Anda di halaman 1dari 56

1. Dipohusodo, I.

, “Struktur Beton Bertulang”, Gramedia, Jakarta,


1994.
2. DPU, “SK SNI T-15-1991-03”, Yayasan LPMB, Bandung, 1991.
3. Gere & Timoshenko, Mekanika Bahan, Erlangga, Jakarta, 1990
4. Kusuma, G & Vis, WC., “Dasar-dasar Perencanaan Beton
Bertulang”, Erlangga, 1997.
5. Mulyono, T., Teknologi Beton, Andi, Yogyakarta, 2004.
6. Tjokrodimuljo, K., Teknologi Beton, Fakultas Teknik, UGM,
Jogjakarta, 2004.

Azis Susanto, ST., MT. 1


BETON • Bahan yg getas
• Kuat tekan relatif besar/tinggi
• Kuat tarik relatif kecil/lemah
BETON
BERTULANG 9 - 15% kuat tekannya

• Bahan yg liat
BAJA TULANGAN • Kuat tarik tinggi

sehingga Beton Kuat thd Tarik &


bahan
bertulang tekannya

Beton Bahan Aktif :


1. Semen Semen Portland atau semen Pozolan
2. Air

Bahan Pasif :
1. Agregat halus (pasir)
2. Agregat Kasar (krikil atau split)

Admixture (jika diperlukan)

Semen Portland : dihasilkan dgn menghaluskan klinker yg terdiri dari


silikat2 kalsium dan gips.
Semen Portland Pozolan : dihasilkan dgn menghaluskan klinker yg
terdiri dari silikat2 kalsium dan gips ditambah dg
bahan pozolan (SiO2 & Al2O3).
Bahan Pozolan : tuff, abu vulkanis, tanah diatomae & fly ash

Azis Susanto, ST., MT. 2


mix design

Mutu bahan susun

Faktor yg
mempengaruhi Metode pelaksanaan pengecoran
kekuatan dan
durability
Pelaksanaan finishingnya

Temperatur

Kondisi perawatan pengerasannya

Modulus Elastisitas Beton


SNI T-15-0991-03
MPa
Maximum Ec � 0,043wc1,50 f c '
fc'
Failure Untuk Beton Normal
Berat isi 23 kN/m 3

E c � 4700 fc '

± 0,002 0,003 Regangan


Hub. Stress – strain tekan beton

Azis Susanto, ST., MT. 3


UJI TARIK BETON
1. Modulus of rupture : pengujian lentur balok beton tampa
tulangan.

2. Split Cilinder Strength : pengujian tarik pd silinder beton


(uji belah silinder)

Baja tulangan Nilai Pendekatan


2 P
ft � ft � 0,57 fc '
� LD

Faktor air semen (water cement ratio): merupakan nilai banding antara air dan
semen pada suatu adukan beton.

Nilai fas Menunjukan Uji slump


Workability

Umumnya Nilai fas besar: mudah dikerjakan, mutu beton rendah

0,4 – 0,6 Nilai fas kecil : sulit dikerjakan, mutu beton lebih tinggi

Tabel Nilai Slump Beton Segar (Tjokrodimuljo, K., 2004)


Pemakaian Maks (cm) Min (cm)
Dinding, Plat pondasi & Plat pondasi bertulang 12.5 5
Pondasi telapak tdk bertulang, kaison & struktur 9 2,5
bawah tanah
Plat, Balok, Kolom & Dinding 15 7,5
Pengerasan jalan 7,5 5
Beton massa 7,5 2,5

Azis Susanto, ST., MT. 4


Rangkak : sifat dimana beton mengalami deformasi permanen akibat
adanya beban tetap sesuai dgn jangka waktu pembebanan.
Susut : Perubahan volume yg tidak dipengaruhi oleh pembebanan.

Sifat bahan dasar (komposisi, kehalusan


semen, kualitas adukan, kamdungan
mineral pd agregat)

Fas

Suhu saat pengerasan & Kelembaban nisbi


Faktor yg
mempengaruhi Umur beton saat beban bekerja & Lama
rangkak Pembebanan
Nilai tegangan

Nilai banding luas dgn volume komponen


struktur

Nilai slump

MPa

fy Idealisasi
Batas
yield Modulus Elastisitas Baja
SNI T-15-0991-03
Kondisi
elastis
Es = 200000 MPa

y Regangan
Hub. Stress – strain tarik baja tulangan

Azis Susanto, ST., MT. 5


M c
Untuk balok dgn bahan homogen dan elastis : f �
I
Untuk balok dgn bahan homogen maupun nonhomogen dan linier
maupun nonlinier :
Prinsip
Kesetimbangan
Gaya2
Tegangan
Dalam Kondisi Linier
maupun nonlinier
ftop

NC
Balok Garis netral
Homogen z
c
NT
b fbotom

1. Diketahui : balok gelagar jembatan dari kayu panjang 4000 mm dgn


perletakan simple beam menahan beban total 10 kN/m
(termasuk berat sendiri), tampang balok seperti gambar
dibawah ini.
Ditanyakan : Hitung tegangan lentur maximum dgn metodemomen
kopel gaya2 dalam & cek dgn rumus lentur !

Momen maksimum akibat beban luar :


1 1
M m ax � q l 2 � .1 0 .4 2 � 2 0 k N m
8 8
300 Kesetimbangan Gaya2 dalam :

�H �0 N C � NT
Lengan momen kopel (gaya2 dalam) :
150
z � 2. 2 .150 � 200 mm
3

Azis Susanto, ST., MT. 6


Maka Gaya
M max 20 kNm
M max � NT . z
Dalam NT � � � 100 kN
z 0, 20 m
Dimana Gaya
NT � 1 . f b . c . b Maka Tegangan
Dalam 2
100.103
100.103 � 1 . fb .150 .150 fb � � 8,889 MPa
2 1 .150.150
2
M.c 20.10 6.150
Ceck : f � � � 8, 889 MPa
I 1 .150.300 3
12
ftop= 8,889 MPa
NC = 100 kN
Garis netral z = 200
300
150
NT = 100 kN
fbotom= 8,889 MPa
150

2. Diketahui : balok T dari kayu dgn tegangan lentur izin 8 MPa, tampang
balok T seperti gambar dibawah ini (asumsi linier).
Ditanyakan : Hitung Momen tahanannya dgn metode momen kopel
gaya2 dalam & cek dgn rumus lentur !
Titik berat trapesium
b
y � h �2a � b �
h y�
3 �a � b �
200 a
ft1
50 1 ft2 NC1
Garis netral NC2 z1
150 2 z2
c
NT Sumbu x
100 fb = 8 MPa
tegangan Gaya2 dalam

Azis Susanto, ST., MT. 7


A. Hitungan Penentuan Garis Netral thd sumbu x & Inertia
Luas A y Sa = A . y A.y2 IO
Zone
(mm2) (mm) (mm3) (mm4) (mm4)
1 10000 175 1750000 306250000 2083333
2 15000 75 1125000 84375000 28125000
Jumlah 25000 2875000 390625000 30208333.3
Letak garus netral dari sumbu x dan inertia gabungan :

c�
� Sa � 2875000 � 115 mm
� A 25000
� �
2 �
Ia � �� A . y � � � I o � 420833333 mm
4

� �
Jadi inertia gabungan :

I x � I a � � � A � . c 2 � 90208333 mm 4

B. Hitungan Tegangan
f b � 8 MPa

f t1 �
� 200 � 115 � .8 � 5,913 MPa Dengan
Perbandingan
115 Segi Tiga

ft 2 �
� 200 � 115 � 50 � .8 � 2, 435 MPa
115
C. Hitungan Gaya-gaya Dalam
~ Gaya tekan dalam
NC1 = ½ . (ft1 + ft2). tf . b = 41740 N = 41,74 kN Ceck Gaya2
dalam
NC2 = ½ . ft2 .(h - c - tf) . b = 4261,25 N = 4,26 kN
NC1 + NC2 = NT
~ Gaya tarik dalam
NT = ½ . fb . c . b = 46000 N = 46,00 kN

Azis Susanto, ST., MT. 8


D. Lengan Momen

� 50 � 2.2, 435 � 5,913� �


z1 � 2 .115.35 � �50 � � � 140,14 mm
3 � 3 � 2, 435 � 5, 913� �
z2 � 2 . �115 � 35 � � 100 mm
3

E. Momen Tahanan Dalam

MR = NC1 . z1 + NC2 . z2 = 6275 kNmm = 6,275 kNm


F. Ceck dgn Rumus Momen Lentur
fb . I x 8 . 90208333
MR � � � 6, 275 kNm
c 115

~ Beban sesuai dgn beban


yg kerja.
Working ~ Dibatasi dgn tegangan
Stress tekan lentur ijin = 0,45 fc’
Design ~ Asumsi struktur sebagai
elastis linier.
METODE
ANALISIS
& DESAIN ~ Beban yg kerja dikalikan
faktor beban.
Ultimite ~ Regangan tekan beton
Strength failure c = 0,003
Design ~ Regangan baja tarik
mencapai yieldnya fy

SK SNI T15-1991-03
Recommended

Azis Susanto, ST., MT. 9


A

c’ (tekan) f c’ (tekan)

- CC
Garis netral
h

As + fs CT
TS
b c (tarik) fc (tarik)
Pot A-A Diagram Regangan Diagram Tegengan Gaya-gaya dalam

Perilaku lentur akibat beban kecil

Retak-retak A

c’ (tekan) fc’ (tekan)


- CC

Garis netral
h

As +
fS TS
s (tarik)
b
Pot A-A Diagram Regangan Diagram Tegengan Gaya-gaya dalam

Perilaku lentur akibat beban sedang

Azis Susanto, ST., MT. 10


Jika : fc’ ≤ 30 MPa,
Retak-retak A maka 1= 0,85
Jika : fc’ 30 MPa
maka 1= 0,85-0,008(fc’-30)
A
dan 1 0,65

fc’ (tekan)
c’ = 0,003 0,85 fc’ CC = 0,85 fc’ ab
- a=
c 1.c

Garis netral
d z = d - a/2

As +
fs = fy fs = fy
s y TS = As fy
b Diagram
Diagram
Pot A-A Diagram Gaya-gaya dalam
Tegengan Tegengan
Regangan
Aktual Equivalen
Whitney

Perilaku lentur akibat beban ultimit

c’ = 0,003 Overreinforced
Variasi Letak Garis
c’ < 0,003 ~ mencapai 0,003 lebih dahulu
Netral Diagram c

Regangan ~ y belum yield


~ sifat keruntuhan diawali beton
hancur secara mendadak.
g.n Tul. kurang
~ jenis ini tidak diharapkan dlm
Garis Netral desain.

g.n Tul. lebih Tul. Seimbang


Underreinforced
~ c belum mencapai 0,003
~ y sudah yield terlebih dahulu
~ sifat keruntuhan diawali baja
tulangan yield dgn lendutan yg
besar (keruntuhan daktail).
s< y ~ jenis ini diharapkan dlm desain.
y

Azis Susanto, ST., MT. 11


1, 4
min � min �
fy

SK SNI T-15-1991-03
As
Luas Tulangan As ≤ 0,75 Asb atau Ratio Tulangan ��
bd
b didapat dari perbandingan linier dari
diagram regangannya seperti pd gambar maks ≤ 0,75 b
di bawah ini :
c’ = 0,003 0,85 fc’
- CCb = 0,85 fc’ ab
cb ab= 1.cb
Garis netral
d z = d - ab/2
d - cb
Asb +
fs = fy TSb = Asb fy
s= y = fy / Es
b

Letak garis netral pd kondisi seimbang :


cb d cb d
� Untuk �
0, 003 � fy � 0,003 � fy �
� 0, 003 � � Es = 200000 MPa � 0,003 � �
� E s � � 200000 �

Maka letak garis netral pd c �


600 d
kondisi seimbang :
b
600 � 600 f y� �
Dengan kesetimbangan gaya2 dalam : H = 0

Asb f y
cb �
� 0,85 f c ' � �1 b dengan Asb = b bd

� 0,85 fc ' �1 � Untuk � 0,85 fc ' �1 � � 600 �


Maka : �b � cb �b � �� �
d fy Es = 200000 MPa f y600 � f �
� y �

Azis Susanto, ST., MT. 12


Kekutan yg Kekutan yg
tersedia dibutuhkan

SK SNI T-15-1991-03

Faktor beban U = 1,2D + 1,6L


U = 0,75 (1,2D + 1,6L + 1,0W) U = 0,9D + 1,3W
dan lain2 (silahkan lihat Pasal 3.2.2)
Faktor reduksi kekuatan ( )
~ Lentur tanpa beban aksial = 0,80
~ Geser dan puntir = 0,60 MR = Mn
~ Tarik aksial : ~ tanpa & dgn lentur = 0,80
~ tanpa & dgn lentur (sengkang) = 0,65 MR = Kapasitas Momen

~ tanpa & dgn lentur (sengkang) = 0,70 Mn = Kuat Momen Ideal

~ Tumpuan pada beton = 0,70

Data2 yg diketahui :
~ Tampang balok (b, d, h & As) No
~ Mutu bahan (fc’, Ec, fy & Es)

MR = Mn
hitung
As Cek ≤ ≤
� � min maks
Yes
bd

hitung
hitung hitung As f y
M n = Cc z a�
atau
CC = 0,85 fc’ a b
Ts = As fy
� 0,85 fc '� b
M n = Ts z z = d - 1/2 a

Azis Susanto, ST., MT. 13


Diketahui :

h = 600
qu

4D25
6000

b = 300
f c’ = 35 MPa
fy = 400 MPa
Penutup beton, Pb = 30 mm

Ditanyakan :
Hitung beban ultimit yang dapat bekerja pada balok tersebut !

Solusi :
Tinggi efektif beton, d = h – Pb – ½ D – sek= 600 – 30 – ½ 25 - 10= 547,5 540 mm
Luas tulangan, As = n ¼ D2 = 4 . ¼ . 3,14 . 252 = 1962,5 mm2

Rasio tulangan : As 1962,5 Cek rasio tulangan :


�� � � 0,0121
b d 300.540 min ≤ ≤ maks
1, 4 1, 4
� min � � � 0, 0035
f y 400

� 0, 85 f c ' � 1 � � 600 � � 0, 85 .35 .0, 81 � � 600 �


�b � �� �� � � � � 0, 0361
fy � 600 � fy � 400 � 600 � 400 �

Maka : maks = 0,75 b= 0,75 . 0,0361 = 0,0271

Jadi utk rasio tulangan : min ≤ ≤ maks = 0,0035 ≤ 0,0121 ≤ 0,0271

Karena ≤ maks = 0,0121 ≤ 0,0271, maka baja tulangan


sudah yield

Azis Susanto, ST., MT. 14


Tinggi blok tegangan beton tekan :
As f y 1962, 5. 400
a� � � 87, 95 � 88 mm
� 0,85 f c ' � b � 0, 85.35 � 300
Lengan momen kopel dalam : z = d - ½ a = 540 – ½ 88 = 496 mm

Gaya2 dalam : CC = 0,85 fc’ a b = 0,85 . 35 . 88 . 300 . 10-3 = 785 kN


Ts = As fy = 1962,5 . 400 . 10-3 = 785 kN
Perhitungan momen dalam :
Kuat momen ideal : M n = Cc z = 785 . 496 . 10-3 = 389,36 kNm
Maka kapsitas momen : M R = M n = 0,8 . 389,36 = 311,48 kNm

Perhitungan momen ultimit & beban ultimit : syarat MR Mu

M u � 1 qu L2 qu �
8. M u 8.317, 77
� � 70, 62 kN/m
8 L2 62

Diketahui : Tampang balok seperti gambar dibawah ini


Memiliki mutu : fc’ = 32 MPa
fy = 350 MPa
Penutup beton, Pb = 30 mm

Ditanyakan :
h = 500

Hitung kapasitas momen rencana M R


balok tersebut !
6D20
50

b = 300
Solusi :
~ Luas tulangan, As

As = n ¼ D2 = 6 . ¼ . . 202 = 1885 mm2

Azis Susanto, ST., MT. 15


~ Tinggi efektif beton, d
Titik berat tulangan (dg statik momen)
2.A D20 .50 � 4.A D20 .0 2.100
y� � � 17 mm
6.A D20 6
d Maka tinggi efektif betonnya adalah :

d = h – Pb – ½ D – y – sek
6D20
= 500 – 30 – ½ 20 – 17 – 10 = 433 mm
50

y ~ Rasio tulangan,
As 1885 Cek rasio tulangan :
b = 300 �� � � 0, 0145
b d 300.433 min ≤ ≤ maks
1, 4 1, 4
�b �
� 0,85 fc ' �1 � � 600 � � 0,85.32.0,834 � � 600 � � min � � � 0, 0040
�� �� � � � � 0, 0409 f y 350
fy � 600 � fy � 350 � 600 � 350 �

Maka : maks = 0,75 b= 0,75 . 0,0409 = 0,0307


maka baja tulangan sudah yield
min ≤ ≤ maks = 0,0040 ≤ 0,0145 ≤ 0,0307

~ Tinggi blok tegangan beton tekan :


As f y 1885.350
a� � � 80,8517 mm
� 0,85 f c ' � b � 0,85.32 � 300
~ Lengan momen kopel dalam :
z = d - ½ a = 433 – ½ 80,8517 = 392,57 mm

~ Gaya-gaya dalam :
CC = 0,85 fc’ a b = 0,85 . 32 . 80,8517 . 300 . 10-3 = 659,75 kN

Ts = As fy = 1885 . 350 . 10-3 = 659,75 kN


~ Perhitungan momen dalam :
Kuat momen ideal : M n = Cc z = 659,75 . 392,57 . 10-3 = 258,998 kNm

Maka kapsitas momen : M R = M n = 0,8 . 258,998 = 207,198 kNm

Jadi MR = 207,198 kNm

Azis Susanto, ST., MT. 16


(Dikumpulkan Pertemuan Berikutnya)
Diketahui:
Penampang balok beton pada struktur contilever seperti pada
gambar di bawah ini memiliki :
f c’ = (28 + 1 NIM) MPa
fy = 400 MPa 50
Penutup beton, Pb = 25 mm

h = 475
Dia. sengkang = Angk mm 7D19

qu

(Angk/10 + 1) m
b = 250
Ditanyakan :
Hitung beban ultimit yang dapat bekerja pada balok tersebut !

Pelat satu arah : pelat yg didukung pada kedua sisi yg berhadapan, sehingga
lentur terjadi hanya pada satu arah saja yaitu arah tegak
lurus dukungan tepi.

Analisa Lentur
Pelat Satu Arah
=
Analis Lentur
Balok

Tulangan susut, untuk :


~ BJTD30 As = 0,0020 bh
~ BJTD40 As = 0,0018 bh

Tulangan pokok

Azis Susanto, ST., MT. 17


Diketahui :
Pelat beton bertulang untuk penutup parit tebal 150 mm (seperti gambar dibawah
ini dgn penutup betonn Pb = 25 mm), dari hasil core drill mutu betonnya fc’ = 18
MPa dan dari uji tarik baja tulangan didapat mutu baja tulangan fy = 300 MPa,
tulangan pokok terpasang D14-150 dan tulangan susut yg dipakai D12-200. Beban mati
yg bekerja diatas pelat adalah berat sendiri pelat, sedangkan beban hidup yg
bekerja adalah 20 kN/m.
D12-200

D14-150

Lebar jembatan 2500

Ditanyakan :
Analisa penampang pelat tersebut, aman atau tidak terhadap beban-beban tersebut !

a). Luas tulangan :


~ Tulangan pokok D14-150
Jarak anatar tulangan (ctc)

1A .b
s � D14
1A . b
As � D14 �
� 1
4 � .142 .1000 � � 1026,25 mm2
As s 150
~ Tulangan susut D12-200

s�
1AD12 . b
Assusut �
1AD12 . b

� 1
4 �
� .122 .1000
� 565, 49 mm2
As susut s 200
b). Tinggi efektif beton :
d = h – ½ D14 – Pb = 150 – 7 – 25 = 118 mm

c). Ratio tulangan :


Cek rasio tulangan :
A 1026,25
�� s � � 0,0087 min ≤ ≤ maks
bd 1000.118

Azis Susanto, ST., MT. 18


1,4 1,4
�min � � � 0,0047
f y 300

�b �
� 0,85 fc '�1� � 600 � � 0,85.18.0,85� � 600 �
�� �� � � 600�300� � 0,0289
fy � 600� fy � 300 � �
Maka : maks = 0,75 b= 0,75 . 0,0289 = 0,0217

maka baja tulangan sudah yield


min ≤ ≤ maks = 0,0047 ≤ 0,0087 ≤ 0,0217

Cek terhadap luas tulangan minimum susut :


As susut = 0,0020 bh = 0,0020 . 1000 . 150 = 300 mm2 ≤ As susut = 565,49 mm2

d). Tinggi blok tegangan beton tekan :

As f y 1026,25.300
a� � � 20,12 mm
� 0,85 fc '� b � 0,85.18�1000

e). Lengan momen :


a 20,12
z � d � � 118 � � 108 mm
2 2
f). Perhitungan momen dalam (per meter lebar pelat) :
~ Kuat momen ideal : Mn = Ts z = As fy z = 1026,25 . 300 . 108 . 10-6 = 33,24 kNm

~ Maka kapasitas momen : MR = Mn = 0,8 . 33,24 = 26,592 kNm

g). Cek terhadap beban luar (per meter lebar pelat) :


~ Dead load (akibat berat sendiri), berat beton = 23 kN/m3 :
qDL = b . h . beton = 1000 . 150 . 23 . 10-6 = 3,45 kN/m
~ Live load (akibat beban luar) : qLL = 20 kN/m
~ Ultimite load : qu = 1,2 qDL + 1,6 qLL = 1,2 . 3,45 + 1,6 . 20 = 36,14 kN/m
Jadi momen ultimitnya :
M u � 18 q u L2 � 18 .36,14.2,52 � 28, 23 kNm > MR = 26,592 kNm

Azis Susanto, ST., MT. 19


Pertimbangan
Penentuan Dimensi Balok arsitektural
Sebagai acuan nilai h min sesuai dg Tabel 3.2.5 a (SK SNI T-15-1991-03)
Untuk beton normal dgn bearat 23 kN/m3 dan BJTD40

Komponen Dua Satu Ujung Kedua Ujung


Kontilever
Struktur Tumpuan Menerus Menerus

Pelat Solid L L L L
Satu Arah 20 24 28 10
Balok atau
L L L L
Pelat Lajur
Satu arah 16 18, 5 21 8

Pendekatan empiris 1,0 ≤ d/b ≤ 3,0 Jika mutu baja lain,


dikalikan faktor :
� fy �
� 0,4 � �
Umum dipakai d/b antara 1,5 – 2,2 � 700 �

Syarat2 Detailing Penulangan Balok


Penutup Beton :
Jarak maximum tulangan sengkang
(dipakai min diameter 10 mm) : ~ utk balok & kolom yg tidak
~ 250 mm utk tulangan polos langsung berhubungan dgn tanah
~ 300 mm utk tulangan deform atau cuaca (utk semua
jenis tulangan) : 40 mm
~ utk balok & kolom yg langsung
berhubungan dgn tanah atau
cuaca (utk semua jenis tulangan)
- untuk > dia. 16 mm : 50 mm
Jarak maximum tulangan
samping 300 mm - untuk ≤ dia. 16 mm : 40 mm

Jarak minimum 25 mm atau


1,33 x ukuran agregat max

Jarak minimum 25 mm atau Jarak minimum tulangan utama (ctc)


1,33 x ukuran agregat max ~ 150 mm pada maksimum momen
lapangan, tumbuan & jepit
tak terduga.
~ 300 mm pada momen menurun

Azis Susanto, ST., MT. 20


Flow Cart Desain Balok (utk dimensi penempang diketahui)

Data diketahui: Hitung


Hitung tinggi efektif beton
Dimensi : h dan b Pembebanam &
d = h – Pb – Dsengk – 1/2 Dpok
Mutu : fc’ dan fy mekanika
NO

Hitung nilai perlu Hitung nilai k


Cek
fy2 Mu
≤ 0,59.� 2 � � . fy � k � 0 k�
min≤ max f 'c � bd2
Dengan Rumus ABC

NO
Tentukan dia. Tul. &
Hitung luas tulangan hitung jumlah tul.
Cek syarat
YES
As perlu � � perlu b d n�
As perlu jarak min
tulangan
1. 14 � D2
Atau hitungan perlu menggunakan :
1� 2 . m . Rn �
DETAILING YES
� � �1 � 1 � � fy Mn
m �� fy � dimana: m � 0,85 . f ' Rn �
b.d2
� c

Desainlah suatu balok bertulang dgn dimensi b = 250 mm dan h = 400 mm,
pada tumpuan sendi-rol, beban2 yg bekerja di atas balok tersebut adalah
beban mati sebesar 10,70 kN/m (belum termasuk berat sendiri) dan beban
hidup sebesar 17,00 kN/m, dengan mutu beton fc’ = 30 MPa dan mutu baja fy
= 300 MPa. Tulangan sengkang adalah diameter 10 mm. Panjang bentang
balok tersebut adalah 4 m.

a). Hitungan pembebanan


Dead load : ~ berat sendiri = 0,25 . 0,40 . 23 = 2,30 kN/m
~ beban luar = 10,70 kN/m
qDL = 13,000 kN/m +
Live load : qLL = 17,00 kN/m
Beban ultimit :
qu = 1,2 qDL + 1,6 qLL = 1,2 . 13 + 1,6 . 17 = 42,8 kN/m
Momen ultimit :
Mu = 1/8 qu L2 = 1/8 . 42,8 . 42 = 85,6 kNm

Azis Susanto, ST., MT. 21


b). Hitungan tinggi efektif beton
asumsi tulangan pokok dipakai D22
Penutup beton Pb diambil 40 mm
maka : d = h – Pb – Dsengk – ½ Dpok = 400 – 40 – 10 – ½ 22 = 339 mm
c). Hitungan koofesien tahanan k
karena MR = Mu merupakan batas bawah, maka :
Mu 85, 6.106
k� � � 3, 72 MPa
�bd 2
0,8.250.3392

d). Hitungan ratio tulangan ( perlu)

fy 2 Dengan Rumus ABC,


0,59.� 2 � � . fy � k � 0 didapat :
f 'c
1 = 0,156
3002 2 2 = 0,0134
� 0,59. . � � 300. � � 3,72 � 0
30
� 1770 � 2 � 300 � � 3, 72 � 0 Diambil perlu = 0,0134
Cek terhadap min≤ ≤ max

1, 4 1, 4
�min � � � 0,0047
f y 300

�b �
� 0,85 fc ' �1 � � 600 � � 0,85.30.0,85� � 600 �
�� �� � � � � 0,0482
fy � 600 � f y � 300 � 600 � 300 �
Maka : maks = 0,75 b= 0,75 . 0,0482 = 0,0362

min ≤ ≤ maks = 0,0047 ≤ 0,0134 ≤ 0,0362


maka baja tulangan sudah yield

e). Hitungan luas tulangan


As = b d = 0,0134 . 250 . 339 = 1135,65 mm2

f). Hitungan jumlah tulangan


As perlu 1135, 65
n� � � 2, 99 � 3 buah
1. 4 � D
1 2
1. 1 4 � .22 2

Azis Susanto, ST., MT. 22


g). Cek jarak bersih antar tulangan pokok

b � 2 � Pb � Dsengk � � n . D pok
Jarak bersih antar tul =
n �1
250 � 2 � 40 � 10 � � 3. 22

3 �1
� 42 mm � 25 mm

g). Detailing

2D22

400
3D22
250

Desainlah suatu balok bertulang dgn dimensi b = 250 mm dan h = 550 mm,
pada tumpuan kontileverl, beban2 yg bekerja di atas balok tersebut adalah
beban mati sebesar (1 NIM + 10 kN/m) (belum termasuk berat sendiri) dan
beban hidup sebesar (2NIM + 15 kN/m), dengan mutu beton
fc’ = (35 + 2 NIM/10) MPa dan mutu baja fy = (2NIM + 400) MPa. Tulangan
sengkang adalah diameter 10 mm. Panjang bentang balok tersebut adalah 2 m.

Azis Susanto, ST., MT. 23


Contoh Perencanaan Balok Terlentur Murni
Balok dan dinding mengalami pengangkatan qu

DATA-DATA :
3
Panjang bentang, L = 3.15 m Berat jenis batafoam : 7.18 kN/m
3
Tinggi dinding, ht = 2.85 m Berat jenis beton normal = 24 kN/m
Tebal dinding = 0.1 m Mutu beton, f'c = 22.5 MPa
Dimensi sloof : Mutu baja, fy = 240 MPa
~ lebar, bs = 0.2 m Modulus elastisitas baja = 200000 MPa
~ tinggi, hs = 0.3 m Diameter tul. Pokok = 14 mm
Dimensi balok/kolom praktis : Diameter tul. Geser = 6 mm
~ lebar, bp = 0.1 m Penutup beton, Pb = 30 mm
~ tinggi, hp = 0.1 m d' = Pb + �geser + 1/2 �pok = 43 mm
Tinggi eff. sloof, d = hs - d' = 257 mm

a). PEMBEBANAN

~ Beban mati, qDL


Berat dinding batafoam, = Bj batafoam . Tinggi dinding . Tebal dinding = 2.046 kN/m
Berat sloof, = Bj beton normal . Tinggi sloof . Lebar sloof = 1.440 kN/m
Berat balok, = Bj beton normal . Tinggi balok . Tebal balok = 0.240 kN/m
+
Beban mati, qDL = 3.726 kN/m
~ Beban hidup, qLL
Merupakan beban kejut waktu pengangkatan, diperhitungkan kenaikan sebesar : 1.30 qDL
Sehingga beban hidup, qLL = 1.30 qDL = 4.844 kN/m

~ Beban ultimit, qU
qu = 1,2 qDL + 1,6 qLL = 12.222 kN/m

~ Momen ultimit, MU
1
M u � q u .L2 = 15.159 kNm
8

Azis Susanto, ST., MT. 24


b). PERENCANAAN TULANGAN LENTUR

~ Persamaan yang dipakai : (Struktur Beton Bertulang, Istimawan Dipohusodo, bab 2 hal 49)

Mu
k� dengan �= 0.8
� bd 2
= 1.434 MPa

k � f ' c .� �1 � 0,59 � �
fy
dimana : dengan ���
f 'c
fy � fy �
� f 'c. � �1 � 0,59.� �
f ' c �� f ' c ��

� � . fy��1 � 0,59.�
fy �
� 0,85 fc ' � 2k �
� f ' c �� �perlu � ��1� 1� �
fy 2 fy � 0,85 fc ' ��
� � . fy � 0,59.� 2
f 'c
fy 2
sehingga, 0,59.� 2 � � . fy � k � 0
f 'c

1510.4 � 2 � 240 � � 1.434 �0

dengan rumus ABC didapat : �1 � 0.00622


diambil : �� 0.00622
�2 � 0.15268

�2 �

~ Cek terhadap �mak dan �min


1,4
� min � = 0.00583
fy
0,85 . f ' c . b . a b
Asb fy 600 . d
�b � � dimana, a b � � . cb � � . (untuk Es = 200000 MPa)
b.d b.d 600 � fy
f 'c 600 . d
� 0,85 . .� . �= 0.85
fy . d 600 � fy
f 'c 600
� 0,85. .�. = 0.048382
fy 600� fy

� mak � 0,75 . � b = 0.03629

Maka : � perlu � 0.00622

Jadi luas tulangan lentur/tariknya :

As � � perlu . b . d = 319.736 mm 2

Jumlah tulangan :
As
n� = 2.078 buah
1 A pokok
� 3 buah , maka :
As terpakai = 396.666 mm 2

jadi dipakai tulangan 3 P 14

Azis Susanto, ST., MT. 25


Flow Cart Desain Balok (utk dimensi penempang belum diketahui)

Data diketahui: Ambil b dari Hitung tinggi balok beton


Mutu : fc’ dan fy perbandingan b/d h = d + Pb + Dsengk + 1/2 Dpok
Beban2 (belum
berat sendiri)
1,0 ≤ d/b ≤ 3,0
Umum dipakai
1,5 ≤ d/b ≤ 2,2
NO

Hitung
Pembebanan &
mekanika

Hitung nilai perlu Hitung nilai k


Cek
fy2 Mu
≤ 0,59.� � � . fy � k � 0 k�
min≤
2
max f 'c � bd2
Dengan Rumus ABC

NO
Tentukan dia. Tul. &
Hitung luas tulangan hitung jumlah tul.
Cek syarat
YES As perlu � � perlu b d As perlu jarak min
n� tulangan
1. 14 � D2

DETAILING YES

Desainlah suatu balok persegi bertulang terletak pada tumpuan sendi-rol,


beban2 yg bekerja di atas balok tersebut adalah beban mati sebesar 11,48
kN/m (belum termasuk berat sendiri) dan beban hidup sebesar 20 kN/m,
dengan mutu beton fc’ = 25 MPa dan mutu baja fy = 400 MPa. Tulangan
sengkang adalah diameter 10 mm.
Panjang bentang balok tersebut adalah 5 m.

a). Hitungan lebar (b) dan tinggi efektif balok (d)


dari persyaratan d/b (antara 1,5 – 2,2) diambil d = 1,5b
diambil b = 300 mm maka d = 450 mm

b). Hitungan tinggi balok (h)


dipakai tulangan : ~ pokok dia. 20 mm
~ sengkang dia. 10 mm
penutup beton = 40 mm
jadi tinggi balok :
h = d + Pb + Dsengk + 1/2 Dpok
= 450 + 40 + 10 + ½ 20
= 510 mm

Azis Susanto, ST., MT. 26


c). Hitungan pembebanan
Dead load : ~ berat sendiri = 0,3 . 0,51 . 23 = 3,52 kN/m
~ beban luar = 11,48 kN/m
+
qDL = 15,00 kN/m
Live load : qLL = 20,00 kN/m
Beban ultimit :
qu = 1,2 qDL + 1,6 qLL = 1,2 . 15 + 1,6 . 20 = 50,00 kN/m
Momen ultimit :
Mu = 1/8 qu L2 = 1/8 . 50,00 . 52 = 156,25 kNm

d). Hitungan koofesien tahanan k


karena MR = Mu merupakan batas bawah, maka :
Mu 156, 25.106
k� � � 3, 215 MPa
�bd 2
0,8.300.4502

0, 85 f c ' � 2k �
� perlu � �1 � 1 � �
e). Hitungan ratio tulangan ( f y �� 0, 85 fc ' ��
perlu)

fy 2 Dengan Rumus ABC,


0,59.� 2 � � . fy � k � 0 didapat :
f 'c
1 = 0,0971
4002 2 2 = 0,0088
� 0,59. . � � 400. � � 3, 215 � 0
25
� 3776 � 2 � 400 � � 3, 215 � 0 Diambil perlu = 0,0088
Cek terhadap min≤ ≤ max
1, 4 1, 4
�min � � � 0, 0035
f y 400

�b �
� 0,85 fc ' �1 � � 600 � � 0,85.25.0,85� � 600 �
�� �� � � � � 0,0271
fy � 600 � f y � 400 � 600 � 400 �
Maka : maks = 0,75 b= 0,75 . 0,0271 = 0,0203

min ≤ ≤ maks = 0,0035 ≤ 0,0088 ≤ 0,0203


maka baja tulangan sudah yield

Azis Susanto, ST., MT. 27


f). Hitungan luas tulangan
As = b d = 0,0088 . 300 . 450 = 1188 mm2

g). Hitungan jumlah tulangan


As perlu 1188
n� � � 3, 78 � 4 buah
1. 1 4 � D 2 1. 1 4 � .20 2

h). Cek jarak bersih antar tulangan pokok

b � 2 � Pb � Dsengk � � n . D pok
Jarak bersih antar tul =
n �1
300 � 2 � 40 � 10 � � 4.20

4 �1
� 40 mm � 25 mm

g). Detailing

40

2D20
195

2D12
510

4D20
300

Azis Susanto, ST., MT. 28


(SK SNI-T-15-03-1991 Pasal 3.1.10)

Lebar efektif flens = bf

hf

Lebar badan = bw
Spasi antar balok

1. Lebar flens efektif yg diperhitungkan tidak boleh lebih besar dan diambil
nilai terkecil dari :
~ ¼ Panjang bentang balok Diambil nilai
terkecil
~ bw + 16hf
~ jarak c.t.c (pusat ke pusat) antar balok

2. Utk balok yg hanya memiliki satu sisi flens, maka bagian pelat yg menonjol
tidak boleh lebih besar dari :
~ 1/12 panjang bentang balok, atau
~ 6hf, atau
~ ½ jarak bersih dengan balok disebelahnya
3. Utk balok yg khusus dibentuk sebagai balok T dgn maksud agar diperoleh
luas daerah tekan, maka :
~ hf ≤ ½ lebar balok
~ bf ≤ 4 lebar balok

Menurut SK SNI-T-15-03-1991 Pasal 3.3.5 ayat 1


~ Ratio penulangan aktual ditentukan dgn menggunakan lebar badan balok

Dua kemungkinan yg terjadi pada blok tekan beton balok T, yaitu :

1. Tekan terjadi pd flens saja 1. Tekan terjadi pd flens &


2. Analisa dgn lebar efektif sebagian pd web
flens beton (bf) 2. Analisa dgn lebar flens &
3. Balok T persegi badan beton (bentuk T)
3. Balok T murni

Azis Susanto, ST., MT. 29


Hitung kapasitas momen tahanan balok T dibawah ini, jika d’ = 50 mm, fc’ = 18
MPa dan fy = 400 MPa serta panjang bentang 5000 mm.
bf

hf = 50

300
3D25

bw = 200
600

a). Lebar efektif flens


~ bf ≤ ¼ L = ¼ . 5000 = 1250 mm
~ bf ≤ bw + 16hf = 200 + 16 . 50 =1000 mm
~ bf ≤ jarak c.t.c antar balok = 600 mm
maka dipakai lebar efektif flens bf = 600 mm

b). Cek daerah tekan blok beton


Asumsi baja tulangan tarik sudah yield
maka gaya dalam :
Ts = As fy = (3 . ¼ 252). 400 . 10-3 = 589,05 kN
daerah flens dianggap tertekan semua
Cc (flens) = 0,85 fc’ hf bf = 0,85 . 18 . 50 . 600 . 10-3 = 459,00 kN
karena Ts = 589,05 kN > Cc (flens) = 459 kN, maka daerah tekan blok beton
meliputi flens dan sebagian web.
sehingga gaya tekan pada web, Cc (web) = Ts – Cc (flens) = 589,05 – 459 = 130,05 kN
c). Tinggi blok beton pada web
Ts � Cc(flens)
Ts – Cc (flens) = 0,85 fc’ bw (a – hf) maka a� � hf
0,85 fc 'b w
130, 05.103
� � 50 � 92,50 mm
d). Cek ratio tulangan 0,85.18.200
1, 4 1, 4
�min � � � 0, 0035
f y 400
As 3 14 .� .252
�aktual � � � 0,0245 >
bw d 200. � 50 � 300 � 50 � min

Azis Susanto, ST., MT. 30


d). Hitungan lengan momen z

600 0,85 fc’

50
a Cc

300 z
3D25 TS

200

Titik berat blok tekan terhadap sisi atas


� 600.50� .25 � � 200. �92,5 � 50 � �. ��
� 92,5 � 50 � �
� 50 �
y=
� �A . y� � � 2 � � 24,17 mm
�A � 600.50 � � � 200. �92, 5 � 50 � �

Lengan momen z
z = d – y = (300 + 50 – 50) – 24,17 = 275,83 mm
e). Hitungan momen tahanan
~ momen tahanan nominal Mn = Ts . z = 589,05 . 275,83 . 10-3 = 162,478 kNm
~ kapasiras momen MR = Mn = 0,8 . 162,478 = 129,982 kNm

f). Cek terhadap keruntuhan daktil


syarat : min aktual mak atau As min As aktual As maks
dari diagram regangan
cb d 600d
� � utk E s = 200000 MPa, maka cb �
0,003 � fy � 600 � f y
� 0,003 � �
� Es �
600. � 50 � 300 � 50 �
� shg untuk f y = 400 MPa, Cb � � 180 mm
600 � 400
Tinggi blok tekan beton equivalen pd kondisi seimbang :
a b � �1. cb � 0,85.180 � 153 mm
Gaya tekan total dlm keadaan seimbang CCb :

CCb � 0,85 f c ' b f . h f � bw � a b � h f ��
� 0,85.18�600.50 � 200 �153 � 50 �� .10�3 � 774,18 kN
Karena dgn kesetimbangan gaya2 dalam CCb = TSb , dimana TSb = A sb . f y
CCb 774,18.103
A sb = � � 1935, 45 mm 2
fy 400
A s max � 0, 75.A sb � 1451, 59 mm 2 � As aktual � 3. � 1
4 �
� .252 � 1472, 62 mm 2

Azis Susanto, ST., MT. 31


Flow Cart Desain Balok T
Hitungan Hitungan Hitungan
Data: ~ dimensi balok Hitungan
~ jarak antar balok momen tinggi teoritis MR
lebar
~ mutu baja & beton Rencana Efektif beton Asumsi seluruh
Efektif flen
~ beban yg bekerja Mu d = h - 70 flen tertekan

hitung Desain yes


pilih tulangan
Mu hitung Jika
& periksa
As perlu � Balok T
lebar balok � fy z z = d - 1/2 hf MR < Mu
Murni

no
hitung Jika Cek
yes yes
daktual daktual ASaktual
& lakukan > <
DETAILING
analisis balok dteoritis ASmax
underrenforced
Desain
Balok T Persegi
no

no

Sama dgn desain balok


digunakan b flen
Desain
Ulang overrenforced

Desainlah balok T jika diketahui jarak antar balok 500 mm, lebar web 250 mm,
tinggi web 650 mm, tebal flen 100 mm, penutup beton 40 mm, fc’ = 18 MPa dan
fy = 400 MPa serta panjang bentang balok 8000 mm. dari hasil perhitungan
pembebanan didapat momen ultimit (total) 420 kNm.
bf
hf = 100
650

bw = 250
500

a). Lebar efektif flens


~ bf ≤ ¼ L = ¼ . 8000 = 2000 mm
~ bf ≤ bw + 16hf = 250 + 16 . 100 =1850 mm
~ bf ≤ jarak c.t.c antar balok = 500 mm
maka dipakai lebar efektif flens bf = 500 mm

Azis Susanto, ST., MT. 32


b). Asumsi tinggi efektif beton
d = h – 70 = (650+100) – 70 = 680 mm
c). Hitungan kapasita momen MR
Asumsi seluruh luas flens tertekan
MR � � � 0,85 fc '� b f h f � d � 12 h f �
� 0,8 � 0,85.18� 500.100 � 680 � 12 100 � .10�6 � 385,56 kNm < Mu = 420 kNm
Balok T murni
d). Hitungan perkiraan lengan momen kopel
z = d – ½ hf = 680 – ½ 100 = 630 mm
e). Hitungan luas tulangan perlu As perlu dan jumlah tulangannya
Mu 420.106
As perlu � � � 2083,33 mm2
� f y .z 0,8.400.630
dipakai tulangan pokok diameter 30 mm
Jumlah tulangan :
As perlu 2083, 33
n� � � 2, 95 � 3 buah
1. 4 � D
1 2
1. 1 4 � .30 2
Luas tulangan terpakai :
As aktual = n . ¼ D2 = 3 . ¼ . 302 = 2120,58 mm2

f). Cek jarak bersih tulangan


b � 2 � Pb � Dsengk � � n . Dpok
Jarak bersih antar tul =
n �1
250 � 2 � 40 �10� � 3.30

3 �1
� 30 mm � 25 mm
g). Tinggi efektif balok aktual
d = h – d’ dimana d’ adl jarak sisi bawah ketitik berat tulangan pokok
= 750 – 40 – 10 – ½ 30 = 685 mm > d asumsi = 680 mm

100
Maka utk analisa tanpang
digunakan d = 685 mm
d
700

3D30
30
40 d’

250

Azis Susanto, ST., MT. 33


h). Pemeriksaan kapasitas balok
~ asumsi tulangan baja tarik sudah yield :
TS = As aktual . fy = 2120,58 . 400 . 10-3 = 848,23 kN
~ asumsi daerah flen tetekan semua :
CC flen = (0,85 fc’) bf hf = (0,85 . 18) 500 . 100 . 10-3 = 765 kN
karena TS = 848,23 kN > CC flen = 765 kN

~ selisih gaya tekan


CC web = TS – CC flen = 848,23 – 765 = 83,23 kN

i). Tinggi blok tekan a


CCweb 83, 23.103
a� � hf � � 100 � 121,76 � 122 mm
� 0,85. fc '� .bw � 0,85.18� .250
j). Cek ratio tulangan aktual

1, 4 1, 4
�� � � 0,0035
f y 400

AS aktual 2120,58
�aktual � � � 0,0124 � �min � 0,0035
bw.d 250.685

j. Titik berat blok tekan terhadap sisi atas dan lengan momen z

��122 �100� �
� 500.100� .50 � � 250.�122 �100� � . � �100�
y=
�� A . y� � � 2 � � 46,14 � 46 mm
�A � 500.100� � � 250.�122 �100� �
Lengan momen
z = d – y = 685 – 46 = 639 mm

k. Menghitung momen tahanan


MR = Mn = TS z = 0,8 . 848,23 . 639 . 10-3 = 433,62 kN

maka MR = 433,62 kN > Mu = 420 kN

Azis Susanto, ST., MT. 34


i). Cek terhadap keruntuhan daktil
syarat : max > aktual atau As max > As aktual
dari diagram regangan
cb d 600d
� � utk Es = 200000 MPa, maka cb �
0, 003 � fy � 600 � f y
� 0, 003 � �
� Es �
600.685
� shg untuk f y = 400 MPa, Cb � � 411 mm
600 � 400
Tinggi blok tekan beton equivalen pd kondisi seimbang :
a b � �1 . cb � 0, 85.411 � 349,35 mm
Gaya tekan total dlm keadaan seimbang C Cb :

CCb � 0,85 f c ' b f . h f � bw � a b � h f ��
� 0,85.18 �500.100 � 250 � 349,35 � 100 �� .10�3 � 1718, 76 kN
Karena dgn kesetimbangan gaya2 dalam CCb = TSb , dimana TSb = A sb . f y
CCb 1718, 76.103
A sb = � � 4296, 91 mm 2
fy 400
As max � 0, 75.Asb � 3222,68 mm 2 � As aktual � 3. � 1
4 �
� .30 2 � 2120,58 mm 2

Desainlah balok T jika diketahui jarak antar balok 3000 mm, lebar web 300 mm,
tinggi web 400 mm, tebal flen 100 mm, penutup beton 40 mm, fc’ = 20 MPa dan
fy = 400 MPa serta panjang bentang balok 4000 mm. Beban yg bekerja MDL = 50
kNm (termasuk berat sendiri) dan MLL = 150 kNm.
bf
hf = 100
400

bw = 300
3000

a). Lebar efektif flens


~ bf ≤ ¼ L = ¼ . 4000 = 1000 mm
Diambil nilai yg
~ bf ≤ bw + 16hf = 300 + 16 . 100 =1900 mm terkecil

~ bf ≤ jarak c.t.c antar balok = 3000 mm


maka dipakai lebar efektif flens bf = 1000 mm

Azis Susanto, ST., MT. 35


b). Menentukan momen rencana Mu
Mu = 1,2 MDL + 1,6 MLL = 1,2 . 50 + 1,6 . 150 = 300 kNm

c). Asumsi tinggi efektif beton


d = h – 70 = (400+100) – 70 = 430 mm
d). Hitungan kapasita momen MR
Asumsi seluruh luas flens tertekan
MR � � � 0,85 fc '� bf hf � d � 12 hf �
� 0,8� 0,85.20�1000.100� 430 � 12100� .10�6 � 516,8 kNm > Mu = 300 kNm
Balok T Persegi
e). Hitungan koefisien tahanan k
Dgn b = 1000 mm
Mu 300.106
k� � � 2,028 MPa
� bf d 2 0,8.1000.4302
f). Hitungan ratio tulangan ( perlu)
2 Dengan Rumus
fy 4002 2
0,59.�2 � � . f y � k � 0 � 0,59. . � � 400. � � 2,028 � 0 ABC, didapat :
f 'c 20
1 = 0,079
� 4720 �2 � 400 � � 2,028 � 0 2 = 0,0054

Diambil perlu = 0,0054

g). Hitungan luasan baja & jumlah tulangan yg diperlukan


As perlu = perlu b d = 0,0054 . 1000 . 430 = 2322 mm2
dipakai tulangan pokok diameter D28 mm
Jumlah tulangan :
As perlu 2322
n� � � 3,77 � 4 buah
1. 14 � D 2
1. 14 � .282
Luas tulangan terpakai :
As aktual = n . ¼ D2 = 4 . ¼ . 282 = 2463 mm2

h). Cek jarak bersih tulangan


b � 2 � Pb � Dsengk � � n . Dpok
Jarak bersih antar tul =
n �1
300 � 2 � 40 � 10� � 4.28
� � 29,33 mm � 25 mm
4 �1
i). Periksa d aktual (tinggi `efektif beton aktual)
daktua = h – d’ = 500 – 40 – 10 – ½ 28 = 436 mm > d asumsi = 430 mm

Azis Susanto, ST., MT. 36


j). Ratio tulangan aktual dan Cek ratio tulangan
AS aktual 2463 1,4 1, 4
�aktual � � � 0,0191 � �min � � � 0,0035
bw .d 300.430 f y 400

k). Cek terhadap keruntuhan daktil


syarat : max > aktual atau As max > As aktual
dari diagram regangan

cb d 600d
� � utk Es = 200000 MPa, maka cb �
0,003 � fy � 600 � f y
� 0,003 � �
� Es �
600.436
� shg untuk f y = 400 MPa, Cb � � 261,6 mm
600 � 400
Tinggi blok tekan beton equivalen pd kondisi seimbang :
a b � �1. cb � 0,85.261, 6 � 222,36 mm

Gaya tekan total dlm keadaan seimbang CCb :


� �
CCb � 0,85 fc ' bf . hf � bw � a b � hf �
� 0,85.20�1000.100 � 300 � 222,36 �100��.10�3 � 2324,04 kN
Karena dgn kesetimbangan gaya2 dalam CCb = TSb , dimana TSb = Asb . f y
CCb 2324, 04.103
Asb = � � 5810, 09 mm2
fy 400
Asmax � 0,75.Asb � 4357,57 mm2 � As aktual � 4. � 1
4 �
� .282 � 2463 mm2
1000
100

436
500

4D28
29
40 64

300

Azis Susanto, ST., MT. 37


SK SNI-T-15-1991-03 pasal 3.3.3 ayat 4
Memperbolehkan > mak tetapi dgn penambahan tulangan tekan
tujuan untuk mempertahankan ukuran dimensi
Kekurangan penggunaan tulangan rangkap:
1. Kurang efisien dari segi ekonomi (tdk ekonomis)
2. Dimensi balok kecil mengakibatkan lendutan yg besar
3. Perlunya penambahan tulangan geser dan mengikat tulangan tekan sehingga
tidak terjadi tekuk pada tulangan tekannya yang mengakibatkan spooling.

= fy
c’ = 0,003 0,85 fc’
d’ CC = 0,85 fc’ ab
s’ TC = As‘ fs’
As’ c - a= 1.c -
Garis netral
d z1 = d - a/2 z2 = d – d’

As +
s= y = fy / Es TS1 = As1 fy TS2 = As2 fy
b Diagram Regangan
Kopel Momen Beton Kopel Momen baja
tekan dan baja tarik tekan dan baja tarik
kuat batas

~ Kuat momen dari kopel momen baja tekan dan baja tarik (Mn2)
Mn2 = TS2 . z2 asumsi baja tarik & tekan yield fs = fs ’ = fy
= As2 . fy (d – d’)
H = 0, sehingga: TS2 = TC, maka : AS2 . fy = AS’ . fy dengan demikian As2 = As ’

Mn2= As ’ . fy (d – d’)

~ Kuat momen dari kopel momen beton tekan dan baja tarik (Mn1)
Mn1 = TS1 . z1 asumsi baja tarik yield fs = fy
= As1 . fy (d – a/2)
Karena As = As1 + As2, dimana As2 = As ’ maka : As1 = As – As2 atau As1 = As – As ’
dengan demikian : Mn1= (As – As ’) . fy (d – a/2)
Maka kuat momen ideal untuk balok bertulangan rangkap, adalah:
Mn = Mn1 + Mn2 = (As – As ’) . fy (d – a/2) + As ’. fy (d – d’)
Sehingga momen tahanannya:
MR = Mn

Azis Susanto, ST., MT. 38


Kontrol kondisi baja tulangan tarik & tekan sudah leleh (yield):
Syarat (dari diagram regangan) : s ≥ y Dimana :
s’ ≥ y y = fy/Es

Kesetimbangan gaya-gaya dalam:


TS � CC � TC
� A s . f y = � 0,85.f c '� ab + A s '. f y
Letak garis netral dari
� A s � As '� .f y As1.f y sisi atas balok (c):
� a� atau a �
� 0,85.fc '� b � 0,85.f c'� b a � �1 .c � c =
a
�1
Dari diagram regangan, maka regangan tarik & tekan yang terjadi adalah:
c�d'
�s ' � 0, 003 � � y untuk regangan tekan baja
c
d�c
�s � 0, 003 � � y untuk regangan tarik baja
c

d’ Diketahui tampang balok tulangan rangkap


2D19 seperti gambar di samping, memiliki mutu beton
fc’ = 20 MPa dan mutu baja fy = 300 MPa.
d
350 Penutup beton 25 mm, jarak bersih antar
6D19 tulangan vertikal 25 mm dan tulangan sengkang
y menggunakan tulangan diameter 10 mm.
Hitung kuat momen tahanannya !
250
Titik berat tulangan

a). Luas tulangan


tulangan tarik, As = 6 . ¼ . 192 = 1701,17 mm2
tulangan tekan,As ’ = 2 . ¼ . 192 = 567,06 mm2
Asumsi tulangan tarik & tekan sudah yield:
As2 = As ’
As = As1 + As2 As1 = As – As ‘ = 1701,17 – 567,06 = 1134,11 mm2

b). Tinggi efektif beton


d = h – (Pb + Dsengk + Dpok + y) = 350 – (25 + 10 + 19 + ½ 25) = 283,5 mm
d’ = Pb + Dsengk + ½ Dpok) = 25 + 10 + ½ 19 = 44,5 mm

Azis Susanto, ST., MT. 39


c). Tinggi blok tekan beton (dari kopel momen baja tarik dan beton tekan)
A s1 .f y 1134,11.300
a� � � 80, 05 mm
� 0,85.f c '� b � 0, 85. 20 � 250
d). Letak garis netral
a 80, 05
c� � � 94,18 mm
�1 0,85
e). Kontrol asumsi awal, baja tarik dan baja tekan sudah yield:
fy 300
�y � � � 0, 0015
Es 200000
c�d' 94,18 � 44, 5
�s ' � 0, 003 � 0, 003 � 0, 00158 � � y � 0, 0015
c 94,18 Tulangan tekan sudah yield

d �c 283,5 � 94,18
�s � 0, 003 � 0, 003 � 0, 00603 � � y � 0, 0015
c 94,18 Tulangan tarik sudah yield

Note : Jadi asumsi awal, bahwa baja tulangan tarik dan tekan sudah yield
adalah benar.

f). Hitungan kapasitas momen


Mn1 = As1 . fy (d – a/2) = 1134,11 . 300 (283,5 – ½ 80,5) . 10-6 = 82,272 kNm
Mn2 = As ’. fy (d – d’) = 567,06 . 300 (283,5 – 44,5) . 10-6 = 40,658 kNm
Mn = Mn1 + Mn2 = 82,272 + 40,658 = 122,92 kNm
Sehingga momen tahanannya:

MR = Mn = 0,8 . 122,92 = 98,433 kNm

f). Cek daktilitas tampang


~ letak garis netral pada kondisi balance
600 600
cb = d = 283,5 � 189 mm
f y + 600 300 + 600
~ keseimbangan gaya2 dalam pada kondisi balance
TSb � CCb � TC
� Asb . f y = � 0,85.f c '� a b b + A s '. fs ' � � 0,85.f c' � �1 c b b + A s '. f y
� 0,85.fc '� �1 c b b + As '. f y � 0,85.fc'� �1 cb b
� Asb � � +A' s
fy fy

Azis Susanto, ST., MT. 40


SK SNI T-15-1991-03, pasal 3.3.3 ayat 3
untuk tulangan tekan pada kondisi seimbang tidak perlu dikalikan faktor 0,75
As mak = 0,75 Asb
� 0,85.fc'� �1 cb b
= 0,75 � As '
fy

= 0,75
� 0,85.20� 0,85. 189. 250 + 567,06 � 2273,97 mm2 � As1 � 1134,11 mm2
300
1,4 1,4
�min = � � 0,00467
f y 300
As1 1134,11
�1 � � � 0,016 > �min � 0, 00467
b.d 250.283,5

Note:
Jadi tampang balok tersebut berplilaku daktil.

Untuk tulangan tarik (sudah yield): s > y sehingga dipakai s = y dan fs = fy


Untuk tulangan tekan (belum yield): s ’ < y sehingga dipakai s ’ dan fs ’

d’ Diketahui tampang balok tulangan rangkap


3D19 seperti gambar di samping, memiliki mutu beton
fc’ = 30 MPa dan mutu baja fy = 400 MPa.
d
350 Penutup beton 25 mm, jarak bersih antar
6D19 tulangan vertikal 25 mm dan tulangan sengkang
y menggunakan tulangan diameter 10 mm.
Hitung kuat momen tahanannya !
250
Titik berat tulangan

a). Luas tulangan


tulangan tarik, As = 6 . ¼ . 192 = 1701,17 mm2
tulangan tekan,As ’ = 3 . ¼ . 192 = 850,59 mm2
Asumsi tulangan tarik & tekan sudah yield:
As2 = As ’
As = As1 + As2 As1 = As – As ‘ = 1701,17 – 850,59 = 850,59 mm2

Azis Susanto, ST., MT. 41


b). Tinggi efektif beton
d = h – (Pb + Dsengk + Dpok + y) = 350 – (25 + 10 + 19 + ½ 25) = 283,5 mm
d’ = Pb + Dsengk + ½ Dpok) = 25 + 10 + ½ 19 = 44,5 mm
c). Tinggi blok tekan beton (dari kopel momen baja tarik dan beton tekan)
A s1 .f y 850, 59 .400
a� � � 53, 37 mm
� 0,85.f c '� b � 0, 85.30 � 250
d). Letak garis netral
a 53, 37
c� � � 62, 79 mm
�1 0,85
e). Kontrol asumsi awal, baja tarik dan baja tekan sudah yield:
fy 400
�y � � � 0, 0020
Es 200000
c�d' 62,79 � 44,5
�s ' � 0, 003 � 0, 003 � 0, 00087 � � y � 0, 0020
c 62,79 Tulangan tekan belum yield

d�c 283, 5 � 62, 79


�s � 0, 003 � 0, 003 � 0, 01054 � � y � 0, 0020
c 62, 79 Tulangan tarik sudah yield

Note : Jadi asumsi awal, bahwa baja tulangan tekan sudah yield adalah keliru,
sedangkan untuk tulangan tarik sudah yield.
f). Sehingga langkah berikutnya adalah mengasumsikan baja tekan belum leleh,
maka dilakukan penentuan letak garis normal c baru dan digunakan sebagai
perhitungan analisis yang baru:
1). Perhitungan letak garis normal c
c’ = 0,003 0,85 fc’
d’ CC = 0,85 fc’ ab
s’ TC = As‘ fs’
As’ c - a= 1.c -
Garis netral
d z1 = d - a/2
z2 = d – d’
As +

s= y = fy / Es TS1 = As1 fy TS2 = As2 fy


b Diagram Regangan
Kopel Momen Beton Kopel Momen baja
tekan dan baja tarik tekan dan baja tarik
kuat batas

Kesetimbangan gaya-gaya dalam:

TS � CC � TC
� A s . f y = � 0,85.f c '� ab + As '. fs '
(c � d ').0,003
dengan a = �1. c dan f s' = E s . � s ' � .E s
c

Azis Susanto, ST., MT. 42


(c � d ').0, 003
� A s . f y = � 0,85.f c '� .b.�1 .c + .E s .A s '
c
� A s . f y . c = � 0,85.f c '� b �1.c2 + (c � d ').0,003.E s .A s '
� � 0,85.f c '.b �1 � .c 2 + 0, 003.E s .A s '.c � 0, 003.E s .A s '.d' � A s . f y . c = 0
� � 0,85.f c '.b �1 � .c 2 + � 0, 003.E s .A s ' � A s . f y � .c � 0, 003.E s .A s '.d' = 0

A C
B
Persamaan ini persamaan kuadrat dapat diselesaikan dengan rumus ABC

Dengan memasukan nilai2 yg ada maka didapat persamaan:

� �
�� 0,85.30.250. 0,85� .c2 + 0,003.2.105.850,59 �1701,17. 400 .c � 0,003.2.105.850,59.44,5 = 0
�5418,75.c � 170114.c � 22710753 = 0
2

Dengan Rumus ABC, didapat:


c1 = 82,31 mm
Dipakai c = 82,31 mm
c2 = - 50,92 mm

2). Cek tegangan baja tekan dengan nilai c yang baru

(c � d ') 82, 31 � 44, 5


fs' = . � 600 � � 600 � 275, 62 MPa < f y = 400 MPa
c 82, 31
Asumsi baja tekan belum yield
sudah benar.

3). Hitungan tinggi blok tekan beton dengan nilai c yang baru
a = 1 . c = 0,85 . 82,31 = 69,96 mm

4). Hitungan gaya2 dalam


~ Gaya tekan
CC = (0,85 . fc’) a . b = (0,85 . 30) . 69,96 . 250 . 10-3 = 446,00 kN
TC = As ’ . fs ’ = 850,59 . 275,62 . 10-3 = 234,44 kN
Total gaya tekan CC + TC = 680,44 kN
~ Gaya tarik
TS = As . fy = 1701,17 . 400 . 10-3 = 680,46 kN
~ cek keseimbangan gaya2 dalam :
CC + TC = TS = 680,44 680,46 kN

Azis Susanto, ST., MT. 43


5). Hitungan kapasitas momen
Mn1 = CC (d – a/2) = 446,00 (283,5 – ½ 69,96) . 10-3 = 110,839 kNm
Mn2 = TC (d – d’) = 234,44 (283,5 – 44,5) . 10-3 = 56,031 kNm
Mn = Mn1 + Mn2 = 110,839 + 56,031 = 166,87 kNm
Sehingga kuat momen tahanannya:

MR = Mn = 0,8 . 166,87 = 133,496 kNm

6). Cek daktilitas tampang


~ letak garis netral pada kondisi balance
600 600
cb = d = 283,5 � 170,1 mm
f y + 600 400 + 600
~ karena fs ’ < fy maka luas tulangan baja tarik As1 yang efektif diperlukan
TC � TS2
� As '.f s ' � A s2 .f y
As '.f s ' 850,59.275, 62
� As2 � � � 586,10 mm 2
fy 400

~ maka: As1 = As – As2 = 1701,17 – 586,10 = 1115,62 mm2

~ Kontrol luasan tulangan maksimum

A mak =
� 0,85.fc'� �1 cb b + As '
fy

=
� 0,85.30 � 0,85 . 170,1. 250
� 850,59
400
= 2578,83 mm2 � A s1 � 1115, 07 mm2

~ Kontrol luasan tulangan minimum


1,4 1, 4
�min = � � 0,0035
fy 400
As1 1115,07
�1 � � � 0,0157 > �min � 0,0035
b.d 250.283,5
Note:
Jadi tampang balok tersebut berplilaku daktil.

Azis Susanto, ST., MT. 44


Usaha untuk menyediakan sejumlah baja tulangan guna menahan
gaya tarik arah tegak lurus terhadap retak tarik diagonal sehingga
mampu mencegah bukaan retak lebih lanjut.
Penulangan geser dapat berupa :
1. Penulangan sengkang vertikal
2. Jaringan kawat baja las yg dipasang tegak lurus sumbu aksial
3. Sengkang miring/diagonal
4. Batang tulangan miring dari tulngan pokok yang dibengkokkan
5. Penulangan spiral
Dasar anggapan: Beton menahan sebagian gaya geser
Kelebihan gaya geser ditahan baja tulangan

Kapasitas beton untuk menahan gaya geser Vc (tanpa tulangan geser):


SK SNI T-15-1991-03 Persamaan 3.4.3

�1 �
Vc � � f c ' � bw d
�6 �

atau

Persamaan 3.4.6
1� Vu d �
Vc � � f c ' � 120 � w �� bw d
7 �� Mu �

Dimana Vu d
� 1, 0
Mu

Vc � 0,30 � �
f c ' bw d

Jika Vu � 1
2 � Vc Tidak perlu tulangan geser

Jika Vu � 1
2 � Vc
dan Secara teoritis tidak perlu tulangan geser, tetapi
Vu � � V c harus menggunakan tulangan geser minimum

Jika Vu � � V c Perlu tulangan geser

Azis Susanto, ST., MT. 45


Struktur yang tidak memerlukan tulangan geser minimum :
1. Plat dan pondasi plat
2. Struktur balok beton rusuk (SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.1.11
3. Balok yg tinggi totalnya tidak lebih dari 250 mm, atau 2,5 kali tebal flens
atau 1,5 lebar badan balok, dan diambil yg terbesar
4. Struktur dengan nilai Vu � 1 2 � Vc

Luasan tulangan geser minimum (SK SNI T-15-1991-03 pers. 3.4-14)

1 bw s
Av �
3 fy

Dimana :
Av = luas tulangan geser total, utk sengkang keliling
Av = 2 As dalam mm2
bw = lebar balok, unruk balok persegi b, dalam mm
s = jarak c.t.c antar tulangan sengkang, dalam mm
fy = kuat leleh baja tulangan, dalam MPa

Dasar perencanaan tulangan geser (SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.4.1)


Vu � � Vn Pers 3.4-1
Dimana Vn = Vc + Vs pers 3.4-2
Sehingga Vu � � Vc � � Vs dengan koef geser = 0,60

Gaya geser nominal sengkang vertikal


(SK SNI T-15-1991-03 pers. 3.4-17)

Av f y d Av f y d
Vs � s perlu �
s Vs

Gaya geser nominal sengkang miring


(SK SNI T-15-1991-03 pers. 3.4-18)

�d � Av f y d
Vs � Av f y �sin � � cos � �� � s perlu � 1,414
�s� Vs

Azis Susanto, ST., MT. 46


Kuat tulangan geser nominal yg diperlukan Vs dapat ditentukan dari
SFD terfaktor Vu
(SK SNI T-15-1991-03 pers. 3.4-1 serta 3.4-2)

Vu � � Vc � � Vs
Vu
Selanjutnya didapat : Vs perlu � � Vc

Untuk tampang yg juga menahan momen torsi dimana momen torsi terfaktor
Tu melibihi nilai � � 1
24 fc ' � x2 y � Maka gaya geser Vc adalah :

�1 � Jika Vu � 1 � Vc
� fc ' � 2

Vc � � 6 �
Sehingga diperlukan tul Geser minimum
� T � maka
1 � �� 2,50 Ct u ��
Av � 2 At �
1 bw s
� Vu � 3 fy
Dimana At adalah satu luas kaki sengkang
Tertutup sejarak s utk menahan torsi

Azis Susanto, ST., MT. 47


Azis Susanto, ST., MT. 48
Azis Susanto, ST., MT. 49
Azis Susanto, ST., MT. 50
Azis Susanto, ST., MT. 51
Azis Susanto, ST., MT. 52
Azis Susanto, ST., MT. 53
c). PERENCANAAN TULANGAN GESER

~ Gaya geser ultimit, Vu


19.250 kN
1
Vu
1m Vu � qu .l = 19.250 kN
12.22 kN 2
0 0

1/2 L

19.250 kN

~ Cek perlu tidaknya tulangan sengkang (SK SNI T-15-1991 pasal 3.4.5 ayat 5)
Jika :
1 �1 �
Vu � .� .Vc � 12.191 kN dimana : Vc � � f ' c � .b . d = 40635.268 N
2 �6 �
19.250 kN > 12.191 kN = 40.635 kN

maka : Diperlukan tulangan sengkang minimum �= 0.6

Azis Susanto, ST., MT. 54


dipakai tulangan geser minimum (spasi maksimum).
1
s� d = 128.50 mm 125.00 mm
2 diambil : s = 125.00 mm
s� 600.00 mm

jadi dipakai tulangan geser, P6 125


d). KONTROL TERHADAP LENDUTAN

~ Pemeriksaan tinggi minimum (dari tabel 3.2.5a SK SNI T-15-1991-03)

ln
hmin � = 196.88 mm < h aktual = 300.00 mm
16
dengan demikian tidak perlu dilakukan pemeriksaan lendutan

Note : karena perlu tahu seberapa besar lendutan yang terjadi, maka tetap lendutan dihitung

~ Besaran besaran dasar

Es = 200000 MPa
Es
n� = 8.97
Ec � 4700 f ' c = 22294.058 MPa Ec

f r � 0,7 f ' c = 3.320 MPa

~ Momen Inersia efektif


2
luas tulangan transformasi, n . As = 3558.49 mm

y
garis netral

d
As n . As

b b
Penampang Penampang
Sloof Transformasi

kedudukan garis netral, y :

n . As � � 2 b d � �
y� � �1 � � � 1� = 79.480 mm
b � �� n As �� �
� �
menentukan momen inersia penampang retak transformasi :

I cr � b . y 3 � n. As �d � y�
1 2 4
= 145612101.387 mm
3
menentukan momen inersia penampang utuh :
1
Ig � b.h 3 = 450000000.000 mm
4

12

Azis Susanto, ST., MT. 55


momen saat retak pertama kali :
fr .I g 1
M cr � dim ana, yt � h = 150.00 mm
yt 2

= 9961174.630 N mm
= 9.96117 kNm

akibat beban mati dan beban hidup :


M cr M cr 1
� dimana : M � q D L . L2 = 4.621776 kNm
M D L � M LL
DL
Ma 8
1
M LL � q LL . L 2 = 6.00831 kNm
maka : 8
M cr M cr
� = 0.93707
Ma M DL � M LL

m omen inersia efektif, Ie

�� � M � ��
3 3
�M �
I e � �� cr �� . I g � �1 � �� cr �� � I cr = 396078069.339 mm 4
� Ma � �� � a
M � ��

~ Hitungan lendutan seketika

5 �M DL � M LL �Ln 2
�� = 1.2443 mm
48 Ec . I e

Azis Susanto, ST., MT. 56

Anda mungkin juga menyukai