Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME karena atas rahmat dan karuniaNya , saya bisa
menyelesaikan tugas TIK yang berjudul Pembelajaran Blended Learning dengan baik dan
dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Tugas ini dibuat berdasarkan materi-materi yang sudah ada. Materi pembelajaran ini
dibuat bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan dari pihak yang ingin
membaca. Tak lupa kita dapat mengembangkan pola pikir dalam pengetahuan Pembelajaran
Blended Learning dalam tugas TIK . Terima kasih juga saya ucapkan kepada dosen pengampu
mata kuliah TIK.

Saya menyadari bahwa isi dari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka saran dan
kritik yang membangun sangat saya harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang
membacanya.

Malang , September 2015

Penulis

P a g e 1 | 11
DAFTAR ISI

P a g e 2 | 11
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pada era teknologi ini hampir semua aktivitas manusia membutuhkan peralatan
canggih yang dapat memudakan segala aktivitas. Baik aktivitas di lembaga formal , informal ,
maupun nonformal. Kegiatan pemebelajaran pada setiap mata pelajaran di sekolah
penggunaan teknologi sangatlah menunjang dalam proses kegiatan belajar tersebut. Hal ini
tentu mengisyaratkan kepada para pendidik maupun calon pendidik agar mampu menerapkan
cara belajar dengan pemanfaatan teknologi yang mutakhir. Artinya , kita harus melek
teknologi agar dapat menjalankan tugas dengan baik sesuai kurikulum yang berlaku. Oleh
karena itu , didalam makalah ini saya sebagai penulis akan membahas tentang bagaimana
Pembelajaran Blended Learning dengan menggunakan dan mengintegrasikann ke dalam
teknologi yang mutakhir.

TUJUAN

Setelah mempelajari makalah ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai :

1. Apa sebenarnya Pembelajaran Blended Learning ?.


2. Bagaimana proses Pembelajaran Blended Learning ?.
3. Kenapa ada Pembelajaran Blended Learning ?.
4. Untuk apa dilaksanakan Pembelajaran Blended Learning ?.
5. Bagaimana proses Pembelajaran Blended Learning ?.
6. Apa saja positif dan negatif dari Pembelajaran Blended Learning ?.

P a g e 3 | 11
BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN

Pembelajaran berbasis blended learning adalah pembelajaran yang mengkombinasi


strategi penyampaikan pembelajaran menggunakan kegiatan tatap muka, pembelajaran
berbasis komputer (offline), dan komputer secara online (internet dan mobile learning).
Pembelajaran berbasis Blended learning berkembang sekitar tahun 2000 dan sekarang
banyak digunakan di Amerika Utara, Inggris, Australia, kalangan perguruan tinggi dan dunia
pelatihan. Melalui blended learning semua sumber belajar yang dapat memfasilitasi
terjadinya belajar bagi orang yang belajar dikembangkan. Pembelajaran blended learning
dapat menggabungkan pembelajaran tatap muka (face-to-face) dengan pembelajaran berbasis
komputer. Artinya, pembelajaran dengan pendekatan teknologi pembelajaran dengan
kombinasi sumber-sumber belajar tatap muka dengan pengajar maupun yang dimuat dalam
media komputer, telpon seluler atau iPhone, saluran televisi satelit, konferensi video, dan
media elektronik lainnya.
Pebelajar dan pengajar/fasilitator bekerja sama untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran blended adalah memberikan kesempatan bagi
berbagai karakteristik pebelajar agar belajar mandiri, berkelanjutan, dan berkembang
sepanjang hayat, sehingga belajar akan menjadi lebih efektif, lebih efisien, dan lebih menarik.

MODEL BLENDED LEARNING


Dalam Blended Learning secara umum terdapat 6 model, yaitu:
1. Face-to-Face Driver
Melibatkan siswa tidak hanya sekedar tatap muka di ruang kelas atau laboratorium,
melainkan melibatkan siswa dalam kegiatan di luar kelas dengan mengintegrasikan
teknologi web secara online.
2. Rotation
Mengintegrasikan pembelajaran online sambil bertatap muka di dalam kelas dengan
pengawasan guru atau pendidik.
3. Flex

P a g e 4 | 11
Memanfaatkan media internet dalam penyampai pembelajaran kepada peserta. Dalam
hal ini peserta dapat membentuk kelompok diskusi.
4. Online Lap
Pembelajaran yang berlangsung di dalam ruang laboratorium komputer dengan semua
materi pembelajaran di sediakan secara softcopy, di mana para peserta berinteraksi
dengan guru secara online. Dalam hal ini guru dibantu oleh pengawas agar disiplin
dalam belajar tetap terjaga.
5. Self Blend
Dalam hal ini peserta mengikuti kursus online, hal ini sebagai pelengkap kelas
tradisional yang dilakukan tidak mesti di dalam ruang kelas akan tetapi bisa di luar
kelas.
6. Online Driver
Merupakan pembelajaran secara online, di mana dalam hal ini seorang guru bisa
mengupload materi pembelajaran di internet, sehingga peserta dapat
mendownload/mengunduhnya dari jarak jauh agar peserta bisa belajar mandiri di luar
kelas dan dilanjutkan dengan tatap muka berdasarkan waktu yang telah disepakati.

KONSEP BLENDED LEARNING


Secara etimologi istilah blended learning terdiri dari dua kata yaitu blended dan
learning . Kata blended berarti campuran, bersama untuk meningkatkan kualitas agar
bertambah baik. Sedangkan learning adalah belajar , maka bila di artikan menjadi satu makna
yaitu blinded learning merupakan pola pembelajaran yang mengandung unsur pencampuran,
atau penggabungan antara satu pola dengan pola yang lainnya. Maksud pencampuran adalah
dua unsur utama , yaitu pembelajaran di kelas (classroom lesson) dengan online learning.

Blended Learning adalah kombinasi atau penggabungan pendekatan aspek blended e-


learning yang berupa we-based instruction, video streaming, audio, komunikasi synchronous
dan asynchronous dalam jalur blended e-learning system LSM dengan pembelajaran
tradisional tatap muka termasuk juga metode mengajar, teori belajar dan dimensi
pedagogik.

PELAKSANAAN BLENDED LEARNING


Pelaksanaan blended learning tergantung pada beberapa faktor. (1) Sarana dan
prasarana. Guru perlu memiliki akses terhadap jaringan internet yang cukup besar dan cepat

P a g e 5 | 11
sehingga memudahkan kerja. Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai juga
memerlukan biaya. (2) Guru perlu meningkatkan kemampuannya dalam bidang TIK dengan
cara membaca dan berlatih mandiri maupun melalui pelatihan formal. Sekolah perlu
memperhatikan hal ini sebagai salah satu pengembangan profesional. (3) Siswa perlu
mendapatkan akses terhadap komputer dan internet dan memiliki kemampuan memanfaatkan
E-learning. Sekolah perlu membekali siswa sebelum blended learning diterapkan.
Mengingat kondisi setiap sekolah berbeda, implementasi blended learning dapat
dipilih sesuai dengan kondisi persekolahan. Beberapa ragam blended learning adalah
sebagaimana gambar di bawah.

Model implementasi yang paling sederhana adalah model 5 yakni pemanfaatan


bahan-bahan online tanpa harus mensyaratkan siswa untuk terhubung dengan internet. Hal ini
berarti guru melakukan pembelajaran tatap muka dengan melibatkan kegiatan siswa yang
memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di internet misalnya film, animasi, game dan
sebagainya. Model implementasi berikutnya adalah model pembelajaran tatap muka dengan
kegiatan siswa dan guru melakukan akses internet. Misalnya ketika berdiskusi, siswa dapat
mencari bahan-bahan di internet dan mempresentasikannya di kelas. Pada model ini
dibutuhkan jaringan internet di dalam dan di luar kelas. Model-model berikutnya adalah
model dengan pemanfaatan internet yang intensif.
Beberapa cara mengimplementasikan blended learning pada tahap permulaan
diantaranya:
1. Guru mengintegrasikan teknologi komputer dan informasi dalam materi
pembelajarannya. Misalnya guru mendownload video, animasi, dan simulasi yang
sesuai untuk dimanfaatkan di kelas. Berbagai media ini diintegrasikan dalam
pembelajaran.

P a g e 6 | 11
2. Guru mengembangkan bahan ajar atau modul berbantuan komputer. Bahan ajar ini
dapat diakses oleh siswa dan dapat dipelajari di luar jam tatap muka. Bahan ajar akan
membantu siswa yang mengalami masalah dalam pembelajaran tatap muka
3. Guru mengoptimalkan email dengan mengembangkan email group sebagai wahana
diskusi guru-siswa-siswa. Group email juga dapat digunakan untuk berbagi file,
mengumpulkan tugas dan sebagainya.
4. Guru mempelajari moodle dan memanfaatkannya sebagai penunjang pembelajaran
tatap muka. Guru memanfaatkan fitur yang tersedia untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran tatap muka.

Guru dan sekolah dapat memilih model yang sesuai dengan sarana prasarana yang
tersedia, kemampuan guru, dan kesiapan siswa. Implementasi model yang sesuai akan
berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING


Pembelajaran berbasis blended learning dimulai sejak ditemukan komputer, walaupun
sebelum itu juga sudah terjadi adanya kombinasi(blended). Terjadinya pembelajaran,awalnya
karena adanya tatap muka dan interaksi antara pengajar dan pelajar, setelah ditemukan mesin
cetak maka guru memanfaatkan media cetak. Pada saat ditemukan media audio visual,sumber
belajar dalam pembelajaran mengombinasi antara pengajar, media cetak, dan audio visual.
Namun blended learning muncul setelah berkembangnya teknologi informasi sehingga
sumber dapat diakses oleh pembelajar secara offline maupun online.
Saat ini, pembelajaran berbasis blended learning dilakukan dengan menggabungkan
pembelajaran tatap muka, teknologi cetak, teknologi audio, teknologi audio visual, teknologi
komputer, dan teknologi m-learning (mobile learning).Dalam blended learning terdapat
enam unsur yang harus ada, yaitu: (1)tatap muka (2) belajar mandiri, (3) aplikasi, (4) tutorial,
(5) kerjasama, dan (6)evaluasi.
1. Tatap Muka
Pembelajaran tatap muka sudah dilakukan sebelum ditemukannya teknologi cetak, audio
visual, dan komputer, pengajar sebagai sumber belajar utama.
2. Belajar Mandiri
Dalam pembelajaran berbasis Blended Learning, akan banyak sumber belajar yang harus
diakses oleh peserta didik, karena sumbersumber tersebut tidak hanya terbatas pada sumber

P a g e 7 | 11
belajar yang dimiliki pengajar atau perpustakaan lembaga pendidikannya saja, melainkan
sumber-sumber belajar yang ada di perpustakaan seluruh dunia.
3. Aplikasi
Aplikasi dalam pembelajaran berbasis blended learning dapat dilakukan melalui
pembelajaran berbasis masalah, pelajar akan secara aktif mendefinisikan masalah, mencari
berbagai alternatif pemecahan, dan melacak konsep, prinsip, dan prosedur yang dibutuhkan
untuk memecahkan masalah tersebut.
4. Tutorial
Pada tutorial, peserta didik yang aktif untuk menyampaikan masalah yang dihadapi, seorang
pengajar akan berperan sebagai tutor yang membimbing. Meskipun aplikasi teknologi dapat
meningkatkan keterlibatan pelajar dalam belajar, peran pengajar masih diperlukan sebagai
tutor.
5. Kerjasama
Keterampilan kolaborasi harus menjadi bagian penting dalam pembelajaran berbasis Blended
Learning. Hal ini tentu berbeda dengan pembelajaran tatap muka konvensional yang semua
peserta didik belajar di dalam kelas yang sama di bawah kontrol pengajar. Sedangkan dalam
pembelajaran berbasis blended, maka peserta didik bekerja secara mandiri dan berkolaborasi.
6. Evaluasi
Evaluasi pembelajaran berbasis blended learning tentunya akan sangat berbeda dibanding
dengan evaluasi pembelajaran tatap muka. Evaluasi harus didasarkan pada proses dan hasil
yang dapat dilakukan melalui penilaian evaluasi kinerja belajar pelajar berdasarkan
portofolio.
Demikian pula penilaian perlu melibatkan bukan hanya otoritas pengajar,namun perlu
ada penilaian diri oleh pelajar, maupun penilai pelajar lain.

POSITIF DARI PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING


Pembelajaran terjadi secara mandiri dan konvensional, yang keduanya memiliki
kelebihan yang dapat saling melengkapi.
Pembelajaran lebih efektif dan efisien.
Meningkatkan aksesbiltas. Dengan adanya blended learning maka peserta belajar
semakin mudah dalam mengakses materi pembelajaran.
Proses belajar mengajar tidak hanya tatap muka, namun menambah waktu
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dunia maya.

P a g e 8 | 11
Mempermudah dan mempercepat proses komunikasi non-stop antara pengajar dan
siswa.

NEGATIF DARI PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING


Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan
prasarana tidak mendukung.
Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi.
Blended learning masih sulit digunakan dalam mata pelajaran eksakta.
Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet.

P a g e 9 | 11
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Blended learning dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang
memanfaatkan berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat
memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi.
Dalam Blended Learning secara umum terdapat 6 model, yaitu: Face-to-
Face Driver, Rotation, Flex, Online Lap, Self Blend dan Online Driver.
Unsur-Unsur pembelajaran berbasis blended learning
mengkombinasikan antara tatap muka dan e-learningyang memiliki 6 (enam)
unsur, yaitu: (a) tatap muka (b) belajar mandiri, (c) aplikasi, (d) tutorial, (e)
kerjasama, dan (f) evaluasi.
Kelebihan model ini adalah: Hemat waktu, Hemat biaya, pembelajaran
lebih efektif dan efisien, dan sebagainya.
Dalam hal ini strategi dapat calon pendidik lakukan untuk mengantisipasi tuntutan
pembelajaran di masa yang akan datang menggunakan Blended Learning.

DAFTAR PUSTAKA
Curtis J. Bonk, Charles R & Graham, The Handbook of Blended Learning (USA : Preiffer,
2006).

Bersin, Josh. The Blended Learning Book: Best Practices, Proven Methodologies,
and Lessons Learned. 2004. San Francisco, John Wiley & Sons.
Glazer, Francine S. 2012. Blended Learning. Virginia, Stylus Publishing.
Munir, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung :
ALFABETA, 2009.
pcahyono.blogspot.com
Rusman, dkk. 2011, Pembelajaran Berbasis Teknologi dan Komunikasi.
Bandung : PT RAJAGRAFINDO PERSADA
sandypress.wordpress.com
Staker, Heather and Michael B. Horn, Classifying K12 Blended learning, Inno
Sight Institut, May 2012.

P a g e 10 | 11
Thorne, Kaye and David Mackey, Everything You Ever Needed to Know About
Training. 2007. London: Kogan Page Publishers.
Tucker, Catlin R. Blended Learning in Grades 412. 2012. London, Corwin
Press.

P a g e 11 | 11

Anda mungkin juga menyukai