3
3
11 Bilangan Koordinasi 12
Senyawa kompleks dengan bilangan koordinasi di atas 10 adalah sangat jarang. Untuk
bilangan koordinasi 12 contohnya adalah ion heksanitrto O,O seriant(III). [Ce(O2NO)6]3-
,dengan ion-ion nitrat membentuk seprit seperti ditunjukan pada Gambar 9.29
(1) Kompleks memiliki ligan-ligan lunak dan atom pusat logam dengan tingkat
oksidasi rendah logam dengan tingkat oksidasi rendah adalah kaya elekron
sehingga tidak memerlukan tambahan elektron dari ligan dengan mengikat lebih
banyak ligan. Disamping itu logam yang kaya elektron dapat memberikan
elektronnya pada ligan untuk membentuk ikatan sehingga menstabilkan
kompleks yang ada.
(2) Ligan yang ada merupakan ligan besar dan ruah. Ligan ini memiliki efek sterik
yang tinggi. Bila jumlah ligan yang terikat oleh atom pusat banyak, kompleks
cendrung tidak stabil. Kesetabilan diperoleh apabila jumlah ligan yang terikat oleh
atom pusat jumlahnya berkurang.
(3) Ion pengimbang yang ada pada senyawa kompleks ionik kebasaannya rendah.
Kompleks kationik dari senyawa kompleks ionik merupakan asam lewis yang
cenderung mudah diserang atau dikoordinasi oleh ion pengimbangnya apabila ion
pengimbang ini memiliki kebasaan yang tinggi. Anion pengimbang biasa yang
digunakan adalah ion-ion nitrat (NO3), perkorat (ClO4-), tetra fluoroborat (I-) (BF4-
), heksafluorofospat (I-) (PF6-), heksafluoroantimonat (I-) (SbF6-) dan
trifluorometanasulfonat (I-) dan triflat (SO3CF3-).
(1) Kompleks memiliki ligan-ligan keras dan atom pusat logam dengan tingkat
oksidasi tinggi.
(2) Ligan-ligan yang ada ukurannya kecil atau persyaratan steriknya rendah. Ukuran
ligan yang kecil akan meminimalkan tolakan antara ligan-ligan yang terkoordinasi
pada atom pusat sehingga diperoleh kompleks yang stabil meskipun bilangan
koordinasi yang tinggi.
(3) Kation pengimbangnya merupakan kation berukuran besar dan bukan merupakan
asam. Kompleks dengan bilangan koordinasi tinggi cendrung memiliki atom pusat
dengan tingkat oksidasi tinggi.
Dari banyak senyawa yang berhasil disintesis dan ditentukan strukturnya maka
kompleks yang berhasil disintesis dan ditentukan strukturnya maka kompleks dengan struktur
oktehedral dan tetrahedral adalah paling banyak dijumpai kestabilan kompleks oktahedral
dibandingkan kompleks tetrahedral dapat ditinjau dari beberapa faktor, yaitu jumlah ikatan,
tolakan antar ligan-ligan, energi penstabilan, dan muatan atom pusat.
Ditinjau dari tolakan antar ligan ligan maka bertambahnya jumlah ligan yang terikat
pada atom pusat akan meningkatkan kekuatan tolakan antar ligan ligan sehingga kompleks
semakin tidak stabil.