Anda di halaman 1dari 8

42

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan terhadap berbagai


kesenjangan yang ditemukan selama pengkajia pada Ny. E dengan Hipertensi yang
telah dilaksanakan pada tanggal 3 Juli 2006 sampai dengan 5 Juli 2006 di Ruang
Rawat Umum RSU Bethesda Serukam. Pembahasan dilakukan dengan berdasarkan
kepada landasan teori makalah pada klien dengan hipertensi, dilaksanakan secara
sistematis yang meliputi setiap tahap dalam proses keperawatan mulai dari
pengkajian sampai dengan evaluasi.
A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan keperawatan yang meliputi aspek bio-psiko-sosio-
spritual secara komprehensif, yang dimaksudkan untuk mendapatkan informasi
atau data, yang dilakukan melalui proses wawancara, observasi dan pemeriksaan
fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi). Pada pengkajian terdiri dari dua
tahap yaitu pengumpulan data dan analisa data. Pada makalah dengan klien
hipertensi, ada data-data yang didapat sesuai dengan landasan teoritis tetapi ada
juga data-data yang didapat pada makalah tidak terdapat pada landasan teoritis.
Adanya kesenjangan-kesenjangan tersebut dapat kita lihat pada:
1. Aktivitas/istirahat:
Pada landasan teoritis ditemukan kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup
monoton dan frekuensi jantung meningkat. Pada makalah hanya ditemukan
kelemahan dan letih, nafas klien tidak pendek dengan N: 20X/menit. Ini
dikarenakan pada saat pengkajian penyakit klien sudah mengalami perubahan,
karena klien sudah dirawat selama 7 hari.
2. Sirkulasi:
Pada landasan teori ditemukan bahwa adanya riwayat hipertensi,
aterosklerosis, penyakit jantung koroner, peningkatan TD, nadi terdengar jelas
dan ditemukan mur-mur. Pada laporan kasus klien memang memiliki riwayat
43

hipertensi. Tetapi klien tidak memiliki riwayat penyakit jantung koroner


sebelumnya. TD 140/90mmHg, nadi terdengar jelas pada carotis dan
terdengar lemah pada radialis, ini disebabkan karena klien sudah lanjut usia
dan klien mengalami kelemahan. Pada auskultasi jantung tidak ditemukan
suara murmur dan suara jantung kuat (terdengar keras)
3. Integritas ego:
Pada landasan teori adanya perubahan kepribadian, ansietas, depresi, marah
dan stress multipel (hubungan dengan keuangan yang berkaitan dengan
keuangan). Pada makalah gejala tersebut tidak ditemukan karena klien
dibawah tanggungan anaknya, sehingga klien tidak pernah berpikir tentang
masalah keuangan rumah sakit.
4. Eliminasi:
Pada landasan teori tidak ditemukan gangguan ginjal saat ini dan yang lalu.
Pada makalah klien selama dirumah memang BAK lancar ( 1.800cc/24jam),
tidak mengalami kesulitan, saat pengkajian klien juga BAK lancar ( 1400cc/
24jam), sehingga klien tidak mendapatkan terapi injeksi (misal: Farsix)
memperlancar BAK.
5. Makanan dan cairan:
Pada landasan teoritis ditemukan yaitu makanan yang disukai (makanan tinggi
garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol), mual, muntah dan perubahan berat
badan. Pada makalah saat pengkajian klien memang senang mengkonsumsi
makanan yang tinggi garam dan goreng-gorengan saat dirumah, klien tidak
mual tidak muntah, BB klien tidak ditimbang pada saat pengkajian, karena
klien tidak bisa berdiri, tapi klien tampak gemuk. Pada saat sebelum masuk
rumah sakit klien tahu berat badannya 78 Kg. Pada sistem ini gejala yang
ditemukan pada makalah hampir sama dengan landasan teori.
6. Neurosensori
Pada landasan teoritis ditemukan kepala pusing, gangguan penglihatan,
gangguan memori. Pada makalah tidak ditemukan bahwa klien pusing, tetapi
pada saat klien masuk rumah sakit klien mengeluh pusing, tanda tersebut
44

hilang saat pengkajian karena klien sudah mendapatkan pengobatan yaitu obat
Paracetamol 3X500mg, pada saat pengkajian obat tersebut dihentikan karena
klien tidak mengeluh pusing lagi. Kelemahan ditemukan pada makalah klien
mengeluh badanya lemah, klien hanya bisa baring dengan posisi semi fowler
di atas tempat tidur. Ini disebabkan karena keadaan klien yang mengalami
stroke. Sedangkan gangguan penglihatan dan memori ditemukan pada klien,
ini mungkin disebabkan klien termasuk lanjut usia yang memang sedang
masa-masa seperti itu.
7. Nyeri/ketidakberdayaan
Pada landasan teoritis ditemukan angina, nyeri tungkai, nyeri kepala, dan
nyeri abdomen. Pada makalah gejala seperti itu tidak ditemukan, mungkin ini
dikarenakan klien sudah 7 hari masuk rumah sakit dan sudah mendapatkan
perawatan untuk hal tersebut.
8. Pernapasan
Pada landasan teoritis adanya gejala dispnea, takipnea, ortopepnia, batuk,
riwayat merokok, adanya bunyi nafas tambahan dan sianosis. Pada makalah
gejala seperti itu tidak ditemukan pernapasan klien normal yaitu N: 20X/menit
dan tidak terdapat batuk, riwayat merokok dan suara napas tambahan (mengi).
Ini menandakan sistem pernapasan klien normal tidak mengalami konmplikasi
penyakit.
9. Keamanan
Pada landasan teoritis ditemukan gangguan cara berjalan. Pada makalah klien
mengalami gangguan cara berjalan, karena klien mengalami kelemahan yang
disebabkan karena keadaan klien sedang mengalami stroke.
10. Pembelajaran
Pada landasan teoritis faktor-faktor resiko keluarga yaitu: hipertensi,
aterosklerosis, penyakit jantung, Diabetes Melitus, penggunaan pil KB atau
hormon lain. Pada makalah klien dan keluarga sering bertanya pada perawat
tentang penyakit klien, anak klien tidak ada yang mengalami hipertensi dan
45

Diabetes Melitus, klien tidak menggunakan pil KB. Pada landasan teoritis dan
laporan kasus terdapat kesenjangan.
11. Pemeriksaan diagnostik.
Pada landasan teoritis untuk menegakkan diagnosa perlu dilakukan
pemeriksaan hemoglobin/hematokrit, kreatinin, glukosa, kalsium serum,
kolesterol dan trigliserida serum, pemeriksaan tiroid, urinalisa, asam urat,
steroid urine, IVP, foto dada serta EKG. Pada asuhan keperawatan
pemeriksaan diagnostik yang dilakukan hanya pemeriksaan kolesterol,
trigliserida, glukosa, kreatinin. Pemeriksaan diagnostik yang tidak dilakukan
dikarenakan alasan-alasan mungkin pertama, tanpa pemeriksaan tersebut
dokter sudah dapat menentukan diagnosa penyakit secara pasti. Kedua, dokter
sudah memberikan terapi yang sesuai walaupun tidak ditunjang oleh
pemeriksaan diagnostik tersebut. Alasan yang ketiga tidak adanya indikasi
untuk melakukan pemeriksan tersebut pada klien karena disesuaikan dengan
tanda dan gejala serta keadaan klien.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respons manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari kelompok
atau individu dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan,
menurunkan, membatasi, mencegah dan mengubah. (Carpenito dikutip oleh
Nursalam, 2001)
Setelah dilakukan pengkajian untuk mendapatkan data, yang kemudian
dianalisa dan diidentifikasi, maka akan timbul suatu data fokus untuk
menunjang timbulnya diagnosa pada klien dengan hipertensi, baik itu
diagnosa aktual maupun potensial. Pada pemaparan landasan teoritis jika
didasarkan atas gejala yang ada, maka diagnosa yang mungkin muncul sangat
sulit untuk diperkirakan karena tergantung pada kondisi klien, mekanisme
patofisiologi, dan derajat keparahan penyakit yang timbul. Sehingga pada
46

landasan teoritis terdapat 6 diagnosa keperawatan, yaitu Resiko tinggi


terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan iskemik miokard,
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen, Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral, Resiko tinggi perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan masukan berlebihan sehubungan dengan kebutuhan
metabolik, Koping individu inefektif berhubungan dengan relaksasi tidak
adekuat, Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan rencana pengobatan
berhubungan dengan kurang informasi, kurang mengingat, atau salah
interpretasi.
Sedangkan data-data yang penulis peroleh pada pengkajian makalah
secara langsung, penulis dapat merumuskan tiga diagnosa keperawatan sesuai
dengan data-data yang ada. Dimana nantinya terdapat kesenjangan antara
diagnosa keperawatan pada landasan teoritis dengan diagnosa pada makalah.
Karena tidak semua diagnosa keperawatan pada landasan teoritis ada pada
makalah dan sebaliknya.
Diagnosa keperawatan yang terdapat pada makalah klien dengan
hipertensi adalah Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan suplai oksigen miokard dan kebutuhan. Diangkatnya
diagnosa keperawatan ini karena klien mengeluh badannya lemah, klien
mengatakan ingin tidur saja, klien tampak lemah, klien terpasang infus NS.
Kekuatan otot atas 5/3, bawah 5/4. Diagnosa kedua nyeri berhubungan dengan
trauma pada lengan kiri ini diangkat karena klien mengeluh nyeri dibagian
lengan kirinya akibat terjatuh. Diagnosa ini dilandaskan teori nyeri
berhubungan dengan sakit kepala diganti dengan nyeri berhubungan dengan
trauma pada lengan kiri. Dan ADL klien dibantu oleh perawat (mandi, BAK,
BAB). Pada landasan teoritis, diagnosa ini juga diangkat karena berdasarkan
tanda dan gejala yang ada. Karena antara makalah dengan teoritis sama-sama
mengangkat diagnosa ini, berarti tidak ada kesenjangan antara keduanya.
Diagnosa ketiga kurang pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit
47

klien berhubungan dengan kurangnya informasi yang didapat. Diagnosa ini


diangkat karena klien dan keluarga mengatakan ia tidak mengerti tentang
komplikasi penyakitnya. Pada landasan teoritis dan makalah tidak terdapat
kesenjangan karena sama-sama diangkat berdasarkan tanda dan gejala.
Sedangkan diagnosa keperawatan secara teoritis tidak semua diangkat karena
sesuai dengan pengkajian yang ada dan sesuai dengan keluhan serta kondisi
klien.

C. PERENCANAAN
Perencanaan adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah,
mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang akan diidentifikasi pada
diagnosa keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosa
keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi (Iyer et al, (1996), dikutip
oleh Nursalam, 1996, hal 51).
Tahapan dalam perencanaan ini meliputi menentukan prioritas, menentukan
kriteria hasil, menentukan rencana tindakan dan dokumentasi (Nursalam, 2001,
hal 52). Terdapat 3 tindakan dalam tahap rencana tindakan pelimpahan (delegasi)
dan program atau perintah medis yang ditujukan untuk klien yang dalam
pelaksanaannya dibantu oleh perawat. (Nursalam, 2001).
Didalam penyusunan rencana tindakan keperawatan, penulis mengalami
kesulitan dalam hal mendapatkan literatur yang secara spesifik membahas
makalah pada klien dengan hipertensi. Adapun perencanaan yang diolah sesuai
dengan diagnosa keperawatan adalah:
Pertama, intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Diagnosa ini terdapat dalam landasan teoritis sehingga perencanaan keperawatan
sesuai dengan landasan teoritis. Perencanaan yaitu: observasi kemampuan
aktivitas klien serta kaji kekuatan otot klien, menganjurkan klien untuk
membatasi aktivitas yang tidak perlu seperti pulang pergi ke WC, bantu dan
ajarkan kepada klien dalam memenuhi aktivitas klien sehari-hari (seperti makan
minum, BAB, BAK, mandi), dekatkan peralatan yang dibutuhkan klien, anjurkan
48

klien bergerak sedikit sedikit tanpa bantuan, observasi tanda-tanda vital klien
serta kolaborasi dengan dokter.
Diagnosa kedua nyeri berhubungan dengan trauma pada lengan kiri,
diagnosa ini tidak terdapat pada landasan teori. Perencanaannya yaitu kaji tingkat
nyeri klien, tanda-tanda vital.
Diagnosa ketiga yang merupakan diagnosa terakhir pada laporan kasus ini
yaitu kurang pengetahuan. Diagnosa ini terdapat landasan teoritis, tetapi tidak
semua perencanaan yang ada pada landasan teoritis terdapat pada makalah, ini
disebabkan karena disesuaikan dengan keadaan klien dan keluarga saat itu.
Perencanaannya yaitu kaji latar belakang pendidikan klien dan keluarga, kaji
sejauh mana klien dan keluarga mengetahui tentang penyakit klien. Berikan
penyuluhan, tanya ulang kembali yang telah disampaikan oleh perawat.

D. PELAKSANAAN
Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah inisiatif dari rencana tindakan
untuk mencapai tujuan yang spesifik (Nursalam, 2001, hal 63).
Tahapan ini merupakan tahap keempat dalam proses keperawatan, oleh
karena itu pelaksanaannya dimulai setelah rencana tindakan dirumuskan dan
mengacu pada rencana tindakan sesuai skala sangat urgent dan tidak urgent (non
urgent).
Dari semua perencanaan tiap-tiap diagnosa, dari diagnosa pertama sampai
diagnosa ketiga secara umum dapat dilaksanakan, hanya pelaksanaannya lebih
disesuaikan dengan kondisi klien, fasilitas pendukung dan kemampuan perawat
itu sendiri.

E. EVALUASI
Berdasarkan atas pelaksanaan dari rencana tindakan yang telah dilakukan
penulis mencoba untuk menerangkan beberapa hasil dari evaluasi yang
didapatkan setelah merawat klien selama 2 hari. Pada intoleransi aktivitas
berhubungan dengan kelemahan fisik, masalah teratasi sebagian, ditunjukkan
49

dengan klien sudah dapat menggerakan kaki dan tangan kiri perlahan-lahan, klien
sudah tampak segar, ADL masih dibantu keluarga, kekuatan otot atas 5 3 dan
bawah 5 4-5. Untuk diagnosa kedua nyeri berhubungan dengan trauma pada
lengan kiri belum teratasi ini ditunjukan klien masih mengeluh nyeri pada lengan
kiri bila digerakan. Diagnosa ketiga kurang pengetahuan teratasi dibuktikan
dengan setelah diberikan penyuluhan tentang penyakit klien dan keluarga
mengerti.

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan Prolanis
    Laporan Prolanis
    Dokumen6 halaman
    Laporan Prolanis
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • Head Injury 2
    Head Injury 2
    Dokumen40 halaman
    Head Injury 2
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen8 halaman
    Bab 4
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • Analisa Swot
    Analisa Swot
    Dokumen1 halaman
    Analisa Swot
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • Obat Luka Bakar
    Obat Luka Bakar
    Dokumen2 halaman
    Obat Luka Bakar
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • Materi Pembelajaran Hipertensi
    Materi Pembelajaran Hipertensi
    Dokumen1 halaman
    Materi Pembelajaran Hipertensi
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • Tutorial Blok 19
    Tutorial Blok 19
    Dokumen3 halaman
    Tutorial Blok 19
    Astri Kartika Sari
    Belum ada peringkat
  • Ebn Asam Basa Bu Wina
    Ebn Asam Basa Bu Wina
    Dokumen28 halaman
    Ebn Asam Basa Bu Wina
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • Penyakit Jantung Koroner
    Penyakit Jantung Koroner
    Dokumen3 halaman
    Penyakit Jantung Koroner
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • Obat Luka Bakar
    Obat Luka Bakar
    Dokumen2 halaman
    Obat Luka Bakar
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • Tetanus Pada Anak
    Tetanus Pada Anak
    Dokumen12 halaman
    Tetanus Pada Anak
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • Rheumatoid Astritis
    Rheumatoid Astritis
    Dokumen11 halaman
    Rheumatoid Astritis
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • Difteri Kelompok IV
    Difteri Kelompok IV
    Dokumen8 halaman
    Difteri Kelompok IV
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • BAB II New
    BAB II New
    Dokumen13 halaman
    BAB II New
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • Difteri Kelompok IV
    Difteri Kelompok IV
    Dokumen8 halaman
    Difteri Kelompok IV
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Fisik Per Sistem
    Pemeriksaan Fisik Per Sistem
    Dokumen14 halaman
    Pemeriksaan Fisik Per Sistem
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen3 halaman
    Bab V
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • Sap TBC
    Sap TBC
    Dokumen8 halaman
    Sap TBC
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • Head Injury 2
    Head Injury 2
    Dokumen40 halaman
    Head Injury 2
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • Gastroenteritis
    Gastroenteritis
    Dokumen13 halaman
    Gastroenteritis
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • Sap Batuk Efektif
    Sap Batuk Efektif
    Dokumen4 halaman
    Sap Batuk Efektif
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • RA
    RA
    Dokumen2 halaman
    RA
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • Acut Coronaria Syndrom
    Acut Coronaria Syndrom
    Dokumen34 halaman
    Acut Coronaria Syndrom
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • CHF Teori
    CHF Teori
    Dokumen32 halaman
    CHF Teori
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • ASIHAN POSTNATAL
    ASIHAN POSTNATAL
    Dokumen18 halaman
    ASIHAN POSTNATAL
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • Lefleat Acs
    Lefleat Acs
    Dokumen2 halaman
    Lefleat Acs
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • Data Peritonitis
    Data Peritonitis
    Dokumen1 halaman
    Data Peritonitis
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • Toff
    Toff
    Dokumen18 halaman
    Toff
    IgnatiusHengkiAriwibowo
    Belum ada peringkat