Anda di halaman 1dari 52

PROPOSAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN


REMAJA TENTANG PERUBAHAN FISIK PASCA PUBERTAS
DI SMP PGRI SERPONG PROVINSI BANTEN
KECAMATAN SERPONG TANGERANG SELATAN
TAHUN 2017

OLEH :
ANNISA VITA WIDJAJA
163112540120495

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2017
DAFTAR PUSTAKA

Afriyanti,A. 2008. Karya Tulis Ilmiah Pengetahuan Remaja Terhadap Perubahan

Fisik Pada Masa Pubertas di SDN Bugel 3 Tangerang. Tangerang: STIKBA

Aulia. 2009. Sumber Informasi Remaja. Jakarta: Erlangga

Beyth,M. & Conger & Deaux & Papalia & Olds. 2001. Perkembangan dan Keputusan

Seorang Remaja. Jakarta: Pustaka Setia

Conger,P. 1991. Perkembangan Pribadi dan Sosial. Jakarta: Erlangga

Fatimah,M.M. 2006. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Pustaka Setia

Faturrochman. 2009. Usia Remaja. Jakarta: Pustaka Setia

Gunarsa, D. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Pustaka Setia

Hurlock. 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Jones. 2009. Batasan Usia Pubertas. Jakarta: Pustaka Setia

Jones & Liewelly. 2009. Menarche dan Menstruasi. Erlangga

Konopka. 2003. Remaja Fase yang Paling Penting. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmojo, S. 2005. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmojo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmojo, S. 2005. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Olds. 2001. Perkembangan Pribadi dan Sosial. Jakarta: Pustaka Setia

Piaget. 2008. Perkembangan Kognitif. Jakarta: Pustaka Setia

Sabarguna. 2008. Karya Tulis Ilmiah untuk DIII Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto

Santrock. 2001. Perkembangan Kognitif. Jakarta: Rineka Cipta


Septian. 2009. Karya Tulis Ilmiah Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Sikap

Remaja Terhadap Perubahan Seks Pranikah di SMAN 10 Tangerang.

Tangerang: STIKBA

Sumapraja. 2007. Wanita dewasa Baik. Jakarta: Erlangga

Tanjung, A. & Indrasari, W. 2004. Proses Belajar Aktif Kespro Remaja. Jakarta:

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia

Visimedia. 2006. Intelektual Remaja. Jakarta: Pustaka Setia

Widyastuti, & Rahmawati, A. & Purnamaningrum, Y. 2009. Kesehatan Reproduksi.

Yogyakarta: Fitramaya

Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawihardjo

Yuliarti. 2009. Jenis Kelamin Berpengaruh Pada Tingkat Pengetahuan Remaja.

Jakarta: Erlangga

www.okanegara.wordpress.com diunduh pada hari rabu 11-06-2016 pukul 17.00 wib

http://www.datastatistik-indonesia.com/component/option_com_tabel/kat,

l/idtable,116/itemid,165 diunduh pada hari kamis 05-06-2016 pukul 13.12 wib

www.rumahbelajarpsikologi.com diunduh hari rabu 11-05-2016 pukul 17.00 wib

http://forbetterhealt.wordpress.com/2009/04/19/pengetahuan-dan-faktor-faktor-

yang-mempengaruhi diunduh hari minggu pukul 16.52 wib

http://www.bengkulu.bkkbn.go.id diunduh hari selasa 3-06-2016 pukul 05.40 wib

http://eprint.undip.ac.id/10681/1/abstrak.pdf diunduh tanggal 2-06-2016 pukul 21.25

wib
http://ilmukomputer2.blogspot.com/2009/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html

diunduh pada tanggal 15-06-2016 pukul 12.35 wib

http://ajjangberkarya.wordpress.com/2008/06/07/konsep-pengetahuan diunduh

pada tanggal 20-06-2016 pukul 09.50 wib


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Annisa Vita Widjaja

Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 10 Agustus 1983

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : depan stasiun Cisauk Kp.cibelut rt 01 rw 01 no. 35

Ds. Cibogo Kecamatan Cisauk

e-mail : nnizavitawidjaja99@gmail.com

Riwayat Pendidikan

1. SDN 1 CISAUK Tahun 1989-1995

2. SMPN 4 PUSPIPTEK Tahun 1995-1998

3. SMUN 1 SERPONG Tahun 1998-2001

4. DIII AKBID YAHMI TANGERANG Tahun 2003-2006

5. Fakultas Ilmu Kesehatan DIV Kebidanan Universitas Nasional Jakarta sedang

berlangsung
KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum Wr. Wb

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, taufik

dan hidayahnya kepada kita semua khususnya penulis sehingga dapat menyelesaikan

sebuah Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Pengetahuan Remaja Tentang Perubahan Fisik Pasca Pubertas di SMP PGRI

SERPONG Tahun 2017.

Dalam pelaksanaan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapat

kesulitan tetapi telah terselesaikan dengan adanya bantuan, dorongan, dan tentunya

telah mendapatkan banyak bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. DR. Rosmawaty Lubis, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Nasional dan pembimbing Akademik (pembimbing II) yang telah

banyak memberikan bimbingan dan meluangkan waktu pada penulis dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

2. Anni Suciawati, S.SiT, M.Kes, selaku pembimbing materi (pembimbing I) yang

telah banyak memberikan bimbingan dan meluangkan waktu pada penulis dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

3. Seluruh dosen dan Staff fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional yang telah

membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

4. Kepala Sekolah SMP PGRI SERPONG, Staff Guru-guru, dan siswa-siswi yang

telah memberikan izin dan tempat untuk penelitian Karya Tulis Ilmiah.
5. Mama dan papa tercinta terima kasih atas dukungan, bimbingan moril maupun

materil serta doa yang kalian berikan untuk anakmu ini yang tiada henti-hentinya

engkau panjatkan, dan selalu mengerti aku dalam suka maupun duka, dengan

keridhoan kalian aku dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Kakak dan adik terima kasih atas doa dan dukungan kalian aku bisa

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan lancar.

7. Tak lupa untuk sahabat-sahabat, teman-teman terima kasih atas motivasi dan

dukungannya.

Sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari kekurangan, tentunya dalam

penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menyadari bahwa studi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun agar dikemudian hari dapat lebih baik. Semoga karya tulis ilmiah ini

bermanfaat bagi kita semua umumnya dan profesi kebidanan khususnya. Amin.
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya Tulis Ilmiah : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


DENGAN PENGETAHUAN REMAJA
TENTANG PERUBAHAN FISIK PASCA
PUBERTAS DI SMP PGRI SERPONG TAHUN
2017
Nama Mahasiswa : Annisa Vita Widjaja
NPM : 163112540120495
Karya Tulis Ilmiah ini Telah Diperiksa dan Disahkan oleh Tim Penguji Fakultas
Ilmu Kesehatan Program DIV Kebidanan Universitas Nasional

Penguji I

(Rukmaini, S.ST, MKeb)

Penguji II

(Anni Suciawati, S.SiT, M.Kes)

Penguji III

(DR. Rosmawaty Lubis, M.Kes)

Tgl Lulus :
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan Hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Annisa Vita Widjaja

NPM : 163112540120495

Fakultas/program : Ilmu Kesehatan DIV Kebidanan

Tahun Akademik : 2017/2018

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan

Karya Tulis Ilmiah saya yang berjudul Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Pengetahuan Remaja Tentang Perubahan Fisik Pasca Pubertas di SMP PGRI

SERPONG Tahun 2017.

Apabila suatu saat saya nanti terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya

akan menerima sanksi yang telah ditetapkan. Demikian surat pernyataan saya buat

dengan sebenar-benarnya.

Tangerang, Juli 2017

(Annisa Vita Widjaja)


LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Karya Tulis Ilmiah : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


DENGAN PENGETAHUAN REMAJA
TENTANG PERUBAHAN FISIK PASCA
PUBERTAS DI SMP PGRI SERPONG TAHUN
2017
Nama Mahasiswa : Annisa Vita Widjaja
NPM : 163112540120495

Karya Tulis Ilmiah ini Telah Disetujui untuk Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji
Karya Tulis Ilmiah Fakultas Ilmu Kesehatan Program DIV Kebidanan
Universitas Nasional

Menyetujui,

Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua

(DR. Rosmawaty Lubis, M.Kes) (Anni Suciawati, S.SiT, M.Kes)

Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Nasional

(DR. Rosmawaty Lubis, M.Kes)


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa,

istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan. Menurut

klasifikasi World Healt Organization (WHO) masa pubertas mulai dari usia 14 tahun

pada pria dan usia 12 tahun pada wanita, batasan dalam hal ini adalah usia 10-19 tahun

(Jones, 2009).

Sementara United Nations (UN) atau PBB menyebutnya sebagai anak muda (young)

untuk usia 15-24 tahun, kemudian disatukan dalam batasan kaum muda (young people)

yang mencakup usia 10-24 tahun. Transisi ke masa dewasa bervariasi dari satu budaya

kebudaya lain, namun secara umum didefinisikan sebagai waktu dimana individu

mulai bertindak terlepas dari orang tua mereka. Di Amerika Serikat rata-rata anak

perempuan mempunyai tanda pubertas pada umur 12,5 tahun. Menarche atau

menstruasi merupakan salah satu perubahan pubertas yang pasti dialami setiap anak

(Jones dan Llewellyn, 2009).

Berdasarkan data statistic Indonesia jumlah penduduk remaja usia 10-19 tahun, laki-

laki 21.609.111 jiwa dan perempuan sebanyak 20.572.809 jiwa, tidak ada batasan yang

tajam antara masa kanak-kanak masa pubertas, akan tetapi dapat dikatakan bahwa

pubertas pada perempuan mulai dengan awal berfungsinya ovarium. Pubertas berakhir

pada saat ovarium sudah berfungsi dengan mantap dan teratur (Wiknjosastro, 2007).
Usia untuk mencapai fase terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak factor, antara

lain bangsa, iklim, gizi, dan kebudayaan. Kejadian yang penting dalam pubertas ialah

pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, menarche dan

perubahan psikis (Wiknjosastro, 2007).

Seorang anak akan menunjukan tanda-tanda awal pubertas, seperti suara yang mulai

berubah, tumbuhnya rambut-rambut pada daerah tertentu dan payudara membesar

untuk seorang gadis (Jones, 2009).

Perubahan yang cepat secara fisik juga disertai kematangan seksual. Terkadang

perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka

sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti

system sirkulasi, pencernaan, dan system respirasi maupun perubahan eksternal seperti

tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri

remaja (Jones dan Llewellyn, 2009).

Berdasarakan hasil Survei Indikator Kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM) mengenai kesehatan reproduksi remaja pada tahun 2007, dari 230 responden,

didapatkan hasil pengetahuan remaja puteri tentang mulai haid sebesar 74,9%,

payudara membesar 36,9% dan timbul jerawat 13,2%. Hasil wawancara kepada siswa-

siswi SMP PGRI SERPONG, mengenai penelitian tentang pengetahuan remaja

terhadap perubahan fisik pasca pubertas, mereka mengatakan belum pernah ada

penelitian tentang pengetahuan remaja terhadap perubahan fisik pasca pubertas di

SMP PGRI SERPONG.


Berdasarkan data-data di atas, maka penulis bermaksud untuk meneliti tentang

Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan remaja tentang perubahan fisik

pasca pubertas di SMP PGRI SERPONG.

B. Perumusan Masalah

Pengetahuan tentang perubahan fisik sangat bermanfaat bagi remaja untuk mengetahui

perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya dan sangat berpengaruh terhadap

konsep diri remaja. Tetapi orang tua dan guru kurang mengetahui tentang kesehatan

reproduksi.

Berdasarkan hasil wawancara kepada siswa-siswi SMP PGRI SERPONG, mengenai

penelitian tentang pengetahuan remaja terhadap perubahan fisik pasca pubertas,

mereka mengatakan belum pernah ada penelitian tentang masalah ini. Oleh karena itu

penulis bermaksud untuk meneliti Faktor-faktor yang berhubungan dengan

pengetahuan remaja tentang perubahan fisik pasca pubertas di SMP PGRI SERPONG

tahun 2014.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana tingkat prevalensi pengetahuan remaja tentang perubahan fisik

pasca pubertas di SMP PGRI SERPONG ?


2. Bagaimana distribusi frekuensi karakteristik remaja seperti usia dan jenis

kelamin terhadap pengetahuan remaja tentang perubahan fisik pasca pubertas di SMP

PGRI SERPONG ?

3. Bagaimana distribusi frekuensi yang mempengaruhi pengetahuan remaja

tentang perubahan fisik pasca pubertas seperti, pendidikan orang tua, lingkungan

keluarga, pengaruh teman sekolah, sumber informasi dan media informasi di SMP

PGRI SERPONG ?

4. Apakah ada hubungan antara pendidikan orang tua dengan pengetahuan

remaja tentang perubahan fisik pasca pubertas di SMP PGRI SERPONG ?

5. Apakah ada hubungan antara lingkungan keluarga dengan pengetahuan

remaja tentang perubahan fisik pasca pubertas di SMP PGRI SERPONG ?

6. Apakah ada hubungan antara pengaruh teman sekolah dengan pengetahuan

remaja tentang perubahan fisik pasca pubertas di SMP PGRI SERPONG ?

7. Apakah ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan remaja

tentang perubahan fisik pasca pubertas di SMP PGRI SERPONG ?

8. Apakah ada hubungan antara media informasi dengan pengetahuan remaja

tentang perubahan fisik pasca pubertas di SMP PGRI SERPONG ?

D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui factor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan remaja tentang

perubahan fisik pasca pubertas di SMP PGRI SERPONG tahun 2014.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui prevalensi pengetahuan remaja tentang perubahn fisik pasca

pubertas di SMP PGRI SERPONG tahun 2014.

b. Mengetahui distribusi frekuensi karakteristik remaja tentang pengetahuan

remaja tentang perubahan fisik pasca pubertas seperti jenis kelamin dan usia remaja di

SMP PGRI SERPONG tahun 2014.

c. Mengetahui distribusi frekuensi yang mempengaruhi pengetahuan remaja

tentang perubahan fisik pasca pubertas seperti, pendidikan orang tua, lingkungan

keluarga, pengaruh teman sekolah, sumber informasi dan media informasi di SMP

PGRI SERPONG 2014.

d. Mengetahui adakah hubungan antara jenis kelamin dan usia, dengan

pengetahuan remaja tentang perubahan fisik pasca pubertas di SMP PGRI SERPONG

tahun 2014.

e. Mengetahui hubungan antara pendidikan orang tua dengan pengetahuan

remaja tentang perubahan fisik pasca pubertas di SMP PGRI SERPONG tahun 2014.

f. Mengetahu hubungan antara lingkungan keluarga dengan pengetahuan remaja

tentang perubahan fisik pasca pubertas di SMP PGRI SERPONG tahun 2014.

g. Mengetahui hubungan antara pengaruh teman sekolah dengan pengetahuan

remaja tentang perubahan fisik pasca pubertas di SMP PGRI SERPONG tahun 2014.

h. Mengetahui hubungan antara sumber informasi dengan pengetahuan remaja

tentang perubahan fisik pasca pubertas di SMP PGRI SERPONG tahun 2014.

i. Mengetahui hubungan antara media informasi dengan pengetahuan remaja

tentang perubahan fisik pasca pubertas di SMP PGRI SERPONG tahun 2014.
E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Memberikan tambahan pengetahuan mengenai perubahan-perubahan fisik remaja

(pubertas) bagi pembaca, menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa.

2. Bagi Lahan Praktek

Meningkatkan pengetahuan para guru tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang

perubahn fisik pasca pubertas.

3. Bagi Profesi

Menambah pengetahuan tentang perubahn fisik pada remaja khususnya tentang

pubertas.

4. Bagi Peneliti

Memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian,

mengembangkan kemampuan dalam bidang penelitian dan mengembangkan

kemampuan bersosialisasi dengan masyarakat.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja

Remaja berasal dari kata latin Adolescere (kata bendanya Adolescentia:remaja) yang

artinya tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Secara psikologis, masa remaja adalah

usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak

lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan berada dalam

tingkatan yang sama (Hurlock, 2002).

Menurut Soetjingsih seperti dikutip oleh Afrianti (2008) klasifikasi usia remaja adalah

remaja awal (10-12 tahun), remaja pertengahan (13-15 tahun) dan remaja akhir (16-19

tahun).

B. Pubertas

Pubertas merupakan peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Tidak ada

batas yang tajam antara akhir masa kanak-kanak dan awal masa pubertas, akan tetapi

dapat dikatakan bahwa pubertas mulaii dengan awal berfungsinya ovarium. Pubertas

berakhir pada saat ovarium sudah berfungsi dengan mantap dan teratur (Wiknjosatro,

2007).

Pubertas merupakan perubahan dari seorang anak menjadi seorang wanita dewasa baik

dari fisik maupun psikis (Sumapraja, 2007).

Menurut Sumapraja, (2007) seorang remaja putri dikatakan mendapat haid terlampau

cepat apabila terjadi pada usia dibawah 8 tahun. Selain haid yang datang terlampau
cepat umumnya anak wanita tersebut juga menunjukan perubahan-perubahan pubertas

lainnya seperti pertumbuhan payudara, pertumbuhan pada rambut kemaluan,

tumbuhnya jerawat, bahkan muali tercium bau badan layaknya orang dewasa.

C. Perubahan Fisik Remaja

Pertumbuhan fisik adalah perubahan yang berlangsung secara fisik dan merupakan

gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan ini meliputi perubahan ukuran

tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya cirri-ciri kelamin primer danciri kelamin

sekunder. Urutan perubahan fisik pada anak perempuan adalah terjadi pertumbuhan

tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota badan menjadi panjang), terjadi

pertumbuhan payudara, tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di tangan dan di

kakinya, mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap tahunnya,

bulu kemaluan menjadi keriting, terjadi peristiwa menstruasi atau haid dan tumbuh

bulu-bulu pada ketiak (Fatimah, 2006).

Menurut Fatimah (2006) perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi pada

masa remaja adalah sebagai berikut :

1. Perubahan Ukuran Tubuh

Pertumbuhan fisik berubah menjadi cepat sekitar 2 tahun sebelum anak mencapai taraf

kematangan alat kelaminnya. Setahun sebelum pematangan ini, anak bertambah tinggi

10-15 cm dan bertambah berat 5-10 kg. pertumbuhan tubuh masih terus terjadi, tetapi

dalam tempo yang sedikit lebih lamban. Selama 4 tahun, pertumbuhan tinggi badan

anak akan bertambah 25% dan berat tubuhnya hamper mencapai dua kali lipat. Anak
laki-laki akan mencapai bentuk tubuh dewasa pada usia 19 sampai 20 tahun, sedangkan

anak perempuan pada usia 18 tahun.

2. Perubahan Proporsi Tubuh

Cirri tubuh yang kurang proporsional pada masa remaja tidak sama untuk seluruh

tubuh, ada pula bagian tubuh yang semakin proporsional. Proporsi yang tidak

seimbang akan berlangsung terus sampai seluruh masa puber dilalui sepenuhnya,

sehingga proporsi tubuhnya mulai tampak seimbang menjadi proporsi orang dewasa.

Perubahan ini terjadi, baik dibagian dalam maupun bagian luar tubuh anak.

3. Ciri Kelamin Utama

Pada masa kanak-kanak, alat kelamin yang utama belum berkembang secara

sempurna. Memasuki masa remaja, alat kelamin mulai berfungsi, yaitu pada saat

berumur 14 tahunketika pertama kali anak laki-laki mengalami mimpi basah. Pada

anak perempuan, indung telurnya mulai berfungsi pada usia 13 tahun, yaitu pada saat

pertama kali mengalami menstruasi atau haid. Bagian lain dari alat perkembangbiakan

pada anak perempuan saat ini masih belum berkembang sempurna, sehingga belum

mampu untuk mengandung.

4. Ciri Kelamin Kedua

Ciri kelamin kedua pada anak perempuan adalah membesarnya buah dada dan

mencuatnya putting susu, pinggul lebih lebar daripada lebar bahu, tumbuh rambut

disekitar alat kelamin, tumbuh rambut di ketiak, dan suara bertambah nyaring. Cirri

kelamin kedua pada anak laki-laki adalah tumbuh kumis dan jenggot, nada suara

membesar, bahu melebar lebih dari pada pinggul, timbul bulu dada dan bulu di sekitar
alat kelamin, serta perubahan jaringan kulit menjadi lebih kasar dan pori-pori

membesar.

Ciri-ciri kelamin kedua inilah yang membedakan bentuk fisik antara laki-laki dan

perempuan. Ciri ini pula yang sering menjadi daya tarik antara jenis

kelamin.pertumbuhan tersebut berjalan seiring dengan perkembangan cirri kelamin

yang utama dan keduanya akan mencapai taraf kematangan pada tahun pertama atau

tahun kedua masa remaja.

Menururt Widyastuti (2009) perubahan fisik yang terjadi pada remaja, diikuti

munculnya tanda-tanda :

1. Tanda-tanda Seks Primer

Pada laki-laki gonad dan testis, terletak dalam scrotum, pada usia 14 tahun baru sekitar

10% dari ukuran matang. Setelah itu terjadilah pertumbuhan yang pesat selama satu

atau dua tahun, kemudian pertumbuhan menurun. Testis berkembang penuh pada usia

20-21 tahun. Sebagai tanda bahwa fungsi organ-organ reproduksi pria matang.

Sedangkan pada wanita, organ reproduksinya tumbuh selama masa puber. Namun

tingkat kecepatan antara organ satu dengan lainnya berbeda. Berat uterus pada anak

usia 11 atau 12tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata 43 gram. Sebagai

tanda kematangan organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid.

2. Tanda-tanda Seks Sekunder

a. Pada Laki-Laki

1. Rambut

Rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah rambut kemaluan, terjadi

sekitar satu tahunsetyelah testis dan penis mulai membesar. Ketika rambut kemaluan
hamper selesai tumbuh, maka menyusul rambut ketiak dan rambut diwajah, seperti

halnya kumis dan cambang.

2. Kulit

Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori-pori membesar.

3. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat

Kelenjar lemak di bawah kulit menjadi lebih aktif. Seringkali menyebabkan jerawat

karena produksi minyak yang meningkat. Aktivitas kelenjar keringat juga bertambah,

terutama bagian ketiak.

4. Otot

Otot-otot pada tubuh remaja makin bertambah besar dan kuat. Lebih-lebih bila

dilakukan latihan otot, maka akan tampak membesar pada lengan, bahu dan tungkai

kaki.

5. Suara

Seirama dengan tumbuhnya rambut pada kemaluan, maka terjadi perubahan suara,

mula-mula agak serak, kemudian volumenya meningkat.

6. Benjolan di dada

Pada usia remaja sekitar 12-14 tahun muncul benjolan kecil-kecil disekitar kelenjar

susu, setelah beberapa minggu kemudian besar dan jumlahnya menurun.

b. Pada Wanita

1. Rambut

Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya remaja laki-laki.

Tumbuhnya rambut kemaluan terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkembang.

Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid. Semua rambut
kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi lebih

subur, lebih kasar, lebih gelap dan keriting.

2. Pinggul

Pinggul pun menjadi berkembang membesar dan membulat. Hal ini sebagai akibat

membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak dibawah kulit.

3. Payudara

Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan putting susu menonjol.

Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula dengan berkembang dan makin besarnya

kelenjar susu sehingga payudara menjadi lebih besar dan bulat.

4. Kulit

Kulit, seperti halnya laki-laki pada wanita kulit juga menjadi lebih kasar, lebih tebal,

pori-pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki kulit wanita tetap lebih

lembut.

5. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat

Kelenjar keringat dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak

dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat dan baunya menusuk sebelum dan

selama masa haid.

6. Otot

Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dankuat, akibatnya akan

membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.

7. Suara

Suara berubah semakin merdu, suara serak jarang terjadi pada wanita.

D. Aspek-Aspek Perkembangan pada Remaja


Aspek-aspek perkembangan pada remaja adalah sebagai berikut :

1. Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris

dan keterampilan motorik. Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi

dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, kemataingan organ seksual dan fungsi

reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak menjadi tubuh orang

dewasa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya

semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif.

2. Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori,

menalar, berpikir dan bahasa. Pada masa remaja terjadi kematangan kognitif yaitu

interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan social yang semakin

luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget 2008

menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal.

Tahap formal operation adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir

secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang actual, serta

pengalaman yang benar-benar terjadi, dengan mencapai tahap operasi formal remaja

dapat berfikir dengan fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan

alternative jawaban atau penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak

yang baru mencapai tahap opersi konkrit yang hanya mampu memikirkan satu

penjelasan untuk suatu hal. Hal ini memungkinkan remaja berfikir secara hipotesis.

Remaja sudah mampu memikirkan suatu situasi yang masih berupa rencana atau suatu
bayangan (Santrock, 2001). Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan

pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang, dengan demikian

seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakan, termasuk adanya

kemungkinan yang dapat membahayakan dirinya.

3. Perkembangan Pribadi dan Sosial

Perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia

dan menyatakan emosi secara unik, sedangkan perkembangan social berarti perubahan

dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan kepribadian yang penting pada

masa remaja adalah pencarian identitas diri.

Perkembangan social pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya

dibanding orang tua (Conger, 1991: papalia dan Olds, 2001). Dibanding pada masa

kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan diluar rumah seperti kegiatan

sekolah, ekstrakulikuler dan bermain dengan teman (Conger, 1991; papilla Olds,

2001), dengan demikian pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.

Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan prilaku diakui cukup kuat.

Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk

menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berprilaku

banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya. Kelompok teman

sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja

tentang prilakunya (Beyth-Marom, et al, 1993; Conger, 1991; Deaux, et al, 1993;

papalia & Olds, 2001). Conger (1991) dan papalia Olds (2001) mengemukakan bahwa

kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja adalah hal

persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman
menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang

menarik, music atau film apa yang bagus, dan sebagainya.

E. Penyebab Terjadinya Perubahan Fisik

Menurut Fatimah (2006) penyebab perubahan fisik pada masa remaja adalah adanya

dua kelenjar yang aktif bekerja dalam system endokrin. Kelenjar pitutari yang terletak

didasar otak mengeluarkan dua macam hormone yang erat hubungannya dengan

perubahan masa remaja. Kedua hormone itu adalah hormone pertumbuhan yang

menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh dan hormone gonadotropik.

Beberapa saat sebelum masa remaja kedua hormone ini sudah mulai diproduksi, dan

pada saat remaja semakin banyak dihasilkan. Meskipun kelenjar gonad atau kelenjar

kelamin sudah ada sejak dilahirkan, kelenjar ini seolah-olah tidur dan baru aktif setelah

diaktifkan oleh hormone gonadrotopik dari kelenjar pituatry pada saat anak memasuki

tahap remaja. Segera setelah mencapai kematangan alat kelamin, hormone

gonadotropik akan menghentikan aktifitas hormone pertumbuhan, dengan demikian

pertumbuhan fisik akan terhenti.

F. Factor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik

Menurut Fatimah (2006) factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik adalah

a. Pengaruh Keluarga

Pengaruh keluarga meliputi pengaruh factor keturunan dan factor lingkungan. Karena

factor keturunan dapat mempengaruhi pertumbuhan. Seorang anak dapat lebih tinggi
atau panjang dari pada anak lainnya, jika ayah dan ibu atau kakeknya tinggi atau

panjang. Factor lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya

perwujudan potensi keturunan yang dibawa anak. Pada setiap tahapan usia, lingkungan

lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh dari pada tinggi tubuh.

b. Pengaruh Gizi

Anak-anak yang memperoleh gizi cukup biasanya lebih tinggi tubuhnya dan sedikit

lebih cepat mencapai masa remaja dibanding dengan mereka yang memperoleh gizi

buruk. Lingkungan dapat memberikan pengaruh bagi remaja sedemikian rupa

sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan dimasa remaja.

c. Gangguan emosional

Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan mengalami terbentuknya

steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan membawa akibat berkurangnya

pembentukan hormone pertumbuhan di kelenjar pituitary. Bila terjadi hal demikian,

pertumbuhan awal remajanya akan terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang

seharusnya.

d. Jenis kelamin

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat daripada anak perempuan,

kecuali pada usia antara 12-15 tahun. Anak perempuan biasanya akan sedikit lebih

tinggi dan lebih berat daripada anak laki-laki. Terjadinya perbedaan berat dan tinggi

tubuh ini karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki memang berbeda dari anak

perempuan.

e. Status social ekonomi


Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah, cenderung lebih

kecil dari pada anak yang berasal dari keluarga yang status social ekonominya tinggi.

Keluarga yang kaya akan dapat memenuhi kebutuhan primer anak-anaknya.

Sebaliknya, keluarga miskin tidak akan dapat memenuhi 9 kebutuhan primernya secara

memadai.

f. Kesehatn

Anak-anak yang sehat dan jarang sakit biasanya akan memiliki tubuh yang lebih berat

dari pada anak yang sering sakit-sakitan. Kurangnya perawatan kesehatan akan

menyebabkan anak mudah terserang penyakit. Cara makan yang salah dalam arti

makan tanpa aturan atau tanpa memperhatikan keseimbangan gizi dan vitamin juga

dapat menyebabkan tubuh menjadi mudah sakit.

g. Pengaruh bentuk tubuh

Bentuk tubuh mesamorf, ektomorf atau endomorph akan mempengaruhi besar

kecilnya tubuh anak. Misalnya, anak yang bentuk tubuhnya mesomorf akan lebih besar

dari pada yang endomorph atau yang ektomorf, karena memang mereka lebih gemuk

dan berat. Perubahan psikologis dapat terjadi antara lain sebagai akibat dari perubahan-

perubahan fisik. Diantara perubahan-perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya

pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi makin

besar, panjang dan tinggi), mulai berfungsinya alat-alat reproduksi dan tumbuhnya

tanda-tanda kelamin sekunder

G. Tugas Perkembangan Remaja

Menurut Widyastuti (2009) tugas perkembangan remaja adalah :


1. Mencapai hubungan social yang matang dengan teman sebaya, baik dengan

teman sejenis maupun beda jenis.

2. Dapat menjalankan peranan-peranan social menurut jenis kelamin masing-

masing, artinya mempelajari dan menerima peranan masing-masing sesuai dengan

ketentuan atau norma masyarakat.

3. Menerima kenyataan (realitas) jasmaniah seta menggunakannya seefektif

mungkin dengan perasaan puas.

4. Mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau orang dewasa lainnya.

Yang membebaskan dirinya dari ketergantungan orang lain.

5. Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep-konsep yang diperlukan

untuk kepentingan hidup bermasyarakat.

6. Memperlihatkan tingkah laku yang secara social dapat

dipertanggungjawabkan, artinya ikut serta dalam kegiatan-kegiatan social sebagai

orang dewasa yang bertanggung jawab, menghormati serta mentaati nilai-nilai social

yang berlaku dalam lingkungannya, baik regional maupun nasional.

7. Memperoleh sejumlah norma-norma sebagai pedoman dalam tindakan-

tindakannya dan sebagai pandangan hidup.

Menurut Gunarsa (2006) beberapa kesulitan yang menghambat tugas perkembangan

bagi remaja yaitu :

a. Menerima keadaan fisiknya

Pada masa ini remaja mengalami berbagai macam perubahan fisik. Perubahan fisik

berhubungan dengan pertumbuhannya dan kematangan seksual. Pertumbuhan fisik


menghasilkan panjang lengan dan tungkai maupun tinggi badan yang tidak selalu

sesuai dengan harapan remaja maupun lingkungan.

Perbedaan antara harapan remaja maupun harapan lingkungan dengan keadaan fisik

remaja, menimbulkan masalah bagi remaja, sehingga sulit baginya untuk menerima

keadaan fisiknya. Disamping kesulitan menerima keadaan fisik sehubungan dengan

bertambahnya tinggi badan, penampilan bisa juga menjadi sumber kesulitan.

Penampilan yang tidak sesuai dengan penampilan yang diidamkannya. Penampilan

diri yang mengecewakan diri biasanya merintangi usaha memperluas ruang gerak

pergaulan.

b. Memperoleh kebebasan emosional

Agar menjadi seorang dewasa yang dapat mengambil keputusan dengan bijaksana,

remaja harus memperoleh latihan dalam mengambil keputusan secara bertahap. Perlu

menghadapi pilihan-pilihan dari yang ringan sampai yang berat, dengan jangkauan

jauh ke masa depan.

Remaja perlu merenggangkan ikatan emosional dengan orang tua, supaya belajar

memilih sendiri dan mengambil keputusan sendiri. Usaha memperoleh kebebasan

emosional ini sering di sertai perilaku pemberontakan dan melawan keinginan orang

tua. Dengan demikian tanpa pengertian orangtua terhadap usaha remaja mungkin akan

timbul reaksi menindas perilaku yang tidak diinginkan orangtua. Orangtua dan orang

dewasa yang mengerti pentingnya kebebasan remaja, secra bertahap akan

membimbing mereka. Dengan demikian mereka tidak perlu minta pertimbangan orang

dewasa pada setiap pilihan. Mereka bisa memilih dengan memperhatikan semua segi-

segi, sesuai dengan hasil bimbingan yang telah diperoleh.


c. Mampu bergaul

Dalam mempersiapkan diri untuk masa dewasa, remaja harus belajar bergaul dengan

teman sebaya dan tidak sebaya, sejenis maupun tidak sejenis. Tugas perkembangan ini

tidak selalu ditunjang oleh hasil perkembangan lainnya. Keinginan bergaul secara luas

mungkin sudah mendorong remaja untuk melakukan usaha pendekatan terhadap teman

sebaya atau tidak sebaya.

Perkembangan fisik yang pada mulanya menyebabkan remaja menjadi kaku gerak-

geriknya, kurang luwes juga menghambat usahanya memperluas pergaulannya.

Setelah remaja merasa diri terbiasa dengan ukuran badan dan telah menyesuaikan diri

dengan keadaan fisik, ia lebih mudah bergerak dan mengadakan pendekatan terhadap

teman.

d. Menemukan model untuk identifikasi

Remaja pada masa ini sedang membongkar landasan hidup, yang sudah diletakkan

orangtuanya sepanjang masa anak. Menurut Erikson 2007 pada masa ini remaja harus

menemukan identitas diri. Ia harus memiliki gaya hidup sendiri, yang biasa dikenal

walaupun mengalami banyak perubahan pertumbuhan badan dan kematangan seksual

yang baru baginya, remaja mempertanyakan pandangan orang terhadap dirinya

maupun pandangan dirinya terhadap dirinya. Dari semua kempuan yang telah

diperolehnya akan dipilih kemampuan yang diharapkan bisa diamalkan pada

kesempatan yang timbul pada masa dewasa.

Melalui proses pemilihan yang kritis dan cara mencoba berbagai kemampuan, remaja

mengarahkan diri pada kemungkinan yang tersedia baginya kelak. Secara bertahap
remaja memilih dan memenuhi kewajiban dan persyaratan yang berhubungan dengan

ikatan-ikatan pribadi berkaitan dengan keyakinan hidup yang telah dipilihnya.

e. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri

Pada masa ini terlihat juga perubahan dalam cara berfikir remaja yang menunjukan

bertambahnya minat terhadap peristiwa yang tidak langsung dan hal-hal yang tidak

konkrit, pikirannya jauh ke masa depan. Dirinya sering dijadikan objek pemikirannya

sehingga dapat menghasilkan penilaian diri maupun kritik diri sendiri. Dari hasil

refleksi diri akan diperoleh pengetahuan tentang diri dan kemampuannya.

Kemajuan dalam kemampuan berfikir abstrak selain menambah pengetahuannya

tentang diri dan kempuannya, seharusnya juga menambah pengetahuan tentang

kesempatan dan kemungkinan penerapan kemampuannya. Masalah yang sering timbul

sehubungan dengan kemampuan berfikir secara abstrak berkisar pada angan-angan

yang terlalu tinggi, cita-cita yang muluk, sehingga tidak terjangkau oleh

kemampuannya.

f. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma

Menurut Konopka (2003), masa remaja merupakan fase yang paling penting dalam

pembentukan nilai. Pembentukan nilai merupakan suatu proses emosional dan

intelektual yang sangat dipengaruhi oleh interaksi social. Pada masyarakat yang

majemuk dan modern, terdapat banyak system nilai yang bertentangan satu sama lain.

Lingkungan social merupakan sumber keterangan utama dari orang-orang penting,

antara lain : guru, pemimpin kelompok, orangtua dan lain sebagainya. Pada masa ini

remaja justru sedang merenggangkan diri dari orangtua, sehingga pengaruh pemimpin
kelompok teman sebaya lebih besar dibandingkan dengan pengaruh orangtua dalam

hal penerimaan nilai mereka.

Masalah remaja dalam usaha memperkuat penguasaan diri berlandasan system nilai

dan norma berpangkal pada kurang jelasnya nilai dan norma yang berlaku pada

masyarakat tersebut. Akhirnya remaja bingung dan tidak tahu nilai moral dan nilai

kebudayaan manakah yang penting bagi pengarahan hidup dan pengendalian

perilakunya.

g. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan

Seorang remaja diharapkan biasa meninggalkan kecenderungan keinginan untuk

menang sendiri. Sepanjang masa peralihan ini, remaja harus belajar melihat dari sudut

pandang orang lain. Belajar mengingkari kesenangan diri sendiri, menangguhkan hal-

hal yang menyenangkan dan mendahulukan pelaksanaan tugas dan kewajiban. Prinsip

asal senang sendiri harus dibatasi dan ditekan demi yujuan yang lebih berarti.

Kesenangan sementara harus ditekan demi keberhasilan jangka panjang, tetapi lebih

bersifat menetap. Egosentris harus dikikis, supaya perhatian dan tujuan hidupnya lebih

diarahkan kepada tanggung jawab atas kesejahteraan orang lain.

H. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap

objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).

Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera penginderaan

(telinga), dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek

mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. (Notoatmodjo, 2010)


2. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan. Tingkat pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah

mengamati sesuatu. Misalnya tahu bahwa buah tomat banyak mengandung vitamin C.

Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan

pertanyaan-pertanyaan.

b. Memehami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekadar

dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterprestasikan secara

benar tentang objek yang diketahui tersebut. Misalnya seseorang yang memahami cara

pemberantasan penyakit demam berdarah, bukan hanya sekedar menyebutkan 3 M

(mengubur, menutup, dan menguras), tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus

menutup, menguras tempat-tempat penampungan air tersebut.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi di artikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat

menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang
lain. Misalnya seseorang yang telah paham tentang proses perencanaan, ia harus dapat

membuat perencanaan program kesehatan di tempat ia bekerja atau di mana saja.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan,

kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu

masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah

sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan,

atau memisahkan, mengelompokkan, membuat digram (bagan) terhadap pengetahuan

atas objek tersebut. Misalnya dapat membedakan antara nyamuk Aedes agepty dengan

nyamuk biasa.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan

dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang

dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Misalnya dapat membuat atau

meringkas dengan kata-kata atau kalimat sendiri tentang hal-hal yang telah dibaca atau

didengar.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap

suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria

yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berkaku di masyarakat. Misalnya

seorang ibu dapat menilai atau menentukan seorang anak menderita malnutrisi atau
tidak, seseorang dapat menilai manfaat ikut keluarga berencana, dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2010).

I. Factor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Remaja Tentang

Perubahan Fisik Pasca Pubertas

1. Pendidikan orangtua

Menurut novita yang dikutip oleh septiani (2009) tingkat pendidikan orangtua

menentukan cara berfikir, cara mendidik, dan pendekatan pada anak. Orangtua yang

mempunyai latar belakang pendidikan lebih tinggi umumnya mempunyai cara

mendidik dan pendekatan yang baik kepada anaknya dibandingkan dengan orang tua

yang pendidikannya lebih rendah.

Hasil penelitian Makarao (1997) diketahui bahwa remaja yang orangtuanya

berpendidikan SMA keatas memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan

dengan remaja yang orangtuanya berpendidikan SMP kebawah.

2. Jenis kelamin

Perbedaan jenis kelamin sangat berpengaruh kepada tingkat pengetahuan remaja.

Pusat memori pada otak perempuan lebih besar daripada otak pria. Hal ini bisa

menjawab pertanyaan kenapa pada laki-laki mudah lupa, sementara wanita mudah

mengingat secara detail (Yuliarti, 2009).

3. Usia

Usia adalah lamanya responden hidup dihitung dari tanggal lahir sampai ulang tahun

terakhir. Usia merupakan salah satu sifat karakteristik tentang orang yang sangat utama

(Faturrochman, dikutip oleh Novita, 2009). Usia mempengaruhi terhadap daya


tangkap dan pola piker seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya

semakin membaik.

4. Lingkungan keluarga

Keluarga berasal dari bahasa sansekerta : kula dan warga kulawarga yang berarti

anggota kelompok kerabat. Keluarga adalah lingkungan beberapa orang yang

masih memiliki hubungan darah bersatu. Berdasarkan peranan keluarga, yaitu peran

ayah dan ibu diantaranya adalah sebagai pendidik dirumah. Menurut Fatimah (2006)

semakin tinggi kualitas lingkungan keluarga, semakin tinggi tingkat intelegensi anak,

hal-hal yang menunjang pengetahuan anak dirumah adalah tersedianya buku, majalah

yang terdapat dalam lingkungan keluarga.

5. Pengaruh teman sekolah

Para masa remaja kedekatan dengan grupnya sangat tinggi karena selain ikatan grup

menggantikan ikatan keluarga, mereka juga merupakan sumber afeksi, simpati dan

pengertian, saling berbagi pengalaman dan sebagai tempat remaja untuk mencapai

otonomi dan indepensi. Dari sumber informasi yang berhasil mereka dapatkan, pda

umumnya hanya sedikit remaja yang mendapatkan seluk beluk seksual dari orang

tuanya. Oleh karena itu, remaja mencari atau mendapatkan instansi seksual dari

berbagai sumber informasi yang mungkin dapat diperoleh, seperti di sekolah. Maka

tidak heran bila remaja mempunyai kecenderungan untuk mengadopsi informasi yang

diterima oleh teman-temannya, tanpa memiliki dasar informasi yang signifikan Dario

sumber yang lebih dipercaya (Auli, 2009).

6. Masyarakat
Dampak era globalisasi dan modernisasi serta pesatnya perkembangan informasi orang

untuk selalu ingin mengetahui perkembangan zaman serta dapat menyimak berbagai

peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia, yang sangat berpengaruh pada

perkembangan intelektualitas dan perubahan prilaku masyarakat akibat bersikap

positif maupun negative (Visimedia, 2006).

7. Sumber informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat

memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan

perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia

bermacam-macam media masa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat

tentang inovasi baru.

Media masa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan

opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan

kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

Pemberian informasi tentang kesehatan reproduksi yang benar dan jelas merupakan

salah satu upaya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja untuk menjaga

kesehatan reproduksi sedini mungkin. Dengan informasi yang benar diharapkan

remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab dalam kehidupan

reproduksi mereka. Survey yang dilakukan WHO dibeberapa Negara memperlihatkan

adanya informasi yang baik dan benar dalam menentukan 40% permasalahan

kesehatan reproduksi pada remaja.

Informasi kesehatan reproduksi tersebut antara lain tentang perubahan fisik

(menstruasi atau mimpi basah) dan perubahan psikologi selama masa pubertas serta
hal-hal lain berkaitan dan mendukung pemberian informasi ini. Remaja merasa senang

membahas soal seks, kesehatan remaja, dan perilaku seksual dengan teman sebayanya

daripada dengan orang tuanya sendiri. Selain itu, remaja juga memperoleh

pengetahuan dari guru, tokoh masyarakat, tokoh agama, provider (dokter, bidan,

perawat) (Al-Mighwar dikutip oleh afrianti, 2008).

8. Media informasi

Informasi kesehatan reproduksi mengenai perubahan fisik (menstruasi atau mimpi

basah) dan perubahan psikologis selama masa puber serta hal-hal lain berkaitan dan

mendukung pemberian informasi. Jika informasi ini diberikan kepada mereka yang

belum atau hamper mengalami, maka hal tersebut akan sangat bermanfaat bagi mereka

dalam mempersiapkan diri. Jenis informasi yang bisa didapat berupa buku, surat kabar,

TV, radio, internet dan lain-lain (Al-Mighwar dikutip oleh afrianti, 2008).

9. Diskusi

Pada kehidupan psikis remaja, perkembangan organ seksual mempunyai pengaruh

kuat dan minat remaja terhadap lawan jenis kelamin. Ketertarikan antar lawan jenis ini

kemudian berkembang ke pola yang lebih serius serta memilih pasangan yang akan

ditetapkan sebagai teman hidup dan pada kehidupan moral, seiring dengan bekerjanya

gonads, tak jarang timbul konflik dalam diri remaja. Masalah yang timbul yaitu akibat

adanya dorongan seks dan pertimbangan moral seiring kali bertentangan dan hal inilah

yang menyebabkan remaja sangat perlu untuk berdiskusi karena apa yang sedang

dialami seseorang akan mempengaruhi penghayatan terhadap stimulus social

(Afrianti, 2009).

10. Tempat tinggal


Tempat tinggal adalah tempat menetap seseorang sehari-hari. Pengetahuan seseorang

akan lebih baik jika berada di perkotaan dari pada di pedesaan karena di perkotaan

mudah mendapatkan informasi (Hurlock, 2002).

11. Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna

menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu

factor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang

merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara

terarah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari

seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.


J. Kerangka Teori

1. Jenis kelamin
2. Usia
3. Intelegensi
4. Pendidikan orangtua
5. Lingkungan keluarga
6. Pengaruh teman sekolah Pengetahuan remaja
7. Masyarakat tentang perubahan
8. Sumber informasi fisik pasca pubertas
9. Media elektronik
10. Media cetak
11. Diskusi
12. Tempat tinggal

Sumber :
Wiknjosatro (2007), Sumapraja (2007), Widyastuti (2009), Gunarsa (2006),
Notoatmodjo (2010), Novita (2009), Yuliarti (2009), Faturrochman (2009), Fatimah
(2006), Auli (2009), Visimedia (2006), Al-migwar (2008), Afrianti (2009), Hurlock
(2002), http:///konsep-pengetahuan.com
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan dari tinjauan

kepustakaan yang menunjukan hubungan karakteristik responden dengan pengetahuan

remaja terhadap perubahan fisik pasca pubertas di SMP PGRI SERPONG. Kerangka

konsep penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1

Variable Independent Variabel

Dependent
Karakteristik Responden :

1. Jenis Kelamin
Pengetahuan Remaja
2. Usia tentang Perubahan Fisik
3. Pendidikan orang tua Pasca Pubertas
4. Lingkungan Keluarga

5. Sumber Informasi

8. Intelegensi

9. Masyarakat

10. Diskusi

Gambar 3.1
Kerangka konsep penelitian hubungan karakteristik responden dengan
Pengetahuan remaja terhadap perubahan fisik pasca pubertas di SMP PGRI
SERPONG Tahun 2014
Keterangan :

: Variable yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

: Dianalisis hubungannya
DefinisiOperasional

Table 3.1 DefinisiOperasionalPenelitian

Variabel DefinisiOperasional AlatUkur HasilUkur Skala

Variabel

Dependent

Pengetahuan Taraf pemahaman seseorang Kuesioner 1. Ordinal

remaja terhadap terhadap perubahan-perubahn urang baik

perubahan fisik yang terjadi pada dirinya setelah 2.

pasca pubertas menstruasi. aik

1. K

urang baik, apabila siswa/siswi

menjawab <7 pertanyaan

tentang pengertian pubertas dan

tidak tahu perubahan-perubahan

fisik yang terjadi pasca pubertas.

2. B

aik, apabila siswa/siswi mampu

menjawab 7 pertanyaan

tentang pengertian pubertas,

perubahan-perubahan fisik

terjadi pasca pubertas


Variable

Independent

1. Jenis Kelamin Gender/seks yang dimiliki oleh Kuesioner 1. Nominal

setiap orang aki-laki

2.

erempuan

2. Usia Umur seseorang dari lahir Kuesioner 1. 13 tahun Ratio

sampai saat penelitian 2. >14 tahun

3. Pendidikan Jenjang pendidikan formal ayah Kuesioner 1. Ordinal

OrangTua atau ibu dan memperoleh ijazah SMA

(ibu) 2.

SMA

4. Lingkungan dimana seseorang


L Kuesioner 1. Ordinal

ingkungan masih memiliki hubungan darah idak Mendukung

Keluarga dan mempengaruhi pengetahuan 2.

remaja terhadap perubahan fisik endukung

pasca pubertas.

1. T

idak Mendukung, apabila orang

tua tidak memberikan

pendidikan tentang perubahan

fisik.
2. M

endukung, apabila orang tua

memberikan pendidikan tentang

perubahan fisik

5. Orang yang sebaya dan berada


P Kuesioner 1. Ordinal

engaruh Teman di satu sekolah dan sangat idak baik

Sekolah berpengaruh terhadap 2.

pengetahuan responden tentang aik

perubahan fisik.

1. Berpengaruh baik, jika

teman member informasi

tentang menstruasi (pada

wanita) atau mimpi basah (pada

pria)

2. Berpengaruh tidak baik,

jika teman tidak member

informasi tentang menstruasi

(pada wanita) atau mimpi basah

(pada pria)

6. Informasi yang diperoleh


S Kuesioner 1. Nominal

umber Informasi responden tentang perubahan on nakes

fisik 2.

akes
C. Hipotesis

1. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan pengetahuan remaja terhadap

perubahan fisik remaja pasca pubertas.

2. Ada hubungan antara usia dengan pengetahuan remaja terhadap perubahan

fisik remaja pasca pubertas.

3. Ada hubungan antara pendidikan orang tua dengan pengetahuan remaja

terhadap perubahan fisik remaja pasca pubertas.

4. Ada hubungan antara lingkungan keluarga dengan pengetahuan remaja

terhadap perubahan fisik remaja pasca pubertas.

5. Ada hubungan antara pengaruh teman sekolah dengan pengetahuan remaja

terhadap perubahan fisik remaja pasca pubertas.

6. Ada hubungan antara sumber informasi dengan pengetahuan remaja terhadap

perubahan fisik remaja pasca pubertas.

7. Ada hubungan antara media informasi dengan pengetahuan remnaja terhadap

perubahan fisik remaja pasca pubertas.


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan

Cross Sectional Study (potong lintang) untuk membuat dan mengamati seluruh

variable pada saat penelitian berlangsung.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP PGRI SERPONG Tahun 2014, dan dilaksanakan pada

Juli sampai Oktober 2014.

C. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi kelas VII di SMP PGRI SERPONG

yaitu sebanyak 269 orang. Sampel adalah sebagian yang diambil sebagai contoh dari

keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Populasi dan

sampel ini dihitung dengan menggunakan rumus Notoatmodjo (2005).


=
1 + ()

Keterangan :

N : BesarPopulasi

n : BesarSampel

d : Derajatkepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,5)


Hasilperhitunganrumus di atas, maka :

269
=
1 + 269 (0,1)2

269
=
270 0,01

269
=
2,7

= 99

D. Kriteria Sampel

Kelas VII tahun ajaran 2013-2014, berusia 13 sampai 14 tahun dan mampu

berkomunikasi dengan baik dan kooperatif.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling

(sampel acak). Teknik random sampling hanya boleh digunakan apabila setiap unit

atau anggota populasi bersifat homogeny. Hal ini berarti setiap anggota populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Pada random

sampling, sampel ditentukan dengan mengundi anggota populasi (lottery technique)

(Notoadmodjo, 2005).

F. Langkah-langkah Pengumpulan Data

Meminta surat izin penelitian dari istitusi pendidikan program studi DIV kebidanan

Universitas Nasional, surat izin diberikan kepada pihak terkait, dalam hal ini kepada

kepala sekolah SMP PGRI SERPONG, menjelaskan tujuan penelitian dan mampu

menjaga kerahasiaan data yang diperoleh.


G. Etika Penelitian

a. Prinsip-prinsip Petunjuk Etika Penelitian

1) Prinsip Manfaat

Berprinsip pada aspek manfaat, maka segala bentuk penelitian yang dilakukan

memiliki harapan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia.

2) Prinsip Menghormati Manusia

Manusia memiliki hak dan makhluk yang harus dihormati, karena manusia memiliki

hak dalam menentukan pilihan antara mau dan tidak mau untuk diikut sertakan dalam

subjek penelitian.

b. Informed Consent

Informed Consent diberikan sebelum melakukan penelitian, informed consent berupa

lembar persetujuan untuk menjadi responden, tujuan pemberiannya agar subjek

mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subjek

bersedia, maka peneliti menghormati hak responden.

c. Anominity (Tanpa Nama)

Anominity menjelaskan untuk penulisan kuesioner dengan tidak perlu mencantumkan

nama pada lembar pengumpulan data, hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data.

H. Alat Pengumpulan Data

a. Kuesioner

Alat pengumpulan data yang disebut kuesioner biasanya dipakai di dalam wawancara

(sebagai pendoman wawancara yang berstruktur) dan angket kuesioner disini diartikan
sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana

responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu

(Notoatmodjo, 2005).

I. Analisa Data

Data yang diperoleh dianalisis secara univariat dan bivariat.

a. Analisa Univariat

Analisa univariat adalah analisa yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dan

menjelaskan atau mendiskripsikan distribusi frekuensi atau besarnya proporsi menurut

berbagai variable yang diteliti, baik dari variable dependent maupun independent.

Analisa univariat dilakukan setelah tabulasi data, frekuensi masing-masing kategori

kemudian dihitung besarnya presentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut

(Sabarguna, 2008).


= X 100

Keterangan :

P = Presentasi

f = Frekuensitiapkategori N = Jumlahpopulasi

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah table silang 2 variabel (variable bebas dan variable terikat).

Analisa ini dilakukan dengan melihat hubungan antara variable bebas dengan variable

terikat. Pengujian dilakukan terhadap hipotesis asosiatif yaitu koefisien korelasi yang

ada pada sampel untuk diberlakukan pada seluruh populasi dimana sampel diambil

dengan menggunakan rumus uji statistic.


Pada penelitian ini, uji bivariat menggunakan rumus chi-square (kontingensi 2x2) oleh

karena memakai chi-square, makadistribusi yang digunakan mengikuti distribusi X

dan df (r-1) (c-1). Rumus chi-square yang digunakan menurut :Sabarguna, (2008).

( )
=
( + )( + )( + )( + )

Keterangan :

X = X kuadrat

N = Jumlah sampel

a,b,c,d = Frekuensi tiap sel

adapun table yang digunakan adalah table 2x2 yaitu :

Variable Kasus Bukan kasus Total

Factor 1 A B a+b

Factor 2 C D c+d

Total a+c b+d N

Dengan analisis :

X > 3,84 hubungan bermakna

X < 3,84 tidak ada hubungan bermakna

c. Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur

apa yang diukur. Untuk mengukur apakah kuesioner yang kita susun tersebut mampu
mengukur apa yang kita hendak ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor

(nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner tersebut. Bila semua

pertanyaan itu mempunyai korelasi yang bermakna (construct validity) dan apabila

kuesioner tersebut telah memiliki validitas konstruk, berarti semua item (pertanyaan)

yang ada didalam kuesioner itu mengukur konsep yang kita ukur (Notoatmodjo, 2005).

Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik product moment yang rumusnya sebagai

berikut :

()()
=
( 2 ()2 )( 2 ()2 )

Keterangan :

X = Pertanyaan nomer 1

Y = Skor total

XY = Skor total nomor 1 dikali skor total

d. Reabilitas

Reabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat

dipercaya atau dapat diandalkan. Hal yang ini berarti menunjukan sejauh mana hasil

pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau

lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakana alat ukur yang sama

(Notoatmodjo, 2005).

Anda mungkin juga menyukai

  • Gangguan Psikotik Akut
    Gangguan Psikotik Akut
    Dokumen17 halaman
    Gangguan Psikotik Akut
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • Ringkasan Jenis Software Dan Hardware (Cover)
    Ringkasan Jenis Software Dan Hardware (Cover)
    Dokumen3 halaman
    Ringkasan Jenis Software Dan Hardware (Cover)
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • Susunan Acara
    Susunan Acara
    Dokumen2 halaman
    Susunan Acara
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • Dzikir
    Dzikir
    Dokumen2 halaman
    Dzikir
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • Bedah Mikel
    Bedah Mikel
    Dokumen5 halaman
    Bedah Mikel
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • Pema Saran
    Pema Saran
    Dokumen3 halaman
    Pema Saran
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • Doa Sebelum Bekerja
    Doa Sebelum Bekerja
    Dokumen7 halaman
    Doa Sebelum Bekerja
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • Doa Sebelum Bekerja
    Doa Sebelum Bekerja
    Dokumen7 halaman
    Doa Sebelum Bekerja
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • Cover Geri Ikm 2
    Cover Geri Ikm 2
    Dokumen3 halaman
    Cover Geri Ikm 2
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • Kerangka Teori & Konsep (FIX)
    Kerangka Teori & Konsep (FIX)
    Dokumen2 halaman
    Kerangka Teori & Konsep (FIX)
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • Praktek Kerja Lapangan DI Rumah Sakit Islam Jakarta: Risa Maulida Widjaya Fak. Kedokteran - Umj Dokter Muda
    Praktek Kerja Lapangan DI Rumah Sakit Islam Jakarta: Risa Maulida Widjaya Fak. Kedokteran - Umj Dokter Muda
    Dokumen1 halaman
    Praktek Kerja Lapangan DI Rumah Sakit Islam Jakarta: Risa Maulida Widjaya Fak. Kedokteran - Umj Dokter Muda
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • JK Kepala 14.11.16
    JK Kepala 14.11.16
    Dokumen2 halaman
    JK Kepala 14.11.16
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • Kerangka Teori & Konsep
    Kerangka Teori & Konsep
    Dokumen2 halaman
    Kerangka Teori & Konsep
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • Definisi Ujian
    Definisi Ujian
    Dokumen2 halaman
    Definisi Ujian
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • Refreshing PPOK
    Refreshing PPOK
    Dokumen23 halaman
    Refreshing PPOK
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • I Cover
    I Cover
    Dokumen2 halaman
    I Cover
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • Word PPOK Interna
    Word PPOK Interna
    Dokumen29 halaman
    Word PPOK Interna
    widiyapratiwi03
    Belum ada peringkat
  • Nama Kelompok Mastama BEM FKK 2013
    Nama Kelompok Mastama BEM FKK 2013
    Dokumen10 halaman
    Nama Kelompok Mastama BEM FKK 2013
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • PERNAPASAN
    PERNAPASAN
    Dokumen7 halaman
    PERNAPASAN
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • I Cover
    I Cover
    Dokumen2 halaman
    I Cover
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Pustaka Skizo-Dr. Prasila, Sp. KJ
    Tinjauan Pustaka Skizo-Dr. Prasila, Sp. KJ
    Dokumen23 halaman
    Tinjauan Pustaka Skizo-Dr. Prasila, Sp. KJ
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • Word Ujian Irma
    Word Ujian Irma
    Dokumen15 halaman
    Word Ujian Irma
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus - Geri
    Laporan Kasus - Geri
    Dokumen16 halaman
    Laporan Kasus - Geri
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • Status Interna
    Status Interna
    Dokumen1 halaman
    Status Interna
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus - Geri
    Laporan Kasus - Geri
    Dokumen16 halaman
    Laporan Kasus - Geri
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • EFERAT
    EFERAT
    Dokumen18 halaman
    EFERAT
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • Psikoterapi
    Psikoterapi
    Dokumen34 halaman
    Psikoterapi
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Gabriele Ramadhan Raushan Dhamir
    Belum ada peringkat