Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

STUDENT CENTER LEARNING INQUIRY AND DISCOVERY

NAMA : MUHAMMAD YUSUF


NIM : 03071181419006
KELAS : GEOLOGI 14 INDRALAYA

Mata Kuliah/Kode : GEOMEKANIKA


Jumlah Beban Studi : 3 SKS
Tanggal : 26 OKTOBER 2017
Pokok Bahasan : UJI KUAT TEKAN
Pengajar : HARNANI, S.T, M.T.

MATERI KULIAH DAN PENDALAMAN PENGETAHUAN

1. Uji Kuat Tekan Uniaksial ( UCS )


Penekanan uniaksial terhadap contoh batuan selinder merupakan uji sifat
mekanik yang paling umum digunakan. Uji kuat tekan uniaksial dilakukan untuk
menentukan kuat tekan batuan (t ), Modulus Young (E), Nisbah Poisson (v) , dan
kurva tegangan-regangan. Contoh batuan berbentuk silinder ditekan atau dibebani
sampai runtuh. Perbandingan antara tinggi dan diameter contoh silinder yang umum
digunakan adalah 2 sampai 2,5 dengan luas permukaan pembebanan yang datar, halus
dan paralel tegak lurus terhadap sumbu aksis contoh batuan.

Gambar 1. Uji uniaxial


Source (https://www.mintecabadi.com/ind/services/40.html)

Dari hasil pengujian akan didapat beberapa data seperti :


- Kuat tekan (sc)
- Batas elastik (se)
- Modulus elastisitas (E)
- Poissons Ratio (n)

2. Uji Kuat Tarik Tak Langsung ( Brazilian Test )


STUDENT CENTER LEARNING INQUIRY AND DISCOVERY

Sifat mekanik batuan yang diperoleh dari uji ini adalah kuat tarik batuan (t).
Ada dua metode yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kuat tarik contoh batuan
di laboratorium, yaitu metode kuat tarik langsung dan metode kuat tarik tak langsung.
Metode kuat tarik tak langsung merupakan uji yang paling sering digunakan. Hal ini
disebabkan uji ini lebih mudah dan murah daripada uji kuat tarik langsung. Salah satu
uji kuat tarik tak langsung adalah Brazilian test.
Pada uji brazilian, kuat tarik batuan dapat ditentukan berdasarkan persamaan:
t= 2.F .(2.4)
.D.L
Keterangan :
t = Kuat tarik batuan (MPa)
F = Gaya maksimum yang dapat ditahan batuan (KN)
D = Diameter contoh batuan (mm)
L = Tebal batuan (mm)

3. Pengujian Point Load ( Point Load Test )


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan ( strength ) dari percontoh
batu secara tidak langsung dilapangan. Percontoh batuan dapat berbentuk silinder.
Peralatan yang digunakan mudah dibawa-bawa, tidak begitu besar dan cukup ringan.
Pengujian cepat, sehingga dapat diketahui kekuatan datuan dilapangan, sebelum
pengujian dilaboratorium dilakukan.

Alat uji point load atau beban titik


Source (https://www.mintecabadi.com/ind/services/40.html)

Dari pengujian ini didapat :


Is = P D2
Dimana : Is = Point load strength index ( Index Franklin )
P = Beban maksimum sampai percontoh pecah
D = Jarak antara dua konus penekan
Hubungan antara index franklin (Is) dengan kuat tekan (t) menurut
BIENIAWSKI sebagai berikut:
c = 18 23 Is untuk diameter percontoh = 50 mm. Jika Is = 1 MPa maka index
tersebut tidak lagi mempunyai arti sehingga disarankan untuk menggunakan pengujian
lain dalam penentuan kekuatan ( strength ) batuan.
4. Uji triaxial
Tujuan utama uji triaksial adalah untuk menentukan kekuatan batuan
padakondisi pembebanan triaksial melalui persamaan kriteria keruntuhan. Kriteria
keruntuhan yang sering digunakan dalam pengolahan data uji triaksial adalah criteria
Mohr-Coulomb. Hasil pengujian triaksial kemudian diplot kedalam kurva Mohr-
Coulomb sehingga dapat ditentukan parameter-parameter kekuatan batuan sebagai
berikut:
Strength envelope (kurva intrinsik), Kuat geser (Shear strength), Kohesi (C), Sudut
geser dalam () Pada pengujian triaksial, contoh batuan dimasukkan kedalam sel
triaksial, diberi tekanan pemampatan (3), dan dibebani secara aksial (1), sampai
runtuh. Pada uji ini, tegangan menengah dianggap sama dengan tekanan pemampatan
(3= 1).

Gambar alat uji triaksial


Source (https://www.mintecabadi.com/ind/services/40.html)

Alat uji triaksial yang digunakan merupakan merujuk pada alat triaksial yang
dikembangkan oleh Von Karman pada tahun 1911 (Gambar 2.4). Di dalam apparatus
ini, tekanan fluida berfungsi sebagai tekanan pemampatan (3 ) yang diberikan kepada
contoh batuan. Fluida dialirkan dengan menggunakan pompa hidraulik dan dijaga agar
selalu konstan.

5. Uji Kuat Geser ( Direct Shear Test)


Uji ini bertujuan untuk mengukur nilai peak (maksimum) dan residual dari uji
STUDENT CENTER LEARNING INQUIRY AND DISCOVERY

geser langsung sebagai fungsi dari tekanan normal pada bidang geser. Uji geser
langsung juga bertujuan untuk mengetahui nilai kohesi dan besarnya sudut geser
dalam. Nilai dan hasil dari uji geser langsung (Direct shear) ini diaplikasikan langsung
untuk membantu menganalisis batas ekulibrium dari permasalahan kestabilan lereng.
Sesuai dengan standar, uji kuat geser harus dilakukan sebanyak 5 kali uji (minimal 3
kali uji). MINTEC menggunakan rangkaian peralatan uji dari ELE Portable shear box
SL 900 untuk melakukan uji geser langsung ini. Dari hasil uji ini, kita akan
mendapatkan grafik perbandingan antara Nilai tekanan normal (normal stress) dan
jarak geseran nya (shear displacement).

Gamabr uji direct shear test


Source (https://www.mintecabadi.com/ind/services/40.html)
Langkah Kerja :
Gunakan safety glasses dan safety shoes
Contoh batuan diletakkan dalamsuatu cetakan beton dengan perbandingan tertentu
sehingga merupakan suatu kesatuan dengan beton tersebut.
Letakkan contoh batuan yang telah berada dalam cetakan beton ke dalam alat shear
box.
Pasang dial gauge untuk mrngukur perpindahan pada arah pergeseran. Atur pada
posisi nol.
Berikan gaya normal menggunakan bandul dengan berat tertentu.
Berikan gaya gaser dengan besar tertentu menggunakan mesin direct shear
otomatis.
Lakukan pembacaan pertambanhangaya setiap interval deformasi sebesar 0,5 mm.
Lakukan tegangan geser mencapai puncak (kondisi residual).
Setelah contoh patah, berikan gaya yang berlawanan arah dengan gaya yang
sebelumnya sampai tegangan gesernya mencapai puncak (kondisi residual).
Selama pemberian gaya, lakukan pula pembacaan gaya setiap interval deformasi
sebesar atau 0,5 mm.

6. Uji Kecepatan Rambat Gelombang Ultrasonik


Uji kecepatan rambat gelombang ultrasonik dilakukan untuk menentukan cepat
rambat gelombang ultrasonik yang merambat melalui contoh batuan. Pada uji ini,
waktu tempuh gelombang primer yang merambat melalui contoh batuan diukur dengan
menggunakan Portable Unit Non-destructive Digital Indicated Tester (PUNDIT).
Kecepatan rambat gelombang primer ditentukan melalui persamaan 2.5.
Vp= L .(2.5) TP
Keterangan:
L = panjang contoh batuan yang diuji (m)
Vt= waktu tempuh gelombang ultrasonik primer (detik)
tp = cepat rambat primer atau tekan (m/detik)

Cepat rambat gelombang ultrasonik yang merambat di dalam batuan dipengaruhi


oleh beberapa faktor, yaitu: ukuran butir dan bobot isi, porositas dan kandungan air,
temperature kehadiran bidang lemah.

1. Ukuran butir dan bobot isi


Batuan yang memiliki ukuran butir halus atau kecil memiliki cepat rambat
gelombang lebih besar daripada batuan dengan ukuran butir kasar atau besar. Hal ini
disebabkan karena batuan berbutir kasar akan memberikan ruang kosong antar butir
lebih besar dibandingkan batuan berbutir halus. Ruang kosong inilah yang
menyebabkan cepat rambat gelombang menurun karena tidak ada media
perambatannya. Sama halnya dengan ukuran butir, batuan berbutir halus memiliki
bobot isi yang lebih padat dibandingkan batuan berbutir kasar. Karena kerapatan antar
butir yang tinggi dan sedikitnya ruang kosong yang dimiliki batuan. Oleh karena itu,
batuan yang memiliki bobot isi tinggi memiliki cepat rambat gelombang yang tinggi.

2. Porositas dan kandungan air


Porositas merupakan banyaknya rongga dalam suatu batuan terhadap volume
keseluruhan. Jadi semakin tinggi nilai porositas akan menunjukan semakin banyak
rongga atau ruang kosong di dalam batuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi porositas maka cepat rambat gelombang akan semakin kecil.
Kandungan air dalam batuan yang cenderung berpori akan merubah kecepatan rambat
gelombang di dalam batuan tersebut. Pada nilai porositas tertentu, kecepatan rambat
gelombang akan bertambah besar karena terjadinya peningkatan derajat
kejenuhan air. Hal ini terjadi karena kecepatan rambat gelombang di dalam air jauh
lebih besar dari di udara.

3. Temperatur
Kecepatan rambat gelombang ultrasonik juga diperngaruhi. Temperatur tinggi
pada saat pengujian akan menurunkan cepat rambat gelombang yang merambat
melalui contoh batuan.

4. Kehadiran bidang lemah


Bidang lemah yang berada didalam batuan akan mempengaruhi cepat rambat
gelombang ultrasonik. Bidang lemah yang merupakan bidang batas antara dua
permukaan akan menhadirkan ruang kosong berisi udara. Ruang kosong ini akan
memperlambat cepat rambat gelombang ultrasonik. Dengan demikian, kehadiran
bidang lemah akan menurunkan cepat rambat gelombang yang merambat melalui
batuan

Sumber Referensi :
STUDENT CENTER LEARNING INQUIRY AND DISCOVERY

Mintecabadi. 2015. Uji Kuat Tekan. https://www.mintecabadi.com/ind/services/40.


Html. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2017

KOMENTAR DAN CATATAN PENILAI

HARNANI, S.T, M.T.

Anda mungkin juga menyukai