Anda di halaman 1dari 24

SKENARIO 1

Anakku Anak Siapa?

Seorang perempuan berusia 21 tahum dalam keadaan hamil aterm datang


ke rumah sakit untuk melakukan persalinan. Dalam perkembangannya, diketahui
bahwa ia hamil karena diperkosa oleh 2 laki-laki yang merupakan tetangga di
kampungnya. Untuk mengetahui siapa ayah biologis dari bayi tersebut maka
dilakukan pemeriksaan sistem golongan darah dan didapatkan hasil golongan
darah ibu A, bayi bergolongan darah O, laki-laki 1 bergolongan darah A dan laki-
laki kedua bergolongan darah AB. Keluarga perempuan tersebut menginginkan
pula dilakukan tes DNA.

1
BAB 1

KLARIFIKASI ISTILAH

1.1 Hamil aterm


Disebut juga kehamilan cukup bulan yaitu kehamilan antara 37 sampai 42
minggu.
(Prawirohardjo, 2007)
1.2 Hamil
Keadaan mengandung embrio atau fetus yang tumbuh di dalam tubuh,
setelah penyatuan sel telur dan spermatozoa
(Dorland, 2012)
1.3 Persalinan
Istilah yang dipakai untuk serangkaian peristiwa yang menyelubungi partus
(proses kelahiran bayi)
(Sloane, 2004)
1.4 Golongan darah
Ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis
karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah.
(Putrawan, 2010)
1.5 DNA
DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribosa nukleat (ADN)
merupakan tempat penyimpanan informasi genetik atau polimer yang terdiri
dari nukleotida sederhana berpilin.
(Brooks et al, 2008)

2
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH

2.1 Bagaimana proses spermatogenesis dan oogenesis?


2.2 Apa saja tanda-tanda kehamilan?
2.3 Apa saja jenis-jenis kehamilan?
2.4 Hormon apa saja yang berperan pada proses kehamilan?
2.5 Bagaimana genetika golongan darah dan kemungkinan dari golongan darah
yang dapat menghasilkan golongan darah O?
2.6 Bagaimana fungsi tes DNA?
2.7 Bagaimana cara menentukan keturunan dari tes DNA?

3
BAB III
BRAINSTORMING

3.1 Bagaimana proses spermatogenesis dan oogenesis?


3.1.1 Spermatogenesis

(Tortora & Derrickson, 2009)


Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang
terjadi di organ kelamin jantan yaitu testis, tepatnya di tubulus seminiferus.
Sel spermatozoa atau sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam
testis melewati sebuah proses kompleks.Spermatogenesis mencakup
pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan
diferensiasi sel.
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses sebagai berikut :
1. Spermatositogenesis adalah tahap awal dari spermatogenesis yaitu
peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi spermatosit primer
(mitosis), selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan secara meiosis
menjadi spermatosit sekunder dan spermatid.

4
2. Spermiogenesis adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari.
3. Spermiasi adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil). Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel sertoli dan bergerak
menuju epididimis karena kontraksi otot peritubuler. Sperma baru mampu
bergerak dalam saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran
reproduksi pria bukan karena motilitas sperma sendiri melainkan karena
kontraksi peristaltik otot saluran.
3.1.2 Oogenesis

(Tortora & Derrickson, 2009)


Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur di dalam ovarium.
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut
oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai
sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovarium. Pada akhir bulan ketiga

5
usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan
siap memasuki tahap pembelahan. Oogonia membelah secara mitosis
menghasilkan oosit primer. Kemudian, oosit primer membelah secara
miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Memasuki masa pubertas, oosit
melakukan pembelahan miosis I. Hasilnya berupa dua sel haploid, satu sel
yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel yang kecil disebut badan
kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan
mengalami pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan
membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid
dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan
kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang
berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum
matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya
menghasilkan satu ovum.
(Andriyani, 2015)
3.2 Apa saja tanda-tanda kehamilan?
a. Terhentinya menstruasi lebih dari 10 hari dari tanggal perkiraan
menstruasi. Tetapi tidak sepenuhnya dapat menjadi indikator kehamilan.
b. Perubahan struktur anatomi maupun fisiologi pada payudara.
Payudara wanita hamil akan berubah karena kelenjar mammae akan
semakin tumbuh untuk persiapan produksi ASI.
c. Perubahan mukosa vagina menjadi kebiruan dan kongesti.
d. Terdapat mucus dari serviks yang dipengaruhi oleh hormon progesteron.
e. Terdapat striae
Pada wanita yang hamil pertama kali maka akan muncul striae berwarna
keunguan. Sedangkan pada wanita yang sudah pernah hamil berwarna
putih atau disebut dengan striae albikan.
f. Mengalami pembesaran abdomen
g. Perubahan pada serviks

6
Pada usia kehamilan 8-12 minggu maka serviks akan semakin melunak
dan elastik karena serviks merupakan jalan lahir bayi dari persalinan
normal.
h. Kontraksi Braxton Hicks
Terdapat kontraksi uterus tetapi apabila diraba tidak terasa nyeri.
(Manuaba, 1998)
3.3 Apa saja jenis-jenis kehamilan?
Dilihat dari usia kandungan, terdapat tiga jenis kehamilan yaitu :
1. Hamil Prematur
Usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Berat janin antara 1000 sampai
2500 gram. Penyebab hamil prematur bermacam-macam, contohnya
karena gizi buruk, ada riwayat pewarisan prematur sebelumnya, depresi
saat sedang mengandung, akibat kebiasaan merokok dan minum-
minuman beralkohol , bekerja terlalu berat dan mioma uteri atau tumor
jinak pada otot rahim.
2. Hamil Aterm
Disebut juga kehamilan cukup bulan yakni 37 42 minggu. Berat
badannyan berkisar 2500-4000 gram.
3. Hamil Postmatur
Usia kehamilan lebih dari 42 minggu. Biasanya terjadi pada mereka yang
siklus haidnya tidak 28 hari.
(Prawirohardjo, 2007)
3.4 Hormon apa saja yang berperan pada proses kehamilan?
1. Estrogen
Hormon estrogen dihasilkan oleh ovarium. Estrogen berguna untuk
pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita, berperan pada
siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga
kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk
penetrasi sperma.
2. Progesteron
Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum. Progesteron
mempertahankan ketebalan endometrium sehingga bisa menerima

7
implantasi zigot. Kadar progesteron terus dipertahankan selama trimester
awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.
3. GnRH
GnRH merupakan hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus di otak.
GnRH akan merangsang pelepasan FSH di hipofisis.
4. FSH
FSH adalah hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan
dari GnRH. FSH akan menyebabkan pematangan folikel dan kemudian
akan menghasilkan ovum
(Sherwood, 2012)
3.5 Bagaimana genetika golongan darah dan kemungkinan dari golongan
darah yang dapat menghasilkan golongan darah O?
Cara untuk menentukan Ayah biologis :
a. Ibu golongan darah A
b. Anak golongan darah O
c. Lelaki 1 golongan darah A
d. Lelaki 2 golongan darah AB
1. Ibu (Homozigot) X laki-laki 1 (Homozigot)

Lelaki
IA
Ibu

IA IAIA
Hasil :
100 % IAIA Golongan darah A
2. Ibu (Heterozigot) X Laki-laki 1 (Homozigot)

Lelaki
IA
Ibu
IA IAIA
Io IAIo

8
Hasil :
50% IAIA
50% IAIo 100% Golongan darah A

100% Golongan darah A


3. Ibu (Heterozigot) X Laki-laki 1 (Heterozigot)

Lelaki
IA Io
Ibu
IA IAIA IAIo
Io IAIo IoIo
Hasil :
25% IAIA
75% Golongan darah A
50% IAIo
25% IoIo 25% Golongan darah O
4.Ibu (Homozigot) X laki-laki ke2

Lelaki
IA IB
Ibu

IA IAIA IAIB
Hasil :
50% IAIA 50% Golongan darah A
50% IAIB 50% Golongan darah B

5. Ibu (Heterozigot) X Laki-laki


IA IB
Lelaki

Ibu
IA IAIA IAIB
Io IAIo IBIo

9
Hasil :

25% IAIA
50% Golongan darah A
A o
25% I I

25% IAIB 25% Golongan darah AB

25% IBIo 25% Golongan darah B


Jadi, dapat disimpulkan bahwa si bayi kemungkinan adalah anak dari
laki-laki 1 yang bergolongan darah A
3.6 Bagaimana fungsi tes DNA?
1. Tes DNA untuk kepentingan forensik
Biasanya dilakukan untuk mencari pelaku dari kasus tertentu. Dengan
mengambil darah atau sebagian jaringan yang tertinggal di lokasi
kejadian.
2. Tes DNA untuk kepentingan Medis
a. Diagnosis penyakit
Mendiagnosis penyakit genetik manusia menggunakan teknik PCR
DNA.
b. Terapi Gen Manusia
c. Vaksin dan produk obat-obatan lainnya.
3. Tes DNA untuk kepentingan lingkungan dan agrikultur
(Campbell, 2000)
3.7 Bagaimana cara menentukan keturunan dari tes DNA?
Setiap anak akan menerima satu alel kromosom dari ayah dan satu alel
kromosom dari ibu. Dengan adanya perkembangan teknologi, maka tes
DNA dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan membedakan individu
yang satu dengan yang lain.
Struktur kimia DNA setiap orang adalah sama, yang membedakan
adalah urutan pasangan basanya. Dalam analisis DNA fingerprint dimula
dari pengambilan sampel sampai ke analisis dengan PCR. Pada
pengambilan sampel harus hati-hati dan harus menjaga kesterilan dari alat
yang digunakan.

10
Setelah sampel didapatkan, yaitu bisa dari darah, rambut, sperma,
kuku, atau bagian tubuh lainnya maka dilakukan isolasi untuk mendapatkan
sampel DNA. Bahan kimia yang digunakan yaitu Phenolcloroform untuk
sampel berupa darah, yang berbentuk cairan, dan Chilex untuk yang berupa
rambut. Lama waktu isolasinya ini tergantung dari kemudahan sampel
diisolasi.
Sampel DNA kemudian dimasukkan ke dalam mesin PCR. Langkah
dasar dari PCR adalah amplifikasi atau penggandaan sebuah set potongan
DNA yang urutannya belum diketahui. Hasil akhirnya berupa salinan urutan
DNA lengkap hasil amplifikasi dari DNA sampel. Setelah itu, salinan urutan
DNA akan dikarakterisasi dengan elektroforesis sehingga terlihat pola
pitanya. Pola pita inilah yang disebut fingerprinting. Tahap akhir dari
metode ini yaitu dengan mencocokkan tipe-tipe DNA fingerprinting dengan
pemilik sampel jaringan.
(Lutfig & Rickey, 2000)

11
BAB IV
ANALISIS MASALAH

Ny. X
21 tahun
Kehamilan aterm
Diperkosa 2 lelaki merupakan
Lelaki 1: Golongan Hamil Aterm kehamilan dengan
darah A masa gestasi 37-42
Lekaki 2: minggu
Golongan Darah
Melakukan persalinan
AB
di rumah sakit

Bayi bergolongan
darah O

Pemecahan Masalah
Keturunan

Tes Golongan Darah Tes DNA

Kemungkinan ayah biologis dari 1. PCR


bayi yaitu lelaki 1 2. FISH : Hibridisasi
oleh pelacak DNA.
3. Sitogenik : diwarnai
dengan larutan
giemsa.

12
BAB V
SASARAN BELAJAR

5.1 Bagaimana prinsip-prinsip Hukum Mendel?


5.2 Bagaimana variasi pada manusia dalam genotip dan fenotip?
5.3 Jelaskan konsep dasar pewarisan genetik!
5.4 Jelaskan peranan rekayasa genetika dalam menunjang praktek kedokteran
meliputi penegakan diagnosis dan pengembangan obat!
5.5 Jelaskan peranan genetika dan biologi molekuler untuk memecahkan
masalah perselisihan kebapakan atau paternitasi!
5.6 Jelaskan pengertian bahwa genetika dan biologi molekuler mempunyai
implikasi etika, hukum, dan sosial!

13
BAB VI
BELAJAR MANDIRI

14
BAB VII
HASIL BELAJAR

7.1 Prinsip-prinsip hukum mendel


Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gregor Johann Mendel, dia
menggunakan tanaman kapri selama delapan tahun (1856-1863) karena
terdapat berbagai sifat yang menguntungkan, yaitu:
1. Tanaman kapri dapat mengadakan penyerbukan sendiri dan dapat
disilangkan
2. Memiliki beberapa bagian yang dapat memperlihatkan sifat yang
kontras, yaitu:
a. Ukuran tanaman (tinggi lawan rendah)
b. Batang tanaman (bunga sepanjang batang lawan bunga ujung
batang)
c. Buah polong (penuh lawan berlekuk, kuning lawan hijau)
d. Biji (bulat lawan berlekuk, kuning lawan hijau, kulit biji putih
lawan kulit biji abu-abu
Dari penelitian yang dilakukan Mendel, ia akhirnya menetapkan
Hukum Mendel yang akhirnya dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Hukum Mendel I (Hukum Segregasi)
Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada
pemebentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk yang
merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet
menerima satu gen dari induknya. Secara garis besar, hukum ini
mencakup tiga pokok:
a. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi
pada karakter turunannya. Seperti konsep dengan dua macam
alel yaitu alel resesif atau yang tidak selalu nampak dari luar dan
dinyatakan dengan huruf kecil. Dan alel dominan yaitu yang
nampak dari luar serta dinyatakan dengan huruf besar.

15
b. Setiap individu membawa sepasang gen, yang masing-masing
berasal dari induk jantan dan induk betina.
c. Jika sepasang gen ini memiliki dua alel yang berbeda maka alel
dominan yang akan nampak sebagai sifat individu tersebut.
Sedangkan alel resesifnya akan diwariskan pada gamet
keturunannya.
2. Hukum Mendel II (Hukum Asosiasi Bebas)
Hukum kedua mendel menyatakan bahwa bila dua individu
mempunyai dua pasang sifat atau lebih, maka sepasang sifat
tersebut diturunkan secara bebas dan tidak bergantung pada
pasangan sifat yang lainnya. Atau alel dengan gen sifat yang
berbeda tidak saling mempengaruhi, seperti tinggi tanaman dengan
warna bunga suatu tanaman.
(Hartl & Clark, 2000)

7.2 Variasi pada manusia dalam genotip dan fenotip


Fenotip dapat dikatakan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat
diukur atau sifat yang nyata yang dimiliki oleh organisme atau individu,
seperti warna kulit atau tekstur rambut. Fenotip dapat juga diuji untuk
mengidentifikasinya, seperti pada penentuan angka respiratoris atau uji
serologi tipe darah. Fenotip merupakan hasil produk-produk yang
diekspresikan di dalam lingkungan tertentu. Namun, gen memiliki batasan-
batasan di dalamnya sehingga lingkungan dapat memodifikasi fenotip.
Genotip ialah seluruh gen yang dimiliki suatu individu tetapi ia hanya
diekspresikan oleh fenotip pada suatu individu. Genotip yang melibatkan
alel-alel pada suatu lokus tunggal dapat menghasilkan genotip yang
homozigot. Keturunan homozigot dapat dihasilkan dari galur murni.
Perpaduan heterozigot dihasilkan dari alel yang berbeda. Variasi genetik
berdasarkan fenotip contohnya adalah:
a. Ujung daun telinga
Ujung daun telinga dibedakan menjadi dua yaitu ujung daun telinga
yang bebas atau menggantung dan ujung daun telinga yang melekat.

16
Ujung telinga bebas merupakan pembawa sifat dominan dan sebaliknya
ujung telinga melekat merupakan pembawa sifat resesif.
b. Ibu jari
Ibu jari pada manusia ada yang dapat membengkok dan ada yang tidak
dapat membengkok. Hal ini disebabkan adanya gen resesif dan
dominan. Di mana jari yang dapat membengkok adalah pembawa sifat
dominan dan yang tidak dapat membengkok adalah sifat resesif.
c. Rambut
Rambut juga dapat digunakan sebagai indikator keanekaragaman pada
manusia. Rambut pada manusia dapat dibedakan menjadi dua yaitu
rambut tidak lurus dan rambut lurus. Jika seseorang mempunyai rambut
tidak lurus berarti dia membawa sifat gen dominan dan begitu pula
sebaliknya.
d. Hidung
Manusia secara umum memiliki hidung mancung dan hidung pesek.
Perbedaan ini menandakan adanya perbedaan ciri pada manusia.
Hidung mancung merupakan pembawa sifat dominan dan hidung pesek
adalah pembawa sifat resesif.
e. Warna kulit
Manusia mempunyai warna kulit hitam, coklat, dan putih. Semakin
hitam warna kulitnya maka seseorang akan membawa sifat dominan.
Manusia juga ada yang mempunyai warna kulit transparan atau biasa
disebut albino. Albino merupakan kelainan genetik karena seseorang
tidak mempunyai pigmen dalam tubuhnya. Kelainan ini dapat
diturunkan lewat perkawinan karena membawa sifat resesif.
f. Lidah
Lidah manusia juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu lidah yang
dapat melipat dan tidak dapat melipat. Lidah yang dapat melipat
merupakan pembawa sifat dominan dan lidah yang tidak dapat melipat
merupakan pembawa sifat resesif.
g. Lesung pipi

17
Lesung pipi merupakan cekungan pada pipi manusia. Cekungan ini
dapat terlihat saat wajah seseorang yang mempunyai lesung pipi ini
diam atau sedang berekspresi. Orang yang mempunyai lesung pipi
merupakan pembawa sifat dominan, begitu pula sebaliknya.
h. Golongan darah
Penggolongan darah pada manusia ada empat yaitu A, B, AB, dan O.
Pembagian golongan darah ini berdasarkan pada ada atau tidaknya
sistem ABO, yaitu ada atau tidaknya aglutinogen dan aglutinin dalam
darah.

(Bolsover, 2011)

7.3 Konsep dasar pewarisan genetik


Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat dari
parental ke anaknya. Awal genetika modern dimulai dari penyilangan
tanaman kacang ercis oleh Gregory Mendel. Gen sendiri adalah unit terkecil
yang memiliki sifat menurun yang terletak pada kromosom, tepatnya pada
kromomer dari kromonema. Kromosom terdapat di inti sel dan mitokondria.
Pola pewarisan terbagi dua yaitu pola pewarisan gen tunggal dan pola
pewarisan multifaktor.
Pola pewarisan sel tunggal adalah sebagian ekspresi fenotip
ditentukan dari alel. Setiap satu sifat, gen tunggal memiliki dua alel kontrol
dari sel induk. Terdapat alel homozigot dan heterozigot. Contohnya alel
homozigot adalah alel identik seperti AA untuk mata coklat. Alel
heterozigot adalah dua alel yang berlawanan contohnya Aa. Di mana alel A
untuk mata berwarna coklat dan alel a untuk mata berwarna biru. Pada alel
heterozigot, gen tunggal memiliki sifat yang ditentukan oleh alel dominan.

18
Pola pewarisan sifat multifaktoral adalah pola pewarisan yang
ekspresi fenotipnya dipengaruhi oleh beberapa gen seperti tinggi dan
intelegensi yang merupakan sifat multifaktor. Sifat tersebut melibatkan gen
yang terletak di kromosom yang sama.
(Suryo, 2008)

7.4 Peranan rekayasa genetika dalam menunjang praktek kedokteran


meliputi penegakan diagnosis dan pengembangan obat
Salah satu aplikasi dari peranan genetika di bidang kedokteran adalah
pembuatan insulin manusia oleh bakteri. Dengan teknik ini, bakteri dapat
diprogram agar membentuk insulin yang mirip dengan pembentukan insulin
oleh manusia. Biaya pembuatannya pun jauh lebih murah. Cara
pembentukannya adalah pertama, urutan basa molekul DNA dibuaat dalam
tabung reaksi. Tiap molekul DNA tersebut kemudian dihubungkan dengan
gen bakteri. Gen kemudian terpisah dan dimasukkan ke sel bakteri. Gen
hibrin menunjukkan adanya ekspresi suatu hibrin protein beta-
galaktosiolase-insulin A/B. Kemudian protein hibrid dipisahkan dari protein
bakteri yang lain dan rantai insulin dibebaskan.
Selain insulin, adapun pembuatan vaksin terhadap virus HIV. Obat ini
adalah HPA-23 dan suramia yang dapat menghambat replikasi dari virus
HIV. Adapun rehabilitasi penyakit Lesch Nyhan, pencangkokan gen pada
penderita thalassemia, dan sebagai alat penelitian sikuensi generasi DNA
serta RNA yaitu teknik kloning dengan teknologi PCR yang dapat
memperbanyak DNA di dalam suatu tabung reaksi.
( Suryo, 2008)

7.5 Peranan genetika dan biologi molekuler untuk memecahkan masalah


perselisihan kebapakan atau paternitasi
Tes paternisasi merupakan tes DNA untuk mencari hubungan
kekerabatan antar individu dan untuk mencari bukti ayah biologis dan
persoalan hukum seperti warisan, adopsi, dan forensik.

19
Caranya yaitu dengan membandingkan susunan informasi genetik,
karena orang tua memberikan kontribusi 50% DNA-nya. Adapula dengan
metode STR atau Short Tandem Repeat, yaitu metode analisis yang berdasar
pada metode PCR. Metode ini terdapat pada bagian DNA yang tidak
menyandi protein sehingga laju mutasi akan meningkat dan individu
memiliki profil STR yang khas. Hasilnya bisa berupa rangkaian 2-5 basa
yang berulang seperti CATG yang berulang sebanyak dua puluh kali.
Apabila hubungan kekerabatan seseorang tersebut jauh, maka akan beda
pula hasil pola STR-nya. Metode ini tidak hanya membandingkan satu pola
STR saja tetapi bisa juga dengan membandingkan banyak pola, karena
makin banyak yang dibandingkan akan makin kuat hasilnya.
(Brookes, 2005)

7.6 Pengertian bahwa genetika dan biologi molekuler mempunyai implikasi


etika, hukum, dan sosial
a. Aspek Hukum
Dikutip dari UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, tetapi tidak
mengatur mengenai tindakan rekayasa genetika terhadap manusia.
Namun pada pasal 109 berbunyi :
Setiap orang atau badan hukum yang memproduksi atau mengolah serta
mendistribusikan makanan dan minuman hasil rekayasa genetika harus
dijamin aman bagi manusia, hewan, dan lingkungan
b. Aspek Etika
Pada proses pembuahan di cawan petri yang akan menghasilkan banyak
embrio, tidak semua embrio tersebut akan ditanam dalam rahim, dan
sebagian yang tidak digunakan akan dimusnahkan atau dibuang. Padahal
embrio itu sendiri merupakan makhluk hidup, jadi tidak etis jika embrio
tersebut dimusnahkan begitu saja.
Dan pada sistem kloning manusia, pastinya akan membutuhkan pihak
ketiga yaitu sebagai ibu pengandung janin. Di mana wanita tersebut
menawarkan jasa penyewaan rahimnya untuk mengandung sampai proses
persalinan. Jadi peristiwa tersebut juga tidak etis.

20
c. Aspek Sosial
Misalkan pemanfaatan gen anti beku pada suatu jenis ikan yang
ditransfer ke ikan yang tidak tahan suhu dingin, maka ikan yang biasanya
tidak didapat pada musim dingin, akan dengan mudah berkembang biak
dan menempati perairan yang dingin.
(Max, 1991)

21
BAB VIII
PENUTUP

8.1 KESIMPULAN-
Berdasarkan hasil serangkaian tes,ayah biologis dari janin yang dikandung
perempuan 21 tahun, adalah laki-laki pertama yang bergolongan darah A.
Karena apabila ibu nya homozogot dan laki-laki pertama heterozigot
memungkinkan mempunyai keturunan bergolongan darah O sebanyak 25%.
Dan laki-laki yang kedua yang bergolongan darah AB tidak ada
kemungkinan mempunyai golongan darah O. Dilihat berdasarkan
pemeriksaan DNA,pertama mengambil terlebih dahulu sampel.setelah
sampel didapatkan, yaitu bisa dari darah, rambut, sperma, kuku, atau bagian
tubuh lainnya maka dilakukan isolasi untuk mendapatkan sampel DNA.
Struktur kimia DNA setiap orang adalah sama, yang membedakan adalah
urutan pasangan basanya. Setiap anak akan menerima satu alel kromosom
dari ayah dan satu alel kromosom dari ibu. Dengan adanya perkembangan
teknologi, maka tes DNA dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan
membedakan individu yang satu dengan yang lain.

8.2 SARAN
Kepada mahasiswa untuk tutorial selanjutnya lebih aktip lagi dan belajar
sungguh-sungguh supaya materi yang dipelajari bermanfaat dan sesuai
dengan sasaran belajar yang ditentukan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Andriyani. 2015. Buku Ajar Biologi Reproduksi dan Perkembangan. Jakarta :


Deepublish

Bolsover, Stephen R. 2011. Cell Biology : A Short Course. Canada : A John


Wiley & Sons Inc.

Brookes. 2005. Get a Trip in Genetics. England : The IVY Press Limited

Brooks, dkk. 2008. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Salemba Medika

Campbell, N. 2000. International Student Edition Biology. Singapore : Addison


Wesley Longman

Dorland, W.A. Newman. 2012. Kamus Kedokteran Dorland; Edisi 28. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.

Hartl and A. G. Clark.. 2000. Principles of Population Genetics . Sinauer

Lutfig & Rickey. 2000. DNA and Forensic Science. New England Law Review.
Vol. 35 : 3

Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana.


Jakarta: EGC
Max, Jean. 1991. Revolusi Bioteknologi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Putrawan, Wiko. 2010. Aplikasi Pohon dalam Penentuan Golongan Darah


Manusia. Bandung : Institut Teknologi Bandung

Sherwood, L., 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC

23
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Suryo.2008. Genetika Manusia. Yogyakarta: UGM Press

Tortora, G.J. dan Derrickson, B.H. 2009. Principles of Anatomy and Physiology.
Twelfth Edition. Asia: Wiley

24

Anda mungkin juga menyukai