PENDAHULUAN
Dampak penyalah gunaan obat obat terlarang adalah terletak pada bahaya yang
ditimbulkannya yang paling ditakuti oleh umat di dunia, tidak mengenal Negara, suku bangsa,
jenis kelamin, usia, kondisi ekonomi, warnakulit, maupun lingkungan.Yang jelas tidak ada yang
mampu menjamin bahwa lingkungannya telah terbebas dari obat obatan terlarag tersebut,
termasuk di lingkungan perguruan tinggi sekalipun.
Meskipun orang yang terlibat dalam obat obatan terlarang diberi sanksi hukuman, tapi tidak
membuat peredaran dan pemakainya jera dan terhenti. Secara nasional hampir setiap tahun
kasus ini meningkat jumlahnya. Menyikapi banyaknya kasus yang tercatat dipihak kepolisian,
kita sebagai generasi muda harus waspada diri jangan sampai ikut terlibat didalamnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Depressant
a. Alkohol adalah suatu cairan yang berbahaya yang biasa dicampurkan ke dalam
segala jenis minuman keras, yang bila diminum akan merusak tubuh, pikiran, dan
berpengaruh pada hubungan sosial dengan sesama manusia, juga hubungan rohani
dengan sesama saudara seiman.
b. barbiturates adalah sekelompok obat penenang yang mengurangi aktivitas di otak;
menimbulkan kecanduan dan kemungkinan fatal ketika diambil bersamaan
dengan alkohol. Barbiturat terutama digunakan untuk sedasi ringan, anestesi
umum, dan sebagai pengobatan untuk beberapa jenis epilepsi.
3. Hallucinogen
a. LSD atau yang disebut (Lysergyc Acid Diethylamide) merupakan narkotika sintetis
yang dibuat dari sari jamur kering yang tumbuh di rumput gandum dan biji-bijian.
Asam lysergic dari jamur (ergot) inilah yang kemudian diolah menjadi LSD. LSD
disebut-sebut sebagai salah satu jenis narkotika yang paling ampuh untuk
mengubah suasana hati. Obat ini juga merupakan jenis halusinogen yang
memengaruhi mental seseorang.
b. Mescaline adalah salah satu zat kimia aktif yang dapat menimbulkan efek
halusinasi. Efek yang ditimbulkan adalah seperti mimpi dengan halusinasi pada
indera auditori dan visual. Biasanya cocok untuk introspeksi diri dan meditasi. Nah,
zat yang terkandung dalam Peyote inilah yang dapat menimbulkan efek halusinasi
apabila dikonsumsi.
4. Narkotika
a. Heroin obat ilegal yang sangat adiktif dan penggunaannya merupakan masalah
serius di Amerika. Heroin adalah golongan opiat yang paling banyak
disalahgunakan dan paling adiktif. Heroin diproses dari morfin, suatu zat alami
yang diekstrak dari biji varietas tanaman poppy tertentu
b. Putaw adalah minuman khas Cina yang mengandung alkohol dan rasanya seperti
minuman greensand. Putaw yang sejenis dengan heroin ini masih serumpun dengan
ganja. Kadar narkotik yang terkandung di dalamnya lebih rendah dari heroin. Putaw
bagi para penikmat narkotika, menggunakannya untuk menimbulkan kenikmatan yang
luar biasa. Putaw menimbulkan ketagihan, dan bila diputus oleh penggunanya, maka
seluruh badan akan terasa sakit, tulang dan sendi terasa ngilu, mata berair, kepala
sangat pening, diare, dan sebaliknya bila kelebihan dosis, akan menyebabkan kematian
c. Morfin adalah jenis obat yang masuk ke dalam golongan analgesik opium atau
narkotik. Obat ini digunakan untuk mengatasi rasa sakit yang terbilang parah dan
berkepanjangan atau kronis, seperti misalnya nyeri pada kanker stadium lanjut.
Morfin bekerja pada saraf dan otak sehingga tubuh tidak merasakan rasa sakit.
morfin sangat menyebabkan ketergantungan. Risiko ketergantungan ini bahkan
lebih tinggi lagi pada pasien yang di masa lalunya pernah kecanduan alkohol atau
narkoba
Dari 4 kategori diatas, diantaranya kita mengenal beberapa nama obat terlarang yang
umum kita ketahui seperti, coffein, nikotin, kokain, sabu-sabu, ekstasi, alcohol,
heroin, putaw, morfin.
Secara umum efek penggunaan obat-obat terlarang terdiri dari ketergantungan psikologis
(menjadi kebiasaan yang susah untuk dihentikan) dan ketergantungan secara fisik (menjadi
kecanduan).
Pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai
dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat
pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.
Dampak Fisik:
Dampak Psikis:
Dampak Sosial:
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan
mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak
mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat
kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga
berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri,
pemarah, manipulatif, dll.
1. Pembinaan
Hal ini ditujukan kepada LPM(Lembaga Pembinaan Masyarakat ) untuk Melakukan
Pembinaan kepada Masyarakat yang belum menggunakan Narkoba, Prinsipnya
adalah meningkatkan peran dan kegiatan agar Masyarakat yang belum memakai
narkoba akan lebih baik hidupnya dan lebih sejahtera sehingga mereka tidak berfikir
atau berencana memakai barang haram tersebut.
2. Program Pencegahan (Preventif)
Hal ini ditujukan kepada Masyarakat yang belum menggunakan Narkoba.
a. Meningkatkan Iman dan Taqwa melalui Pendidikan Agama dan keagamaan Baik
di Sekolah maupun di Lingkungan Masyarakat.
b. Pembinaan Kehidupan Keluarga yang Harmonis dengan penuh Perhatian dan
Kasih Sayang.
c. Orang tua memberikan teladan dan bimbingan yang Baik kepada anak-anaknya.
d. Menjalin Komunikasi yang Baik antara anak dengan Orang tua.
e. Anak diberikan Pengetahuan sedini mungkin tentang Narkoba dan Dampak
Negatif yang ditimbulkanya.
3. Pengobatan (Kuratif)
Ditujukan kepada para pengguna Narkoba tujuanya adalah untuk mengobati atau
Menghentikan dari Ketergantungan narkoba . Pengobatan harus dilakukan oleh
dokter yang menangani dan mempelajari kasus Narkoba.
4. Rehabilitasi
Yaitu Upaya Penyembuhan atau Pemulihan Kesehatan Jiwa dan Raga yang di
tujukan kepada Pemakai Narkoba.Tujuanya Agar para Pemakai benar-benar dapat
terlepas dari ketergantungan penggunaan Narkoba.
5. Represif
Merupakan program Pemerintah untuk mengawasi dan mengendalikan produksi dan
pengedaran narkoba.Program ini ditujukan kepada produsen,bandar,pengedar,dan
opemakai berdasarkan hukum.
Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Republik Indonesia secara resmi tercantum di
dalam alenia ke-empat Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yang ditetapkan oleh
PPKI tanggal 18 Agustus 1945.Pancasila yang disahkan sebagai dasar negara yang
dipahami sebagai sistem filsafat bangsa yang bersumber dari nilai-nilai budaya
bangsa.Sebagai ideologi, nilai-nilai Pancasila sudah menjadi budaya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi saat ini nilai-nilai
luhur pancasila diindikasikan mulai dilupakan masyarakat Indonesia.Sendi-sendi
kehidupan di masyarakat sudah banyak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur
Pancasila.
Penjualan obat obatan terlarang memiliki hubungan dan keterkaitan dengan nilai-
nilai Pancasila, karena penggunaan penyalahgunaan narkoba adalah perilaku yang
menyimpang dari nilai-nilai Pancasila.
Sehingga dapat disimpulkan Bahwa Hubungan Penjualan obat obatan
terlarang (Narkoba) terhadap nilai-nilai Pancasila adalah :
1. penjualan obat obatan terlarang dapat dan diperbolehkan digunakan dalam bidang
kesehatan dan dengan jumlah yang sedikit dan tidak menyalahi atuaran kemanusiaan
sesuai dengan kandungan nilai Pancasila sila ke dua.
2. apabila penjualan obat obatan terlarang dan disalahgunakan oleh pembelinya maka
perbuatan si pemakai dan si penjual menyimpang dari nilai-nilai Pancasila sila Pertama,
Kedua ,dan Ketiga. Sila Pertama yaitu Penjual tidak percaya terhadap Tuhan yang
Maha Esa, karena ia lebih percaya terhadap uang hasil penjualan Narkoba untuk
menafkahi dirinya dan keluaraga dan menghilangkan masalah yang terjadi pada dirinya
daripada hasil kerja yang baik menurut ajaran agama. Sila Kedua yaitu Penjual
menghasut, merusak dan membunuh orang yang membeli dengan menjual narkoba ke
orang lain. Sila Ketiga yaitu penjual tidak menghiraukan dampak-dampak yang terjadi
terhadap orang lain dan masyarakat.
Menurut Sholikah dkk, keterkaitan narkoba dengan nilai-nilai pancasila adalah sebagai
berkut:
1. penjualan obat obatan terlarang (Narkoba) jika digunakan dalam bidang medis dan
dengan kuantitas yang sedikit perbolehkan selama tidak menyalahi aturan yang
sesuai dengan sila ke II. Maksudnya setiap manusia memiliki hak untuk hidup dan hak
untuk sehat. Hak-hak tersebut menjadi cerminan dari sila ke II Kemanusiaan yang
adil dan beradap.
2. Jika narkoba disalahgunakan maka perbuatan tersebut adalah penyimpangan dari sila I,
II dan III. Karena dengan melakukan penyalah gunaan narkoba berarti para pemakai
tidak percaya bahwa Tuhan itu ada dan hanya Dia-Lah dzat Yang Maha Segalanya,
dimana seharusnya tempat untuk mengadu atas masalah-masalah yang dihadapi adalah
Tuhan, bukannya menggunakan ataupun menjual narkoba. Narkoba hanyalah membuat
mereka lupa dengan masalah yang mereka hadapi dalam beberapa saat. Tindakan
tersebut tidak mencermikan sila I. Selain itu narkoba akan membuat mereka menyalami
kecanduan dan membuat kesehatan mereka menjadi rusak bahkan dapat membuat
mereka mati. Itu merupakan penyimpangan dari sila ke II. Disisi lain mereka yang telah
menyalami kecanduan narkotika biasanya lebih suka menyendiri dan lebih
mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan umum atau bersama,
tindakan tersebut bertolak belakang dengan nilai-nilai pancasila sila ke III.