1. DEFINISI PNEUMONIA
Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam
etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (Ngastiyah, 2005).
Menurut Muttaqin (2008) pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang
terdapat konsolidasi dan terjadi pengisian alveoli oleh eksudat yang disebabkan oleh bakteri,
virus, dan bendabenda asing.
Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah yang mengenai
parenkim paru. (Mansjoer, 2000)
2. ETIOLOGI PNEUMONIA
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu bakteri, virus,
jamur, dan protozoa. Daftar mikroorganisme dan masalah patologis yang menyebabkan
pneumonia (Jeremy, 2007) :
Infeksi Bakteri: Streptococcus pneumonia. Haemophillus influenz, Klebsiella pneumonia,
Pseudomonas aeruginosa, Gram-negatif (E. Coli)
Infeksi Atipikal: Mycoplasma pneumonia, Legionella pneumophillia, Coxiella burnetii,
Chlamydia psittaci.
Infeksi Jamur : Aspergillus, Histoplasmosis, Candida, Nocardia
Infeksi Virus: Influenza, Coxsackie, Adenovirus, Sinsitial respiratori
Infeksi Protozoa : Pneumocytis carinii, Toksoplasmosis, Amebiasis
Penyebab Lain : Aspirasi, Pneumonia lipoid, Bronkiektasis, Fibrosis kistik
4. EPIDEMIOLOGI PNEUMONIA
Insidensi tahunan: 5-11 kasus per 1.000 orang dewasa; 15-45% perlu di rawatdirumah
sakit (1-4 kasus), dan 5-10% diobati di ICU. Insidensi paling tinggi padapasien yang
sangat muda dan usia lanjut. Mortalitas: 5-12% pada pasien yangdirawat di rumah sakit;
25-50% pada pasien ICU (Jeremy, 2007). Di UnitedStates, insidensi untuk penyakit ini
mencapai 12 kasus tiap 1.000 orang dewasa.Kematian untuk pasien rawat jalan kurang
dari 1%, tetapi kematian pada pasienyang dirawat di rumah sakit cukup tinggi yaitu
sekitar 14% (Alberta MedicalAssociation, 2002). Di negara berkembang sekitar 10-20%
pasien yangmemerlukan perawatan di rumah sakit dan angka kematian diantara
pasientersebut lebih tinggi, yaitu sekitar 30-40% (Sajinadiyasa, 2011). Di
Indonesiasendiri, insidensi penyakit ini cukup tinggi sekitar 5-35% dengan
kematianmencapai 20-50% (Farmacia, 2006).
Pneumococcus merupakan penyebab utama pneumonia. Pneumococcus dengan
serotipe 1 sampai 8 menyebabkan pneumonia pada orang dewasa lebih dari 80%,
sedangkan pada anak ditemukan tipe 14, 1, 6 dan 9. Angka kejadian tertinggi ditemukan
pada usia kurang dari 4 tahun dan mengurang dengan meningkatnya umur. Pneumonia
lobaris hampir selalu disebabkan oleh Pneumococcus, ditemukan pada orang dewasa
dan anak besar, sedangkan bronkopneumonia lebih sering dijumpai pada anak kecil dan
bayi.
Pneumonia klinis terdeteksi relatif lebih tinggi pada laki-laki dan satu
setengah kali lebih banyak di perdesaan dibandingkan di perkotaan.
Pneumonia cenderung lebih tinggi pada kelompok yang memiliki pendidikan dan
tingkat ekonomi rendah
5. KLASIFIKASI PNEUMONIA
Berdasarkan Umur
a. Kelompok umur < 2 bulan
Pneumonia berat \
Bila disertai dengan tanda-tanda klinis seperti berhenti menyusu (jika sebelumnya
menyusu dengan baik), kejang, rasa kantuk yang tidak wajar atau sulit bangun, stridor
pada anak yang tenang, mengi, demam (38C atau lebih) atau suhu tubuh yang rendah
(di bawah 35,5 C), pernapasan cepat 60 kali atau lebih per menit, penarikan dinding
dada berat, sianosis sentral (pada lidah), serangan apnea, distensi abdomen dan
abdomen tegang.
Bukan pneumonia
Jika anak bernapas dengan frekuensi kurang dari 60 kali per menit dan tidak
terdapat tanda pneumonia seperti di atas.
b. Kelompok umur 2 bulan sampai < 5 tahun
Pneumonia sangat berat
Batuk atau kesulitan bernapas yang disertai dengan sianosis sentral, tidak dapat
minum, adanya penarikan dinding dada, anak kejang dan sulit dibangunkan.
Pneumonia berat
Batuk atau kesulitan bernapas dan penarikan dinding dada, tetapi tidak disertai
sianosis sentral dan dapat minum.
Pneumonia
Batuk atau kesulitan bernapas dan pernapasan cepat tanpa penarikan dinding dada.
Bila hanya disertai nafas cepat dengan batasan :
(a) Untuk usia 2 bulan kurang 12 bulan = 50 kali per menit.
(b) Untuk usia 1 tahun 5 tahun = 40 kali per menit atau lebih.
Bukan pneumonia (batuk pilek biasa),
Batuk atau kesulitan bernapas tanpa pernapasan cepat atau penarikan dinding
dada.Bila tidak ditemukan tarikan dinding dadabagian bawah kedalam atau nafas
cepat (batuk pilek biasa). Tandabahaya untuk golongan umur 2 bulan 5 tahun
adalah : tidakdapat minum, kejang, kesadaran menurun, stridor, wheezing dan gizi
buruk.
Pneumonia persisten
Balita dengan diagnosis pneumonia tetap sakit walaupun telah diobati selama 10-14
hari dengan dosis antibiotik yang kuat dan antibiotik yang sesuai, biasanya terdapat
penarikan dinding dada, frekuensi pernapasan yang tinggi, dan demam ringan
(WHO, 2003).
6. PATOFISIOLOGI
(terlampir)
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan fisik
Inspeksi: perlu diperhatikan adanya takipnea, dispnea, sianosis sirkumoral,
pernapasan cuping hidung, distensi abdomen, batuk yang semula non produktif menjaddi
prroduktif, serta nyeri dada pada saat inspirasi. Perlu diperhatikan juga adanya tarikan
dinding dada ke dalam. Pada pneumonia berat tarikan dinding dada ke dalam akan
nampak jelas.
Palpasi: terdapat suara redup pada sisi yang sakit, hati kemungkinan membesar,
fremitus meningkat pada sisi yang sakit, serta nadi mengalami peningkatan atau
tachycardia.Perkusi: suara redup pada sisi yang sakit.
Auskultasi: auskultasi sederhana dapat dilakukan dengan mendekatkan telinga ke
hidung atau mulut bayi. Pada anak yang pneumonia akan terdengar stridor. Sementara
auskultasi dengan menggunakan stetoskop akan terdengar suara napas berkuran, ronchi
halus pada sisi yang sakit, dan ronkhi basah pada masa resolusi. Pernapasan bronchial,
egotomi, kadang terdengar bising gesek pleura. (Mansjoer, 2000)
Pemeriksaan laboratorium
a. AGD (analisa gas darah)
b. Test hematologi
Hitung leukosit: 18.000-40.000/mm3
Hitung jenis didapatkan geseran ke kiri
LED meningkat
Pemeriksaan radiologi
Terdapat bercak-bercak infiltrate yang tersebar (broncho pneumoniaatau yang meliputi
satu atau sebagian besar lobus.
Pemeriksaan penunjang lain:
a. Kultur swab tenggorokan: merupakan tes gold standar. Jenis pemeriksaan ini sering
dilakukan. Namun, pemeriksaan ini tidak bias membedakan fase infektif dan
kolonisasi. Dan membutuhkan waktu 24-48 jam untuk mendapatkan hasilnya.
b. Tes infeksi jamur: menggunakan slide dengan pewarnaan KOH
c. Tes monospot: merupakan tes antibody heterofil. Tes ini digunakan untuk mengetahui
adanya mononucleosis dan dapat mendeteksi penyakit dalam waktu 5 hari hingga 3
minggu setelah infeksi.
d. Tes deteksi antigen cepat: tes ini mempunyai spesifitas yang tinggi, namun
sensitivitasnya rendah.
e. Heterophil aglutinogen assay (Muttaqin, 2008)
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth.Jakarta : EGC.
S, Retno Asih. 2006. Kuliah Pneumonia. Surabaya:FakultasKedokteranUnair RSU
Dr. Soetomo
Tucker, Susan Martin. 1998. Standar Perawatan Pasien (Proses Keperawatan Diagnosis
Dan Evaluasi ) Patient Care Standards Edisi V Vol. 4. Jakarta : EGC
USU. 2010.Asuhan Keperawatan pada Sistem Pernapasan. (online).
http://ocw.usu.ac.id/course/download/129-KEPERAWATAN-
ANAK/ka_1_slide_asuhan_keperawatan_pada_sistem_pernapasan.pdf. Diakses
pada tanggal 3 Oktober 2016, pukul 11:30.
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
PNEUMONIA
Oleh:
KOMANG SANISCA NUANSAMEGAROSTINI
135070200131003
KELOMPOK 1