id
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Dikerjakan oleh :
HENDARWATI PAMUNGKAS
NIM : I 8708032
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
Dan carilah ( pahala ) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan
berbuat baiklah ( kepada orang lain ) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah
tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. ( Q.S Al-Qasas : 77 )
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini dipersembahkan kepada :
Allah SWT, hanya kepadaMu aku menyembah dan hanya
kepadaMu aku berserah diri memohon pertolongan dan ketabahan
dalam hidupku.
Kedua orang tuaku, yang selalu menberikan kasih sayang, dukungan
dan doa yang tidak henti-hentinya kepadaku.
Mbak endah, mas ikhsan dan seluruh keluarga besar Soetedjo yang
selalu memberikan semangat dan dukungan.
Tri Wahyu Santoso yang selalu menemaniku dan memberikan semangat
kepadaku.
Dimas, Fajar, Mentul yang membantuku dalam penelitian ini.
Kos wisma putri sari ( mbk dwi, ririn, rini, mbk windi, mbk dewi, dwi,
mbk riris ) terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.
Teman-teman infras’08 terima kasih atas dukungan, semangat dan
kebersamaan yang indah selama ini.
Semua pihak yang telah membantu terselesainya Laporan Tugas Akhir
ini
commitivto user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul ANALISIS PENGALIRAN AIR
DALAM PIPA DENGAN BERBAGAI PERUBAHAN PENAMPANG PADA
SUATU JARINGAN PIPA dengan baik. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini,
penyusun banyak menerima bimbingan, bantuan dan dorongan yang sangat berarti
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penyusun ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Segenap pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
beserta stafnya.
2. Segenap pimpinan Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta
beserta stafnya.
3. Segenap pimpinan Program D-III Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Surakarta beserta stafnya.
4. Ir. Suyanto, MM selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir atas arahan dan
bimbingannya selama dalam penyusunan tugas ini.
5. Rekan – rekan dari Teknik sipil semua angkatan dan semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran maupun masukan yang membawa
ke arah perbaikan dan bersifat membangun sangat penyusun harapkan. Semoga
Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Penyusun
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Pada zat cair yang mengalir pada bidang batas akan terjadi tegangan geser dan
gradien kecepatan pada saluran medan aliran karena adanya kekentalan. Tegangan
geser tersebut akan menyebabkan terjadinya kehilangan energi selama pengaliran.
Dalam penelitian aliran dalam pipa ini menggunakan alat Fluid Friction
Measurement untuk mengukur kehilangan energi akibat gesekan yang terjadi
apabila terdapat fluida tak kompressibel mengalir melalui pipa, percabangan /
sambungan dengan belokan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan koefisien gesekan pipa dan faktor
sambungan / percabangan, menunjukkan hubungan kehilangan energi dengan
kecepatan aliran, menunjukkan perubahan koefisien gesekan, mengetahui
besarnya rencana anggaran biaya pemasangan pipa PVC air bersih di pedesaan.
Hasil menunjukkan bahwa koefisien gesek pipa dipengaruhi oleh diameter pipa
dan kekasaran permukaan pipa, besarnya faktor sambungan / percabangan
dipengaruhi oleh luas penampang pipa. Hubungan antara kehilangan energi
dengan kecepatan tidak ( kuat ) saling mempengaruhi. Koefisien gesek dengan
volume air secara statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan.
Besarnya rencana anggaran biaya untuk pemasangan pipa PVC air bersih
pedesaan sepanjang 3.114 meter adalah Rp. 257.363.700,00.
commitvito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Hendarwati Pamungkas, 2011. Analysis of Water Drainage in Pipe with Various Changes in Shape of
Pipe System. Last Assignment, Bachelor Degree of Urban Infrastructure in Civil Engineering. Civil
Engineering Department - Faculty of Engineering, Sebelas Maret University.
In the flowing liquid on the boundary, there will be sliding stress and velocity gradient in the flowing
field canal due to viscosity. The sliding stress will cause the loss of energy during the drainage. This
water drainage in pipe research uses Fluid Friction Measurement tool to measure the energy loss due to
the friction that occurs when there is no compressible fluid flowing through the pipes, the branching / the
connection with bends.
The purpose of this research is to determine the coefficient of the pipe friction and the factor of
connection / branching; to show the correlation between the energy loss and the flow velocity; to
show the friction coefficient changes; to identify the amount of the budget plan needed to install the clean
water PVC pipe in rural area.
This research uses experimental laboratory method. The data required in this research is the water
temperature, pipe diameter, water volume, timing, Hg manometer measurement.
The result shows that the pipe friction coefficient is affected by the pipe diameter and the roughness of the
pipe surface; and the size of the connection/the branching factor is influenced by the breadth of the pipe
shape. The correlation between the energy loss and the velocity does not (strongly) affect each other. The
friction coefficient and the water volume statistically show a significant correlation. The budget plan for
the installation of the 3114 meters clean water PVC pipe in the rural area is Rp 215.325.220,00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. iv
KATA PENGANTAR..................................................................................v
ABSTRAK.................................................................................................. vi
DAFTAR ISI. ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi
DAFTAR GRAFIK................................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah. ..................................................................................2
1.3. Batasan Masalah .....................................................................................3
1.4. Tujuan Penelitian ....................................................................................3
1.5. Manfaat Penelitian ..................................................................................4
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 3.1. Fluid Friction Measurement ...................................................17
Gambar 3.2. Stopwatch...............................................................................18
Gambar 3.3. Thermometer ..........................................................................19
Gambar 3.4. Diagram Aliran Analisis Data .................................................22
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1. Nilai α pada pengecilan mendadak..............................................13
Tabel 2.2. Koefisien α sebagai fungsi sudut belokan ...................................13
Tabel 2.3. Nilai α sebagai fungsi R / D untuk sudut belokan 900. ................13
Tabel 2.4. Harga α pada sambungan............................................................14
Tabel 4.1. Hasil penelitian aliran melalui pipa pada volume 20 liter ............23
Tabel 4.2. Hasil penelitian aliran melalui pipa pada volume 18 liter ............24
Tabel 4.3. Hasil penelitian aliran melalui pipa pada volume 16 liter. ...........25
Tabel 4.4. α teoritis, α actual. f teoritis, f actual dan R pada volume 20 liter 69
Tabel 4.5. α teoritis, α actual. f teoritis, f actual dan R pada volume 18 liter.70
Tabel 4.6. α teoritis, α actual. f teoritis, f actual dan R pada volume 16 liter.71
Tabel 4.7. Harga Satuan Pekerjaan ( HSP ). ................................................72
Tabel 4.8. Rencana Anggaran Biaya ...........................................................78
Tabel 4.9. Rekapitulasi Anggaran Biaya Pemasangan Pipa Air Bersih .........96
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GRAFIK
Hal
Grafik 4.1. Hubungan kehilangan energi dengan kecepatan pada volume
20 liter. ......................................................................................86
Grafik 4.2. Hubungan kehilangan energi dengan kecepatan pada volume
18 liter. ......................................................................................87
Grafik 4.3. Hubungan kehilangan energi dengan kecepatan pada volume
16 liter.. .....................................................................................88
Grafik 4.4. Hubungan kehilangan energi dengan kecepatan akibat
perubahan penampang pada volume 20 liter...............................89
Grafik 4.5. Hubungan kehilangan energi dengan kecepatan akibat
perubahan penampang pada volume 18 liter...............................90
Grafik 4.6. Hubungan kehilangan energi dengan kecepatan akibat
perubahan penampang pada volume 16 liter...............................91
Grafik 4.7. Perubahan koefisien gesekan akibat perubahan volume air pada
lurus pipa halus 6 mm................................................................92
Grafik 4.8. Perubahan koefisien gesekan akibat perubahan volume air pada
lurus pipa halus 10 mm .............................................................93
Grafik 4.9. Perubahan koefisien gesekan akibat perubahan volume air pada
lurus pipa kasar 17,5 mm...........................................................94
Grafik 4.10. Perubahan koefisien gesekan akibat perubahan volume air pada
lurus pipa halus 17,5 mm. ..........................................................95
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
Benda dikenal dalam keadaan padat, cair, dan gas. Fluida adalah zat yang bisa
mengalir, yang mempunyai partikel yang mudah bergerak dan berubah bentuk
tanpa pemisahan massa. Fluida berbentuk cair atau gas. Sifat-sifat umum dari
semua fluida ialah bahwa fluida harus dibatasi dengan dinding kedap supaya tetap
dalam bentuknya semula. Tahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat kecil,
sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk ruangan / tempat yang
membatasinya.
Air adalah salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting disamping
kebutuhan lain misalnya sandang, pangan, dan papan. Air yang cukup dan sehat
dapat membantu terlaksananya program penyehatan masyarakat. Beberapa
sumber air untuk kebutuhan sehari-hari antara lain sumur dangkal, sumur dalam,
mata air, air permukaan dan penampung air hujan. Tetapi tidak semua masyarakat
mempunyai sumber air yang memenuhi syarat kesehatan. Seiring dengan
bertambahnya penduduk, kebutuhan air bertambah, ini berarti bertambah pula
masyarakat yang membutuhkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Sehingga
untuk mempermudah mengalirkan air bersih dilakukan dengan sistem pemipaan.
commit to user
Sistem pemipaan berfungsi untuk mengalirkan zat cair dari satu tempat ke tempat
yang lain. Aliran terjadi karena adanya perbedaan tinggi tekanan di kedua tempat,
yang bisa terjadi karena adanya perbedaan elevasi muka air atau karena
digunakannya pompa.
Pada zat cair yang mengalir didalam bidang batas (pipa, saluran terbuka atau
bidang datar) akan terjadi tegangan geser dan gradien kecepatan pada saluran
medan aliran karena adanya kekentalan. Tegangan geser tersebut akan
menyebabkan terjadinya kehilangan tenaga selama pengaliran.
Di dalam pipa, tampang lintang aliran adalah tetap yang tergantung pada dimensi
pipa. Demikian juga kekasaran dinding pipa adalah seragam di sepanjang pipa.
Dalam penelitian aliran dalam pipa ini menggunakan alat Fluid Friction
Measurement yang merupakan suatu rangkaian jaringan pipa yang dapat
digunakan untuk mengukur kehilangan energi akibat gesekan yang terjadi apabila
terdapat fluida tak kompressibel mengalir melalui pipa, percabangan / sambungan
dengan belokan 900, siku 900 dan 450, pipa dengan pembesaran mendadak, dan
pipa dengan konstraksi mendadak.
Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah yang dapat disusun
sebagai berikut :
1. Berapakah koefisien gesekan pipa dan faktor sambungan / percabangan?
2. Bagaimana hubungan antara kehilangan energi akibat gesekan dengan
kecepatan aliran melalui pipa berdinding halus dan pipa kasar?
3. Bagaimana hubungan antara kehilangan energi akibat perubahan penampang
pipa, sambungan / percabangan dan belokan dengan kecepatan aliran?
4. Seberapa besar perubahan koefisien gesekan akibat perubahan volume air?
5. Berapa besarnya rencana anggaran biaya pemasangan pipa PVC air bersih di
pedesaan?
commit to user
Dalam penulisan ini agar masalah tidak melebar dan menjauh, maka studi ini
dibatasi pada beberapa masalah sebagai berikut :
1. Pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah satu set piranti Fluid Friction
Measurement, stopwatch dan kaliper / jangka sorong.
3. Pengujian dibatasi pada volume air 20 liter, 18 liter, dan 16 liter.
commit to user
b. Manfaat prektis
Mengetahui pengaliran air dalam pipa dengan berbagai perubahan
penampang.
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Zat cair rill didefinisikan sebagai zat yang mempunyai kekentalan, berbeda
dengan zat cair ideal yang tidak mempunyai kekentalan. Kekentalan disebabkan
karena adanya sifat kohesi antara partikel zat cair. Karena adanya kekentalan zat
cair, maka terjadi perbedaan kecepatan partikel pada medan aliran. Partikel zat
cair yang berdampingan dengan dinding batas akan diam (kecepatan nol) sedang
yang terletak pada suatu jarak tertentu dari dinding akan bergerak. Perubahan
kecepatan tersebut merupakan fungsi jarak dari dinding batas aliran zat cair rill
disebut gaya aliran viskos (Bambang Triatmodjo, 1993).
Zat cair mempunyai beberapa sifat yaitu :
1. Apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair, akan terbentuk permukaan
bebas horizontal yang berhubungan dengan atmosfer.
2. Mempunyai rapat massa, berat jenis, dan sebagainya.
3. Dapat dianggap tidak termampatkan (incompressible).
4. Mempunyai viskositas (kekentalan).
5. Mempunyai kohesi, adhesi dan tegangan permukaan.
Aliran viskos adalah aliran zat cair yang mempunyai kekentalan (viskositas).
Kekentalan adalah sifat zat cair yang dapat menyebabkan terjadinya tegangan
geser pada waktu bergerak. Tegangan geser ini akan mengubah sebagian energi
aliran dalam bentuk energi lain seperti panas, suara dan sebagainya. Pengubahan
bentuk energi tersebut menyebabkan terjadinya kehilangan tenaga (Bambang
Triatmodjo, 1993).
commit to user
Hendarwati Pamungkas (I 8708032) 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir 6
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan
BAB II Tinjauan Pustaka Dan Landasan Teori
Aliran viskos dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu aliran laminar dan turbuler.
Dalam aliran laminar partikel-partikel zat cair bergerak teratur mengikuti lintasan
yang saling sejajar. Aliran ini terjadi apabila kecepatan kecil dan kekentalan besar.
Pada alitan turbuler gerak partikel-partikel zat cair tidak teratur. Aliran ini terjadi
apabila kecepatan besar dan kekentalan zat cair kecil (Bambang Triatmodjo,
1993).
Aliran Viskos dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu aliran laminar dan aliran
turbulen. Dalam aliran laminar partikel-partikel zat cair bergerak teratur
mengikuti lintasan yang saling sejajar. Aliran ini terjadi apabila kecepatan kecil
dan kekentalan besar (Bambang Triatmodjo, 1993).
Pengaruh kekentalan adalah sangat besar sehingga dapat meredam gangguan yang
dapat menyebabkan aliran menjadi turbulen. Dengan berkurangnya kekentalan
dan bertambahnya kecepatan aliran maka daya redam terhadap gangguan akan
berkurang, yang sampai pada suatu batas tertentu akan menyebabkan terjadinya
perubahan aliran dari laminar ke turbulen.
commit to user
Pada aliran turbulen gerak partikel-partikel zat cair tidak teratur. Aliran ini terjadi
apabila kecepatan besar dan kekentalan zat cair kecil.
2.1.2.1. Aliran Laminer Dalam Pipa
Faktor - faktor penting dalam aliran zat cair adalah distribusi kecepatan aliran,
tegangan geser, dan kehilangan tenaga dalam selama pengaliran. Persamaan
distribusi kecepatan, tegangan geser dan kehilangan tenaga untuk aliran laminar
dan mantap akan diturunkan untuk aliran melalui pipa lingkaran. Pada aliran
laminar untuk zat cair rill, kecepatan aliran pada dinding batas nol. Dianggap
bahwa distribusi kecepatan pada setiap tampang adalah simetris terhadap sumbu
pipa, sehingga semua titik yang berjarak sama dari sumbu pipa mempunyai
kecepatan sama (Bambang Triatmodjo, 1993).
Turbulensi adalah gerak partikel zat cair yang tidak teratur dan sebarang dalam
waktu dan ruang. Turbulensi ditimbulkan oleh gaya-gaya viskos dan gerak lapis
zat cair yang berdampingan pada kecepatan berbeda. Meskipun variasi kecepatan
di suatu titik dalam aliran turbuler adalah sebarang, tetapi masih mungkin untuk
menyatakan nilai rerata dalam waktu dari kecepatan di suatu titik secara statistic.
Dengan demikian kecepatan sesaat di suatu titik akan berfluktuasi terhadap nilai
rerata menurut waktu (Bambang Triatmodjo, 1993).
Ada dua jenis tahanan antara benda padat dan fluida yang mengalir, yaitu tahanan
karena gesekan (geseran atau gesekan kulit) dan tahanan karena bentuk obyek
benda padat (tahanan bentuk). Konsep gesekan kulit dan tahanan bentuk berlaku
baik untuk fluida yang mengalir melalui saluran atau mengelilingi obyek.
Perubahan bentuk saluran atau obyek mengakibatkan perubahan distribusi tekanan
pada saluran atau sekeliling obyek.
commit to user
Gaya tekan bersih pada arah aliran meningkatkan tahanan bentuk. Pada
pembesaran penampang aliran (penurunan kecepatan) maka berakibat kenaikan
pada tekanan. Kenaikan tekanan pada bagian hilir menghasilkan gradient tekanan
yang berlawanan di mana aliran menentang tekanan yang lebih tinggi. Hal ini
umumnya menimbulkan suatu aliran balik yang mengakibatkan terjadinya pusaran
yang memungkinkan kehilangan energi yang banyak. Oleh karena kehilangan
energi selalu berkaitan dengan geseran,maka kehilangan energi selalu berkaitan
dengan tahanan bentuk khususnya karena pengembangan aliran. Pada bentuk
saluran tertutup kehilangan berhubungan dengan perubahan penampang pipa,
aliran sekeliling lengkungan, melalui katub dan alat-alat pengatur lainnya (Jonas
M.K. Dake).
Sistem jaringan pipa merupakan komponen utama dari sistem distribusi air bersih
atau air minum suatu perkotaan.
Jaringan pipa air bersih atau instalasi air bersih adalah suatu jaringan pipa yang
digunakan untuk mengalirkan atau mendistribusikan air ke masyarakat.
Mata Air adalah sumber air tanah yang muncul ke permukaan secara alami. Pada
waktu curah hujan tidak normal sepanjang tahun (musim basah dan musim
kering) hasil daripada mata air juga akan berfluktuasi (Departemen Pekerjaan
Umum, 1986).
commit to user
Pada aliran fluida rill akan terjadi kehilangan energi yang harus diperhitungkan
dalam aplikasi persamaan Bernoulli. Kehilangan energi tersebut dinyatakan dalam
tinggi fluida. Dengan memperhitungkan kehilangan energi akibat gesekan, maka
persamaan Bernoulli antara dua tampang menjadi :
2 2
P1 V1 P V
Z1 Z 2 2 2 h f .................................................. (2.1)
2g 2g
L V2
hf f ...................................................................................... (2.2)
D 2g
dengan :
h f kehilangan energi (m)
commit to user
Sementara itu menurut Reynolds ada tiga faktor yang mempengaruhi keadaan
aliran yaitu kekentalan zat cair ( ), rapat massa zat cair ( ), dan diemeter pipa
(D). Hubungan antara , , D yang mempunyai dimensi sama dengan kecepatan
adalah
D
Reynolds menunjukkan bahwa aliran dapat diklasifikasikan berdasarkan suatu
angka tertentu. Angka tersebut diturunkan dengan membagi kecepatan aliran di
dalam pipa dengan nilai , yang disebut dengan angka Reynolds.
D
Angka Reynold mempunyai bentuk berikut ini :
V DV
Re = = ............................................................................ (2.3)
D
atau
VD
Re = ........................................................................................... (2.4)
v
Hubungan antara koefisien gesek pipa dengan angka Reynolds untuk pipa halus
dapat dinyatakan dengan rumus empiris sebagai berikut :
1 Re f
2 log ............................................................................. (2.5)
f 2,51
dengan :
Re = Bilangan Reynolds
commit to user
Hubungan antara koefisien gesek pipa dengan angka Reynolds untuk pipa kasar
dapat dinyatakan dengan rumus empiris sebagai berikut :
1 3,7 D
2 log .............................................................................. (2.6)
f k
dengan :
D = diameter pipa
f = koefisien gesek pipa
k = kekasaran pipa
1 k 2,51
2 log .......................................................... (2.7)
f 3,7 D Re f
Kehilangan energi akibat gesekan pada pipa kasar seperti halnya pada pipa halus,
dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut :
L V2
hf f ...................................................................................... (2.8)
D 2g
dengan :
h f kehilangan energi (m)
Sementara itu bilangan Reynolds dapat dihitung dan hubungan antara koefisien
gesek pipa dengan angka Reynolds untuk pipa kasar dapat dinyatakan dengan
rumus empiris seperti berikut ini :
1 3,7 D
2 log .............................................................................. (2.9)
f k
dengan :
D = diameter pipa
f = koefisien gesek pipa
k = kekasaran pipa
Di samping adanya kehilangan tenaga akibat gesekan pipa, terjadi pula kehilangan
tenaga dalam pipa yang disebabkan karena perubahan penampang pipa,
sambungan, belokan, dan katub. Kehilangan tenaga akibat gesekan pada pipa
panjang biasanya jauh lebih besar dari pada kehilangan tenaga sekunder, sehingga
pada keadaan tersebut biasanya kehilangan tenaga sekunder diabaikan. Pada pipa
pendek kehilangan tenaga sekunder harus diperhitungkan. Apabila kehilangan
tenaga sekunder lebih dari 5 % dari kehilangan tenaga akibat gesekan maka
kehilangan tenaga tersebut bias diabaikan. Untuk memperkecil kehilangan tenaga
sekunder, perubahan penampang atau belokan jangan dibuat mendadak tetapi
berangsur – angsur.
Kehilangan energi yang terjadi akibat aliran melalui sambungan dan percabangan
standar adalah sebanding dengan kuadrat dari kecepatan aliran sebagai berikut :
V2
he .......................................................................................... (2.10)
2g
dengan
he = kehilangan energi
commit to user
dengan
= factor sambungan / percabangan
A = luas penampang
Tabel 2.1. Nilai pada pengecilan mendadak
D1
D2 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,5 3,0 4,0 5,0
Kehilangan tenaga yang terjadi pada belokan tergantung pada sudut belokan pipa.
Rumus kehilangan tenaga pada belokan adalah serupa dengan rumus pada
sambungan dan percabangan standar, yaitu :
V2
he .......................................................................................... (2.12)
2g
Tabel 2.3. Nilai sebagai fungsi R/D untuk sudut belokan 900
R/D 1 2 4 6 10 16 20
0,35 0,19 0,17 0,22 0,32 0,38 0,42
Sumber : Bambang Triatmojo, 1993
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
commit to user
Hendarwati Pamungkas (I 8708032) 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir 16
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan
BAB III Metode Penelitian
Peralatan ini terdiri dari dua bagian , bagian pertama berupa rangka tegak dan
dinding yang mendukung pipa-pipa pengamatan yang dilengkapi dengan :
commit to user
Tahap persiapan awal adalah tahapan dimana semua bahan dan peralatan yang
akan digunakan dalam penelitian disiapkan terlebih dahulu, antara lain bahan,
peralatan, maupun program kerjanya sehingga penelitian dapat berjalan dengan
lancar. Peralatan yang akan digunakan diperiksa terlebih dahulu untuk mengetahui
kelayakan alat dalam pelaksanaan penelitian.
Pada tahap ini langsung diadakan penelitian pengaliran air dalam pipa dengan
berbagai perubahan penampang pada suatu jaringan pipa.
commit to user
1. Pipa halus :
- Menutup V1, 10, V4 pada pengamatan 3.
- Membuka V2.
- Membuka V4 pada pengamatan 1, V4 pada pipa pengamatan 2 dan 7 pada
pipa pengamatan 4.
2. Pipa kasar :
- Menutup V1, 10, V4 pada pipa pengamatan 1, V4 pada pengamatan 1, V4
pada pengamatan 2 dan 7 pada pipa pengamatan 4.
- Membuka V2.
- Membuka V4 pada pipa pengamatan 3 (pipa dengan dinding kasar).
3. Sambungan / Percabangan :
- Menutup / membuka katup yang sesuai untuk mendapatkan aliran melalui
sambungan atau percabangan.
- Mengatur debit aliran dengan menggunakan katip pengontrol aliran V6
(debit besar) atau V5 (debit kecil).
- Menghubungkan pipa yang akan diukur kehilangan energinya dengan
manometer, dan membuka A dan B atau C dan D.
- Melakukan pengukuran kehilangan energy dengan mengamati beda tinggi
manometer air raksa pada pipa 2 (untuk pipa halus) dan pada pipa 3 (untuk
pipa kasar) serta pada sambungan atau percabangan yang dikehendaki
(untuk sambungan / percabangan).
- Mengukur besar debit aliran yang terjadi.
- Mengukur diameter masing-masing pipa dengan kaliper.
- Menghitung besarnya koefisien gesek dengan menggunakan diagram
moody, lalu menghitung besarnya kehilangan energy akibat gesekan
dengan rumus yang ada.
- Membandingkan hasil hitungan di atas dengan hasil pembacaan
manometer.
- Membandingkan hasil antara keadaan pengaliran pada pipa berdinding
halus dengan pipa berdinding kasar.
- Menghitung besarnya koefisien / faktor sambungan / percabangan.
commit to user
Setelah mendapatkan data yang diperlukan dari hasil pengujian yang telah
dilakukan, langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut. Pada tahap
mengolah atau menganalisis data dilakukan dengan menghitung data yang ada
dengan rumus yang sesuai.
Hasil dari suatu pengolahan data digunakan kembali sebagai data untuk
menganalisis yang lainnya dan berlanjut seterusnya untuk mendapatkan hubungan
antara variabel – variabel yang diteliti dalam penelitian.
Pada tahap ini dibuat suatu kesimpulan berdasarkan data yang telah dianalisis
yang berhubungan langsung dengan tujuan penelitian.
Seluruh data hasil pengujian yang telah terkumpul kemudian diolah atau dianalisis
dan disusun untuk mendapatkan hasil akhir dari tujuan diadakannya penelitian ini.
commit to user
Persiapan
Pengambilan Data
Running Experiment :
1. Jenis Sambungan
2. Diameter Pipa
3. Volume Air
4. Waktu
5. Bacaan Manometer Hg
Analisis dan
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
commit to user
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
commit to user
Tabel 4.2. Hasil penelitian aliran melalui pipa dengan volume 18 liter.
Bacaan Manometer
Kasus/Jenis Diameter Volume Waktu
No Hg
Sambungan pipa (mm) (L) (detik)
Kiri Kanan
Pengecilan
1. 17.5 – 10 18 19.28 346 338
(pipa halus)
Pembesaran
2. 10 – 17.5 18 19.16 410 275
(pipa halus)
Lurus
3. 6 18 19.37 385 300
(pipa halus)
Lurus
4. 10 18 19.12 378 306
(pipa halus)
Lurus
5. 17.5 18 27.65 384 300
(pipa kasar)
Belokan siku
6. 17.5 18 17.10 355 330
(45º)
Lurus
7. 17.5 18 19.97 380 305
(pipa halus)
8. 90º Elbow 17.5 18 20.02 346 339
9. 90º Bend 17.5 18 20.23 344 340
10. Gate Valve 17.5 18 19.88 400 285
11 Globe Valve 17.5 18 19.75 400 285
commit to user
Tabel 4.3. Hasil penelitian aliran melalui pipa dengan volume 16 liter.
Bacaan Manometer
Kasus/Jenis Diameter Volume Waktu
No Hg
Sambungan pipa (mm) (L) (detik)
Kiri Kanan
Pengecilan
1. 17.5 – 10 16 16.86 345 339
(pipa halus)
Pembesaran
2. 10 – 17.5 16 16.82 410 275
(pipa halus)
Lurus
3. 6 16 16.93 385 300
(pipa halus)
Lurus
4. 10 16 17.12 378 306
(pipa halus)
Lurus
5. 17.5 16 24.18 384 300
(pipa kasar)
Belokan siku
6. 17.5 16 14.92 355 330
(45º)
Lurus
7. 17.5 16 17.14 380 305
(pipa halus)
8. 90º Elbow 17.5 16 18.34 346 339
9. 90º Bend 17.5 16 17.85 344 340
10. Gate Valve 17.5 16 17.76 400 285
11 Globe Valve 17.5 16 17.22 400 285
commit to user
= 1 D1 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2 2
Luas ( A1 )
4 4
= 1 D1 1 0,01 7,853981634 10 5 m 2
2 2
Luas ( A2 )
4 4
Luas ( Ac ) = 0,6 A2 0,6 7,853981634 10 5 4,71238898 10 5 m 2
Q 8,756567426 10 4
V2 11,14920792 m dt
A2 7,853981634 10 5
Q 8,756567426 10 4
Vc 18,58201321 m dt
Ac 4,71238898 10 5
commit to user
D1
1,6 0,26
D2
D1
1,8 0,34
D2
Dengan Interpelasi maka
0,26 1,75 1,6
0,34 0,26 1,8 1,6
0,2 - 0,052 = 0,012
= 0,32
= 1 D1 1 0,01 7,853981634 10 5 m 2
2 2
Luas ( A1 )
4 4
= 1 D1 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2 2
Luas ( A2 )
4 4
Q 8,343763037 10 4
V2 3,468933568 m dt
A2 24,05281875 10 5
= 1 D1 1 0,006 2,827433388 10 5 m 2
2 2
Luas ( A )
4 4
commit to user
1 Re f
2 log
f 2,51
1 217224,2539 f
2 log
f 2,51
= 1 D2 1 0,01 7,853981634 10 5 m 2
2
Luas ( A )
4 4
1 Re f
2 log
f 2,51
1 136426,0261 f
2 log
f 2,51
f act 0,001523969514
R 0,08964526553
f teoritis 0,017
= 1 D2 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2
Luas ( A )
4 4
commit to user
1 Re f
2 log
f 2,51
1 62212,57206 f
2 log
f 2,51
commit to user
= 1 D2 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2
Luas ( A )
4 4
commit to user
= 1 D2 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2
Luas ( A )
4 4
1 Re f
2 log
f 2,51
1 74697,13977 f
2 log
f 2,51
h. 900 Elbow
= 1 D2 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2
Luas ( A )
4 4
i. 900 Bend
= 1 D2 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2
Luas ( A )
4 4
= 1 D2 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2
Luas ( A )
4 4
commit to user
= 1 D2 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2
Luas ( A )
4 4
commit to user
commit to user
= 1 D1 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2 2
Luas ( A1 )
4 4
= 1 D1 1 0,01 7,853981634 10 5 m 2
2 2
Luas ( A2 )
4 4
Luas ( Ac ) = 0,6 A2 0,6 7,853981634 10 5 4,71238898 10 5 m 2
Q 9,336099585 10 4
V2 11,88709119 m dt
A2 7,853981634 10 5
Q 9,336099585 10 4
Vc 19,81181864 m dt
Ac 4,71238898 10 5
commit to user
D1
1,6 0,26
D2
D1
1,8 0,34
D2
Dengan Interpelasi maka
0,26 1,75 1,6
0,34 0,26 1,8 1,6
0,2 - 0,052 = 0,012
= 0,32
= 1 D1 1 0,01 7,853981634 10 5 m 2
2 2
Luas ( A1 )
4 4
= 1 D1 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2 2
Luas ( A2 )
4 4
Q 9,394572025 10 4
V2 3,905809179 m dt
A2 24,05281875 10 5
= 1 D1 1 0,006 2,827433388 10 5 m 2
2 2
Luas ( A )
4 4
commit to user
1 Re f
2 log
f 2,51
1 399347,2214 f
2 log
f 2,51
= 1 D2 1 0,01 7,853981634 10 5 m 2
2
Luas ( A )
4 4
1 Re f
2 log
f 2,51
1 145644,7722 f
2 log
f 2,51
= 1 D2 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2
Luas ( A )
4 4
commit to user
1 Re f
2 log
f 2,51
1 57550,56667 f
2 log
f 2,51
commit to user
= 1 D2 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2
Luas ( A )
4 4
commit to user
= 1 D2 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2
Luas ( A )
4 4
1 Re f
2 log
f 2,51
1 79683,1832 f
2 log
f 2,51
h. 900 Elbow
= 1 D2 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2
Luas ( A )
4 4
commit to user
i. 900 Bend
= 1 D2 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2
Luas ( A )
4 4
commit to user
= 1 D2 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2
Luas ( A )
4 4
commit to user
= 1 D2 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2
Luas ( A )
4 4
commit to user
= 1 D1 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2 2
Luas ( A1 )
4 4
= 1 D1 1 0,01 7,853981634 10 5 m 2
2 2
Luas ( A2 )
4 4
Luas ( Ac ) = 0,6 A2 0,6 7,853981634 10 5 4,71238898 10 5 m 2
Q 9,489916963 10 4
V2 12,08293755 m dt
A2 7,853981634 10 5
Q 9,489916963 10 4
Vc 20,13822926 m dt
Ac 4,71238898 10 5
commit to user
D1
1,6 0,26
D2
D1
1,8 0,34
D2
Dengan Interpelasi maka
0,26 1,75 1,6
0,34 0,26 1,8 1,6
0,2 - 0,052 = 0,012
= 0,32
commit to user
= 1 D1 1 0,01 7,853981634 10 5 m 2
2 2
Luas ( A1 )
4 4
= 1 D1 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2 2
Luas ( A2 )
4 4
Q 9,512485137 10 4
V2 3,954831754 m dt
A2 24,05281875 10 5
commit to user
= 1 D1 1 0,006 2,827433388 10 5 m 2
2 2
Luas ( A )
4 4
1 Re f
2 log
f 2,51
1 406135,3642 f
2 log
f 2,51
= 1 D2 1 0,01 7,853981634 10 5 m 2
2
Luas ( A )
4 4
commit to user
1 Re f
2 log
f 2,51
1 144586,0875 f
2 log
f 2,51
commit to user
= 1 D2 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2
Luas ( A )
4 4
1 Re f
2 log
f 2,51
commit to user
1 58497,31343 f
2 log
f 2,51
= 1 D2 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2
Luas ( A )
4 4
= 1 D2 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2
Luas ( A )
4 4
1 Re f
2 log
f 2,51
1 82524,21462 f
2 log
f 2,51
h. 900 Elbow
commit to user
= 1 D2 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2
Luas ( A )
4 4
commit to user
i. 900 Bend
= 1 D2 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2
Luas ( A )
4 4
commit to user
= 1 D2 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2
Luas ( A )
4 4
commit to user
= 1 D2 1 0,0175 24,05281875 10 5 m 2
2
Luas ( A )
4 4
commit to user
Tabel 4.4. α teoritis, α actual, f teoritis, f actual dan R pada volume 20 liter.
No Kasus Jenis D teoritis
Q (m3/dt) V (m/dt) Re (Turbulen) hf he actual f actual f teoritis R
. Pipa (mm)
Penyempitan 17.5 - 8,756 10 4 m 3 / dt 18,582 m / dt
1. 225783,8786 - 0,108 0,006 0,32 - - 0,019
Pipa Halus 10
Pelebaran 10 - 8,343 10 4 m 3 / dt 10,623 m / dt
2. 129083,9496 - 1,836 0,319 0,453 - - 0,703
Pipa Halus 17.5
Pipa Lurus 8,424 10 4 m 3 / dt 29,795 m / dt 0,015
3. 6 217224,2539 1,156 - - - 1,532 10 3 0,009
Halus 5
Pipa Lurus 8,818 10 4 m 3 / dt
4. 10 11,227 m / dt 136426,0261 0,979 - - - 1,523 10 3 0,017 0,089
Halus
Pipa Lurus 7,037 10 4 m 3 / dt 0,019
5. 17.5 2,925 m / dt 62212,57206 1,142 - - - 4,582 10 2 2,302
Kasar 9
Pipa Lurus 8,449 10 4 m 3 / dt 0,019
6. 17.5 3,512 m / dt 74697,13977 0,884 - - - 2,459 10 2 1,274
Halus 3
Belokan 9,620 10 4 m 3 / dt 3,999 m / dt
7. 17.5 85044,7955 - 0,34 0,417 0,195 - - 2,138
Siku 450
8,156 10 4 m 3 / dt
8. 900 Elbow 17.5 3,391 m / dt 72107,72016 - 0,1224 0,208 0,98 - - 0,213
8,357 10 4 m 3 / dt
9. 900 Bend 17.5 3,474 m / dt 73885,55362 - 0,068 0,110 0,19 - - 0,581
8,350 10 4 m 3 / dt 3,471 m / dt
13,16
10. Gate Valve 17.5 73823,85379 - 1,5368 2,501 0,19 - -
5
8,703 10 4 m 3 / dt -
11. Globe Valve 17.5 3,618 m / dt 76940,00428 - 1,564 2,343 10 - 0,234
Tabel 4.5. α teoritis, α actual, f teoritis, f actual dan R pada volume 18 liter.
No Kasus Jenis D teoritis
Q (m3/dt) V (m/dt) Re (Turbulen) hf he actual f actual f teoritis R
. Pipa (mm)
Penyempitan 17.5 - 19,811m / dt
1. 9,336 10 4 m 3 / dt 240726,8365 - 0,108 0,005 0,32 - - 0,0169
Pipa Halus 10
Pelebaran 10 - 11,961 m / dt
2. 9,934 10 4 m 3 / dt 145340,7122 - 1,836 0,251 0,453 - - 0,555
Pipa Halus 17.5
Pipa Lurus 32,866 m / dt
3. 6 9,292 10 4 m 3 / dt 399347,2214 1,156 - - - 1,259 10 4 0,0155 0,009
Halus
Pipa Lurus 11,986 m / dt
4. 10 9,414 10 4 m 3 / dt 145644,7722 0,979 - - - 1,337 10 3 0,0168 0,079
Halus
Pipa Lurus
5. 17.5 6,509 10 4 m 3 / dt 2,706 m / dt 57550,56667 1,142 - - - 5,354 10 2 0,0202 2,650
Kasar
Pipa Lurus
6. 17.5 9,013 10 4 m 3 / dt 3,747 m / dt 79683,1832 1,02 - - - 2,493 10 2 0,0189 1,319
Halus
Belokan 10,526 10 4 m 3 / dt 4,276 m / dt
7. 0 17.5 93056,91043 - 0,34 0,348 0,195 - - 1,786
Siku 45
8. 900 Elbow 17.5 8,991 10 4 m 3 / dt 3,738 m / dt 79484,17425 - 0,0952 0,133 0,98 - - 0,136
0 4
9. 90 Bend 17.5 8,897 10 m / dt3
3,699 m / dt 78659,07902 - 0,0544 0,077 0,19 - - 0,410
10. Gate Valve 17.5 9,054 10 4 m 3 / dt 3,764 m / dt 80043,92195 - 1,564 2,165 0,19 - - 11,397
4
11. Globe Valve 17.5 9,113 10 m / dt3
3,789 m / dt 80570,79335 - 1,564 2,137 10 - - 0,213
Tabel 4.6. α teoritis, α actual, f teoritis, f actual dan R pada volume 16 liter.
No Kasus Jenis D teoritis
Q (m3/dt) V (m/dt) Re (Turbulen) hf he actual f actual f teoritis R
. Pipa (mm)
Penyempitan 17.5 - 20,138m / dt
1. 9,489 10 4 m 3 / dt 244692,9436 - 0,0816 0,003 0,32 - - 0,0123
Pipa Halus 10
Pelebaran 10 - 12,111 m / dt
2. 9,512 10 4 m 3 / dt 147164,9118 - 1,836 0,245 0,453 - - 0,541
Pipa Halus 17.5
Pipa Lurus 33,424 m / dt
3. 6 9,450 10 4 m 3 / dt 406135,3642 1,156 - - - 1,218 10 4 0,0137 0,0088
Halus
Pipa Lurus 11,899 m / dt
4. 10 9,345 10 4 m 3 / dt 144586,0875 0,979 - - - 1,356 10 3 0,0167 0,081
Halus
Pipa Lurus
5. 17.5 6,617 10 4 m 3 / dt 2,751 m / dt 58497,31343 1,142 - - - 5,182 10 2 0,02017 2,569
Kasar
Pipa Lurus
6. 17.5 9,334 10 4 m 3 / dt 3,880 m / dt 82524,21462 1,02 - - - 2,325 10 2 0,0188 1,236
Halus
Belokan 10,723 10 4 m 3 / dt 4,458 m / dt
7. 0 17.5 94803,28678 - 0,34 0,335 0,195 - - 1,720
Siku 45
8. 900 Elbow 17.5 8,724 10 4 m 3 / dt 3,627 m / dt 77124,59317 - 0,0952 0,141 0,98 - - 0,144
0 4
9. 90 Bend 17.5 8,963 10 m / dt3
3,726 m / dt 79241,73886 - 0,0544 0,076 0,19 - - 0,404
4
10. Gate Valve 17.5 9,009 10 m / dt3
3,745 m / dt 79643,30173 - 1,564 2,187 0,19 - - 11,512
11. Globe Valve 17.5 9,291 10 4 m 3 / dt 3,862 m / dt 82140,82688 - 1,564 2,056 10 - - 0,205
Dalam kesempatan ini Rencana Anggaran Biaya tidak terikat pada penelitian yang
dilakukan di Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika, tetapi merupakan
studi kasus yang berada di Kabupaten Blora tentang Perencanaan Pipa Air Bersih
Pedesaan sepanjang 3.114 meter.
Jumlah 19.916,13
5. Pemasangan Pipa PVC DN 100 mm
Pipa PVC DN 100
mm 0,300 m' 53.762,50 16.128,75
Kepala Tukang 0,025 Oh 48.400,00 1.210,00
Tukang Pipa 0,100 Oh 39.600,00 3.960,00
Pekerja 0,240 Oh 28.000,00 6.720,00
Mandor 0,015 Oh 49.500,00 742,50
Alat Bantu dll 1,000 Oh 120,01 120,01
Jumlah 28.881,26
III. Pekerjaan Accessories Pipa
1. Tee All Socket
DN 100 x 100
DN 100 x 100 1,00 bh 450.000,00 450.000,00
Pekerja 0,164 Oh 28.000,00 4.592,00
Tukang Pipa 0,128 Oh 39.600,00 5.068,80
Mandor 0,032 Oh 49.500,00 1.584,00
Peralatan dll 1,000 Ls 1.500,00 1.500,00
Jumlah 462.744,80
DN 75 x 75
DN 75 x 75 1,00 bh 330.000,00 330.000,00
Pekerja 0,144 Oh 28.000,00 4.032,00
Tukang Pipa 0,112 Oh 39.600,00 4.435,20
Mandor 0,028 Oh 49.500,00 1.386,00
Peralatan dll 1,000 Ls 1.000,00 1.000,00
Jumlah 340.853,20
DN 50 x 50
DN 50 x 50 1,00 bh 301.750,00 301.750,00
Pekerja 0,128 Oh 28.000,00 3.584,00
Tukang Pipa 0,1 Oh 39.600,00 3.960,00
Mandor 0,028 Oh 49.500,00 1.386,00
Peralatan dll 1,000 Ls 500,00 500,00
Jumlah 311.180,00
DN 50 x 25
DN 50 x 25 1,00 bh 282.830,00 282.830,00
Pekerja 0,128 Oh 28.000,00 3.584,00
Tukang Pipa 0,1 Oh 39.600,00 3.960,00
Mandor 0,028 Oh 49.500,00 1.386,00
Peralatan dll 1,000 Ls 500,00 500,00
Jumlah 292.260,00
2. Gate Valve All Flange
commit to user
Harga
No. Pekerjaan Sat. Volume Satuan Jumlah Total
I. Pekerjaan Persiapan
1 Pengukuran dan Pematokan Ls 1,00 3.000.000,00 3.000.000,00
2 Mobilisasi dan Demobilisasi Ls 1,00 2.000.000,00 2.000.000,00
3 Administrasi dan Dokumentasi Ls 1,00 500.000,00 500.000,00
4 Brak / Gudang Ls 1,00 3.000.000,00 3.000.000,00
5 Papan Nama Proyek Ls 1,00 300.000,00 300.000,00
Jumlah 8.800.000,00
II. Pekerjaan Tanah
1 Galian Tanah m' 3.114,00 13.180,00 41.042.520,00
2 Urugan Tanah Kembali m' 3.114,00 6.316,50 19.669.581,00
3 Perataan Tanah dan Pemadatan m' 3.114,00 16.475,00 51.303.150,00
4 Urugan Pasir Urug m' 3.114,00 19.770,00 61.563.780,00
Jumlah 173.579.031,00
III. Pekerjaan Perpipaan
Pemasangan Pipa PVC DN 25
1 mm m' 300,00 5.045,05 1.513.515,00
Pemasangan Pipa PVC DN 40
2 mm m' 252,00 8.626,88 2.173.973,76
Pemasangan Pipa PVC DN 50
3 mm m' 1608,00 12.835,46 20.639.419,68
Pemasangan Pipa PVC DN 75
4 mm m' 630,00 19.916,13 12.547.161,90
Pemasangan Pipa PVC DN 100
5 mm m' 324,00 28.881,26 9.357.528,24
Jumlah 46.231.598,58
IV. Pekerjaan Accessories Pipa
1 Tee All Socket DN 100 x 100 bh 1,00 462.744,80 462.744,80
2 Tee All Socket DN 75 x 75 bh 1,00 340.853,20 340.853,20
3 Tee All Socket DN 50 x 50 bh 1,00 311.180,00 311.180,00
4 Tee All Socket DN 50 x 25 bh 1,00 292.260,00 292.260,00
5 Gate Valve All Flange bh 1,00 707.034,40 707.034,40
6 Reducer All Socket 100 x 75 bh 1,00 95.514,80 95.514,80
7 Reducer All Socket 100 x 40 bh 1,00 75.550,80 75.550,80
8 Reducer All Socket 75 x 50 bh 2,00 34.847,20 69.694,40
9 Bend All Socket 75 mm ( 900 ) bh 1,00 67.703,20 67.703,20
0
10 Bend All Socket 50 mm ( 90 ) bh 1,00 29.080,00 29.080,00
11 Bend All Socket 25 mm ( 90 ) 0
bh 1,00 15.930,00 15.930,00
0
12 Bend All Socket 75 mm (45 ) bh 2,00 79.353,20 158.706,40
commit to user
4.4. Pembahasan
commit to user
commit to user
teoritis ( teoritisl ) sebesar 0,195, sehingga nilai perbandingan actual dan teoritisl
menghasilkan nilai R sebesar 2,138573856.
g. Lurus pipa halus pada diameter 17,5 mm menghasilkan koefisien gesek pipa
actual ( f actual ) sebesar 0,02459562136 dan koefisien gesek pipa teoritis
commit to user
teoritis ( teoritisl ) sebesar 0,195, sehingga nilai perbandingan actual dan teoritisl
menghasilkan nilai R sebesar 1,786168708.
g. Lurus pipa halus pada diameter 17,5 mm menghasilkan koefisien gesek pipa
actual ( f actual ) sebesar 0,02493907265 dan koefisien gesek pipa teoritis
commit to user
teoritis ( teoritisl ) sebesar 0,195, sehingga nilai perbandingan actual dan teoritisl
menghasilkan nilai R sebesar 1,720968602.
g. Lurus pipa halus pada diameter 17,5 mm menghasilkan koefisien gesek pipa
actual ( f actual ) sebesar 0,02325149333 dan koefisien gesek pipa teoritis
commit to user
Grafik 4.1. Hubungan kehilangan energi dengan kecepatan pada volume 20 liter
commit to user
Grafik 4.2. Hubungan kehilangan energi dengan kecepatan pada volume 18 liter
commit to user
Grafik 4.3. Hubungan kehilangan energi dengan kecepatan pada volume 16 liter
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
Grafik 4.7. dengan nilai R2 = 0,791 secara statistik angka tersebut menunjukkan
adanya hubungan antara volume air dengan koefisien gesek yang signifikan.
Besarnya volume air yang terjadi pada aliran tersebut mempengaruhi kecepatan
aliran yang terjadi, dan kecepatan aliran yang terjadi mempengaruhi besar
kecilnya koefisien gesek yang terjadi.
commit to user
Grafik 4.8. dengan nilai R2 = 0,964 secara statistik angka tersebut menunjukkan
adanya hubungan antara volume air dengan koefisien gesek yang signifikan.
Besarnya volume air yang terjadi pada aliran tersebut mempengaruhi kecepatan
aliran yang terjadi, dan kecepatan aliran yang terjadi mempengaruhi besar
kecilnya koefisien gesek yang terjadi.
commit to user
Grafik 4.9. dengan nilai R2 = 0,667 secara statistik angka tersebut menunjukkan
adanya hubungan antara volume air dengan koefisien gesek yang signifikan.
Besarnya volume air yang terjadi pada aliran tersebut mempengaruhi kecepatan
aliran yang terjadi, dan kecepatan aliran yang terjadi mempengaruhi besar
kecilnya koefisien gesek yang terjadi.
commit to user
Grafik 4.10. dengan nilai R2 = 0,892 secara statistik angka tersebut menunjukkan
adanya hubungan antara volume air dengan koefisien gesek yang signifikan.
Besarnya volume air yang terjadi pada aliran tersebut mempengaruhi kecepatan
aliran yang terjadi, dan kecepatan aliran yang terjadi mempengaruhi besar
kecilnya koefisien gesek yang terjadi.
commit to user
Terbilang : Dua ratus lima puluh tujuh juta tiga ratus enam puluh tiga ribu
tujuh ratus rupiah.
commit to user
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
commit to user
Hendarwati Pamungkas (I 8708032) 97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir 98
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan
BAB V Kesimpulan dan Saran
5.2. Saran
commit to user
PENUTUP
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan baik, lancar dan tepat pada
waktunya.
Tugas akhir ini dibuat berdasarkan atas teori-teori yang telah didapatkan dalam
bangku perkuliahan maupun peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.
Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu bagi penyusun
yang nantinya menjadi bekal yang berguna dan diharapkan dapat diterapkan
dilapangan pekerjaan yang sesuai dengan bidang yang berhubungan di bangku
perkuliahan.
Penyusun sadar sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh
dari kesempurnaan. Akan tetapi kekurangan tersebut dapat dijadikan pelajaran
yang berharga dalam penyusunan Tugas Akhir selanjutnya. Untuk itu penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya konstruktif dari pembaca.
xiii