Anda di halaman 1dari 3

KULTUR JARINGAN TUMBUHAN

A. Pengertian Kultur Jaringan


Kultur dapat didefinisikan sebagai teknik membudidayakan jaringan agar menjadi
organisme yang utuh dan mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Kultur jaringan
merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan
teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas,
serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi
dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman
dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Kultur jaringan adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk membuat bagian tanaman (akar, tunas, jaringan
tumbuh tanaman) tumbuh menjadi tanaman utuh (sempurna) dikondisi in vitro (didalam gelas).
Keuntungan dari kultur jaringan lebih hemat tempat, hemat waktu, dan tanaman yang
diperbanyak dengan kultur jaringan mempunyai sifat sama atau seragam dengan induknya.
Contoh tanaman yang sudah lazim diperbanyak secara kultur jaringan adalah tanaman anggrek.
Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya
untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur
jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan
induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan
tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat,
kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan
dengan perbanyakan konvensional.
Dasar teknik kultur jaringan adalah bahwa sel tanaman mempunyai sifat totipotensi yaitu
kemampuan sel untuk tumbuh dan berkembang membentuk tanaman lengkap dalam medium
aseptik yangmengandung unsur hara dan zat pengatur tumbuh yang sesuai.
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
1. Pembuatan media.
2. Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian
tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
3. Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat
yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi
juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara
merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus
steril.
4. Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada
media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang
menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami eksplan
diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
5. Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang
menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik.
Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta
untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur.
6. Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng.
Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup.

B. Prinsip Dasar Kultur Jaringan


Kultur jaringan mengandung dua prinsip dasar yang jelas, yaitu :
a. Bahan tanam yang totipotensi
Konsep dasar ini mutlak ada dalam pelaksanaan kegiatan kultur jaringan karena hanya
dengan adanya sifat totipotensi ini sel jaringan organ yang digunakan akan mampu
tumbuh dan berkembang sesuai arah dan tujuan budidaya in vitro yang dilakukan.
Namun, sifat totipotensi lebih besar dimilki oleh bagian yang masih muda dan banyak
dijumpai pada daerah meristem. Bahan tanam yang sementara ini digunakan dalam
kegiatan kultur jaringan dan sering terbukti dapat tumbuh dan berkembang adalah:
1. Sel, sel biasanya ditanam dalam bentuk suspensi dengan kepadatan yang telah
ditentukan.
2. Protoplast, biasanya juga ditanam dalam bentuk yang telah ditentukan.
3. Jaringan meristem, jaringan yang ditanam biasanya dalam bentuk potongan organ
yang terdapat pada derah-daerah pertumbuhan.
4. Kalus, kalus ditanam dalam bentuk massa sel yang belum terdeferensiasi dan
biasanya ditanam daam media induksi untuk pertumbuhan kalus.
5. Organ, bahan yang paling umum dalam kegiatan kultur jaringan.
b. Budidaya yang terkendali
Sifat bahan yang totipotensi saja tidak cukup untuk kesuksesan kegiatan kultur jaringan.
Prinsip dasar budidaya yang terkendali ini meliputi :
1. Keadaan media tempat tumbuh
2. Lingkungan yang mempengaruhi
3. Keharusan sterilisasi
Teknik kuljar secara in vitro, beberapa syarat sesuai dengan prinsip dasar kuljar yang
harus diketahui antara lain :
Memilih eksplan yang baik
Untuk mendapatkan eksplan yang baik dan mudah tumbuh, dipilih bagian organ yang
masih bersifat meristematik
Penggunaan medium yang cocok. Media yang biasa digunakan untuk pembuatan
kuljar murni adalah PDA.
Keadaan yang aseptik. Keadaan yang aseptik ini meliputi sterilisasi eksplan, media,
alat-alat, ruang steril dan ruang kultur (entkas / tempat khusus untuk menanam
eksplan ke dalam medium).
Pengaturan udara yang baik

Anda mungkin juga menyukai