Anda di halaman 1dari 9

EKSPERIMENT II

Percobaan Lensa Plan Paralel


Dosen Pembimbing : Muhammad Sayyadi, S.Pd.

Oleh:
Kelompok 8
Dedi Setiawan
(150401070003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2016
Percobaan Lensa Plan Paralel

1. Tujuan :
1) Untuk mengetahui letak bayangan pada lensa plan paralel
2) Untuk mengetahui sifat bayangan pada lensa plan paralel
3) Untuk mengetahui jalannya sinar pada lensa plan parallel

2. Landasan Teori
Pembiasan Pada kaca plan paralel atau balok kaca adalah keping kaca tiga
dimensi yang kedua sisinya dibuat sejajar (Gambar 10.a). Untuk memudahkan
pembahasan, berkas sinar yang masuk dan keluar dari kaca ini dilukiskan pada
Gambar 10.b yang merupakan gambar dua dimensi.

(a) Balok kaca

(b) Berkas cahaya masuk menembus balok kaca melalui


bidang ABEF dan bidang CDGH.
Gambar 10.b balok kaca berada di meja. Berkas sinar masuk dari salah satu sisi
balok kaca dengan sudut datang i dan lalu mengalami pembiasan dua kali.
Pertama saat melewati bidang batas antara udara dan balok kaca, berkas sinar
dibiaskan dengan sudut bias r. Kedua, saat melewati bidang batas antara balok
kaca dan udara, berkas sinar datang ke bidang batas dengan sudut datang i` dan
sudut bias r`. Tampak pada Gambar 10.b, besar sudut bias pertama sama dengan
sudut datang kedua atau r = i`. Tampak pula berkas sinar yang masuk ke balok
bergeser ke arah kiri bawah saat keluar dari balok kaca, namun keduanya tampak
sejajar. Bila d = PQ menyatakan ketebalan balok kaca dan t = RS menyatakan
besar pergeseran berkas sinar, makaDari segi tiga RPS kita dapatkan:

Dari segi tiga QPS kita dapatkan:

Kita gabungkan persamaan yang baru kita dapatkan di atas dengan persamaan
sebelumnya,

Akhirnya kita dapatkan persamaan untuk pergeseran berkas sinar yang melewati
balok kaca,

Keterangan :
d = tebal balok kaca, (cm)
i = sudut datang, ()
r = sudut bias, ()
t = pergeseran cahaya, (cm)
Berdasarkan gambar di atas, cahaya yang mengenai kaca planparalel akan
mengalami dua pembiasan, yaitu pembiasan ketika memasuki kaca planparalel
dan pembiasan ketika keluar dari kaca plan paralel.
Hukum Pembiasan : Jika cahaya datang pada bidang batas antar dua
medium optic yang kerapatannya berbeda maka berkas cahaya tersebut akan
mengalammi pembiasan (refraksi). Ada tiga keadaan yang melewati bidang batas
dengan kerapatan berbeda.
1. Sinar datang dari medium optik rapat ke medium kurang rapat, sinar dibiaskan
menjauhi garis normal
2. Sinar datang dari medium optic kurang rapat ke medium rapat, sinar dibiaskan
mendekati garis normal.
3. Sinar datng dari medium manapun jika arahnya tegak lurus bidang batas maka
sinar tersebut akan diteruskan.
Kemudian berdasarkan percobaan snellius didapatkan hukum pembiasan
yaitu:
a. Sinar datang, sinar bias dan garis normal terletak pada satu bidang datar
b. Perbandingan sinus sudut datang dan sudut bias merupakan bilangan yang
konstan.
Sehingga Hukum snellius itu juga dirumuskan :

sin
=
sin

Pada saat sinar memasuki kaca :


Sinar datang ( i ) dari udara (medium renggang) ke kaca (medium rapat) maka
akan dibiaskan ( r ) mendekati garis normal ( N ).
Pada saat sinar keluar dari kaca
Sinar datang ( i' ) dari udara (medium renggang) ke kaca (medium rapat) maka
akan dibiaskan ( r' ) menjauhi garis normal ( N ).
Selain itu, sinar yang keluar dari kaca palnparalel mengalami pergeseran sejauh t
dari arah semula
3. Alat dan Bahan
1) Kertas kuarto
2) Kaca plan paralel
3) Jarum pentul
4) Busur

4. Langkah Kerja
1) Meletakkan lensa plan paralel di kertas kuarto, membuat blok lensa plan
paralel.
2) Tancapkan 2 jarum pentul di depan lensa plan paralel dengan tempat
sembarang.
3) Tancapkan lagi 2 jarum pentul di sisi yang lain sehingga 4 jarum pentul
tersebut membentuk sat ugaris lurus.
4) Lepaslah ensa plan paralel , dan jarum pentul.
5) Buatlah garis dari 2 jarum pentul di sisi yang sama.
6) Buatlah garis normal
7) Ukurlah sudut datangnya (i), dan sudut bias (r), serta sudut bias yang keluar
dari lensa (r)
8) Ukurlah pergeseran sinar yang dating mula-mula dan yang keluar (d).
9) Masukkan hasil pengamatan dalam table pengamatan.

5. Tabel Pengamatan
No I r i r D (cm)
1 47 27 28 47 6 cm
2 39 25 26 38 6 cm
6. Analisi
Perlu kita ketahui bahwa untuk mencari pergeseran cahaya pada plan
pralalel kita menggunakan rumus :
Ket :
d = tebal balok kaca, (cm)
i = sudut datang, ()
r = sudut bias, ()
t = pergeseran cahaya, (cm)
Diket :
No I R i r D (cm) t pengamatan
1 47 27 28 47 6 cm 2 cm
2 39 25 26 38 6 cm 1,5 cm

Dijawab :
sin () sin ()
1.) = 2.) =
cos cos

6 sin (47 27 ) 6 sin (39 25 )
= =
cos 27 cos 25
2,1 1,44
= =
0,89 0,9
= 2,35 = 1,6
Jadi pergeserannya adalah 2,35 cm Jadi pergeserannya adalah 1,6 cm.

Dengan demikian kita juga dapat menentukan Kesalahan Relatif dari


.
percoabaan di atas dengan rumus : KR= 100%
.


1.) KR=
100% 2.) KR=
100%
2 2,35 1,5 1,6
= 100% = 100%
2,35 1,6

= 0,1% = 0,06 %
7. Pembahasan
Pada percobaan kali ini, menggunakan kaca plan paralel atau balok kaca.
Balok kaca itu sendiri adalah keping kaca tiga dimensi yang kedua sisinya
dibuat sejajar. Sebelum melewati kaca plan paralel, terlebih dahulu sudut
datang di beri 2 buah jarum pentul, setelah itu lihat arah pembiasannya,
kemudian di tusuk lagi menggunakan 2 buah jarum pentul.kemudian
gambarlah balok serta garis pembiasannya,kemudian ukur menggunakan busur.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa besar sudut datang
pertama tidak sama dengan sudut biasnya. Tampak bahwa berkas sinar yang
masuk ke balok bergeser ke arah kiri bawah saat keluar dari balok kaca, namun
keduanya tampak sejajar, walaupun sebenarnya mengalami pergeseran.
Pergeseran yang terjadi disebabkan oleh pengaruh dari ketebalan balok kaca.
Hal ini sesuai dengan Hukum II Snellius: berbunyi Jika sinar datang
dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat (misalnya: dari udara ke air
atau dari udara ke kaca), maka sinar di belokkan mendekati garis normal. Jika
sebaliknya, sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat
maka sinar di belokkan menjauhi garis normal .
8. Pertanyaan
1. Bandingkan sudut i dengan r, manakah yang lebih besar? Apakah sudut r
menjauhi garis normal?Mengapa?
Jawab : lebih besar sudut i , Tidak, karena ada medium udara.
2. Bandingkan sudut r dengan i, manakah yang lebih besar?Mengapa demikian?
Jawab : lebih besar sudut i , karena sinar datang dari medium renggang.
3. Bandingkan sudut i dengan r, manakah yang lebih besar?mengapa demikian?
Jawab: lebih besar sudut i , karena sinar datang i dari udara medium renggang
ke kaca.
4. Berapa cm pergeseran sinar datang ke sinar bias (t)?
Jawab : 2,35 cm dan 1,6 cm
9. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa ada tiga keadaan yang melewati bidang batas dengan kerapatan berbeda.
1. Sinar datang dari medium optik rapat ke medium kurang rapat, sinar
dibiaskan menjauhi garis normal
2. Sinar datang dari medium optic kurang rapat ke medium rapat, sinar dibiaskan
mendekati garis normal.
3. Sinar datang dari medium manapun jika arahnya tegak lurus bidang batas
maka sinar tersebut akan diteruskan.

10. DAFTAR PUSTAKA


Young, Hugh D. & Freedman, Roger A. 2002. Fisika Universitas (terjemahan).
Jakarta : Penerbit Erlangga
http://Ekazasa.wordpress.com
LEMBAR PENGAMATAN

Mengetahui,
Pembimbing Praktikum.

Muhammad Ruhil Amin


NIM : 140401070136

Anda mungkin juga menyukai