-Hafizhatunnisa-
1. Faktor-faktor Pertumbuhan Mikroba
1. Suhu
2. Kandungan air
Setiap mikroba memerlukan kandungan air bebas tertentu untuk hidupnya. Diukur dengan
parameter aw (water activity) atau kelembaban relatif.
Mikroba umumnya dapat tumbuh pada aw 0,998-0,6.
Bakteri umumnya memerlukan aw 0,90-0,999, tetapi bakteri halofil hanya memerlukan
aw 0,75
Mikroba yang osmotoleran dapat hidup pada aw terendah (0,6) misalnya khamir
Saccharomyces rouxii.
Aspergillus glaucus dan jamur benang lain dapat tumbuh pada aw 0,8.
Mikroba yang tahan kekeringan dengan membentuk spora, konidia atau dapat
membentuk kista
3. Tekanan osmosis
Tekanan osmose sebenarnya sangat erat hubungannya dengan kandungan air.
Apabila mikroba diletakkan pada larutan hipertonis, maka selnya akan mengalami plasmolisis,
yaitu terkelupasnya membran sitoplasma dari dinding sel akibat mengkerutnya sitoplasma.
Apabila diletakkan pada larutan hipotonis, maka sel mikroba akan mengalami plasmoptisa, yaitu
pecahnya sel karena cairan masuk ke dalam sel, sel membengkak dan akhirnya pecah
Mikroba osmofil, adalah mikroba yang dapat tumbuh pada kadar gula tinggi
Mikroba halofil, adalah mikroba yang dapat tumbuh pada kadar garam halogen yang
tinggi
Mikroba halodurik, adalah kelompok mikroba yang dapat tahan (tidak mati) tetapi tidak
dapat tumbuh pada kadar garam tinggi, kadar garamnya dapat mencapai 30 %.
4. pH
Tingkat keasaman mempengaruhi viabilitas mikroba. Lebih mudah dibunuh dengan pemanasan
saat asam. Pengelompokkan mikroba berdasarkan pH :
Asidofil, tumbuh pada pH 2,0 5,0
Neurofil, tumbuh pada pH 5,5 8,0
Alkalifil, tumbuh pada pH 8,4 9,5
Mikroba memiliki pH minimum, optimum dan maksimum
Jamur kisaran pH luas
Khamir 4,0 4,5
Bakteri 6,5 7,5
Kestabilan pH dijaga dengan buffer
Misal KH2PO4 dan K2HPO4
Logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Au, dan Pb pada kadar rendah dapat bersifat meracun
(toksis). Logam berat mempunyai daya oligodinamik, yaitu daya bunuh logam berat pada kadar
rendah. Ion-ion lain yang dapat mempengaruhi kegiatan fisiologi mikroba, yaitu ion sulfat,
tartrat, klorida, nitrat, dan benzoat. Dapat mengurangi pertumbuhan mikroba tertentu. Sering
digunakan untuk mengawetkan suatu bahan, misalnya digunakan dalam pengawetan makanan.
Senyawa lain yang juga mempengaruhi fisiologi mikroba, misalnya asam benzoat, asam
asetat, dan asam sorbat.
6. Radiasi
Radiasi menyebabkan ionisasi molekul-molekul di dalam protoplasma. Cahaya umumnya
dapat merusak mikroba yang tidak mempunyai pigmen fotosintesis. Cahaya mempunyai
pengaruh germisida, terutama cahaya bergelombang pendek dan bergelombang panjang.
Pengaruh germisida dari sinar bergelombang panjang disebabkan oleh panas yang
ditimbulkannya. Sinar inframerah, Sinar x, sinar ultra violet, dan sinar radiasi lain dapat
membunuh mikroba. Apabila tingkat iradiasi yang diterima sel mikroba rendah, maka dapat
menyebabkan terjadinya mutasi pada mikroba.
7. Tegangan permukaaan
8. Tekanan hidrolistik
9. Getaran
Getaran mekanik dapat merusakkan dinding sel dan membran sel mikroba.
Banyak dipakai untuk memperoleh ekstrak sel mikroba.
Getaran suara 100-10.000 x/ detik juga dapat digunakan untuk memecah sel.
10. Interaksi positif antar jasad dalam satu populasi yang sama
1. Kurang higienis
Virus2 seperti hepa A dan norowalk mudah bertransimatsi pada makanan laut, salad,
dan sayuran juga buah ketika seseorang memindahkan makanan tsb tanpa mencuci tangan
setelah dr toilet. Begitu jg dg memegang food utensil. Demikian jg yg terjd saat terdpt luka
terbukapd kulit, staphylococcus aureus adalah salah satu contoh virus yg mudah masuk.
Mutu pangan : Nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan pangan, kandungan gizi, dan
standar perdagangan terhadap bahan makanan, makanan, dan minuman.
dapat diperoleh melalui program jaminan mutu dan keamanan pangan dilakukan pada kegiatan
budi daya, pasca panen, pengolahan, pendistribusian, penjualan hingga ke konsumen
1. GAP
Suatu pedoman yang menjelaskan cara budidaya tumbuhan yang Baik agar menghasilkan pangan
bermutu, aman, dan layak dikonsumsi. Tujuan :
(1) meningkatkan produksi dan produktivitas,
(2) meningkatkan mutu hasil buah-buahan termasuk keamanan konsumsi,
(3) meningkatkan efisiensi produksi dan daya saing,
(4) memperbaiki efisiensi penggunaan sumberdaya alam,
(5) mempertahankan kesuburan lahan, kelestarian lingkungan dan sistem produksi yang
berkelanjutan,
(6) mendorong petani dan kelompok tani untuk memiliki sikap mental yang bertanggung
jawab terhadap kesehatan dan keamanan diri dan lingkungan
(7) meningkatkan peluang penerimaan oleh pasar internasional dan
(8) memberi jaminan keamanan terhadap konsumen.
Sasaran yang akan dicapai adalah terwujudnya keamanan pangan, jaminan mutu, usaha
agribisnis hortikultura berkelanjutan dan peningkatan daya saing.
2. GHP
Suatu pedoman yang menjelaskan cara Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian yang Baik agar
menghasilkan pangan bermutu, aman, dan layak dikonsumsi. meliputi:
1. Pemetikan 3. Sortasi
2. Pengangkutan dari kebun 4. Pembersihan
5. Grading 8. penyimpanan dan
6. Pengemasan 9. pengangkutan.
7. Pelabelan
3. GMP
Sistem yang memuat persyaratan yang harus dipenuhi oleh industri makanan dan kemasan terkait
dengan keamanan pangan, kualitas, dan persyaratan hukum. Produksi makanan yang tidak aman
dapat mengakibatkan keracunan makanan, penarikan produk, proses hukum/pengadilan yang
panjang dan mahal dan tanpa disadari dapat merusak reputasi public. meliputi:
4. GDP
Alat angkut dan kontainer untuk mengangkut pangan harus selalu dalam keadaan bersih, terawat,
dan kondisi yang baik. Untuk kendaraan nonpangan dilakukan desinfeksi di antara waktu
pengangkutan.
5. GRP
Manfaat :
(1) mengatur cara penempatan pangan dalam lemari gerai dan rak penyimpanan agar tidak
terjadi pencemaran silang;
(2) mengendalikan stok penerimaan dan penjualan;
(3) mengatur rotasi stok pangan sesuai dengan masa kedaluwarsanya; dan
(4) mengendalikan kondisi lingkungan penyimpanan pangan khususnya yang berkaitan
dengan suhu, kelembaban, dan tekanan udara
6. GCP
Berhubungan dengan keamanan produk pangan sampai pada konsumen akhir. Info layanan
konsumen kepuasan konsumen/pelanggan sebagai acuan.
HACCP
merupakan sistem analisis bahaya dan titik kendali kritis. Konsep HACCP merupakan suatu
metode manajemen keamanan makanan yang sistematis dan didasarkan pada prinsip-
prinsip yang sudah dikenal, yang ditujukan untuk mengidentifikasi kemungkinan
munculnya bahaya pada setiap tahapan dalam rantai persediaan makanan dan tindakan
pengendalian ditempatkan untuk mencegah munculnya bahaya tersebut.
Menurut Pierson dan Corlett (1992) sistem HACCP bersifat pencegahan untuk
mengendalikan suatu area atau titik dalam sistem produksi pangan, yang mungkin
berkontribusi terhadap suatu kondisi bahaya, baik kontaminasi mikroorganisme patogen,
objek fisik, kimiawi.
PRINSIP
(wajib hafal)
1. Identifikasi/analisis bahaya 5. Tindakan koreksi thd penyimpangan
2. Penetapan CCP (critical control point) 6. Verifikasi
3. Penetapan batas / limit kritis 7. Dokumentasi
4. Pemantauan CCP & batas kritis
(monitoring)
Pengendalian non-conformity
Produk yang tidak sesuai adalah produk yang sudah tidak memenuhi persyaratan
spesifikasi produk. Produk yang tidak sesuai ini dapat berupa penyimpangan mutu
(Quality) maupun penyimpangan keamanan pangan (Food Safety).
Penyimpangan Quality adalah penurunan mutu secara organoleptik dari pangan yang
menyebabkan produk tidak sesuai persyaratan penerimaan namun produk masih aman
untuk dikonsumsi.
Contoh penyimpangan Quality pada produk roti misalnya warna produk tidak standar,
rasa, atau bentuk dan ukuran produk yang tidak sesuai standar. Contoh penyimpangan
Food Safety pada produk roti misalnya terkontaminasi logam berat, terkontaminasi
mikroba, produk berjamur, dan sebagainya yang berpotensi membahayakan kesehatan.
Produk yang tidak sesuai berdasarkan kualitas dapat dijual kepada karyawan dengan
harga yang rendah. Produk yang tidak sesuai berdasarkan keamanan pangan maka
direject dan dihancurkan sebagai limbah.
Penerapan HACCP :
3. BTP ALAMI
BTP a/ zat tambahan yg bertjuan untuk mendapatkan hasil secara lgs/tdk lgs menjadi komponen
yg memberikan efek perubahan pd karaketer makanan.
Terbagi jadi 2 :
1. GRAS (Generally Recognized as Safe), zat ini aman dan tidak berefek toksik misalnya
Lesitin
2. ADI (Acceptable Daily Intake), jenis ini selalu ditetapkan batas penggunaan hariannya
(daily intake) demi menjaga/melindungi kesehatan konsumen.
Tujuan
1. Antioksidan alami
Berguna u/ mencegah bau dr oksidasi lemak. Ada di daging, minyak2an, makanan
goreng, snack yg di extrude. Berikut bbrp diantaranya :
a) Polyphenol
b) Vit C
c) Beta-karotene
d) Vit E
e) Carotenoid
2. Antimikroba alami
Syarat : 4. Unaffected by pH
5. Tdk memberi berwarna dan berbau
1. Punya lebih dr 1 inhibitor 6. Tdk toksik
2. Dpt aktif pd konsentrasi rendah 7. Dll
3. Stabil panas
a. Antimikroba yg berasal dr mikroorganisme :
1. Bacteriosins
Nisin, diaplikasikan pada minuman berbasis susu, daging dll
Nisin dihasilkan oleh Lactococcus Lactis
Pediocin, antimikroba yang digunakan untuk melawan Listeria
Pediocin dihasilkan oleh bakteri Pediococcus acidilactici, Enterococin EFS2
Sakacin: cooked ham
Sakacin Dihasilkan oleh Lactobacillus sake
2. Natamycins
Secara aktif melawan kapang dan khamir pada keju, roti, juga dapat diaplikasikan pada
sosis, jus anggur
Natamycin diproduksi dengan fermentasi Streptomyces natalensis
3. Reuterin
Berasal dr lactobacillus reuteri yg diaktifkan oleh spesies listeria
Lysozyme: diturunkan dari telur, merupakan enzim yang sangat aktif dalam
menghancurkan dinding sel bakteri. Juga dapat bersifat sebagai antifungi
Application in cheese, biofilms and edible coatings
enzyme lactoperoxidase: maintain raw milk. Berlimpah di susu
Application: By adding thiocyanate to the milk, the lactoperoxidase system will start,
displaying its antimicrobial activity.
Lactoferin: Diisolasi dari susu sapi. Laktoferin menghambat bakteri dengan mengikat zat-
zat besi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri terutama bakteri patogen
Application in cheese, biofilms and edible coatings. Aktif dalam menghambat pertumbuhan
bakteri S. aureus, Bacillus dan L. monocytogenes
3. Pewarna alami
Tujuan :
a Memberi kesan menarik bagi konsumen
b Menyeragamkan warna pangan
c Menstabilkan warna
d Menutupi perubahan warna selama proses pengolahan
e Mengatasi perubahan warna selama penyimpanan
a. Clorophyll
alfalfaproduk olahan susu, soups, minuman dan gula konfeksi
b. Carotenoid
Annatto dr komponen bixin dan norbixin u/ olahan susu, biskuit, ikan, sof drink.
1. Antosianin, rosella
2. Beta-karoten
3. Likopen,di tomat
4. Lutein, di bunga kenikir
c. Betalain buah bit u/ dairy product, daging dll
d. Curcumin
e. Karamel, berwarna coklat, untuk jeli, acar ketimun dan yogurt
4. Pemanis alami
a) Sukrosa
b) Gula alkohol: sorbitol, manitol dan xylitol
Sorbitol : memiliki tingkat kemanisan 0,5 sampai dengan 0,7 kali tingkat kemanisan sukrosa.
diproduksi dari umbi tanaman singkong, alga merah, juga terdpt pada buah pir, apel, ceri.
Produksi sorbitol secara komersil dilakukan melalui hidrogenasi glukosa dg tekanan tinggi.
Manitol : memiliki tingkat kemanisan 0,5 sampai dengan 0,7 kali tingkat kemanisan sukrosa.
Terdpt pd nanas, asparagus, ubi jalar, dan wortel
Xylitol : Kemanisan hampir sama dengan kemanisan sukrosa, lebih tinggi dibandingkan
manitol dan sorbitol.(?)Produksi xylitol dapat dilakukan dengan cara hidrogenasi xylose
dengan katalis Nikel pada temperatur tinggi. Konsumsi xylitol secara oral hanya
menyebabkan sedikit kenaikan gula darah pada orang normal maupun penderita diabetes
Gula alkohol tidak dapat difermentasi oleh bakteri Streptococcus mutans yang
menyebabkan karies gigi.
Karies pada gigi disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutans, yang dapat
memetabolisme gula membentuk asammenyebabkan demineralisasi email gigi
c) Stevia
Food application: beverages, dairy products, ice cream, frozen desserts, sugar-free confectionary,
mints, dried sea-foods and sauces. Komponen pemanis utama dari stevia adalah stevioside yang
tingkat kemanisannya mencapai 200-300 kali sukrosa.
6. Thickening agent
starch, xanthan, galactomannans like guar gum and locust bean gum (LBG), gum Arabic or
acacia gum, gum karaya, gum, tragacanth.
Food Application: In dessert sauces like strawberry sauce, soup cream, ketchup, whipped
topping
7. Gelling agent
8. Pengemulsi alami
Pengemulsi alami seperti telur, fosfolipid, lesitin dan protein susu. Struktur pengemulsi :
1. Gugus kepala yang bersifat hidrofilik berada pada fase akueous
2. Gugus ekor yang bersifat hidrofobik berada pada fase minyak
Produk: margarin, mayonaise, baked goods, confectionary, chocholate, dairy products, ice cream
kalsium algiant
natrium karbonat
monogliserida, digliserida, SPAN
kalsium laktat
kalsium klorida
as.L-glutamat, as.inosinat
natrium laktat
kalsium karbonat, kalsium asetat
Kelebihan pewarna buatan : Warna yang dihasilkan dari pewarna buatan akan tetap cerah meskipun sudah mengalami proses
pengolahan dan pemanasan, sedangkan pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran pada saat diolah dan
disimpan.
Kelemahan : rawan terkontaminasi arsen dan logam berat, mudah tertinggal senyawa berbahayanya.
Ada 4 jenis : 1. DYE, bentuk bubuk dan granula, 2. FD&DYE, berbentuk larut air, 3. LAKE gabungan dr DYE dan radikal biasa,
4. FD&C Lake, tdk larut air