PBL PDF
PBL PDF
Skripsi
Oleh
Oleh
kir lancar siswa pada materi asam basa Arrhenius. Penelitian ini menggunakan
one group pretest posttest design dengan menggunakan teknik cluster random
sampling diperoleh sampel kelas XI IPA5. Aspek kepraktisan ditentukan dari ke-
kan respon siswa. Aspek keefektifan ditentukan dari rata-rata n-Gain hasil
penguasaan konsep di awal dan akhir pembelajaran dan aktivitas siswa selama
proses pembelajaran. Ukuran pengaruh(r) ditentukan dari rata-rata nilai pretes dan
postes dengan nilai r dihitung menggunakan rumus cohen. Hasil penelitian me-
sangat tinggi serta memiliki ukuran pengaruh besar dalam meningkatkan kemam-
Oleh
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Penulis dilahirkan di Dilli pada tanggal 23 November 1994 sebagai putri pertama
dari dua bersaudara buah hati Ayah Muhammad Arifin dan Ibu Dwi Mawarni.
SD Negeri 02 Rama Gunawan tahun 2006, SMP Negeri 1 Seputih Raman tahun
Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui jalur Tes
Dengan segala kerendahan hati terucap syukur alhamdulillah untuk segala nikmat
yang telah diberikan Robb sang pencipta alam semesta, dengan ini
Kupersembahkan karya kecilku Kepada
Bermimpilah..
camkanlah
(andrea hirata)
dan
(walt disney)
x
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Lancar Siswa Pada Materi asam Basa Arrhenius sebagai salah satu syarat untuk
3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia,
terima kasih atas kesediaannya memberi bantuan yang telah diberikan di sela-
sela kesibukannya.
4. Ibu Ratu Beta Rudbiyani selaku Pembimbing I, terima kasih atas kesediaan-
nya memberi bimbingan dan motivasi, menjadi tempat berbagi cerita, dan
5. Bapak Drs. Tasviri Efkar, M.S. selaku Pembimbing 2, terima kasih atas
6. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si. selaku Pembahas, terima kasih atas kritik dan
atas izin yang diberikan untuk melaksanakan penelitian. Terima kasih juga
sebagai Guru Mitra terima kasih atas waktu yang diberikan kepada penulis
untuk melaksanakan penelitian. , dan bapak serta ibu dewan guru, staf TU
penelitian.
8. Sahabat terbaik ku Diah, bubur Rizki, kak Ferdi, kak chan Izza,akashi Iqbal,
miss telat Izu, mamah meli, abang ari, kakek didi, keluarga dan saudari ku di
D22 mak irma, yendol yeni, singa siti, adek puput, ubay puji, grecong grace
Setiap karya pasti memiliki kekurangan, saran dan kritik yang membangun sangat
DAFTAR ISI
Halaman
Cover Luar ........................................................................................................ i
Lembar Pernyataan............................................................................................. ii
Lembar Peersetujuan.......................................................................................... v
Motto .................................................................................................................. ix
Sanwancana........................................................................................................ x
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
D. Kepraktisan .......................................................................................... 17
E. Efektivitas ............................................................................................ 18
F. Kerangka pemikiran............................................................................. 19
G. Hipotesis ............................................................................................. 21
B. Pembahasan............................................................................................ 47
A. Simpulan ................................................................................................ 66
B. Saran....................................................................................................... 66
xv
LAMPIRAN.......................................................................................................
2. RPP......................................................................................................... 79
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
cabang dari ilmu pengetahuan alam (sains), yang berkenaan dengan kajian-kajian
tentang struktur dan komposisi materi, perubahan yang dapat dialami materi, dan
fenomena lain yang menyertai perubahan materi. Konten ilmu kimia yang berupa
konsep, hukum, teori, pada dasarnya merupakan produk dari rangkaian proses
menggunakan sikap ilmiah. Ketiga aspek kimia ini perlu dipandang sama pen-
tingnya, sebab tidak ada pengetahuan kimia tanpa proses yang menggunakan pi-
kiran dan sikap ilmiah yang dilakukan kimiawan (Tim Pengembang Ilmu Pendi-
Fenomena kimia yang terjadi di kehidupan sehari-hari banyak yang dapat kita
amati, misalnya pemanfaatan kapur untuk menetralkan tanah pertanian yang asam,
pemanfaatan senyawa basa (antasida) dalam mengobati sakit maag, dan lain seba-
gainya. Pemberian fenomena alam akan melatih siswa untuk memiliki keteram-
pilan dalam hal mengamati. Pemberian fenomena ini diharapkan dapat menum-
buhkan rasa ingin tahu yang tinggi saat proses pembelajaran berlangsung, sehing-
ga siswa berani dan lancar untuk mengajukan pertanyaan serta lancar meng-
Faktanya pembelajaran kimia di beberapa sekolah hanya terpusat pada guru atau
materi dengan metode ceramah kemudian siswa dituntut untuk mencatat semua
penjelasan yang telah diberikan. Siswa dituntut untuk menghafal rumus, teori,
dan semua konsep yang ada di buku paket tanpa diberi pemahaman yang menda-
lam mengenai materi yang diajarkan. Guru tidak pernah meminta siswa untuk
Berdasarkan hasil observasi di dua SMA Negeri dan satu SMA Swasta di Lam-
kimia menggunakan metode ceramah. Guru hanya meminta siswa untuk men-
dengarkan materi yang disampaikan kemudian mencatat semua materi yang telah
diberikan. Siswa diminta untuk mengerjakan latihan-latihan soal dari LKS dan
buku paket. Cara belajar siswa sebelum ulangan hanya menghafal materi yang
telah disampaikan. Presentasi siswa hanya sesekali saja dilakukan dan itu pun
kukan tidak menampilkan hasil diskusi berupa pemecahan suatu masalah melain-
kan mencatat materi yang semuanya sudah tersedia di buku paket. Kegiatan de-
monstrasi atau eksperimen dilakukan hanya sesekali saja pada materi tertentu
seperti larutan elektrolit dan non elektrolit. Guru hanya menilai siswa memahami
Duron, dkk. (2006) mengatakan bahwa pembelajaran kimia yang dibahas dengan
cara metode ceramah akan menempatkan siswa kedalam posisi yang pasif, maka
3
sebagian besar pemikiran berasal dari guru dan tidak mengajak siswa untuk ikut
akibatkan siswa kurang dapat membangun dan menumbuhkan konsep itu sendiri.
Dari fakta tersebut, sudah seharusnya seorang guru melakukan inovasi dalam
proses pembelajaran dimana siswa dapat diikutsertakan secara aktif saat pembe-
dari metode ceramah ke model pembelajaran yang mencakup ilmu kimia sebagai
proses, produk dan sikap. Salah satu model pembelajaran yang mengikutsertakan
siswa secara aktif adalah model pembelajaran problem solving. Model pembela-
jaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran yang mampu
jaran di kelas karena dapat merangsang kemampuan berpikir siswa secara kreatif
(Djamarah dan Zain, 2002). Model pembelajaran problem solving dimulai dengan
untuk memiliki sikap ulet, kritis, kreatif, dan rasa ingin tahu yang tinggi dalam
berdiskusi dan bekerja sama dengan teman-temanya. Kemudian siswa akan men-
cari data atau informasi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.
Siswa dilatih berpikir kreatif dalam membuat suatu hipoteis atau jawaban
suatu kesimpulan dari suatu konsep, hukum, dalil maupun teori dari hasil pene-
muan mereka.
(langkah dari kegiatan probem solving), dan mental (Ackoff & Vergara, 1981).
dapat memecahkan suatu masalah secara terampil. Pembelajaran sains yang beru-
masi yang telah diberikan, melalui penekanan pada keragaman kesesuaian dan
ketepatan (Beaty & Silvilia, 2012). Keterampilan berpikir kreatif merupakan ke-
terampilan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir kreatif dibangun dari be-
berapa faktor, yaitu kemampuan berpikir lancar, luwes, dan orisinil (Nusbaum &
Silvilia, 2010). Pengembangan kreativitas dapat dilakukan guru dengan cara me-
latihkan kemampuan yang terdapat pada keterampilan berpikir kreatif. Salah satu
bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak dari orang lain, serta dengan
5
cepat melihat kesalahan dan kelemahan dari suatu objek atau situasi (Munandar,
2008).
dan Azizah (2012) pada proses pembelajaran materi kelarutan dan hasil kali kela-
rutan yang melatih siswa untuk memecahkan masalah (problem solving) dapat
berpikir evaluatif siswa pada materi asam-basa, dan penelitian Arfiyani dkk,
materi hidrokarbon
Materi teori asam basa merupakan salah satu materi kimia kelas XI SMA dengan
kompetensi dasar 3.10 yaitu menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam
suatu pemikiran yang lancar dalam mengajukan dan menjawab banyak pertanya-
nya pada materi pokok teori asam basa Arrhenius yaitu dengan dilaksanakannya
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Lancar Siswa pada Materi Asam Basa
Arrhenius.
6
B. Rumusan Masalah
dalam meningkatkan kemampuan berpikir lancar siswa pada materi asam basa
Arrhenius?
Arrhenius?
dalam meningkatkan kemampuan berpikir lancar siswa pada materi asam basa
Arrhenius?
C. Tujuan Penelitian
ini adalah :
dalam meningkatkan kemampuan berpikir lancar siswa pada materi asam basa
Arrhenius .
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
3. Sekolah
2002) yaitu: (1) Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan; (2) Mencari data
(3) Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut; (4) Menguji kebe-
bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak dari orang lain, serta dengan
cepat melihat kesalahan dan kelemahan dari suatu objek atau situasi
(Munandar, 2008).
9
5. Materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah teori asam-basa Arrhenius,
A. Pembelajaran Konstruktivisme
belajaran bermakna, yaitu menjelaskan sifat dasar dari suatu pengetahuan dan
seorang guru hanya sebagai fasilisator yang mendukung siswa untuk merumuskan
dan membuat kesimpulan (Ciot, 2009). Dasar dari kontruktivisme adalah siswa
aktif untuk mengkontruksi pengetahuan mereka baik secara individu maupun ber-
sama teman kelompoknya. Siswa tidak hanya merekam informasi tetapi mem-
bangun struktur pengetahuan. Tugas seorang guru adalah membantu untuk me-
(Lunenburg, 2011:4).
Menurut Jacquline Brooks dan Martin Brooks (2005) terdapat 5 asas ilmu dari
kontruktivisme yaitu :
1. Menghadapakan siswa kepada problem yang saling berkaitan
2. Membuat struktur pembelajaran lewat konsep pokok
3. Mendorong dan menghargai muculnya pandangan/ide dalam diri siswa
4. Kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan dan kemauan siswa
5. Selalu menilai kemajuan peserta didik melalui konteks pembelajaran
11
Suatu proses aktif terjadi dimana individu berinteraksi dengan lingkungaanya dan
ada didalam pikirannya tersebut. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ber-
yang bersifat nyata dalam konteks yang relevan, (2) mengutamakan proses, (3)
man dan ide dari pengetahuan yang ada. Selanjutnya Bodner (1986:15) mengata-
kan bahwa pengetahuan yang dibangun dalam pikiran pembelajar didasarkan atas
struktur-struktur kognitif atau skema yang telah ada sebelumnya, memberi basis
teoritis untuk membedakan antara belajar bermakna dan belajar hafalan. Belajar
tahuan baru dengan konsep-konsep yang relevan dan proporsi-proporsi yang telah
merkea ketahui. Dalam belajar hafalan, pengetahuan baru mungkin dapat dikua-
sai secara lebih sederhana dengan jalan mengingat kata demi kata secara harfiah
Davis dan Maher (Ultanir, 2012:196) mengatakan bahwa seorang pelajar harus
kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang. Dalam Kolb dan Kolb (2008),
John Dewey mengatakan bahwa pembelajaran terbaik itu dilihat dari prosesnya
Teori konstruktivisme lahir dari ide Glaserfeld, Piaget dan Vygotsky. Ketiga
tokoh ini dikenal sebagai pendiri trial kontruktivisme. Kontruktivisme Ernst Von
lajaran sosial yang menekankan pada perkembangan sosial anak (Lieu & Chen,
2010:63)
keadaan tersebut dapat disesuaikan oleh setiap indivdu. Dua prinsip penting yang
diturunkan dari teori Vygotsky adalah: (1) mengenai fungsi dan pentingnya baha-
tanda sampai kepada tukar menukar informasi dan pengetahuan, (2) zone of
tidak bisa dibangun tanpa melakukan suatu interaksi sosial. Vygotsky (Kolb dan
Selanjutnya Zinchenko (Lieu & Chen, 2010:64) mengatakan bahwa Pada proses
nya.
Menurut Von Glasselferd (Ultanir, 2012) pengetahuan tidak diterima secara pasif
pengetahuan sebagai produk dan proses. Dan tugas seorang guru yaitu memberi-
model problem solving. Pehkonen, dkk. (2013) problem adalah suatu keadaan
yang diterimanya dengan informasi yang telah dimiliki sebelumnya untuk mene-
mukan suatu cara baru dalam menyelesaikan suatu masalah. Problem solving
baik secara individu maupun kelompok. Oleh karena itu dalam pembelajaran
siswa harus aktif agar dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru.
jaran di kelas karena dapat merangsang kemampuan berpikir siswa secara kreatif
problem solving akan membuat individu lebih kreatif. Selain itu, Problem solving
(Djamarah dan Zain, 2002) yaitu: (1) Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan;
(2) Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masa-
lah tersebut; (3) Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut; (4) Meng-
(langkah dari kegiatan probem solving), dan mental (Ackoff & Vergara, 1981).
dapat memecahkan suatu masalah secara terampil. Pembelajaran sains yang beru-
jawaban yang dapat diberikan terhadap suatu masalah makin kreatiflah seseorang.
Tentu saja jawaban-jawaban tersebut harus sesuai dengan masalahnya (Beaty &
Silvilia, 2012).
16
pikir kreatif sebagai dasar untuk mengukur kreativitas siswa seperti terlihat dalam
Pengertian Perilaku
Berpikir Lancar (Fluency) a. Mengajukan banyak pertanyaan.
b. Menjawab dengan sejumlah jawaban
1. Mencetuskan banyak gagasan, jika ada.
jawaban, penyelesaian masalah c. Mempunyai banyak gagasan
atau jawaban. mengenai suatu masalah.
2. Memberikan banyak cara atau d. Lancar mengungkapkan gagasan-
saran untuk melakukan berbagai gagasannya.
hal. e. Bekerja lebih cepat dan melakukan
3. Selalu memikirkan lebih dari satu lebih banyak dari orang lain.
jawaban. f. Dapat dengan cepat melihat kesalahan
dan kelemahan dari suatu objek atau
situasi.
Berpikir Luwes (Flexibility) a. Memberikan bermacam-macam
penafsiran terhadap suatu gambar,
1. Menghasilkan gagasan, jawaban, cerita atau masalah.
atau pertanyaan yang bervariasi. b. Menerapkan suatu konsep atau asas
2. Dapat melihat suatu masalah dari dengan cara yang berbeda-beda.
sudut pandang yang berbeda. c. Jika diberikan suatu masalah biasanya
3. Mencari banyak alternatif atau memikirkan bermacam-macam cara
arah yang berbeda. untuk menyelesaikannya.
4. Mampu mengubah cara pendekat-
an atau pemikiran.
Berpikir Orisinil (Originality) a. Memikirkan masalah-masalah atau
hal yang tidak terpikirkan orang lain.
1. Mampu melahirkan ungkapan yang b. Mempertanyakan cara-cara yang lama
baru dan unik. dan berusaha memikirkan cara-cara
2. Memikirkan cara-cara yang tak yang baru.
lazim untuk mengungkapkan diri. c. Memilih cara berpikir lain dari pada
3. Mampu membuat kombinasi- yang lain.
kombinasi yang tak lazim dari
bagian-bagian atau unsur-unsur.
Berpikir Elaboratif (Elaboration) a. Mencari arti yang lebih mendalam
terhadap jawaban atau pemecahan
1. Mampu memperkaya dan mengem- masalah dengan melakukan langkah-
bangkan suatu gagasan atau langkah yang terperinci.
produk. b. Mengembangkan atau memperkaya
2. Menambah atau merinci detail- gagasan orang lain.
detail dari suatu objek, gagasan c. Menambah garis-garis, warna-warna,
atau situasi sehingga menjadi lebih dan detail-detail (bagian-bagian)
menarik. terhadap gambaranya sendiri atau
gambar orang lain.
Berpikir Evaluatif (Evaluation)
1. Menentukan kebenaran suatu a. Memberi pertimbangan atas dasar
pertanyaan atau kebenaran suatu sudut pandang sendiri.
penyelesaian masalah
17
Pengertian Perilaku
Lanjutan indikator keterampilan berpikir lancar
Pengertian Perilaku
2. Mampu mengambil keputusan terhadap b. Mencetuskan pandangan sendiri
situasi terbuka. mengenai suatu hal.
3. Tidak hanya mencetuskan gagasan c. Mempunyai alasan yang dapat
tetapi juga melaksana-kannya. dipertanggung jawabkan.
d. Menentukan pendapat dan berta-han
terhadapnya.
D. Kepraktisan
ran merupakan salah satu kriteria kualitas model yang ditinjau dari hasil penelitian
dapat ditinjau dari keterlaksanaan sintak, keterlaksanaan sistem sosial, dan keter-
vasi) dengan sistem penskoran yang terdiri dari 5 (lima) kriteria penilaian, yaitu
rendah sekali, rendah, cukup, tinggi, dan sangat tinggi. Tingkat keterlaksanaan ini
E. Efektivitas
takan efektif bila proses pembelajaran melibatkan siswa secara aktif dalam meng-
dan tidak hanya secara pasif menerima pengetahuan dari guru atau dosen. Indi-
Eggen dan Kauchak (dalam Warsita, 2008) menyatakan bahwa suatu pembelaja-
ran akan efektif bila siswa secara aktif dilibatkan dalam pengorganisasian dan
19
juga akan mempengaruhi proses belajar mengajar. Jika tidak berminat untuk
mempelajari sesuatu maka tidak dapat diharapkan siswa akan belajar dengan baik
dalam mempelajari hal tersebut. Jika siswa belajar sesuatu dengan minatnya
maka dapat diharapkan hasilnya akan lebih baik. Ada beberapa ciri pembelajaran
efektif yang dirumuskan oleh Eggen & Kauchak (dalam Warsita, 2008) adalah:
F. Kerangka Pemikiran
katkan kemampuan berpikir lancar siswa pada materi teori asam basa Arrhenius.
Tahap awal model pembelajaran problem solving adalah ada masalah yang jelas
untuk dipecahkan. Pada tahap ini, siswa diberikan masalah berupa penentuan
larutan yang bersifat asam dan basa. Siswa akan menemukan permasalahan, se-
20
hingga dalam diri siswa muncul rasa ingin tahu dan gagasan untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut.
Tahap selanjutnya ialah mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk
tahap ini, siswa diminta merancang dan melakukan percobaan tentang asam-basa.
menentukan alat serta bahan yang digunakan dalam percobaan. Pada tahap ini,
siswa dapat mencetuskan gagasan penyelesaian suatu masalah dan dapat melak-
sanakannya dengan benar. Setelah itu, siswa melakukan percobaan dan mencatat
hasil percobaan dengan cara mereka masing-masing. Siswa dapat menggali dan
sejumlah informasi yang menjadi dasar untuki kegiatan berikutnya yaitu menarik
kesimpulan.
Langkah terakhir dalam pembelajaran ini adalah menarik kesimpulan. Pada tahap
kasikan hasil percobaan dengan gagasan mereka secara lancar. Ketika meng-
pakan aspek-aspek yang ada dalam kemampuan berpikir lancar. Dengan kata lain,
siswa .
G. Hipotesis
dalam meningkatkan kemampuan berpikir lancar siswa pada materi asam basa
Arrhenius
22
A. Subyek Penelitian
Populasi penelitian ini seluruh kelas XI yang ada di SMAN 1 Seputih Raman.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 5 dengan jumlah
siswa yaitu 30 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.
Sampel diambil secara acak dengan teknik cluster random sampling, sehingga
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang berupa
data hasil tes sebelum penerapan pembelajaran (pretes) dan hasil tes setelah pe-
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group
Pretest-Posttest Design (Fraenkel, 2012). Pada desain penelitian ini melihat per-
bedaan pretes maupun postes pada kelas yang diteliti. Penelitian ini dilakukan
dengan memberi suatu perlakuan pada subyek penelitian dari satu kelas untuk
diobservasi.
23
Keterangan:
Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif.
keadaan sekolah, data siswa, data nilai, jadwal, dan sarana prasarana di
sekolah.
serta instrumen soal pretes, soal postes, lembar observasi penilaian, dan
24
kelas
e. Validasi instrumen
2. Tahap Penelitian
Pada tahap pelaksanaannya, penelitian dilakukan pada satu kelas sebagai sampel
a. Melakukan pretes
c. Melakukan postes
3. Tahap akhir
a. Analisis data.
Observasi Pendahuluan
Tahap Pra
Penentuan kelas sebagai sampel Penelitian
Validasi Instrumen
Analisis Data
Tahap
Akhir
Pembahasan dan Kesimpulan
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen tes dan instrumen
nontes. Instrumen tes terdiri atas tes kemampuan berpikir lancar. Instrumen
26
nontes terdiri atas angket respon siswa, lembar observasi keterlaksanaan RPP,
berjumlah 1 buah LKS teori asam basa Arrhenius dan 1 buah LKS konsep pH
dan pOH
2. Tes tertulis yang digunakan yaitu soal pretes dan postes yang masing-masing
terdiri atas soal penguasaan konsep yang berupa pilihan jamak dan dalam
bentuk uraian. Soal pretes pada penelitian ini adalah materi teori asam basa
Arrhenius yang terdiri dari 13 butir soal pilihan jamak, dan 8 butir soal uraian.
Soal postes pada penelitian ini hampir sama dengan soal pretes terdiri dari 13
Sunyono (2014a).
4. Angket respon siswa yang bertujuan untuk mengumpulkan data respon siswa
rangan-kekurangan apa saja yang telah dilakukan oleh peneliti selama proses
27
terhadap aktivitas guru dilakukan oleh observer guru kimia di sekolah terse-
but. Lembar observer ini di susun dengan memodifikasi angket yang dikem-
F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kepraktis-
an, analisis data keefektivan penguasaan konsep, dan analisis ukuran pengaruh.
digunakan dalam penelitian. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui dan
mengukur apakah instrumen yang digunakan telah memenuhi syarat dan layak
digunakan sebagai pengumpul data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua
persyaratan penting yaitu valid dan reliabel (Arikunto, 2006). Berdasarkan hasil
uji coba tersebut maka akan diketahui validitas dan reliabilitas instrument tes.
a. Validitas
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Uji validitas dilakukan
dengan menggunakan rumus product moment dengan angka kasar yang di-
28
kemukakan oleh Pearson, dalam hal ini analisis dilakukan dengan menggunakan
b. Reliabilitas
instrumen penelitian yang digunakan sebagai alat pengumpul data. Suatu alat
evaluasi dikatakan reliable jika alat tersebut mampu memberikan hasil yang dapat
reliabilitas alat evaluasi menurut Guilford (Suherman, 2003), dalam hal ini
model Problem Solving (lembar observasi yang dinilai observer). Analisis data
29
1) Menghitung jumlah skor yang diberikan oleh pengamat untuk setiap aspek
Keterangan : %Ji = Persentase ketercapaian dari skor ideal untuk setiap aspek
2012a).
Persentase Kriteria
80,1% - 100,0 % Sangat Tinggi
60,1% - 80,0% Tinggi
40,1% - 60,0% Sedang
20,1% - 40,0% Rendah
0,0% - 20,0% Sangat Rendah
30
Angket respon siswa yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 13 per-
belajaran menggunakan model Problem Solving, cara guru mengajar, cara guru
merespon jawaban, isi LKS, materi kimia, dan minat siswa mengikuti
pembelajaran.
%Xin = X 100% (Sudjana, 2004)
Tabel 3 di atas.
lembar observasi oleh dua orang observer. Analisis deskriptif terhadap aktivitas
% Pa = x100%
2) Menghitung jumlah persentase aktivitas siswa yang relevan dan yang tidak
1) Menghitung jumlah skor yang diberikan oleh pengamat untuk setiap aspek
Keterangan :
%Ji = Persentase dari skor ideal untuk setiap aspek pengamatan pada
pertemuan ke-i
sebagaimana Tabel 3.
konsep, prinsip, dan teori kimia ke dalam situasi yang konkrit pada pemecahan
masalah dan ditunjukkan oleh skor yang diperoleh siswa dalam tes penguasaan
skor n-Gain tiap siswa yang dihitung dengan menggunakan rumus yang
% postes %pretes
=
100 % pretes
Problem Solving sebelumnya perlu dilakukan uji normalitas, uji homogenitas, dan
uji t-student. Uji effect size dilakukan dengan menggunakan rumus Cohen`s.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari
5) Menghitung nilai z dari setiap batas kelas dalam Sudjana (2005) dengan
34
dengan menggunakantabel.
2
(fo-fe)2
=
fo
fo = frekuensi observasi
fe = frekuensi harapan
b. Uji Homogenitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dibandingkan memiliki nilai
Untuk uji homogenitas digunakan rumus yang terdapat dalam Sudjana (2005) :
Varians terbesar
F
Varian terkecil
Keterangan : F = Kesamaan dua varians dengan Kriteria : Pada taraf 0,05, tolak
c. Uji t
Uji-t dilakukan terhadap perbedaan rerata n-gain antara postest dan pretes pada
paired t test atau uji t observasi berpasangan karena menggunakan skala data
sebagai berikut
B n Bi2 -(Bi)2
thitung = s2B =
sB n n(n-1)
Bi
dan B= n
(Sudjana,2005 : 242)
Keterangan:
SB = Simpangan baku
Jika t1-1/2 tabel < t < + t1-1/2 maka H0 diterima dan H1 ditolak,
Dengan H0 = nilai pretest tidak sama dengan nilai postes (ada perubahan)
d. Effect size
Pada penelitian ini menggunakan uji Paired t test atau uji t observasi berpa-
problem solving pada materi Asam Basa Arhenius menggunakan rumus Cohen`s:
M1 M2 d
d= dan r=
s2 2
1 s2 d2 +4
2
Keterangan
d = Indeks Cohen`s
36
M1 = Mean Postes
M2 = Mean Pretes
(Cohens, 1962)
Kriteria:
(Dincer, 2015)
66
A. Simpulan
dalam meningkatkan kemampuan berpikir lancar siswa pada materi asam basa
Arrhenius
dalam meningkatkan kemampuan berpikir lancar siswa pada materi asam basa
Arrhenius
B. Saran
1. Bagi calon peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan penerapan
dilaksanakan maksimal.
68
DAFTAR PUSTAKA
Ackoff, R., & Vergara, E., 1981. Creativity in Problem Solvingand Planning : a
Review. Journal of Operational Research North-Holland Publishing
Company European, 7(1): 1-13.
Beaty R. E and Silvilia, P. J. 2012. Why Do Ideas Get More Creative Across
Time? An Executive Interpretation of the Serial Order Effect in Divergent
Thinking Task. American Journal of Psychological Association University
of Nort Carolina at Greensboro, 6(4), 309-319.
Brooks, J.G., & Brooks, M. 2005. In search of understanding : The case for
constructivist clasrooms. Association for Supervision and Curiculum
Development. Alexandaria.
Bunnag, D. 2000. Clasroom Adaptation : A Case of study of a Montessori School.
Journal Issue in Early Childhood Educationn : Curiculum, Teacher
Education & Dissemination of Information.
Bodner, G.J. 1986. Contructivism : A Theory of Knowledge. Journal of Chemical
Education. 63, 788-873.
Caprioara, D. 2015. Problem Solving- Purpose a Means of Learning Mathematics
in School .Romania Journal of Social and Behavioral Science University of
Ovidius Constanta, 191, 1859-1864.
Ciot, M. G. 2009. A Constructivist Approach to Educational Action`s Structure.
Bulletin UASVM Horticulture, 66(2). Electronic ISSN 1843-5394.
Romania: University of Agricultural Science and Veterinary Medicine
Cohen, J. 1962. The Satatistical Power ofAbnormal-Social Psychological
Research. Journal of Abnormal and Social Psychology. 65(3), 145-153.
Djamarah, S.B, dan A. Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta.
Jakarta.
69
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan
Bagian III : Pendidikan Disiplin Ilmu. Penerbit Imtima. Bandung.