Anda di halaman 1dari 5

Corcyra cephalonica merupakan serangga kosmopolitan dan merupakan hama pasca

panen yang merusak beras, jagung, biji coklat, bungkil kelapa, kopra, tepung gandum, roti
serta buncis. Ngengat C. cephalonica bersifat nocturnal atau aktif pada malam hari C.
cephalonica merupakan serangga yang memiliki metamorfosis lengkap (Holometabola)
dengan siklus hidup 28 hari pada suhu 30o C dan kelembaban udara 70%, sedangkan di
daerah dingin siklus hidupnya berlangsung 40-60 hari (Anggara & Sudarmaji, 2009).

Telur Corcyra cephalonica berwarna putih kekuningan, berbentuk oval, dan berukuran
0,49 x 0,32 mm yang diletakkan secara soliter (tidak berkelompok) (Kalshoven, 1981).
Setelah 4-7 hari inkubasi, telur menetas menjadi larva yang memiliki tungkai semu pada
abdomen ruas ke-3 hingga ke 6 dan 10. Larva berwarna putih kelabu hingga kekuningan,
aktif bergerak, dan mensekresi benang-benang sutera untuk mengikat kotoran dan butir-butir
beras menjadi ruangan tempat tinggalnya. Ngengat kecil berwarna cokelat pucat, panjang
tubuh 12-15 mm, rentang sayap depan 15-25 mm, antena sedang, kepala memiliki dua
tonjolan kecil sehingga sekilas menyerupai bangun segitiga (Ciri khas)(Anggara &
Sudarmaji, 2009).

Anggara, A. W. dan Sudarmaji. 2009. Hama Pasca Panen Padi dan Pengendaliannya. Balai
Besar Penelitian Tanaman Padi.

Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pests Of Crops In Indonesia. Laan P.A. Van der, penerjemah.
Ichtiar Baru. Jakarta

Permasalahan

Corcyra cephalonica merupakan serangga kosmopolitan dan merupakan hama pasca


panen yang merusak beras, jagung, biji coklat, bungkil kelapa, kopra, tepung gandum, roti
serta buncis. Sedangkan Minyak dari daun Callistemon lanceolatus mengandung bahan aktif
yang berperan sebagai pestisida untuk mengurangi daya tetas telur Corcyra cephalonica.

Tujuan

Tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui kandungan aktif dari daun
Callistemon lanceolatus yang berpotensi sebagai pestisida, serta mengetahui dampak bahan
aktif tersebut pada daya tetas telut Corcyra cephalonica pada waktu yang telah ditetapkan.

Bahan dan Metode


Pembiakan Corcyra cephalonica dalam kondisi laboratorium

Pembiakan Corcyra cephalonica dilakukan pada permukaan kasar Jowar (Sorghum


vulgare L. Moench) yang mengandung 5% bubuk ragi.

Ekstraksi dari minyak daun Callistemon lanceolatus dengan Clevenger aparat

Daun Callistemon lanceolatus segar diletakkan dalam 2 liter labu alas bulat dari
Clevenger aparat. Untuk destilasi digunakan air suling untuk memanaskan selama 6-7 jam
pada suhu 42-860C. Hal ini dapat dilihat pada gambar 1.

Bahan yang mudah menguap terbawa dalam uap melalui tabung dan kemudian
didinginkan di ruang kondensasi. Minyak yang teruapkan yang terdapat pada bagian atas
dipisahkan dengan corong pisah. Selama proses, senyawa tidak rusak akibat pemanasan.
Hydro-distilasi membutuhkan sejumlah besar bahan tanaman dan waktu untuk ekstraksi
(proses berjalan sekitar 3,5-4,5 jam).

Paparan Minyak Terhadap Telur

Pada percobaan ini dilakukan dengan meletakkan telur yang diambil <24 jam. Telur
disusun secara pada kaca petridish berdiameter 10 cm, untuk memperkirakan persen daya
tetas100 butir telur. Kemudian kertas filter berdiameter 3,5 cm diletakkan pada kaca petridish
dan diresapi dengan 20, 40, 80, dan 160 ml minyak Callistemon lanceolatus. Preparat ini
disimpan dalam ruang kaca yang memiliki diameter 30 cm dan tinggi 13 cm. Percobaan
dilakukan dalam berbagai rentang waktu untuk setiap volume minyak yang digunakan, yaitu
12 jam, 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. Kertas filter yang telah diresapi oleh minyak Callistemon
lanceolatus diganti setiap 24 jam dan daya tetas dipantau setiap hari. Semua perlakuan
dilakukan pada suhu 270C 20C dan 85 5 % RH.
Analisis GC/MS dari minyak Callistemon lanceolatus

Analisis GC-MS untuk sampel minyak esensial dari Callistemon lanceolatus


dilakukan di National Botanical Research Institute (Dewan Penelitian Ilmiah dan Industri)
Post Box No: 436, Rana Pratap Marg; Lucknow, India. Instrumentasi Fasilitas Tengah;
Referensi No: NBRI / CIF / 288/2012; Nama 24.07.2012- Instrumen GCMSDSQ -II (Thermo
Scientific); Kolom diambil dari TR-50 MS, 30 mx 0,25 ID mm, 0,25 m film. Oven memiliki
temperatur 5000C (5 menit) hingga 25000C pada 40oC/min. Inlet yang diambil yaitu 0,5 ml,
sedangkan gas yang digunakan untuk menganalisis yaitu gas Helium.

Tabel 1. Nilai persen bahan aktif minyak Callistemon lanceolatus yang dianalisis dengan GC-
MS

No. Nama senyawa daerah%


1 Bezylicosanoate 0,03%
2 Alpha pinene 7.03%
3 Beta-pinene 0,39%
4 Alpha Phellendrene 2,85%
5 D-limonene 8.40%
6 1,8 Cineole 62,25%
7 linalool 0,67%
8 Trans-Pinocarveol 0,18%
9 Terpinen-4-ol 1,60%
10 Alpha-terpineol 8,73%
11 nerol 0,36%
12 caryophyllene 0,54%
13 eugenol 0,42%
14 Hexadecane 0,46%
15 Durohydroquinone 0,65%
16 caryophyllene oksida 0,87%
17 asam Gibberelic 0,04%
18 Levomepromazine 0,03%
Gambar 2. Kromatogram Minyak Callistemon

Tabel 2. Rata-rata nilai daya tetas telur dari Corcyra menggunakan minyak Callistemon
lanceolatus selama 12 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam

Variasi eksperimental Waktu Paparan telur


(Minyak di ml) 12 H 24 H 48 H 72 H
0 (kontrol) 92,800 1,198 92,000 0,835 89,800 0,799 90,600 1,206
88.600NS 78.000 ** 75,600 **
20 ml 0,399 86.000 * 2,254 0,547 2,416
79,400 ** 75,600 ** 70,200 ** 68,800 *
40 ml 1,658 2,132 1.390 1.390
68,200 ** 68.000 ** 62.000 ** 58,600 **
80 ml 3.210 2,276 2,341 2,223
51.000 ** + 48,400 ** 45.000 ** 41,400 **
160 ml 0,706 0,245 1,578 1,433
Berarti 76 1,422 74 1,548 69 1,331 67 1,734
LSD 1% 7,015 7,111 5,935 7,260
LSD 5% 5,144 5,214 4,352 5,323
Callistemon lanceolatus (sinonim: C. citrinus) termasuk dalam famili Myrtaceae yang dikenal
dengan beberapa nama antara lain the bottlebrush tree, lemon bottlebrush, crimpson
bottlebrsush, red bottlebrush dan scarlet bottlebrush. Nama tersebut sesuai dengan bentuk
dari bunganya yang menyerupai sikat botol berwama merah. Tumbuhan ini berasal dari
Australia timur sepanjang New South Wales, Queensland dan Victoria. Yang menarik dari
tumbuhan ini bukan hanya karena bunganya yang indah tetapi dalam pengamatan yang lebih
dekat ternyata tumbuhan ini mampu mempertahankan dirinya bersaing dengan tumbuhan lain
di sekitarnya. Hal ini disebabkan oleh sifat alelopati yang dipunyainya. Lewat akarnya
tumbuhan ini mengeluarkan suatu senyawa yang dikenal dengan nama leptospermon yang
bersifat herbisidal dan digunakan sebagai senjata dalam persaingan dengan tumbuhan lain.

Suatu penelitian yang dilakukan oleh Frame et al. (1998) yang meliputi sebanyak 50 ekstrak
etanol tumbuhan, termasuk Callistemon citrinus, memperlihatkan bahwa ekstrak tumbuhan C.
citrinus adalah salah satu yang mempunyai kapasitas manghambat pertumbuhan
Mycobacterium tuberculosis. Walaupun beberapa kelompok peneliti telah melaporkan
komposisi minyak atsiri dari daun Callistemon lanceolatus (Sharma et al., 2005; Mirsa et al.,
1997), namun sejauh ini belum ada laporan tentang minyak atsiri dari tumbuhan yang berasal
dari Indonesia. Secara umum telah diketahui bahwa perbedaan iklim dan daerah tempat
tumbuh sering berpengaruh secara signifikan terhadap komposisi kimia suatu tumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai