Sifat mekanik batuan yang diperoleh dari uji ini adalah kuat tarik batuan (t).
Ada dua metode yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kuat tarik contoh batuan
di laboratorium, yaitu metode kuat tarik langsung dan metode kuat tarik tak langsung.
Metode kuat tarik tak langsung merupakan uji yang paling sering digunakan. Hal ini
disebabkan uji ini lebih mudah dan murah daripada uji kuat tarik langsung. Salah satu
uji kuat tarik tak langsung adalah Brazilian test.
Pada uji brazilian, kuat tarik batuan dapat ditentukan berdasarkan persamaan:
t= 2.F .(2.4)
.D.L
Keterangan :
t = Kuat tarik batuan (MPa)
F = Gaya maksimum yang dapat ditahan batuan (KN)
D = Diameter contoh batuan (mm)
L = Tebal batuan (mm)
Alat uji triaksial yang digunakan merupakan merujuk pada alat triaksial yang
dikembangkan oleh Von Karman pada tahun 1911 (Gambar 2.4). Di dalam apparatus
ini, tekanan fluida berfungsi sebagai tekanan pemampatan (3 ) yang diberikan kepada
contoh batuan. Fluida dialirkan dengan menggunakan pompa hidraulik dan dijaga agar
selalu konstan.
geser langsung sebagai fungsi dari tekanan normal pada bidang geser. Uji geser
langsung juga bertujuan untuk mengetahui nilai kohesi dan besarnya sudut geser
dalam. Nilai dan hasil dari uji geser langsung (Direct shear) ini diaplikasikan langsung
untuk membantu menganalisis batas ekulibrium dari permasalahan kestabilan lereng.
Sesuai dengan standar, uji kuat geser harus dilakukan sebanyak 5 kali uji (minimal 3
kali uji). MINTEC menggunakan rangkaian peralatan uji dari ELE Portable shear box
SL 900 untuk melakukan uji geser langsung ini. Dari hasil uji ini, kita akan
mendapatkan grafik perbandingan antara Nilai tekanan normal (normal stress) dan
jarak geseran nya (shear displacement).
3. Temperatur
Kecepatan rambat gelombang ultrasonik juga diperngaruhi. Temperatur tinggi
pada saat pengujian akan menurunkan cepat rambat gelombang yang merambat
melalui contoh batuan.
Sumber Referensi :
STUDENT CENTER LEARNING INQUIRY AND DISCOVERY