Disusun oleh :
Pembimbing:
LAPORAN KASUS
Disusun Oleh :
Pembimbing
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha
Kuasa, atas segala nikmat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Hernia Skrotalis” dengan baik dan
tepat waktu.
Laporan kasus ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Kepaniteraan
pada bidang Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
di Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soeselo Slawi. Di samping itu juga ditujukan
untuk menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dr. Brantas Pra Azhari, Sp.B selau pembimbing dalam penyusunan
laporan kasus ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan
sejawat Kepaniteraan Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Purwokerto di Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soeselo Slawi
serta berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kata sempurna
dan tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat berharap adanya
masukan, kritik maupun saran yang membangun. Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga tugas ini dapat memberikan tambahan
informasi dan manfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I .......................................................................................................................5
STATUS PASIEN ..................................................................................................5
1.1. Identitas Pasien ......................................................................................5
1.2. Anamnesis ...............................................................................................5
1.3. Pemeriksaan Fisik ..................................................................................6
1.4. Pemeriksaan Tambahan ......................................................................11
1.5. Resume ..................................................................................................12
1.6. Diagnosa Banding ................................................................................13
1.7. Diagnosa Kerja .....................................................................................13
1.8. Penatalaksanaan...................................................................................13
1.9. Prognosis ...............................................................................................13
BAB II ...................................................................................................................13
ANALISA KASUS ................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB III ..................................................................................................................15
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................15
Daftar Pustaka ...................................................... 28Error! Bookmark not defined.
BAB I
STATUS PASIEN
1.1.Identitas Pasien
Nama : Nn. N
Usia : 21 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : karyawan swasta
Alamat : Balapulang
Waktu Pemeriksaan : 9 Agustus 2019
1.2.Anamnesis
Anamnesis dilakukan dengan Autoanamnesis pada tanggal 9 Maret 2019 pukul
09.00 WIB di bangsal Mawar II RS Dr. Soeselo, Slawi.
Keluhan Utama
Benjolan pada payudara sebelah kanan sejak 1 bulan SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Tanda vital
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,8oC
Pernafasan : 20 x/menit
Status generalis
1. Kulit
Lesi : Tidak terdapat lesi primer seperti macula, papul vesikuler, pustule
maupun lesi sekunder seperti jaringan parut atau keloid pada bagin tubuh yang
lain.
2. Kepala
Ekspresi : Ekspresif
3. Mata
4. Telinga
Bentuk : Normotia
Nyeri tarik auricular : Tidak ada nyeri tarik pada auricular kiri maupun
kanan
Nyeri tekan tragus : Tidak ada nyeri tekan pada tragus kanan maupun
kiri
5. Hidung
7. Leher
Trakea : Di tengah
9. Thorax
Paru-paru
Inspeksi : Simetris, tidak ada hemithorax yang tertinggal pada saat statis dan
dinamis
Palpasi : Gerak simetris vocal fremitus sama kuat pada kedua hemithorax
Perkusi : Sonor pada kedua hemithorax, batas paru-hepar pada sela iga VI
pada linea midklavikularis dextra, dengan peranjakan 2 jari pemeriksa, batas
paru-lambung pada sela iga ke VIII pada linea axilatis anterior sinistra.
Jantung
Perkusi :
10. Abdomen
Inspeksi : Abdomen simetris, datar, tidak terdapat jaringan parut, striae dan
kelainan kulit, tidak terdpat pelebaran vena
Palpasi : Teraba supel, hepar dan lien tidak teraba, tidak ada nyeri tekan,
maupun nyeri lepas, pada pemeriksaan ballottement didapatkan hasil negative
Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen, tidak ada nyeri ketok
CVA, ballotment (-)
11. Genitalia
12. Ekstremitas
Inspeksi : Terdapat massa dengan bentuk agak bulat dengan ukuran ± 5cm di
daerah skrotum sinistra, berwarna seperti warna kulit disekitarnya dan tidak
terdapat tanda-tanda radang
Palpasi : Teraba massa di daerah skrotum sinistra dengan ukuran ± 5cm,
permukaan rata, nyeri, massa teraba lunak.
Hematokrit 42 % 40 – 52 %
1.5. Resume
Pasien Tn. J, usia 42 tahun. Pasien datang dengan keluhan ada benjolan di buah
zakar kiri sejak kurang lebih 1 tahun sebelum masuk rumah sakit. Benjolan
berbentuk bulat, dengan permukaan yang rata dan warna sama seperti warna
kulit sekitarnya. Ukuran benjolan kira-kira berdiameter ± 5 cm. Permukaan
benjolan rata dengan konsistensi lunak. Benjolan dapat digerakan. Menurut
pasien ukuran benjolan berubah-ubah, jika pasien sedang berdiri, mengejan
maka benjolan akan keluar dan semakin membesar dari ukuran sebelumnya,
dan bila pasien sedang berbaring, maka ukuran benjolan mengecil. Kadang
pasien juga merasakan nyeri jika benjolan turun ke buah zakar kiri. Sejak 1
minggu sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluhkan benjolan semakin
membesar dan terasa nyeri. Pada pemeriksaan fisik Inspeksi, terdapat massa
dengan bentuk agak bulat dengan ukuran ± 5 cm di daerah skrotum sinistra,
berwarna seperti warna kulit disekitarnya dan tidak terdapat tanda-tanda
radang. Palpasi, teraba massa di daerah skrotum sinistra dengan ukuran 5 cm,
permukaan rata, tidak nyeri, massa teraba lunak. Hasil laboratorium pada
tanggal 10 Maret 2019 didapatkan yang mengalami peningkatan Eosinofil
10.20 dan Monosit 9.70, pemeriksaan lain dengan batas normal. Hasil
laboratorium pada tanggal 11 Maret 2019 didapatkan yang mengalami
penurunan yaitu Natrium 131.9 mmol/L dan Calcium 0.95, sedangkan yang
mengalami peningkatan yaitu Chlorida 107.4 mmol/L.
1.6. Diagnosa Banding
- Hidrokel
- Tumor testis kiri
1.7. Diagnosa Kerja
Hernia Scrotalis kiri reponible
1.8. Penatalaksanaan
- Infus RL 20 tts/menit
- Operasi : herniotomi dan hernioraphi
- Inj Ceftriaxone 2x1
- Inj Ranitidin 2x1 mg
- inj Ketorolac 2x1
1.9. Prognosis
Ad vitam : Ad bonam
Ad fungsionam : Ad bonam
BAB II
ANALISA KASUS
Keluhan batuk lama disangkal pasien namun pasien bekerja sebagai petani.
Hal ini akan meningkatkan tekanan intra abdomen dan menjadi salah satu faktor
predisposisi terjadinya hernia. Mual, muntah dan perut kembung disangkal pasien
sehingga kita bisa menyingkirkan kemungkinan incarserata (hernia yang disertai
gangguan pasase) pada pasien ini.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi
1. Kongenital
Kanalis inguinalis normal pada fetus :
Pada bulan ke-8 kehamilan terjadi desensus testis, yaitu masuknya testis
dari abdomen ke scrotum melalui canalis inguinalis, sehingga terjadi
penarikan peritoneum ke daerah scrotum, dan terjadi penonjolan
(prosesus vaginalis peritonei). Pada bayi yang sudah lahir akan
mengalami obliterasi sehingga isi perut tidak dapat masuk melalui
kanal.
Karena testis kiri turun lebih dahulu daripada kanan, maka kanalis
inguinalis kanan lebih sering terbuka. Pada keadaan normal, kanalis
inguinalis menutup pada usia 2 tahun. Bila prosesus terbuka terus (tidak
mengalami obliterasi) menyebabkan terjadinya hernia inguinalis
lateralis kongenital.
2. Acquired / didapat
Disebabkan oleh:
Adanya prosesuss vaginalis yang terbuka
Adanya annulus inguinalis inetrnus yang cukup lebar sehingga
dapat dilalui kantong dan isi hernia
Dapat juga disebabkan oleh peninggian tekanan intraabdomen
yang kronik (batuk kronik, hipertrofi prostat, konstipasi, ascites)
yang akan mendorong isi hernia ke annulus inguinalis internus
Kelemahan dinding otot perut yang disebabkan oleh usia, atau
kerusakan n. illioinguinalis dan n. illiofemoralis setelah
appendiktomi
B. Hernia Inguinalis
Gbr 2. Kanalis
Inguinalis
Etiologi
Patofisiologi
Gejala Klinis
Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi
hernia. Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan
di lipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan,
dan menghilang waktu berbaring. Keluhan nyeri jarang dijumpai, bila ada
biasanya dirasakan di daerah epigastrium atau para umbilical berupa nyeri
visceral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus halus
masuk ke dalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah,
afflatus dan tidak BAB baru timbul kalau terjadi inkarserasi karena ileus
atau strangulasi karena nekrosis atau gangren.1
Diagnosis
Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi
hernia. Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan
di lipat paha yang muncul waktu berdiri, batuk, bersin, mengangkat benda
berat atau mengedan, dan menghilang saat berbaring. Pasien sering
mengatakan sebagai turun berok, burut atau kelingsir. Keluhan nyeri jarang
dijumpai; kalau ada biasanya dirasakan di daerah epigastrium atau
paraumbilikal berupa nyeri visceral karena regangan pada mesenterium
sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantong. Nyeri yang
disertai mual dan muntah baru muncul kalau terjadi inkarserata karena ileus
atau strangulasi karena nekrosis.1,2,6
Pada inspeksi, saat pasien diminta mengedan dalam posisi berdiri
dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan di regio
inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah. Perlu
diperhatikan keadaan asimetri pada kedua sisi lipat paha, skrotum atau labia
dalam posisi berdiri dan berbaring. Pasien lalu diminta mengedan atau batuk
sehingga adanya benjolan yang asimetri dapat dilihat. 1,2,4
Tatalaksana
Komplikasi
1. Sjamsuhidajat, R. dan de Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed.2. 2004.
Jakarta : EGC
2. Mansjoer, Arif, dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Ed.3. 2000. Jakarta :
Media Aesculapius FKUI
3. Grace, Pierce A. dan Borley, Neil R. At A Glance : Ilmu Bedah. Ed.3. 2006.
Jakarta : Erlangga Medical Series
4. Inguinal Hernia. Wikipedia the free encyclopedia. Last Updated : Maret9th
2019. (Available from http://en.wikipedia.org/wiki/Inguinal_hernia, cited
on Maret9th 2019)
5. Inguinal Hernia. National Digestive Disease Information Clearinghouse.
Last Updated December 2018.
(Available from
http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/inguinalhernia. cited on
Maret 9th 2019)
6. Balentine, Jerry R. dan Stoppler, Melissa Conrad. Hernia. eMedicine
Health.
(Available from http://www.emedicinehealth.com/hernia/article_em.htm
cited on Maret9th 2019)
7. She Warts, Seymour I, Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Alih Bahasa
Laniyati Celal, editor Linda Chandranata – Jakarta, EGC, 2000, hal 509-
515