Anda di halaman 1dari 11

Ita Masithoh Wikhdah, dkk., Pengembangan Modul Larutan Penyangga Berorientasi ….

1585

PENGEMBANGAN MODUL LARUTAN PENYANGGA BERORIENTASI


CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP) UNTUK KELAS XI SMA/MA

Ita Masithoh Wikhdah*, Sri Susilogati Sumarti, Sri Wardani


Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang
Gedung D6 Lantai 2 Kampus Sekaran Gunungpati Semarang, 50229, Telp. (024)8508035
E-mail: itamasithoh@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dirancang dengan desain Research and Development yang diadaptasi
dari model pengembangan pengajaran Sugiyono yang termodifikasi. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui kelayakan, keefektifan, dan tanggapan siswa dan guru terhadap modul larutan
penyangga berorientasi chemoentrepreneurship (CEP) yang dikembangkan. Pengumpulan data
menggunakan metode wawancara, observasi, angket, tes, dan dokumentasi. Data hasil
penelitian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Secara kuantitatif, data hasil penelitian
dianalisis dengan cara menghitung rerata skor dan menentukan kriteria pada interval kelas
tertentu. Hasil analisis menunjukkan bahwa modul memperoleh skor validasi sebesar 3,24
sehingga dinyatakan valid, modul dinyatakan efektif karena penumbuhan minat wirausaha
siswa dalam kriteria tinggi dengan skor 3,07 dan peningkatan pemahaman konsep siswa
sebesar 0,65 dalam kriteria sedang. Selain itu, data angket menunjukkan bahwa modul
dinyatakan mendapat respon baik dari penggunanya. Berdasarkan hasil analisis data dapat
disimpulkan bahwa modul larutan penyangga berorientasi chemoentrepreneurship (CEP)
dinyatakan valid, efektif, dan dapat diterima dengan baik oleh pengguna sehingga dapat
digunakan sebagai sumber belajar siswa yang mampu meningkatkan pemahaman konsep dan
menumbuhkan minat wirausaha siswa.

Kata Kunci: chemoentrepreneurship (cep), larutan penyangga, pengembangan modul

ABSTRACT

This study was designed with a Research and Development, which was adapted from
the model of development Sugiyono teaching has been modified. This study aims to determine
the feasibility, effectiveness, and student and teacher responses to the buffer solution-oriented
modules chemoentrepreneurship (CEP). Collecting data using interviews, observations,
questionnaires, tests, and documentation. Data were analyzed by descriptive quantitative. In
quantitative terms, the data were analyzed by calculating the mean scores and determining the
criteria at intervals of a certain class. The analysis showed that the module validation scored
3.24 that is valid, the module is declared effective because of growing interest in entrepreneurial
students in high criteria with a score of 3.07 and increase students' understanding of concepts
of 0.65 in the criteria. In addition, questionnaire data indicate that the module is declared
received good response from the users. Based on the results of data analysis can be concluded
that the buffer solution-oriented modules chemoentrepreneurship (CEP) is valid, effective, and
well received by the user so that it can be used as a source of student learning that can improve
understanding of concepts and foster interest in entrepreneurship students.

Keywords: chemoentrepreneurship (CEP), development, module buffer solution

PENDAHULUAN dan membentuk watak serta peradaban


bangsa yang bermartabat dalam rangka
Undang-Undang No.20 tahun 2003
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
untuk berkembangnya potensi siswa, agar
3, menyatakan bahwa pendidikan nasional
menjadi manusia yang beriman dan
berfungsi mengembangkan kemampuan
1586 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 9, No. 2, 2015, hlm 1585 - 1595

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (CEP) yang dikaitkan dengan objek nyata,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, maka diharapkan pula siswa akan menjadi
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara lebih paham terhadap pelajaran kimia yang
yang demokratis serta bertanggung jawab. cenderung abstrak dan memberi
Oleh karena itu perkembangan di bidang kesempatan pada siswa untuk
pendidikan pada hakikatnya mencerdaskan mengoptimalkanpotensinya agar
dan meningkatkan kualitas sumber daya menghasilkan produk. Bila siswa sudah
manusia. Hal ini dapat tercapai salah terbiasa dengan kondisi belajar yang
satunya dengan meningkatkan pem- demikian, tidak menutup kemungkinan sikap
belajaran. Pembelajaran sains pada wirausaha siswa akan tumbuh (Supartono,
hakikatnya terdiri atas produk, proses, dan et al., 2009).
sikap yang menuntut siswa melakukan Materi larutan penyangga sangat
penemuan dan pemecahan masalah tepat bila dikembangkan dengan
(Widyaningrum, et al., 2014). Penggunaan berorientasi pada chemoentrepreneurship
bahan ajar merupakan salah satu (CEP), mengingat banyak larutan
pemanfaatan media dalam sebuah proses penyangga yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran. Modul adalah bahan ajar pembuatan produk. Modul materi larutan
cetak yang dapat digunakan sebagai penyangga berorientasi chemoentrepre-
fasilitator menyampaikan materi dalam neuship (CEP) selain dapat meningkatkan
proses pembelajaran. Penggunaan modul pemahaman konsep, modul ini dapat
sebagai bahan ajar mempermudah siswa menumbuhkan minat wirausaha dan
untuk memahami materi kimia yang abstrak meningkatkan keterampilan dalam kegiatan
menjadi konkrit (Mansyur, et al., 2012). inovatif dan kewirausahaan. Modul
Untuk memaksimalkan modul maka modul berorientasi chemoentrepreneurship (CEP)
dirancang dengan desain yang berwarna dapat dijadikan sebagai salah satu upaya
dan bergambar agar siswa lebih tertarik mengurangi pengangguran akibat adanya
untuk mempelajari materi. aspek kewirausahaan dalam pendidikan
Modul berorientasi chemoentrepre- (Askun dan Yildirim, 2011). Selain itu
neurship (CEP) merupakan modul yang chemoentrepreneurship (CEP) dapat mem-
dapat mengembangkan keterampilan siswa. bantu siswa memperoleh keterampilan dan
Modul chemoentrepreneurship (CEP) pengetahuan yang sangat penting untuk
dikembangkan dengan mengaitkan lang- pengembangan pola pikir kewirausahaan,
sung pada obyek nyata atau fenomena di karena wirausaha dapat meningkatkan
sekitar kehidupan manusia. Modul ini pertumbuhan ekonomi (Guardia, et al.,
memungkinkan siswa dapat mempelajari 2014).
proses pengolahan suatu bahan menjadi Berdasarkan hasil observasi peneliti
produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi selama PPL di suatu MAN di Magelang
dan memotivasi untuk wirausaha. Dengan menunjukkan bahwa tahun 2014 hanya 62
modul berorientasi chemoentrepreneurship dari 303 siswa yang melanjutkan ke
Ita Masithoh Wikhdah, dkk., Pengembangan Modul Larutan Penyangga Berorientasi …. 1587

perguruan tinggi, berarti lebih dari 50% sehingga minat wirausaha siswa dapat
siswa tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. tumbuh.
Hal itu terjadi karena adanya faktor ekonomi Rumusan masalah dalam penelitian
keluarga siswa Suatu MAN di Magelang. ini, antara lain: 1)apakah modul yang
Lembaga Pendidikan Sekolah Menengah dikembangkan valid digunakan sebagai
Atas (SMA) bertujuan mempersiapkan siswa sumber belajar yang berorientasi chemo-
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang entrepreneurship (CEP)?, 2) apakah modul
yang lebih tinggi. Namun kenyataannya yang dikembangkan efektif menumbuhkan
banyak siswa SMA yang tidak dapat minat wirausaha dan meningkatkan
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang pemahaman konsep siswa? , 3) bagaimana
lebih tinggi sehingga berpotensi untuk tanggapan guru dan siswa terhadap modul
menjadi pengangguran. Maka perlu adanya larutan penyangga berorientasi chemo-
upaya mempersiapkan lulusan SMA untuk entrepreneurship (CEP)?. Penelitian ini
memenuhi lapangan kerja (Supartono et al., bertujuan untuk mengetahui kelayakan,
2009). Salah satu upaya perlu adanya keefektifan, dan tanggapan siswa dan guru
pembelajaran yang dapat mengembangkan terhadap modul materi larutan penyangga
keterampilan siswa yaitu pembelajaran yang berorientasi chemoentrepreneurship (CEP)
berorientasi chemoentrepreneurship (CEP). untuk meningkatkan pemahaman konsep
Data observasi peneliti menunjuk- siswa dan menumbuhkan minat wirausaha.
kan bahwa tidak banyak guru yang
memanfaatkan serta mengembangkan METODE PENELITIAN
bahan ajar khususnya sebagai penyampai-
Penelitian ini dilaksanakan di Suatu
an materi pembelajaran.. Guru lebih banyak
MAN di Magelang tahun pelajaran 2014-
mempergunakan buku paket dan LKS
2015. Desain pengembangan yang
selama proses pembelajaran yang diperoleh
digunakan untuk mengembangkan modul
dari penerbit. Kekurangsesuaian antara
larutan penyangga berorientasi chemo-
kondisi siswa dengan tujuan materi
entrepreneurship (CEP) dalam penelitian ini
yangterdapatdalambahan ajar lain yang
adalah desain yang diadaptasi dari model
diperoleh dari penerbit dapat diatasi dengan
pengembangan pengajaran yang didesain
mengembangkan bahan bahan ajar berupa
Sugiyono yang termodifikasi (Sugiyono,
modul oleh guru. Oleh karena itu, peneliti
2010), meliputi: 1) Identifikasi potensi dan
mengembangkan modul larutan penyangga
masalah; 2) pengumpulan data; 3) desain
berorientasi chemoentrepreneurship (CEP)
produk; 4)validasi desain; 5) revisi desain; 6)
yang dapat membantu memberikan
uji coba produk skala kecil; 7) revisi produk;
informasi yang lebih jelas dan sistematis
8) uji coba produk skala luas; 9) revisi
kepada siswa dan pada akhirnya dapat
produk; 10) laporan penelitian.
dijadikan sumber belajar mandiri yang
Teknik pengumpulan data yang
mampu menampilkan kompetesi tertentu
digunakan yaitu wawancara untuk
1588 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 9, No. 2, 2015, hlm 1585 - 1595

identifikasi potensi dan masalah; lembar berorientasi chemoentrepreneurship (CEP);


angket untuk analisis keterbacaan, minat 3) hasil validitas desain modul larutan
wirausaha, tanggapan siswa, dan penyangga berorientasi chemoentre-
tanggapan guru; lembar observasi untuk preneurship (CEP) oleh ahli sebagai uji
analisis sikap wirausaha siswa; dan tes kelayakan; 4) keefektifan modul larutan
evaluasi untuk analisis peningkatan penyangga berorientasi chemoentre-
pemahaman konsep siswa. Instrumen preneurship (CEP) terhadap pemahaman
penelitian yang digunakan sebelumnya telah konsep siswa dan minat wirausaha; 5)
divalidasi oleh ahli. Instrumen pelaksanakan tanggapan siswa serta guru terhadap
penelitian meliputi silabus, RPP, lembar pembelajaran menggunakan modul larutan
validasi modul, lembar angket keter- penyangga berorientasi chemoentre-
bacaan,lembar angket penilaian diri minat preneurship (CEP).
wirausaha, lembar observasi sikap Berdasarkan hasil observasi peneliti
wirausaha, lembar angket tanggapan siswa menunjukkan bahwa tahun 2014 ada 62 dari
dan guru, dan soal evaluasi pemahaman 303 siswa yang melanjutkan ke perguruan
konsep siswa. tinggi, berarti lebih dari 50% siswa tidak
Analisis data hasil penelitian meng- melanjutkan ke perguruan tinggi. Hal itu
gunakan teknik deskriptif kuantitatif. terjadi karena adanya faktor ekonomi
Indikator keberhasilan penelitian ini yaitu keluarga siswa. Lembaga Pendidikan
modul larutan dinyatakan valid jika rerata Sekolah Menengah Atas (SMA) memiliki
skor hasil validasi sekurang-kurangnya 2,5. tujuan mempersiapkan siswa untuk
Modul larutan penyangga berorientasi melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
chemoentrepreneurship (CEP) dinyatakan lebih tinggi. Namun kenyataannya banyak
efektif jika peningkatan pemahaman konsep siswa SMA yang tidak dapat melanjutkan ke
siswa sekurang-kurangnya dalam kriteria jenjang pendidikan yang lebih tinggi
sedang dan sekurang-kurangnya 70% siswa sehingga berpotensi untuk menjadi
dalam kriteria kuat dan sangat kuat minat pengangguran. Maka perlu adanya upaya
wirausaha. Selain itu, modul larutan mempersiapkan lulusan SMA untuk
penyangga berorientasi chemoentre- memenuhi lapangan kerja (Supartono, et al.,
preneurship (CEP) mendapatkan respon 2009). Salah satu upaya perlu adanya
positif dari pengguna (guru dan siswa). pembelajaran yang dapat mengembangkan
keterampilan siswa. Pembelajaran yang
HASIL DAN PEMBAHASAN berorientasi chemoentrepreneurship (CEP)
dikembangkan dengan mengaitkan
Hasil penelitian pengembangan
langsung pada obyek nyata atau fenomena
modul larutan penyangga berorientasi
di sekitar kehidupan manusia. Pembelajaran
chemoentrepreneurship (CEP) ini meliputi 1)
ini memungkinkan siswa dapat mempelajari
hasil identifikasi potensi dan masalah; 2)
proses pengolahan suatu bahan menjadi
desain modul larutan penyangga
produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi
Ita Masithoh Wikhdah, dkk., Pengembangan Modul Larutan Penyangga Berorientasi …. 1589

dan memotivasi untuk wirausaha. dengan tujuan materi yang terdapat dalam
Pembelajaran berorientasi LKS atau bahan ajar lain yang diperoleh dari
chemoentrepreneurship (CEP) yang penerbit dapat diatasi dengan
dikaitkan dengan objek nyata, maka mengembangkan bahan bahan ajar berupa
diharapkan pula siswa akan menjadi lebih modul oleh guru. Modul mempermudah
paham terhadap pelajaran kimia yang siswa untuk memahami materi kimia yang
cenderung abstrak dan memberi abstrak menjadi konkrit, sehinga siswa lebih
kesempatan pada siswa untuk mudah memahami materi modul (Mansyur,
mengoptimalkanpotensinya agar et al., 2012). Oleh karena itu, peneliti
menghasilkan produk. Bila siswa sudah mengembangkan modul larutan penyangga
terbiasa dengan kondisi belajar yang berorientasi chemoentrepreneurship (CEP)
demikian, tidak menutup kemungkinan sikap yang dapat membantu memberikan
wirausaha siswa akan tumbuh (Supartono, informasi yang lebih jelas dan sistematis
et al., 2009). Hal ini sesuai dengan pidato kepada siswa dan pada akhirnya dapat
presiden Nasional Summit tahun 2010 yang dijadikan sumber belajar mandiri yang
telah mengamanatkan perlunya mampu menampilkan kompetesi tertentu
penggalakkan jiwa kewirausahaan dan sehingga minat wirausaha siswa dapat
metodologi pendidikan yang lebih tumbuh.
mengembangkan kewirausahaan (Dzulkifli, Modul larutan penyangga
2010). berorientasi chemoentrepreneurship (CEP)
Data observasi peneliti disusun berdasarkan acuan penyusunan
menunjukkan bahwa tidak banyak guru yang modul. Modul larutan penyangga
memanfaatkan serta mengembangkan berorientasi chemoentrepreneurship (CEP)
bahan ajar khususnya sebagai ini berisi materi yang dilengkapi dengan uji
penyampaian materi pembelajaran. pemahaman setiap kegiatan pembelajaran,
Berdasarkan wawancara terhadap guru gambar-gambar terkait
kimia SMA yang mengajar kimia di suatu chemoentrepreneurship (CEP), info terbaru
MAN di Magelang menunjukkan bahwa tidak yang berkaitan dengan materi, kolom
ada guru kimia yang menulis bahan ajar motivasi yang berisi karakter sikap
sendiri. Guru lebih banyak mempergunakan berwirausaha, dan kolom kewirausahaan.
buku paket dan LKS selama proses Modul larutan penyangga berorientasi
pembelajaran yang diperoleh dari penerbit. chemoentrepreneurship (CEP) tersaji dalam
Kekurangsesuaian antara kondisi siswa Gambar 1.
1590 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 9, No. 2, 2015, hlm 1585 - 1595

Keterangan:
1 1 Keterangan:
1. Identitas
2 1. Kolom motivasi
pengembangan
karakter
CEP 2 wirausaha
3 2. Judul materi
2. Uji pemahaman
3. Gambar yang
4 kegiatan belajar
relevan dengan
3. Info produk CEP
materi 3
5 4. Ikon modul industri
5. Identitas kelas

Gambar 1. Desain modul larutan penyangga berorientasi chemoentrepreneurship (CEP)

Validasi kelayakan modul dapat Tabel 1. Hasil penilaian kelayakan modul


diketahui melalui penilaian yang dilakukan Rerata
Komponen Kriteria
Skor
oleh pakar menggunakan lembar validasi
Kelayakan isi 3,25 Layak
yang mengacu pada empat komponen yang Kelayakan Sangat
3,36
harus dimiliki oleh modul, yaitu kelayakan penyajian Layak
Kelayakan Sangat
isi, kelayakan penyajian, penilaian bahasa, 3,31
bahasa Layak
dan kelayakan kegrafikan (Muljono, 2007). Kelayakan
3,04 Layak
kegrafikan
Penentuan kelayakan modul larutan Rata-rata
3,24 Layak
penyangga berorientasi chemoentre- kelayakan

preneurship (CEP) diukur berdasarkan para


Tabel 1 menunjukkan penilaian
ahli yaitu ahli materi, ahli media, dan guru.
modul larutan penyangga berorientasi
Data yang didapat menunjukkan tingkat
chemoentrepreneurship (CEP) oleh pakar
validasi kelayakan modul larutan penyangga
dan guru dilihat dari komponen kelayakan
sebagai sumber belajar. Saran yang
isi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan
terdapat dalam instrumen digunakan
memenuhi standar validasi kelayakan modul
sebagai bahan pertimbangan untuk
yaitu skor hasil validasi lebih dari 2,5
perbaikan modul larutan penyangga
sehingga modul tergolong kategori layak
berorientasi chemoentrepreneurship (CEP)
berdasarkan kelayakan buku teks dari
lebih lanjut. Hasil penilaian kelayakan
BSNP. Perbaikan telah dilakukan sesuai
disajikan pada Tabel 1.
dengan saran dan masukan dari ahli. Kolom
tugas siswa sebagai keterkaitan pembuatan
produk dengan materi dan gambar-gambar
yang sesuai dengan isi telah ditambahkan
Ita Masithoh Wikhdah, dkk., Pengembangan Modul Larutan Penyangga Berorientasi …. 1591

supaya lebih menarik. Gambar-gambar


dapat mendukung dan memperjelas isi
Minat Wirausaha Siswa
materi sehingga menimbulkan daya tarik
Tumbuhnya minat wirausaha pada
dan mengurangi kebosanan bagi pembaca
siswa dilihat melalui angket yang diberikan
(Prastowo, 2011).
pada siswa setelah kegiatan pembelajaran
Tahap uji coba skala kecil bertujuan
dengan menggunakan modul larutan
untuk menguji keterbacaan modul bagi
penyangga berorientasi
siswa. Hasil keterbacaan mengenai modul
chemoentrepreneurship (CEP). Selain itu,
larutan penyangga berorientasi chemo-
sebagai pendukung hasil angket minat
entrepreneurship (CEP) menunjukkan
wirausaha, sikap wirausaha selama
bahwa modul memiliki keterbacaan tinggi
kegiatan pembelajaran dengan
dengan rata-rata skor siswa sebesar 3,10.
menggunakan modul larutan penyangga
Data uji keterbacaan modul larutan
berorientasi chemoentrepreneurship (CEP)
penyangga berorientasi chemo-
juga dilihat oleh pengamat. Sikap wirausaha
entrepreneurship (CEP) dapat dilihat pada
siswa ditinjau menggunakan lembar
Tabel 2.
pengamatan selama kegiatan pembelajaran
berdasarkan enam aspek wirausaha. Minat
Tabel 2. Hasil analisis angket keterbacaan
siswa wirausaha peserta didik dapat ditingkatkan
Kategori Kriteria Jumlah melalui pendidikan dengan menanamkan
3,25 < skor≤4 Sangat Tinggi 1 pendidikan kewirausahaan ke dalam semua
2,5 <skor≤3,25 Tinggi 8
1,75<skor ≤2,5 Rendah 1 mata pelajaran, bahan ajar, ekstrakurikuler,
Sangat maupun pengembangan diri (Sutomo,
1<skor ≤1,75 0
Rendah
2012). Pendidikan yang dilakukan melalui

Setelah dilakukan revisi hasil uji poses pembelajaran yang mengaitkan

coba skala kecil sesuai saran dan komentar antara materi yang diajarkan dengan

siswa, maka dilakukan tahap pengem- kehidupan sehari-hari dan diarahkan untuk

bangan selanjutnya yaitu uji coba skala mandiri terjun dalam dunia usaha. Sesuai

besar. Pada tahap ini kegiatan pem- hasil pengamatan diperoleh persentase 48%

belajaran dilakukan sesuai dengan RPP siswa dengan kriteria baik dan 52% siswa

menggunakan modul yang sudah di uji skala dengan kriteria sangat baikdalam sikap

kecil, kegiatan pembelajaran dimulai dengan wirausaha. Ditinjau dari aspek sikap

pretest, praktikum, diskusi kelompok, wirausaha yang telah dilakukan diperoleh

perencanaan dan pembuatan produk yang nilai yang disajikan pada Gambar 2.

berkaitan dengan larutan penyangga,


presentasi, dan post test.
1592 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 9, No. 2, 2015, hlm 1585 - 1595

4
3.5 Keterangan:
A. Percaya Diri
3
B. BerorientasiTugas dan
Skor 2.5 Hasil
2 C. Pengambil Resiko
1.5 D. Kepemimpinan
1 E. Keorisinilan
0.5 F. Berorientasi ke Masa
0 Depan
A B C D E F
Aspek Sikap Wirausaha

Gambar 2. Hasil analisis tiap aspek sikap wirausaha

Selain sikap wirausaha siswa yang pendekatan chemoentrepreneurship (CEP)


menunjukkan kategori baik, 21 dari 23 siswa ini memungkinkan siswa dapat mempelajari
menyatakan kuat dan sangat kuat minat proses pengolahan suatu bahan menjadi
wirausaha sehingga hasil analisis data produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi,
angket minat wirausaha dalam kategori kuat dan menumbuhkan semangat wirausaha
dengan rerata skor 3,07. Hasil analisis (Supartono, et al., 2009). Dengan ber-
angket minat disajikan pada Tabel 3. orientasi chemoentrepreneurship (CEP) ini
pengajaran kimia akan lebih menyenangkan
Tabel 3. Hasil analisis angket minat dan memberi kesempatan kepada siswa
berwiruasaha siswa
untuk mengoptimalkan potensinya agar
Kriteria Jumlah Siswa
Sangat Lemah 1 menghasilkan suatu produk. Produk yang
Lemah 1 telah dihasilkan siswa adalah deterjen, susu
Kuat 14
Sangat Kuat 7 biji nangka, dan tempe biji nangka.

Hasil minat wirausaha yang kuat Pemahaman Konsep Siswa


merupakan dampak positif dari penggunaan Penggunaan modul larutan
modul larutan penyangga berorientasi penyangga berorientasi chemoentre-
chemoentrepreneurship (CEP) dalam preneurship (CEP) dapat meningkatkan
proses pembelajaran yang dirancang pemahaman konsep siswa. Pada penelitian
bersikap wirausaha dan dirasakan ini peningkatan pemahaman konsep siswa
menyenangkan oleh siswa. Hal ini dalam kriteria sedang dengan nilai uji N-
disebabkan karena konsep berorientasi Gain sebesar 0,65. Modul larutan
chemoentrepreneurship (CEP) merupakan penyangga berorientasi chemoentre-
suatu pendekatan pembelajaran kimia yang preneurship (CEP) disusun dengan
kontekstual yaitu pendekatan pembelajaran menggunakan konsep yang lebih sistematis
kimia yang dikaitkan dengan objek nyata dan ringkas supaya materi lebih mudah
sehingga selain mendidik, dengan dipahami dan disertai uji pemahaman
Ita Masithoh Wikhdah, dkk., Pengembangan Modul Larutan Penyangga Berorientasi …. 1593

sebagai evaluasi kemampuan siswa setelah Seluruh aspek memperoleh skor tanggapan
kegiatan pembelajaran. Penggunaan modul baik, berarti siswa banyak yang terlibat
larutan penyangga berorientasi secara aktif dalam penggunaan modul
chemoentrepreneurship (CEP) dalam larutan penyangga berorientasi chemo-
proses belajar kimia memberikan entrepreneurship (CEP). Hal ini menunjuk-
kesempatan kepada siswa untuk lebih kan bahwa modul larutan penyangga
memahami materi dengan mempelajari teks berorientasi chemoentrepreneurship (CEP)
karena modul memberikan kesempatan dapat diterima dengan baik untuk digunakan
siswa untuk belajar mandiri. Dengan sebagai modul dalam mempelajari materi
demikian siswa dapat mengetahui konsep larutan penyangga.
atau informasi yang ada dan secara Berdasarkan penelitian ini dapat
langsung mengaplikasikan pada uji diketahui bahwa pembelajaran dengan
pemahaman (Kusuma, et al., 2009). Modul menggunakan modul larutan penyangga
larutan penyangga berorientasi chemo- berorientasi chemoentrepreneurship (CEP)
entrepreneurship (CEP) itu bertujuan untuk layak digunakan sebagai sumber belajar
mempelajari proses pengolahan suatu yang dapat menumbuhkan minat wirausaha
bahan alam menjadi suatu produk yang siswa dan meningkatkan pemahaman
bermanfaat sehingga siswa dapat tertarik konsep siswa. Selain itu, siswa memberikan
untuk wirausaha. Pembelajaran CEP ini padangan positif terhadap modul larutan
dikembangkan ke konsep-konsep kimia penyangga berorientasi chemoentre-
yang berkaitan dan proses kimia yang preneurship (CEP). Adanya modul yang
melandasi sehingga siswa dapat mengingat dibuat semenarik mungkin membuat siswa
lebih banyak konsep (Supartono et al., semangat membaca bahan materi larutan
2009). Hal ini sesuai dengan temuan yang penyangga apalagi pembelajaran
menyatakan bahwa pembelajaran dengan berorientasi chemoentrepreneurship (CEP)
pendekatan CEP memberikan pengaruh membuat siswa lebih antusias belajar
positif terhadap pemahaman konsep siswa (Lestari dan As'ari, 2013). Hal ini sesuai
(Sa'adah & Supartono, 2013). dengan temuan Agustini bahwa model
pembelajaran kimia dengan pendekatan
Tanggapan Siswa dan Guru chemoentrepreneurship (CEP) mampu
meningkatkan motivasi belajar, minat
Tanggapan siswa dan guru
wirausaha, dan hasil belajar siswa (Agustini,
terhadap modul larutan penyangga
2007).
berorientasi chemoentrepreneurship (CEP)
Keterbatasan dari pembelajaran
pada penelitian ini menunjukkan bahwa
berorientasi chemoentrepreneurship (CEP)
siswa dan guru memandang positif terhadap
ini adalah membutuhkan waktu yang lebih
modul yang dikembangkan. Hal ini
banyak untuk mengerjakan tugas-tugas
ditunjukkan dari rerata skor yang diperoleh
pada modul dan waktu untuk melaksanakan
siswa sebesar 3,00 dan guru sebesar 3,47.
praktik wirausaha. Salah satu alternatif
1594 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 9, No. 2, 2015, hlm 1585 - 1595

untuk memecahkan masalah itu dengan SIMPULAN


dilaksanakannya praktik di luar jam
Berdasarkan hasil penelitian dan
pelajaran sebagai tugas rumah sesuai
pembahasan, modul larutan penyangga
rancangan pembuatan produk yang telah
berorientasi chemoentrepreneurship (CEP)
didiskusikan secara berkelompok. Sehingga
dinyatakan valid atau layak digunakan
nantinya diharapkan akan bisa menjadi
sebagai sumber belajar karena diperoleh
kegiatan ekstra kurikuler wirausaha kimia,
rerata skor dari pakar sebesar 3,24 dengan
karena kegiatan ekstra kurikuler yang
kriteria layak. Modul materi larutan
selama ini diselenggarakan sekolah
penyangga berorientasi chemoentre-
merupakan salah satu media yang potensial
preneurship (CEP) dinyatakan efektif untuk
untuk pembinaan karakter termasuk
menumbuhkan minat wirausaha dan
karakter wirausaha dan peningkatan mutu
meningkatkan pemahaman konsep siswa.
akademik siswa (Mulyani, 2011).
Hal ini dikarenakan pada uji coba skala
Faktor-faktor yang mempengaruhi
besar penumbuhan minat wirausaha dalam
minat wirausaha meliputi faktor pribadi dan
kriteria tinggi dengan skor 3,07 dan
lingkungan. Faktor yang pertama yaitu untuk
peningkatan pemahaman konsep siswa
menumbuhkan minat dalam wirausaha yang
sebesar 0,65 dalam kriteria sedang. Selain
perlu diperhatikan adalah masalah konsep
itu, guru dan siswa SMA/MA kelas XI
diri siswa itu sendiri sebagai faktor pribadi
memberikan respon positif terhadap modul
siswa. Hal ini disebabkan karena didalam
materi larutan penyangga berorientasi
konsep diri siswa itu sendiri terkandung
chemoentrepreneurship (CEP)dengan
didalamnya mengenai pandangan tentang
penilaian baik, sehingga modul dapat
kondisi fisik, psikologis, dan sikapnya,
digunakan sebagai sumber belajar.
dengan adanya konsep diri maka siswa
dapat mengenali pribadi, potensi, dan
kelemahannya (Suryana, 2003). Selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
faktor yang mempengaruhi atau mendukung
minat wirausaha adalah berasal dari sekolah Agustini, F., 2007, Peningkatan Motivasi
itu sendiri, yaitu pihak sekolah perlu Hasil Belajar dan Minat Wirausaha
Siswa Melalui Pembelajaran Kimia
membekali pengetahuan tentang dengan Pendekatan
Chemoentrepreneurship (CEP), In
kewirausahaan karena dapat dijadikan
Seminar Nasional Implementasi
potensi untuk dapat memberikan kehidupan Pembelajaran Tematik dalam
Mengoptimalisasi Kurikulum 2013,
yang baik pada kondisi dunia pekerjaan
Semarang
sekarang ini.
Askun, B. dan Yildirim, N., 2011, Insight On
Entrepreneurship Education In Public
Universities In Turkey: Creating
Entrepreneurs Or Not?, Procedia
Social and Behavioral Sciences, Vol
24, Hal: 663-76.
Ita Masithoh Wikhdah, dkk., Pengembangan Modul Larutan Penyangga Berorientasi …. 1595

Dzulkifli, F., 2010, Perlunya Kebijakan Prastowo, A., 2011, Panduan Kreatif
Kewirausahaan, Harian Jurnal Membuat Bahan Ajar Inovatif,
Nasional, 11 Mei. Yogyakarta: Diva Press.
Guardia, D.L., 2014, A Game Based Sa'adah, N. dan Supartono, 2013,
Learning Model for Entrepreneurship Pendekatan Chemoentrepreneurship
Education, Procedia-Social and Pada Materi Larutan Penyangga
Behavioral Sciences, Vol 141, Hal: Untuk Meningkatkan Life Skill Siswa,
195-99. Jurnal Chemistry in Education, Vol 2,
No 1, Hal: 111-17.
Kusuma, E., Sukirno & Kurniati, I., 2009,
Penggunaan Pendekatan Sugiyono, 2010, Metode Penelitian
Chemoentrepreneurship Berorientasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
Green Chemistry Untuk Meningkatkan
Supartono, Saptorini dan Asmorowati, D.S.,
Kemampuan Life Skill Siswa SMA,
2009, Pembelajaran Kimia
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol
Menggunakan KOlaborasi Konstruktif
3, No 1, Hal: 336-72.
dan Inkuiri Berorientasi
Lestari, E. & As'ari, A.R., 2013, Chemoentrepreneurship, Jurnal
Pengembangan Modul Pembelajaran Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 3, No 2,
Soal Cerita Matematika Kontekstual Hal: 476-83.
Berbahasa Inggris Untuk Siswa Kelas
Supartono, Wijayani, N. dan Sari, A.H.,
X, Malang: Universitas Negeri
2009, Kajian Prestasi Belajar Siswa
Malang.
SMA dengan Metode Student Teams
Mansyur, M., Rahamma, T. & Fatimah, J.M., Achievement Divisions Melalui
2012, Literacy Vicual Media Student Pendekatan Chemoentrepreneurship
Success Learning and Information (CEP). Vol 3, No 2.
and Communication Technology (Ict)
Suryana, 2003, Kewirausahaan, Pedoman
In The Junior High School 11
Praktis, Kuat dan Proses Menuju
Parepar.
Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Muljono, P., 2007, Kegiatan Penilaian Buku
Sutomo, R., 2012, Kewirausahaan Dari Sisi
Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan
Kebijakan Pendidikan, Jakarta:
Menengah, Buletin BSNP, Januari,
Penerbit Buku Kompas.
Hal: 21.
Widyaningrum, R., Sarwanto dan Puguh,
Mulyani, E., 2011, Model Pendidikan
2014, Pengembangan Modul
Kewirausahaan di Pendidikan Dasar
Berorientasi POE (Predict, Observe,
dan Menengah, Jurnal Ekonomi dan
Explain) Pada Materi Pencemaran
Pendidikan, Vol 8, No 1.
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa, Jurnal Inkuiri, Vol 3, No 2,
Hal: 97-106.

Anda mungkin juga menyukai