Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 1 Tahun 2015 Hal.

120-126
Program Studi Pendidikan Kimia ISSN 2337-9995
Universitas Sebelas Maret http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia

PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND


LEARNING (CTL) DILENGKAPI LAB RIIL DAN VIRTUIL
TERHADAP AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID KELAS XI IPA
SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 PULOKULON
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Galuh Rahardiana 1,* Tri Redjeki 2 dan Sri Mulyani2


1
Mahasiswa Prodi P.Kimia Jurusan P.MIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
2
Dosen Prodi P. Kimia Jurusan P. MIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

*Keperluan korespondensi, telp: 085726870057, email: rahardianagaluh@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk mengetahui terdapat perbedaan (1) pembelajaran CTL
dilengkapi lab riil dan virtual pada materi pokok sistem koloid terhadap aktivitas belajar, (2)
pembelajaran CTL dilengkapi lab riil dan virtual pada materi pokok sistem koloid terhadap
prestasi belajar kognitif, (3) pembelajaran CTL dilengkapi lab riil dan virtual pada materi pokok
sistem koloid terhadap prestasi belajar afektif, (4) pembelajaran CTL dilengkapi lab riil dan
virtual pada materi pokok sistem koloid terhadap aktivitas belajar, prestasi belajar kognitif, dan
afektif. Penelitian kuasi eksperimen, sampel dua kelas XI IPA dengan teknik simple random
sampling. Pengumpulan data dengan tes dan non tes (angket, observasi, wawancara, dan
dokumentasi). Teknik analisis data menggunakan MANOVA. Berdasarkan hasil penelitian
kesimpulannya terdapat perbedaan (1) pembelajaran CTL dilengkapi lab riil dan virtual pada
materi pokok sistem koloid terhadap aktivitas belajar dengan sig.(0,000) < (0,05). (2)
pembelajaran CTL dilengkapi lab riil dan virtual pada materi pokok sistem koloid terhadap
prestasi belajar kognitif dengan sig.(0,033) < (0,05). (3) pembelajaran CTL dilengkapi lab riil
dan virtual pada materi pokok sistem koloid terhadap prestasi belajar afektif dengan sig.(0,018)
< (0,05). (4) pembelajaran CTL dilengkapi lab riil dan lab virtuil pada materi pokok sistem
koloid terhadap aktivitas belajar, prestasi belajar kognitif, dan afektif dengan sig.(0,000) <
(0,05).

Kata kunci: CTL, koloid, lab riil, lab virtuil, kuasi eksperimen

PENDAHULUAN siswa. Siswa tidak hanya sebagai objek


Kemajuan kehidupan suatu yang diberi materi, namun siswa
bangsa sangat ditentukan oleh berperan aktif dalam pembelajaran.
pendidikan. Pendidikan yang tertata Siswa berperan aktif dalam
dengan baik dapat menciptakan mengkonstruksi pengetahuannya,
generasi yang berkulitas, cerdas, dengan demikian pembelajaran tidak
adaptif, dan bermoral. Untuk mencapai hanya sekedar hafalan dan
tujuan tersebut, pemerintah melakukan pemahaman. Untuk mengoptimalkan
berbagai upaya untuk meningkatkan peran siswa dalam pembelajaran
kualitas pendidikan, antara lain dengan dikembangkan strategi, metode, dan
pelatihan dan peningkatan kualitas guru, media pembelajaran yang mengacu
penyempurnaan kurikulum, dan lainnya. pada student centered learning.
[1]. Salah satu upaya pencapaiannya, Belajar merupakan proses
pemerintah berusaha menerapkan pembentukan dan perubahan diri
kurikulum tingkat satuan pendidikan seseorang mencakup pengetahuan,
(KTSP). Kurikulum ini mengacu pada perilaku, dan pribadi yang bersifat
pembelajaran yang berpusat pada permanen sebagai hasil dari aktivitas

2015 Program Studi Pendidikan Kimia 120


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 1 Tahun 2015 Hal. 120-126

atau pengalaman untuk mencapai dalam kerja ilmiah untuk memecahkan


tujuan tertentu. Aktivitas belajar lebih masalah yang berkaitan dengan konteks
menekankan pada keaktifan siswa kehidupan sehari-hari merupakan
dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran kontekstual (Contextual
dapat mendorong aktivitas siswa dan Teaching and Learing/CTL). Sistem CTL
memperbaiki hasil belajar siswa [2]. Hal adalah sebuah proses pendidikan yang
ini juga akan berpengaruh terhadap bertujuan menolong para siswa melihat
keberhasilan pembelajaran sebagai makna di dalam materi akademik
hasil dari proses pembentukan dan dengan konteks dalam kehidupan
perubahan diri seseorang [3]. keseharian mereka, yaitu dengan
Perubahan perilaku yang dapat diukur konteks keadaan pribadi, sosial, dan [5].
mencakup pengetahuan, sikap, dan CTL merupakan strategi yang
ketrampilan menandakan pencapaian melibatkan siswa secara penuh dalam
kompetensi dasar pembelajaran. Hasil proses pembelajaran. Siswa didorong
pencapaian kompetensi menunjukkan untuk beraktivitas mempelajari materi
prestasi belajar siswa yaitu pembelajaran sesuai topik yang akan
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dipelajari. Belajar dalam konteks CTL
dan ketrampilan (psikomotor) yang bukan hanya sekedar mendengarkan
dikembangkan sesuai karaktetistik dan mencatat, tetapi belajar adalah
peserta didik, materi dan strategi proses berpengalaman secara langsung
pembelajaran yang digunakan maupun menjadikan pembelajaran lebih
potensi lain. bermakna [6]. Strategi dan pelaksanaan
Mata pelajaran kimia sebagai lima aktivitas pembelajaran sains
salah satu cabang dari sains kontekstual dalam pencapaian konsep
mempunyai dua hal yang tidak sains pelajar dapat membuka peluang
terpisahkan yaitu, kimia sebagai produk pembelajaran yang lebih berkesan [7].
(pengetahuan kimia yang berupa fakta, Sehingga pembelajaran kontekstual
konsep, prinsip, hukum dan teori) diharapkan dapat mempengaruhi
temuan ilmuan dan kimia sebagai prestasi maupun aktivitas belajar kimia
proses (kerja ilmiah) [4]. Salah satu terutama Sistem Koloid.
materi kimia yang diajarkan pada kelas Pembelajaran Contextual
XI IPA adalah sistem koloid. Materi ini Teaching and Learning (CTL) untuk
penting karena berkaitan erat dengan materi sistem koloid dapat didukung
kehihupan sehari-hari. Materi atau dengan penggunaan media yang
bahan-bahan kimia saat ini banyak menunjang siswa dalam menemukan
digunakan secara luas dalam kehidupan sendiri informasi yang akan dipelajari
sehari-hari seperti kosmetik, plastik, dalam suatu penyelidikan ilmiah
obat-obatan, pupuk, pestisida, cat, (eksperimen). Dalam pembelajaran
semen, hair spray, ban karet, bahan sains, laboratorium memiliki peranan
bakar dan jenis makanan yang penting yang berkaitan dalam
semuanya merupakan hasil dari pengamatan dan eksperimen sains.
penerapan ilmu kimia. Disamping itu Dalam membantu proses pembelajaran,
juga banyak fenomena alam seperti materi yang berisi pembuatan sistem
penghamburan sinar oleh kabut berupa koloid dan pengamatan fenomena atau
efek Tyndall, dan proses penjernihan air gejala dalam kehidupan yang
yang menggunakan penerapan sifat- menggunakan penerapan sifat-sifat
sifat koloid adsorpsi dan koagulasi. koloid dapat dipresentasikan melalui
Peranan sistem koloid dalam kehidupan media laboratorium yang berbasis
sangat berpengaruh besar dalam pembelajaran CTL.
aktivitas sehari-hari. Media laboratorium riil
Pembelajaran dengan cara menggunakan peralatan dan bahan-
mengaitkan materi pelajaran dengan bahan laboratorium yang
kehidupan sehari-hari sesuai dengan nyata.Laboratorium virtuil merupakan
materi Sistem Koloid. Pembelajaran salah satu bentuk dari aplikasi
yang mengaktifkan kegiatan siswa komputer, sebagai media gambar

2015 Program Studi Pendidikan Kimia 121


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 1 Tahun 2015 Hal. 120-126

bergerak representatif keadaan uji hipotesis ini dilakukan dengan


laboratorium riil [8]. Selain itu aplikasi bantuan software SPSS 20 para taraf
dengan komputer dapat mempermudah signifikansi 95% (=0,05).
pembelajaran dan lebih efisien, serta
dengan teknologi yang mendukung HASIL DAN PEMBAHASAN
siswa untuk belajar. Peneliti ingin Deskripsi Data
mengkomparasikan media lab riil dan Nilai aktivitas belajar, prestasi
virtuil yang digunakan dalam belajar aspek kogniif, dan prestasi
pembelajaran CTL pada materi Sistem belajar aspek afektif yang diperoleh
Koloid yang diharapkan menjadi pada akhir pembelajaran dapat dilihat
alternatif pembelajaran yang mampu pada Tabel 1, 2, dan 3 berikut.
mempengaruhi aktivitas dan prestasi Tabel 1. Data Aktivitas Belajar
belajar siswa.
Kelas Kelas
METODE PENELITIAN Keterangan Eksperimen Eksperimen
Penelitian ini adalah kuasi I II
eksperimen dengan posstest only Nilai Tertinggi 81 86
control design. Populasi penelitian ini Nilai Terendah 56 63
adalah siswa kelas XI IPA semester Rata-rata Nilai 72 77
genap SMA Negeri 1 Pulokulon Tahun
Ajaran 2013/2014 yang terbagi menjadi Tabel 2. Data Prestasi Belajar Kognitif
3 kelas. Dengan simple random Kelas Kelas
sampling, didapatkan sampel sebanyak Keterangan Eksperimen Eksperimen
dua kelas sebagai kelas eksperimen 1 I II
yang dikenai perlakuan pembelajaran Nilai Tertinggi 83 93
CTL dilengkapi lab riil dan kelas Nilai Terendah 30 37
eksperimen 2 dengan pembelajaran Rata-rata Nilai 56 64
CTL dilengkapi lab virtuil. Data-data
yang digunakan dalam penelitian adalah Tabel 3. Data Prestasi Belajar Afektif
aktivitas belajar, prestasi belajar afektif, Kelas Kelas
dan prestasi belajar kognitif. Keterangan Eksperimen Eksperimen
Pengambilan data prestasi belajar I II
kognitif dengan tes obyektif sebanyak Nilai Tertinggi 90 98
30 butir soal. Data prestasi belajar Nilai Terendah 48 62
afektif dan aktivitas belajar Rata-rata Nilai 76 79
menggunakan angket pernyataan positif
dan negatif masing-masing sebanyak 30 Berdasarkan tabel di atas, data nilai
butir dan 24 butir. angket aktivitas belajar, data nilai
Data penelitian yang diperoleh harus posttest prestasi belajar kognitif, dan
memenuhi uji prasyarat analisis data nilai angket prestasi belajar afektif
sebelum dilakukan pengujian hipotesis kelas ekperimen I berbeda dengan kelas
yaitu uji homogenitas dengan ekspeimen II.
Homogeneity test dan Lavene test. Uji
hipotesis pada penelitian ini adalah Pengujian Prasyarat Analisis
multivariate of analysis variance Hasil pengujian prasyarat
(MANOVA) dengan menggunakan analisis disajikan pada Tabel 4 dan 5.
Multivariate Tests dan Test of Between-
Subject Effect. Uji prasyarat analisis dan

Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas


Uji Aspek sig. Keterangan
Homogeneity test Multivariat 0,484 0,05 Homogen
Aktivitas Belajar 0,640
Lavene test Kognitif 0,117 0,05 Homogen
Afektif 0,810

2015 Program Studi Pendidikan Kimia 122


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 1 Tahun 2015 Hal. 120-126

Berdasarkan Tabel 4, kognitif dan afektif pada kedua kelas


Homogeneity test menunjukkan nilai tersebut mempunyai kesamaan varians-
sig.(0,484) > (0,05), maka aktivitas kovarians atau berasal dari distribusi
belajar, prestasi belajar aspek kognitif yang homogen.
dan afektif pada kedua kelas tersebut
mempunyai kesamaan varians- Hasil
kovarians. Lavene test menunjukkan Analisis prasyarat telah
nilai sig. aktivitas belajar (0,640), terpenuhi, selanjutnya dilakukan
prestasi belajar kognitif (0,117) dan pengujian terhadap hipotesis penelitian
afektif (0,810) lebih besar dari (0,05), menggunakan analisis variansi satu jalur
maka pada masing-masing data multivariat. Rangkuman hasil analisis
aktivitas belajar, prestasi belajar aspek hipotesis disajikan pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Rangkuman Analisis Hipotesis


Uji Keterangan Nilai sig. Nilai Keterangan
Aktivitas Belajar 0,000 H0 ditolak
Tests of Between-
Kognitif 0,033 0,05 H0 ditolak
Subject Effect
Afektif 0,018 H0 ditolak
Pillae Trace 0,000
Wilk Lambda 0,000 0,05 H0 ditolak
Multivariate Tests
Hotelling Trace 0,000
Roys Largest Root 0,000

Berdasarkan Tabel 6, tests of terhadap aktivitas belajar, prestasi


between-subjects effects memberikan belajar kognitif, dan afektif.
masing-masing nilai sig. < nilai maka 1. Aktivitas Belajar
H0 ditolak. Pertama, pembelajaran CTL Dalam penelitian ini, aktivitas
dilengkapi lab riil dan virtuil pada materi belajar yang diukur tidak hanya motorik
pokok Sistem Koloid menunjukkan saja namun ada aktivitas-aktivitas lain
perbedaan terhadap aktivitas belajar meliputi visual (membaca,
(0,000 < 0,005). Kedua, pembelajaran memperhatikan, mengamati), oral
CTL dilengkapi lab riil dan virtuil pada (bertanya, mengeluarkan pendapat),
materi pokok Sistem Koloid listening (mendengarkan), writing
menunjukkan perbedaan terhadap (menulis laporan, mengerjakan tugas),
prestasi belajar kognitif (0,033 < 0,05). mental (menarik kesimpulan,
Ketiga, pembelajaran CTL dilengkapi lab menganalisis data), dan emotional
riil dan virtuil pada materi pokok Sistem activities (merasa bersemangat).
Koloid menunjukkan perbedaan Pembelajaran CTL menggunakan media
terhadap prestasi belajar afektif (0,018 < pembelajaran siswa dapat dirangsang
0,05). Multivariate Tests menunjukkan untuk aktif dan tertarik pada proses
nilai sig. Pillae Trace, Wilk Lambda, pembelajaran, sehingga aktivitas belajar
Hotelling Trace, Roys Largest Root dapat maksimal. Dalam belajar siswa
lebih besar dari nilai (0,000 > 0,05), harus beraktivitas, berbuat, dan aktif
maka H0 ditolak bahwa pembelajaran sendiri sedangkan guru hanya bertugas
CTL dilengkapi lab riil dan virtuil pada membimbing dan menyediakan sarana
materi pokok Sistem Koloid dan kondisi belajar yang kondusif dan
menunjukkan perbedaan terhadap menyenangkan. Strategi dan
aktivitas belajar, prestasi belajar kognitif, pelaksanaan aktivitas pembelajaran
dan prestasi belajar afektif. sains kontekstual dalam pencapaian
konsep sains dapat membuka peluang
Pembahasan pembelajaran yang lebih berkesan [7].
Hasil penelitian menunjukkan Berdasarkan analisis MANOVA
bahwa terdapat perbedaan dengan Tests of Between-Subject Effect
pembelajaran CTL dilengkapi lab riil dan diperoleh hasil bahwa H0 ditolak berarti
virtuil pada materi pokok Sistem Koloid pembelajaran CTL dilengkapi lab riil dan

2015 Program Studi Pendidikan Kimia 123


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 1 Tahun 2015 Hal. 120-126

virtuil pada materi pokok Sistem Koloid aplikasi pengetahuan kimia pada kelas
menunjukkan perbedaan terhadap dengan virtual laboratory berbeda dari
aktivitas belajar, dengan penggunaan classical science [11].
lab virtuil lebih baik. Penggunaan Virtual Dengan praktikum ini, siswa
Chemistry Lab membuat siswa aktif dapat menemukan sendiri sebuah
dalam proses pembelajaran berpusat informasi dari materi yang diajarkan
pada siswa dalam menciptakan secara inkuiri kemudian mengkaitkan
lingkungan belajar konstruktivis dengan informasi yang diperoleh dengan konsep
laboratorium [9]. Dengan adanya lab yang dimiliki dalam struktur kognitifnya
virtuil menjadikan siswa kelas agar diperoleh pembelajaran yang
eksperimen II lebih antusias dan tertarik bermakna sesuai teori belajar
menggunakan aplikasi komputer penemuan bermakna dari Burner dan
sebagai media pembelajaran Ausubel. Praktikum yang dirancang oleh
dibandingkan kelas eksperimen II guru juga bersifat konkret dan ada di
dengan lab riil yang sering digunakan. kehidupan sehari-hari sehingga dalam
Dengan lab virtuil ini, praktikumnya mengaitkannya dengan materi yang
dikemas praktis secara animatif di dipelajari akan lebih mudah. Hal ini
komputer yang dioperasikan siswa. sesuai teori Gagne yang
Siswa pun juga antusias dan mengemukakan bahwa belajar adalah
bersemangat menggunakan aplikasi lab seperangkat proses kognitif yang
virtuil yang dapat mereka operasikan mengubah stimulasi lingkungan
tanpa takut menggunakan alat-alat dan melewati pengolahan informasi menjadi
bahan kimia yang nyata. kapabilitas baru untuk menentukan
Pada materi pembuatan koloid konsep konkret.
sol agar-agar dan sol belerang secara Media lab riil penemuan
dispersi dan pembuatan koloid sol informasi sesuai dengan hasil praktikum
Fe(OH)3 secara kondensasi, kelas yang diperoleh, ketika hasil yang
eksperimen I mungkin akan lebih diperoleh berbeda dengan konsep
menghabiskan waktu untuk praktikum terhadap materi yang relevan akan
dengan lab riil sehingga mengisi waktu mempengaruhi struktur kognitif siswa.
luangnya untuk melakukan aktivitas lain Sedangkan media lab virtuil dalam
diluar aktivitas belajar sedangkan waktu penemuan informasinya akan lebih
luang kelas eksperimen II digunakan mudah karena hasil praktikum yang
untuk mengulang simulasi praktikumnya diperoleh selalu sesuai dengan materi
bila diperlukan. dan dapat dilakukan berulang sampai
stimulus itu dapat diubah menjadi
2. Prestasi Belajar Kognitif kapabilitas yang baru. Hal ini dapat
Dari hasil pengujian hipotesis ditunjukkan pada sifat sistem koloid
dengan menggunakan analisis liofob dan liofil, dengan media lab virtuil
MANOVA dengan Tests of Between- hasil yang diperoleh akan sesuai semua
Subject Effect diketahui bahwa H0 dengan teori yang ada bahwa koloid
ditolak berarti pembelajaran CTL liofob akan mudah menggumpal ketika
dilengkapi lab riil dan virtuil pada materi diberi larutan elektrolit dibandingkan
pokok Sistem Koloid menunjukkan koloid liofil, namun saat praktikum
perbedaan terhadap prestasi belajar dengan media lab riil ada hasil
kognitif, dengan penggunaan lab virtuil praktikum kelompok siswa yang sesuai
memberikan hasil lebih baik. Pada dengan teori dan ada yang berbeda. Hal
pembelajaran kognitif-konstruktivis- ini dapat mempengaruhi proses
kontekstual pada kelas yang melakukan penemuan (inkuiri) dan konstruktivis
eksperimen dengan virtual labs (Vlab- informasi siswa. Apabila siswa merasa
Chem) dan conventional labs antusias dan bersemangat serta aktif
memberikan pengaruh yang beda melakukan aktivitas dalam
dimana tingkat prestasi lebih tinggi pada pembelajaran, perkembangan kognitif
virtual lab [10]. Demikian juga prestasi siswa dalam mengkonstruksi
dalam pengetahuan, komprehensi, dan

2015 Program Studi Pendidikan Kimia 124


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 1 Tahun 2015 Hal. 120-126

pengetahuan menjadi kapabilitas baru bahwa H0 ditolak berarti pembelajaran


juga semakin baik. CTL dilengkapi lab riil dan virtuil pada
materi pokok Sistem Koloid
3. Prestasi Belajar Afektif menunjukkan perbedaan signifikan
Berdasarkan hasil pengujian terhadap aktivitas belajar, prestasi
hipotesis dengan menggunakan analisis belajar kognitif, dan afektif. Perbedaan
MANOVA dengan Tests of Between- signifikan untuk penggunaan media lab
Subject Effect diketahui bahwa H0 riil dan virtuil dapat disebabkan karena
ditolak berarti pembelajaran CTL aktivitas yang dilakukan, pengetahuan
dilengkapi media lab riil dan virtuil pada yang diperoleh, dan sikap yang dibentuk
materi pokok Sistem Koloid siswa sebagai hasil proses
menunjukkan perbedaan prestasi pembelajaran berbeda.
belajar afektif dengan penggunaan lab Hal ini sesuai dengan hipotesis
virtuil menunjukkan hasil yang lebih sebelumnya yang masing-masing
baik. Penggunaan laboratorium virtual menunjukkan terdapat perbedaan
meningkatkan prestasi dan membuat pengaruh pembelajaran CTL dilengkapi
dampak positif pada sikap siswa lab riil dan virtuil terhadap aktivitas
terhadap kimia dengan menciptakan belajar, prestasi belajar kognitif, dan
lingkungan belajar yang menghibur afektif. Berarti ada keterkaitan antara
dibandingkan laboratorium nyata [12]. analisis data Tests of Between-Subject
Penggunaan CTL dilengkapi Effect dengan Multivariate Tests. Secara
media lab virtuil menimbulkan rasa lebih umum analisis data dengan MANOVA
antusias, bergairah, dan tertarik pada memberikan hasil yang signifikan
proses pembelajaran sehingga siswa terhadap aktivitas belajar, prestasi
lebih bersemangat. Berbeda dengan belajar kognitif, dan afektif maupun
sikap saat menggunakan alat dan bahan secara lebih khusus.
lab riil dengan rasa takut apabila rusak
atau berbahaya dan kurang KESIMPULAN
reproduksibel yang menyebabkan Berdasarkan analisis data hasil
kurang fokus dalam belajar. Pada materi penelitian, maka didapatkan kesimpulan
pokok Penggolongan Sistem koloid sebagai berikut :
maupun Pembuatan Koloid, dengan lab 1. Terdapat perbedaan pembelajaran
virtuil secara virtual (animatif) CTL dilengkapi lab riil dan lab virtuil
memperlihatkan animasi gambar pada materi pokok sistem koloid
penggolongan koloid-koloid tersebut terhadap aktivitas belajar. Hal ini
maupun membuat koloid tanpa rasa ditunjukkan dengan analisis
takut dan dapat diulang berkali-kali. MANOVA dimana nilai sig.(0,000) <
Selain itu, siswa yang aktif melakukan nilai (0,05).
aktivitas-aktivitas belajar sesuai tujuan 2. Terdapat perbedaan pembelajaran
pembelajaran akan menjadikan sikap CTL dilengkapi lab riil dan lab virtuil
prestasi belajar yang baik. Apabila sikap pada materi pokok sistem koloid
siswa kooperatif dengan antusias dan terhadap prestasi belajar kognitif,
semangatnya dalam pembelajaran, dengan nilai sig.(0,033) < nilai
proses perubahan tingkah laku berupa (0,05).
sikap, minat, nilai, moral, dan konsep 3. Terdapat perbedaan pembelajaran
diri akan semakin baik sesuai CTL dilengkapi lab riil dan lab virtuil
pembelajaran. pada materi pokok sistem koloid
terhadap prestasi belajar afektif,
4. Aktivitas Belajar, Prestasi Belajar dengan nilai sig.(0,018) < nilai
Kognitif, dan Afektif. (0,05).
Berdasarkan hasil analisis 4. Terdapat perbedaan pembelajaran
MANOVA dengan Multivariate Tests CTL dilengkapi lab riil dan lab virtuil
diketahui harga signifikansi untuk Pillae pada materi pokok sistem koloid
Trace, Wilk Lambda, Hotelling Trace, terhadap aktivitas belajar, prestasi
Roys Largest Root maka diperoleh hasil belajar kognitif, dan prestasi belajar

2015 Program Studi Pendidikan Kimia 125


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 1 Tahun 2015 Hal. 120-126

afektif, dengan nilai sig.(0,000) < Pembelajaran Kontekstual dan


nilai (0,05). Tahap Pemahaman Sains
Pelajar Sekolah Menengah
UCAPAN TERIMA KASIH Rendah di Malaysia dan
Penulis mengucapkan terima Singapura. Jurnal Teknologi
kasih kepada semua pihak yang (Social Science), 63 (2), 91-96.
mendukung penelitian ini baik berupa [8] Pusporini, S. (2012). Pembelajaran
materi ataupun spiritual. Terutama Kimia Berbasis Problem
kepada Drs. Kusmono Hadi, M.Si. Solving menggunakan
selaku Kepala Sekolah dan Sri Laboratorium Riil dan Virtuil
Pusporini, S,Pd., M.Pd. selaku Guru ditinjau dari Gaya Belajar dan
Mata Pelajaran Kimia beserta siswa Kemampuan Berpikir Kritis
kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pulokulon Siswa (Pembelajaran pada
yang membantu dalam penelitian ini. Materi Laju Reaksi Kelas XI di
SMA N 1 Pulokulon Kabupaten
DAFTAR RUJUKAN Grobogan Tahun Pelajaran
[1] Hasnawati. (2006). Pendekatan 2011/2012). Tesis. Surakarta:
Contextual Teaching Learning Program Studi Pendidikan
Hubungannya dengan Sains Pasca Sarjana
Evaluasi Pembelajaran. Jurnal Universitas Sebelas Maret
Ekonomi & Pendidikan, 3 (1), Surakarta.
53-62. [9] Tatli, Z. & Ayas, A. (2012). Virtual
[2] Slameto. (1995). Belajar dan Faktor- Chemistry Laboratory : Effect of
faktor yang Mempengaruhi. Constructivist Learning
Jakarta: Rineka Cipta. Environment. Turkish Online
[3] Djamarah, S. B. (1994). Prestasi Journal of Distance Education,
Belajar dan Kompetensi Guru. 13 (1), 183-199. Diperoleh 29
Surabaya : Usaha Nasional. Oktober 2014, dari
[4] Komisia, F. (2012). Pengaruh http://files.eric.
Penerapan Pendekatan ed.gov/fulltext/EJ976940.pdf
Contextual Teaching and [10] Bakar, N., Zaman, H. B., Jussof, K.,
Learning (CTL) dengan Metode & Khamis, N. (2013). An
Eksperimen dan Demonstrasi Effective Virtual Laboratory
dalam Pembelajaran Kimia Approach for Chemistry.
pada Pokok Bahasan Sistem Australian Journal of Basic and
Koloid terhadap Minat Applied Sciences, 7 (3), 78-84.
Berwirausaha dan Hasil Belajar [11] Herga, N. R. & Dinevski, D. (2012).
Siswa di SMA. Tesis. Medan: Virtual Laboratory in Chemistry-
Program Studi Pendidikan Experimental Study of
Kimia Program Pascasarjana Understanding, Reproduction
Universitas Negeri Medan. and Application of Acquired
[5] Johnson, E. B. (2009). Contextual Knowledge of Subjects
Teaching and Learning : Chemical Content. Reseach
Menjadikan Kegiatan Belajar- Papers Organizacija, 45 (3),
mengajar Mengasyikkan dan 108-116.
Bermakna. Terj. Ibnu Setiawan. [12] Tuysuz, C. (2010). The Effect of the
Bandung: Mizan Learning Virtual Laboratory on Student
Center. Achievement and Attitude in
[6] Sanjaya, W. (2010). Strategi Chemistry. International Online
Pembelajaran Berorientasi Journal of Educational
Standar Proses Pendidikan. Sciences, 2 (1), 37-53.
Jakarta: Kencana Prenada Diperoleh 29 Oktober 2014,
Media Group. dari
[7] Sun, L. K. & Fah, L. Y. (2013). http:www.iojes.net/userfiles/arti
Perbandingan Pola cle/iojes_167.pdf.

2015 Program Studi Pendidikan Kimia 126

Anda mungkin juga menyukai