Oleh:
Kelompok 8
Dedi Setiawan
(150401070003)
1. Tujuan :
1) Untuk mengetahui letak bayangan pada lensa plan paralel
2) Untuk mengetahui sifat bayangan pada lensa plan paralel
3) Untuk mengetahui jalannya sinar pada lensa plan parallel
2. Landasan Teori
Pembiasan Pada kaca plan paralel atau balok kaca adalah keping kaca tiga
dimensi yang kedua sisinya dibuat sejajar (Gambar 10.a). Untuk memudahkan
pembahasan, berkas sinar yang masuk dan keluar dari kaca ini dilukiskan pada
Gambar 10.b yang merupakan gambar dua dimensi.
Kita gabungkan persamaan yang baru kita dapatkan di atas dengan persamaan
sebelumnya,
Akhirnya kita dapatkan persamaan untuk pergeseran berkas sinar yang melewati
balok kaca,
Keterangan :
d = tebal balok kaca, (cm)
i = sudut datang, ()
r = sudut bias, ()
t = pergeseran cahaya, (cm)
Berdasarkan gambar di atas, cahaya yang mengenai kaca planparalel akan
mengalami dua pembiasan, yaitu pembiasan ketika memasuki kaca planparalel
dan pembiasan ketika keluar dari kaca plan paralel.
Hukum Pembiasan : Jika cahaya datang pada bidang batas antar dua
medium optic yang kerapatannya berbeda maka berkas cahaya tersebut akan
mengalammi pembiasan (refraksi). Ada tiga keadaan yang melewati bidang batas
dengan kerapatan berbeda.
1. Sinar datang dari medium optik rapat ke medium kurang rapat, sinar dibiaskan
menjauhi garis normal
2. Sinar datang dari medium optic kurang rapat ke medium rapat, sinar dibiaskan
mendekati garis normal.
3. Sinar datng dari medium manapun jika arahnya tegak lurus bidang batas maka
sinar tersebut akan diteruskan.
Kemudian berdasarkan percobaan snellius didapatkan hukum pembiasan
yaitu:
a. Sinar datang, sinar bias dan garis normal terletak pada satu bidang datar
b. Perbandingan sinus sudut datang dan sudut bias merupakan bilangan yang
konstan.
Sehingga Hukum snellius itu juga dirumuskan :
sin
=
sin
4. Langkah Kerja
1) Meletakkan lensa plan paralel di kertas kuarto, membuat blok lensa plan
paralel.
2) Tancapkan 2 jarum pentul di depan lensa plan paralel dengan tempat
sembarang.
3) Tancapkan lagi 2 jarum pentul di sisi yang lain sehingga 4 jarum pentul
tersebut membentuk sat ugaris lurus.
4) Lepaslah ensa plan paralel , dan jarum pentul.
5) Buatlah garis dari 2 jarum pentul di sisi yang sama.
6) Buatlah garis normal
7) Ukurlah sudut datangnya (i), dan sudut bias (r), serta sudut bias yang keluar
dari lensa (r)
8) Ukurlah pergeseran sinar yang dating mula-mula dan yang keluar (d).
9) Masukkan hasil pengamatan dalam table pengamatan.
5. Tabel Pengamatan
No I r i r D (cm)
1 47 27 28 47 6 cm
2 39 25 26 38 6 cm
6. Analisi
Perlu kita ketahui bahwa untuk mencari pergeseran cahaya pada plan
pralalel kita menggunakan rumus :
Ket :
d = tebal balok kaca, (cm)
i = sudut datang, ()
r = sudut bias, ()
t = pergeseran cahaya, (cm)
Diket :
No I R i r D (cm) t pengamatan
1 47 27 28 47 6 cm 2 cm
2 39 25 26 38 6 cm 1,5 cm
Dijawab :
sin () sin ()
1.) = 2.) =
cos cos
6 sin (47 27 ) 6 sin (39 25 )
= =
cos 27 cos 25
2,1 1,44
= =
0,89 0,9
= 2,35 = 1,6
Jadi pergeserannya adalah 2,35 cm Jadi pergeserannya adalah 1,6 cm.
1.) KR=
100% 2.) KR=
100%
2 2,35 1,5 1,6
= 100% = 100%
2,35 1,6
= 0,1% = 0,06 %
7. Pembahasan
Pada percobaan kali ini, menggunakan kaca plan paralel atau balok kaca.
Balok kaca itu sendiri adalah keping kaca tiga dimensi yang kedua sisinya
dibuat sejajar. Sebelum melewati kaca plan paralel, terlebih dahulu sudut
datang di beri 2 buah jarum pentul, setelah itu lihat arah pembiasannya,
kemudian di tusuk lagi menggunakan 2 buah jarum pentul.kemudian
gambarlah balok serta garis pembiasannya,kemudian ukur menggunakan busur.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa besar sudut datang
pertama tidak sama dengan sudut biasnya. Tampak bahwa berkas sinar yang
masuk ke balok bergeser ke arah kiri bawah saat keluar dari balok kaca, namun
keduanya tampak sejajar, walaupun sebenarnya mengalami pergeseran.
Pergeseran yang terjadi disebabkan oleh pengaruh dari ketebalan balok kaca.
Hal ini sesuai dengan Hukum II Snellius: berbunyi Jika sinar datang
dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat (misalnya: dari udara ke air
atau dari udara ke kaca), maka sinar di belokkan mendekati garis normal. Jika
sebaliknya, sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat
maka sinar di belokkan menjauhi garis normal .
8. Pertanyaan
1. Bandingkan sudut i dengan r, manakah yang lebih besar? Apakah sudut r
menjauhi garis normal?Mengapa?
Jawab : lebih besar sudut i , Tidak, karena ada medium udara.
2. Bandingkan sudut r dengan i, manakah yang lebih besar?Mengapa demikian?
Jawab : lebih besar sudut i , karena sinar datang dari medium renggang.
3. Bandingkan sudut i dengan r, manakah yang lebih besar?mengapa demikian?
Jawab: lebih besar sudut i , karena sinar datang i dari udara medium renggang
ke kaca.
4. Berapa cm pergeseran sinar datang ke sinar bias (t)?
Jawab : 2,35 cm dan 1,6 cm
9. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa ada tiga keadaan yang melewati bidang batas dengan kerapatan berbeda.
1. Sinar datang dari medium optik rapat ke medium kurang rapat, sinar
dibiaskan menjauhi garis normal
2. Sinar datang dari medium optic kurang rapat ke medium rapat, sinar dibiaskan
mendekati garis normal.
3. Sinar datang dari medium manapun jika arahnya tegak lurus bidang batas
maka sinar tersebut akan diteruskan.
Mengetahui,
Pembimbing Praktikum.