Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meningkatnya populasi usia lanjut menyebabkan kita perlu


mengantisipasi meningkatnya jumlah pasien usia lanjut yang memerlukan
bantuan dan perawatan medis. Dengan bertambahnya usia tidak dapat
dihindari penurunan kondisi fisik, baik berupa berkurangnya kekuatan fisik
yang menyebabkan individu menjadi cepat lelah maupun menurunnya
kecepatan reaksi yang menyebabkan gerak-geriknya menjadi lamban. Selain
itu timbulnya penyakit yang biasanya juga tidak hanya satu macam tetapi
multipel, menyebabkan usia lanjut memerlukan bantuan, perawatan dan
obat-obatan untuk proses penyembuhan atau sekedar mempertahankan agar
penyakitnya tidak bertambah parah.
Manusia Lanjut Usia (MANULA) dimasukkan ke dalam kelompok
rentan gizi, meskipun tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan badan ,
bahkan sebaliknya sudah terjadi involusi dan degenerasi jaringan dan sel-
selnya. Timbulnya kerentanan terhadap kondisi gizi disebabkan kondisi
fisik, baik anatomis maupun fungsionalnya.
Gigi-geligi pada MANULA mungkin sudah banyak yang rusak bahkan
copot, sehingga memberikan kesulitan dalam mengunyah makanan. Maka
makanan harus diolah sehingga makanan tidak perlu digigit atau dikunyah
keras-keras. Makanan yang dipotong kecil-kecil, lunak dan mudah ditelan
akan sangat membantu para MANULA dalam mengkonsumsi makanannya.
Fungsi alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah
menurun, sehingga makanan harus yang mudah dicerna dan tidak
memberatkan fungsi kelenjar pencernaan.makanan yang tidak banyak
mengandung lemak, pada umumnya lebih mudah dicerna, tetapi harus
cukup mengandung protein dan karbohidrat. Kadar serat yang tidak dicerna
jangan terlalu banyak, tetapi harus cukup tersedia untuk melancarkan
peristalsis dan dengan demikian melancarkan pula defaecatie, dan
menghindarkan obstipasi.
Patut diingat bahwa keperluan enersi MANULA sudah menurun,
jadi jangan di sediakan seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya bila
mereka dijaga jangan sampai menjadi kegemukan karena akan lebih mudah
menderita berbagai kelainan atau penyakit gizi yang berhubungan dengan
kondisi obesitas. Frekuensi penyakit Diabetes Mellitus, Cardiovascular
diseases terdapat meningkat pada kelompok MANULA. Yang umum sangat
ditakuti ialah kemungkinan meningkat untuk mendapat penyakit kanker.

1.2 Tujuan

Setelah membaca makalah ini di harapkan mahasiswa mampu


melakukan Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Nutrisi Pada Lansia

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian nutrisi ?


2. Apa saja kebutuhan nutrisi pada lansia ?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada lansia ?
4. Apa saja gangguan nutrisi pada lansia ?
5. Factor apa saja yang mempengaruhi status gizi pada lansia ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk


melakukan fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan,
serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000).
Atau suatu keadaan ketika individu yang tidak puasa mengalami
atau berisiko mengalami penurunan berat badan yang berhubungan dengan
asupan yang tidak adekuat atau metabolisme nutrient yang tidak adekuat
untuk kebutuhan metabolik.(Carpenito, Lynda Juall, 2007).
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting
dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan
sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung,
aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit.
Nutrisi yang adekuat merupakan suatu komponen esensial pada
kesehatan lansia. Faktor-faktor fisiologis yang dapat dikaitkan dengan
kebutuhan nutrisi yang unik pada lansia adalah menurunnya sensitivitas
olfaktorius, perubahan persepsi rasa dan peningkatan kolesistokinin yang
dapat memengaruhi keinginan untuk makan dan peningkatan rasa kenyang.
Proses penuaan itu sendiri sebenarnya tidak mengganggu proses penyerapan
vitamin pada berbagai tingkatan yang luas. Namun, laporan-laporan terakhir
mengindikasikan bahwa lansia mengalami defisiensi vitamin B12, vitamin D
dan asam folat. Perubahan-perubahan dan kebutuhan mineral meliputi
rendahnya kebutuhan akan zat besi pada wanita lansia daripada wanita usia
produktif. Asupan kalsium sebagai salah satu mineral esensial lainnya bagi
lansia sekitar 600 mg per hari untuk wanita. Hal ini hanya menggambarkan
30 sampai 40% dari tingkat kebutuhan yang disarankan. Suplemen kalsium
tidak akan diabsorpsi secara merata. Karena perbedaan derajat keasaman
yang dibutuhkan untuk absorpsi yang sesuai, kalsium sitrat malat
merupakan bentuk yang lebih dipilih untuk diberikan bagi lansia yang
mengalami hipoklohidria atau aklorhidria. Pada proses penuaan yang
normal, peningkatan jaringan adipose secara normal dapat menyertai
penurunan massa tubuh dan cairan tubuh total.

2.2 Proses Menua

Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang


terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta
organ tersebut. Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi status
gizi pada masa tua. Antara lain :
a) Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah,
mengakibatkan juga jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga
kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput serta muncul
garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali terlihat
kurus.
b) Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga
dihubungkan dengan kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam
folat. Sedangkan gangguan pada indera pengecap dihubungkan
dengan kekurangan kadar Zn yang juga menyebabkan menurunnya
nafsu makan. Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya
kemunduran fungsi sel syaraf pendengaran.
c) Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan
gangguan fungsi mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya
asupan gizi pada usia lanjut.
d) Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran
pencernaan seperti perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu
makan, serta susah BAB yang dapat menyebabkan wasir.
e) Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi
lamban, kurang aktif dan kesulitan menyuap makanan, juga dapat
mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari.
f) Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang
menyebabkan penurunan daya ingat jangka pendek, melambatnya
proses informasi, kesulitan berbahasa, kesulitan mengenal benda-
benda, kegagalan melakukan aktivitas yang mempunyai tujuan
(apraksia) dan gangguan dalam menyususn rencana, mengatur
sesuatu, mengurutkan, daya abstraksi, yang dapat mengakibatkan
kesulitan dalam emlakukan aktivitas sehari-hari yang disebut
dimensia atau pikun. Gejala pertama adalah pelupa, perubahan
kepribadian, penurunan kemampuan untuk pekerjaan sehari-hari dan
perilaku yang berulang-ulang, dapat juga disertai delusi paranoid
atau perilaku anti sosial lainnya.
g) Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam
jumlah besar juga bekurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran
natrium sampai dapat terjadi hiponatremia yang menimbulkan rasa
lelah.
h) Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran
merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar yang sering
diabaikan pada kelompok usia lanjut, sehingga usia lanjut yang
mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat
menyebabkan dehidrasi.
i) Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan
untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya,
antara lain sindrom lepas jabatan yang mengakibatkan sedih yang
berkepanjangan.

Penyakit Sistem Pencernaan


Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut
sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk
menerima makanan, mencernanya menjadi zat- zat gizi dan energi,
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari
tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran
pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
Penuaan dicirikan dengan kehilangan banyak sel tubuh dan
penurunan metabolism di sel lainnya.Proses ini menyebabkan penurunan
fungsi tubuh dan perubahan komposisi tubuh. Perubahan pada system
pencernaan :
Kehilangan gigi,penyebab utama adanya periodontal desease yang
biasa terjadi setelah umur 30 tahun.Penyebab lain meliputi kesehatan
gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
Indera pengecap menurun.Adanya iritasi yang kronis dari selaput
lendir.atropi indera pengecap (80%),hilangnya sensitivitas dari
syaraf pengecap di lidah teritama rasa manis,asin,asam,pahit.Selain
itu sekresi air ludah berkurang sampai kira-kira 75% sehingga
mengakibatkan rongga mulut menjadi kering dan bisa menurunkan
cita rasa.
Usofagus melebar.Penuaan usofagus berupa pengerasan sfringfar
bagian bawah sehingga menjadi mengendur(relaksasi) dan
mengakibatkan usofagus melebar (presbyusofagus). Keadaan ini
memperlambat pengosongan usofagus dan tidak jarang berlanjut
sebagaiher nianhiatal.Gangguan menelan biasanya berpangkal pada
daerah presofagus tepatnta di daerah osofaring penyebabnya
tersembunyi dalam system saraf sentral atau akibat gangguan
neuromuskuler seperti jumlah ganglion yang menyusut sementara
lapisan otot menebal dengan manometer akan tampak tanda
perlambatan pengosongan usofagus.
Lambung,rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun).Lapisan
lambung menipis diatas 60 tahun,sekresi HCL dan pepsin
berkurang,asam lambung menurun,waktu pengosongan lambung
menurun dampaknya vitamin B12 dan zat besi menurun.
Peristaltic lemah dan biaanya timbul konstipasi
Fungsi absopsi melemah (daya absorpsi terganggu).Berat total usus
halus berkurang diatas usia 40 tahun meskipun penyerapan zat gizi
pada umumnya masih dalam batas normal,kecuali kalsium (diatas 60
tahun)dan zat besi.
Liver (hati).Penurunan enzim hati yang terlibat dalam oksidasi dan
reduksi,yang menyebabkan metabolisme obat dan detoksifikasi zat
kurang efisien.
Produksi saliva menurun sehingga mempengaruhi proses perubahan
kompleks krbohidrat menjadi disakarida. Fungsi ludah sebagai
pelican makanan berkurang sehingga proses menelan menjadi sukar.
Keluahn-keluhan seperti kembung, perasaan tidak enak di perut dan
sebagainya, seringkali disebabkan makanan yang kurang
dicernaakibat berkurangnya fungsi kelenjar pencernaan. Juga dapat
disebabkan karena berkurangnya toleransi terhadap makanan
terutama yang mengandung lemak.
Keluhan lain yang sering dijumpai adalah konstipasi, yang
disebabkan karena kurangnya kadar selulosa, kurangnya nafsu
makan bisa disebabkan karenanya banyaknya gigi yang sudah lepas.
Dengan proses menua bisa terjadi gangguan motilits otot polos
esophagus, bisa juga terjadi refluks disease (terjadi akibat refluks isi
lambung ke esophagus), insiden ini mencapai puncak pada usia 60
70 tahun.

2.3 Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia

1. Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal
pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan
berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari
lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi
lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari
lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk lansia laki-
laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila
jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan
disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila
terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga
tubuh akan menjadi kurus.
2. Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa
per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya
berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak
berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada
lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah
berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien).
Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya
konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang
dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani
dan kacang-kacangan.
3. Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total
kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih
dari 40% dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit
atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga
dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak
jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan
sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan
banyak mengandung asam lemak jenuh.
4. Karbohidrat dan serat makanan
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau
konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus.
Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut.
Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar
dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen
serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi
seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi
lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia
dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan
menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-
kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan
sumber serat.
5. Vitamin dan mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang
mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D,
dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya
konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan
mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral
kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi
menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia
menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain.
Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber
vitamin, mineral dan serat.
6. Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan
tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine),
membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu
fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas
per hari.
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Pada Lansia

a. Tinggal sendiri: seseorang yang tinggal sendiri sering tidak


memperdulikan tugas memasak untuk menyediakan makanan
b. Kelemahan fisik: akibat kelemahan fisik sehinga menyebabkan kesulitan
untuk berbelanja atau memasak, mereka tidak mampu merencanakan dan
menyediakan makanannya sendiri.
c. .Kehilangan: terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak
untuk mereka sendiri, mereka biasanya tidak memahami nilai suatu
makananyang gizinya seimbang..
d. Depresi: menyebabkan kehilangan nafsu makan, mereka tidak mau
bersusah payah berbelanja, memasak atau memakan makanannya.
e. Pendapatan yang rendah: ketidak mampuan untuk membeli makanan yang
cermat untuk meningkatkan pengonsumsian makanan yang bergizi.
f. Penyakit saluran cerna: termasuk sakit gigi dan ulkus.Berkurangnya
kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong,
Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran Rasa lapar menurun, asam
lambung menurun,Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan
penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit., Gerakan usus
atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan
konstipasi,Penyerapan makanan di usus menurun
g. penyalahgunaan alcohol: penyalah gunaan alcohol mengurangi asupan
kalori atau nonkalori seperti asupan energy dengan sedikit factor nutrisi
lain.
h. Obat-obatan : lansia yang mendapatkan banyak obat dibandingkan
kelompok usia lain yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi
lansia. Pengobatan akan mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin
jauh.

2.5 Gangguan Nutrisi Pada Lansia

1. Malnutrisi
Malnutrisi adalah suatu keadaan gizi buruk yang terjadi karena tidak
cukupnya asupan satu atau lebih nutrisi yang membahyakan status
kesehatan (Watson, Roger. 2003. Perawatan Pada Lansia.Jakarta:EGC).
2. Obesitas
Keadaan badan yang amat gemuk dan berat akibat timbunan lemak yang
berlebihan, dimana kelebihan lemak tubuh melebihi dari 20% dari jumlah
yang di anjurkan untuk tinggi dan usia seseorang. Pola konsumsi yang
berlebihan terutama yang mengandung lemak, protein dan karbohidrat
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Pencetus berbagai seperti
Hipertensi, Penyakit jantung koroner, Strok, seta Diabetes Melitus.
3. Osteoporosis
Kondisi dimana sering disebut tulang kropos yang disebabkan oleh
penurunan densitas tulang akibat kurangnya konsumsi kalsium dalam
jangka waktu yang lama. Mencapai maksimum pada usia 35 tahun pada
wanita dan 45 tahun pada pria.
4. Anemia
Kondisi dimana sel-sel darah mengandung tingkat haemoglobil yang
tidak normal, kimia yang bertugas membawa oksigen di seluruh tubuh
yang disebabkan kurang Fe, asam folat, B12 dan protein. Akibatnya akan
cepat lelah, lesu, otot lemah, letih, pucat, kesemutan, sering pusing, mata
berkunang-kunang, mengantuk, HB <8 gr/dL.
5. Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan di tambah
dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makn
berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu
dan tidak bersemangat.
6. Kekurangan anti oksidan
(Banyak dijumpai dalam buah-buahan dan sayuran) mampu menangkal
efek merusak radikal bebas terhadap tubuh, sehingga konsumsi yang
kurang dapat meningkatkan resiko berbagai penyakit akibat radikal
bebas, seperti serangan jantung dan stroke, katarak, persendian hingga
menurunnya penampilan fisik seperti kulit menjadi keriput.
7. Sulit buang air besar Karena pergerakan usus besar semakin lambat,
makanan lambat diolah dalam tubuh.Akibatnya, buang air besar jadi
jarang.
8. Kelebihan gula dan garam
a. Garam (natrium) dapat meningkatkan tekanan darah, terutama pada
orangtua
b. Makanan tinggi gula membuat tubuh mudah gemuk, meningkatkan
kolesterol dan gula darah
c. Karena itu, sebaiknya kurangi konsumsi gula dan garam

2.6 Status Gizi Pada Usia Lanjut

a) Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia


cenderung mengalami kegemukan/obesitas
b) Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya
cenderung kegemukan/obesitas
c) Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya
cenderung kegemukan/obesitas
d) Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak
dan nafsu makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang
energi protein yang kronis
e) Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang
berserat (sayur, daging) dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi
klaori), hal ini menyebabkan lansia cenderung kegemukan/obesitas
f) Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini
mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi
defisiensi zat-zat gizi mikro
g) Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga
lansia menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu
terjadinya anemia
h) Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan
nafsu makan yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati
i) Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk
menyiapkan makanan sendiri dan menjadi kurang gizi
j) Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu
makan menurun dan menjadi kurang gizi
k) Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun
akibatnya menjadi kurang gizi
l) Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan,
yang dapat menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 DATA BIOGRAFI


Nama : Tn S
TTL : Gresik, 20 September 1978
Jenis Kelamin : laki-laki
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status Perkawinan : Duda
TB / BB : 162 cm, 50 Kg
Alamat : Jl. Merdeka, Kel. Ketapang RT 3 No. 46 Kec.
Mentawa Baru Hilir Kabupaten. Kotawaringin Timur

3.2 RIWAYAT KEPERAWATAN

1. RiwayatKeluarga
Klien seorang duda, mempunyai anak satu. Klien hidup bersama
anak laki-lakinya. Di keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit
seperti diabetes, hipertensi, asma, TB, atau hepatitis.

3.3 RIWAYAT PEKERJAAN

Pekerjaan saat ini : Berkebun


Alamat pekerjaan : Jl. MajuMundur
Jarak dari rumah : 1km
Alat transportasi : Jalan kaki
Pekerjaan sebelumnya : Swasta
Jarak darirumah : 3 Km
Alat transportasi : Sepeda Motor
Sumber-sumber Pendapatan & Kecukupan Terhadap Kebutuhan:
Pendapatan berasal dari hasil berkebun dan dibiayai oleh anak.

3.4 RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


Type tempa tinggal :Rumah
Jenis lantai rumah :Kayu
Kondisi lantai :Kering
Tangga rumah :Tidakada
Penerangan :Cukup
Tempat tidur :Aman
Alatd apur :Rapi
WC :Aman
Kebersihan lingkungan :bersih
Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah :Sendiri
Derajat privasi :Terjaga
Tetangga terdekat : Ada
Alamat dan telepon : Jl. Merdeka No. 46

3.5 SISTEM PENDUKUNG


Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi : Perawat
Jarak Dari Rumah : 1 Km
RumahSakit : Ada Jarak 5 Km
Klinik : Ada Jarak 4 Km
Pelayanan Kes. Dirumah : Tidakada
Makanan Yang dihantarkan : Tidakada
Perawatan Sehari-hari Yang Dilakukan Keluarga : Check Up kePuskesmas

3.6 STATUS KESEHATAN


Status Kesehatan Umum Selama SetahunYang Lalu : klien pernah
menderita Anemia
Status KesehatanSelama 5 Tahun Yang Lalu : Tidak ada masalah
KeluhanUtama : Klien mengatakan tidak nafsu makan
Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan : Klien sering berobat
ke puskesmas
Alergi :
Obat-Obatan :Tidakada
Makanan :Tidakada
FaktorLingkungan : Tidakada

3.7 AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)


IndeksKATZ :B
Oksigenisasi : Baik, RR 16 x/m
Cairan&Elektrolit : Cukup, KlienMinum6gelas /hr
Nutrisi : Nafsu makan kurang
PolaMakan :2x/hr, hanya mampu menghabiskan porsi makanan,
konjugtiva anemis, BB sebelumnya= 51 kg, BB saatini 50 kg, klien kurang
makan sayur dan jarang makan buah-buahan, klien hidup sendiri.
Eliminasi : Baik, BAK 2x/hr BAB 1x/hr
Aktivitas : Saat pagi klien berkebun, di rumah klien tidak ada
kegiatan
Istirahat & Tidur : Baik, klien tidur 8 jam/hr
Personal Hygiene : Baik, Klien Mandi 2x/hr
Seksual : Klien tidak ada niat lagi untuk berhubungan, klien
tidak ada keinginan untuk menikah lagi
Rekreasi : klien 6 bulan sekali melakukan perjalanan
(berkunjung ke rumaha naknya).

3.8 PSIKOLOGI, KOGNITIF DAN PERSEPTUAL


Konsep diri : Klien merasa kehidupannya cukupt erpenuhi
Emosi : Stabil
Adaptasi : Baik
Mekanisme Pertahanan Diri : Baik
Status Mental : Stabil
Tingkat Keasadaran : Compos Mentis
Afasia : Tidak
Dimensia : Tidak
Orientasi : Normal
Bicara : Normal
Bahasa Yang Digunakan :BahasaBanjar
Kemampuan Membaca :Bisa
Kemampuan Interaksi :Sesuai
Vertigo :
Shirt Porteble Mental Status Questionaire (SPMSQ) : 2 Fungsi Mental Utuh
Mini Mental State Exam (MMSE) : 2 Baik
Geriatrik Depresion Scale : 4 Baik
APGAR : 6 Menengah

3.9 TINJAUAN SISTEM


KeadaanUmum :Baik
Tingkat Kesadaran : Compos mentis
Tanda-Tanda Vital : TD 130/90 mmhg Nadi 80 x/m
RR 16 x/m Suhu 36,5oC
TB 168 cm BB 50kg

PENGKAJIAN PERSISTEM

1) PERNAFASAN (B1 : BREATHING)


1. Bentuk Dada : Simetris
2. Sekresi dan Batuk : Tidakada
Nyeri waktu bernapas : Tidakada
3. PolaNapas : RR 16 x/m, Reguler
4. BunyiNapas : Normal (tidakadaRonchi)
5. Pergerakan Dada : Intercostal
6. Tractil Fremitis/Fremitus Vokal :Tidakada
7. Alat Bantu Pernapasan : Tidakada
2) CARDIOVASCULAR (B2: BLEEDING)
1. Nadi : Frekuensi 80 x/m nt , Reguler
2. Bunyi Jantung : Normal
3. Letak Jantung : Ictus Cordis teraba pada intercostal V, kira-
kira 1 jari medial darigaris midklavikular
4. Pembesaran Jantung : Tidakada
5. NyeriDada : Tidakada
6. Edema : Tidakada
7. Clubbing Finger : Tidak

3) PERSARAFAN (B3: BRAIN)


Tingkat kesadaran : Compos Mentis
1. GCS : Eye : 4 Verbal : 5 Motorik : 6
Total GCS : 15
2. Refleks : Normal
3. Koordinasi Gerak : Ya
4. Kejang : Tidak

4) PENGINDERAAN
1. Mata (Penglihatan)
a. Bentuk : Normal
b. Pupil : Ishokor
c. Gerak Bola Mata : Normal
d. Medan Penglihatan : Normal
e. ButaWarna : Tidak
f. TekananInraOkuler : Tidak
2. Hidung (Penciuman)
Bentuk : Normal
GangguanPenciuman : Tidak
3. Telinga (Pendengaran)
a. Aurikel : Normal
b. Membran Tympani : Terang
c. Otorrchea : Tidak
d. GangguanPendengaran : Tidak
e. Tinitus : Tidak
4. Perasa : Normal
5. Peraba : Normal

5) PERKEMIHAN - ELIMINASI URI (B4: BLADDER)


Tidak ada nyeri saat berkemih, tidak sering berkemih, tidak ada urin yang
tertahan saat berkemih
MasalahKandungKemih : Tidak ada masalah
Produksi Urine : 600 ml/hr
Frekuensi : 2x/hr
Warna : Kekuningan
Bau : Amoniak

6) PENCERNAAN-ELIMINASI ALVI (B5: BOWEL)


1. MulutdanTenggorokan
a. Mulut : Rongga mulut bersih, tidak ada bau mulut
b. Gigi : Gigi tidak lengkap, tidak ada lubang gigi,
Selaput Lendir Mulut : Lembab
c. Lidah : Bersih, ada sariawan
d. Kebersihan Rongga Mulut : Tidak Berbau
e. Tenggorokan : Tidak terlihat sulit menelan
f. Abdomen : Kenyal
g. Pembesaran Hepar : Tidak
h. Pembesaran Lien : Tidak
i. Asites : Tidak

2. Masalah Usus Besar dan Rectum / Anus


1. BAB 1 x/hr
2. Tidak ada masalah
3. Obat Pencahar : Tidak
4. Lavemen : Tidak

7) OTOT, TULANG DAN INTEGUMENT (B6: BONE)


1. OtotdanTulang
a) Kemampuan Pergerakan Sendi lengan dan Tungkai (ROM) Bebas
b) Kemampuan kekuatan otot :
4 4
4 4
Fraktur : Tidak
Dislokasi :Tidak
Haemotom : Tidak
2. Integumen
Warna Kulit : Kuning langsat
Akral : Hangat
Turgor : Tidakelastis
Tulang Belakang : Normal
8) REPRODUKSI
Laki-laki :
Kelamin Bentuk : Normal
Kebersihan Alat Kelamin : Bersih

9) ENDOKRIN
1. Faktor Alergi : Tidak
Manifestasi : Tidakada
Cara Mengatasi : Tidakada
2. Kelainan Endokrin : Tidakada

10) PENGETAHUAN
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya :
Klien mengetahui tentang kondisi kesehatannya dan klien sering cek up
untuk kesehatannya

ANALISA DATA
NO KELUHAN ETIOLOGI PROBLEM
1. DS : Klien mengatakan tidak nafsu
makan

DO :
- Gigi tidak lengkap
- Lidah ada sariawan Ketidak
- PolaMakan : 2x/hr, Intake yang seimbangan
hanyamampumenghabiskan tidakadekuat nutrisi : nutrisi
porsimakanan kurang dari
- Konjugtiva anemis kebutuhan
- BB sebelumnya= 51 kg, BB tubuh
saatini 50 kg
- Klien kurang makan sayur dan
jarang makan buah-buahan
- klienhidupsendiri

RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1. 1 Setelah dilakukan 1. Timbang berat 1. R/mengetahui
tindakan keperawatan badan setiap hari perubahan keadaan umum
selama 1x24 jam nutrisi pada klien
diharapkan
ketidakseimbangan nutrisi 2. Anjurkan makan 2. R/Dilatasi gaster
: nutrisi kurang dari sedikit tapi sering dapat terjadi bila
kebutuhan tubuh teratasi pemberian makan terlalu
dengan cepat setelah periode
Kriteria hasil : puasa
1. Nafsu makan 3. Anjurkan makan-
meningkat makanan yang lunak dan 3. R/membantu
2. Berat badan mudah dicerna. meningkatkan intake
meningkat makanan
3. Adanya perubahan
pola makan 4. Anjurkan keluarga
4. Konjungtiva normal untuk menyediakan 4. Membantu
5. Klien tampak tidak makanan kesukaan meningkatkan nafsu
lemah klien. makan

5. Anjurkan makan
makanan yang disajikan 5. R/ Mencegah
dalam kondisi hangat terjadinya mual dan
membantu meningkatkan
nafsu makan

IMPLEMENTASI dan EVALUASI

No. Dx. Implementasi Evaluasi


Kep.
1. 1. 1 Tgl 25 Maret 2012 (09.00 wib) 26 Maret 2012 (09.00 wib)
DS : Saya sudah menghabiskan
1. Menimbang berat badan setiap hari setengah porsi makanan
Hasil : BB = 50 kg
2. Menganjurkan makan sedikit tapi sering DO :
Hasil : - K/u baik
Anjuran telah di berikan , klien akan melakukan - Nafsumakanklienmeningkat
anjuran. - Konjungtiva normal
3. Menganjurkan makan makanan yang - TD : 100 / 70 mmhg
lunak dan mudah dicerna - N : 80 x/m
Hasil : - RR : 20 x/m
Klien setuju untuk makan makanan yang lunak - S : 36,6 oC
dan mudah dicerna - BB 50 kg
4. Menganjurkan keluarga untuk
menyediakan makanan kesukaan klien
Hasil : A : Masalah nutrisi kurang dari
Anjuran telah diberikan, keluarga kebutuhan tubuh teratasi sebagian
mengungkapkan akan melakukan apa yang di 1. Nafsu makan meningkat
anjurkan. 2. Adanya perubahan pola
5. Menganjurkan makan makanan yang makan
disajikan dalamkondisi hangat 3. Konjungtiva normal
Hasil : 4. Klien tampak tidak lemah
Klien setuju untuk makan makanan yang
disajikan dalam kondisi hangat P: Lanjutkan intervensi

BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting
dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya.
Lansia mengalami persoalan khusus tentang nutrisi. Mereka
beresiko tinggi menderita malnutrisi dan lebih rentan terkena dampak
malnutrisi. Salah satu indikator yang sangat penting pada status nutrisi
adalah berat badan. Perawat berperan sangat penting dalam pemenuhan
nutrisi lansia terutama di Rumah Sakit.

4.2 SARAN

Patut diingat bahwa keperluan energi Manula sudah menurun, jadi


jangan di sediakan seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya bila
mereka dijaga jangan sampai menjadi kegemukan karena akan lebih mudah
menderita berbagai kelainan atau penyakit gizi yang berhubungan dengan
kondisi obesitas. Frekuensi penyakit Diabetes Mellitus, Cardiovascular
diseases terdapat meningkat pada kelompok Manula.

Anda mungkin juga menyukai