tahunan yang Perlu komitmen dari pimpinan hingga dibagi menjadi 12 bulan. staf di pemda untuk melaksanakan 2. Praktik-praktik simplifikasi yang diterapkan kegiatan/program sesuai dengan oleh pemda dengan cara menggunakan target yang telah ditetapkan. realisasi anggaran bulanan/triwulanan tahun Perlu dirumuskan bersama mengenai lalu yang langsung digunakan sebagai pola batas-batas atau kategori yang anggaran di tahun depan, tanpa melihat realistis dan reliabel terkait penetapan adanya perubahan kebutuhan di tahun suatu pengadaan yang disebut layak berikutnya. dan bebas korupsi. 3. Aparatur di pemda kurang memperhatikan Perlu adanya kesadaran dari pemda pola pengadaan yang cenderung masih ataupun dorongan dari pemerintah melambat di awal periode anggaran, sehingga pusat untuk membuat pemda dapat anggaran untuk pos-pos belanja tertentu menyusun anggaran dengan lebih seperti belanja modal belum dapat realistis. Misalnya dengan menetapkan direalisasikan pada periode awal tahun batas maksimal defisit anggaran, dan anggaran. lain-lain. 4. Rancangan program-program dan kegiatan- Perlu adanya komitmen peningkatan kegiatan yang kurang efektif dan semangat efektifitas komunikasi dari tingkat efisiensi yang belum maksimal di jajaran jajaran pimpinan hingga ke seluruh pemda, membuat pemda membatalkan lapisan staf di pemda untuk kegiatan/program tersebut yang memformulasikan target kinerja mengakibatkan penyerapannya jauh lebih bersama, sehingga segala kegiatan rendah dibandingkan targetnya. dan program yang direncanakan 5. Pejabat berwenang di pemda menjadi sangat dapat saling mendukung dan tidak hati-hati dan cenderung meminimalisasi tumpang tindih. proses pengadaan di pemda. Hal ini membuat Pemda dan pemerintah pusat harus pemda tertentu mengalami penurunan saling bekerja sama dalam hal transfer realisasi yang drastis dari kegiatan knowledge mengenai tata cara pengadaan, terutama dari kegiatan yang penyusunan rencana kegiatan sedetail jumlah Rupiahnya besar. mungkin, sehingga dapat 6. Anggaran yang disusun kurang realistis menghasilkan rencana kerja sedetail seperti pendapatan yang cenderung mungkin baik di pempus dan di dianggarkan sangat rendah dan anggaran pemda. belanja dianggarkan sangat tinggi selalu Hal yang sedang diusahakan oleh menyumbang defisit setiap tahunnya. semua pihak, termasuk pemerintah Sehingga menjadi sulit mem-break down-nya saat ini agar proses penganggaran menjadi anggaran yang lebih realistis pada pemda menggunakan template periode bulanan/triwulanan. tertentu dan dilaksanakan 7. urang terintegrasinya rencana setransparan mungkin untuk kegiatan/program antar SKPD di pemda menghindari campur tangan dari tertentu serta kurang koordinasi saat berbagai pihak. pelaksanaan kegiatan/program tersebut yang menyebabkan penganggaran kegiatan/program disusun tumpang tindih antar SKPD yang menyebabkan pemda kesulitan saat melaksanakan realisasinya jika berulang-ulang dilakukan. 8. Pemda belum menyusun indikator dan variabel pendukung kegiatan/program yang direncakan beserta kebutuhan dananya secara rinci dan detail, namun hanya masih berupa target besaran saja. Hal ini membuat perbedaan yang sangat besar antara target dengan realisasi karena belum memprediksikan keadaan yang akan dihadapi secara nyata pada saat pelaksanaan kegiatan/program. 9. Intervensi dari berbagai pihak saat penyusunan anggaran tahunan pemda membuat SKPD akan menghadapi permasalahan saat melaksanakan realisasi yang tidak sesuai dengan kemampuan atau target yang sebenarnya ingin dan mampu dicapainya. Akibat : Target penyerapan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah terlalu tinggi, sehingga terjadi deviasi yang besar antara target dan penyerapannya.