Anda di halaman 1dari 4

Nama : Irawati

NIM : 201610070311007

A. Lemak
1. Pengertian dan Sifat Lemak
Lipid adalah salah satu kategori molekul biologi yang besar yang tidak
mencakup polimer. Senyawa yang disebut lipid dikelompokkan bersama karena
memiliki satu ciri penting: Lipid tidak memiliki atau sedikit sekali afinitasnya
terhadap air. Perilaku hidrofobik lipid didasarkan pada struktur molekulnya.
Meskipun lipid bisa memiliki beberapa ikatan polar yang berikatan dengan
oksigen, lipid sebagian besar terdiri dari hidrokarbon. Lipid lebih kecil
dibandingkan dengan makromolekul (polimerik) sesungguhnya, dan
merupakan gugus yang sangat beragam bentuk maupun fungsinya. (Campbell,
2002)
2. Struktur dan Fungsi Lemak
Lipid dilihat dari strukturnya merupakan senyawa triester yang dibentuk
dari senyawa gliserol dan berbagai asam karboksilat rantai panjang.

Sumber: https://www.google.co.id/url? 2Fkuliah-lipid4.ppt. Diakses, selasa 10


Oktober 2017
Sumber: https://www.google.co.id/url? 2Fkuliah-lipid4.ppt. Diakses, selasa 10
Oktober 2017.

Fungsi lemak:
1) Pelindung sel maupun bagian-bagian dari sel
2) Sebagai pengawet
3) Sebagai pelindung sel juga terlihat pada proses translokasi zat/ senyawa
melalui membran sel (masuk keluar sel)
4) Sebagai isolator suhu
5) Sebagai penyimpan energi cadangan dalam jaringan tubuh pada rongga-
rongga visceral tubuh dan dibawah kulit. (Hawab, 2003)

3. Klasifikasi Lemak
Menurut Hawab (2003) Penggolongan lemak atau lipid berdasarkan
komponen kerangka hidrokarbon penyususn makromolekulnya.
Macam Lipid/Lemak Unit Kerangka Komponen
Hidrokarbon
Trigliserida/ Gliserol Gliserol dan asam
Triasilgliserol/ Lemak lemak
netral
Fosfogliserida Gliserol -3-P Gliserol, asam lemak,
dan P
Spingolipid Spingosin Asam lemak/ tutunan
dan spingosin/
turunannya
Malam/ wax Polialkohol/ poliol Alkohol
Terpen Poli- isoprena Isoprena
Steroid Fenantrena Sterol
Prostaglandin Turunan asam Asam prostanoat
prostanoat

4. Pencernaan dan Penyerapan Lemak

Pencernaan lemak, hampir semua lemak dalam suatu hidangan


mencapai usus halus dalam kondisi sepenuhnya belum tercerna. Hidrolisis
lemak adalah permasalah khusus, karena molekul lemak tidak larut dalam air.
Garam empedu dari kantung empedu yang disekresikan ke dalam lapisan
duodenum akan melapisi droplet-droplet lemak yang sangat kecil dan
mencegahnya agar tidak menyatu, suatu proses yang disebut emulsifikasi.
Karena droplet itu kecil, maka luas permukaan lemak yang besar menjadi
terpapar ke lipase, enzim yang menghidrolisis molekul lemak.

Dengan demikian makromolekul dari makanan secara sempurna


dihidrolisis menjadi monomer komponen penyusun nya ketika peristaltis
menggerakkan campuran kim dan getah pencernaan disepanjang usus halus.
Sebgaian besar pencernaan diselesaikan lebih awal dalam perjalanan ini,
sementara kim masih berada didalam duodenum. Daerah dalam usus halus
sisanya, jejenum dan ileum, terutama berfungsi dalam pencernaan nutrien dan
air. (Campbell dkk, 2000)
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A., Reece, Jane B., dan Mitchell, Lawrence G. 2002. Biologi
Edisi Kelima-Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Campbell, Neil A., Reece, Jane B., dan Mitchell, Lawrence G. 2000. Biologi
Edisi Kelima-Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Hawab, M. 2003. Pengantar Biokimia. Malang: Bayumedia Publishing
Marks, Dawn., Marks, Allan., dan Smith, Collen. 2000. BIOKIMIA
KEDOKTERAN DASAR. Jakarta: Penerbit EGC

Anda mungkin juga menyukai