Anda di halaman 1dari 36

PANDUAN

ASESMEN PASIEN

RS MITRAKEMAYORAN

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan anugerahnya, sehingga
penyusun dapat menyusun Buku Panduan dari Asesmen Pasien. Buku Panduan Asesmen ini
digunakan sebagai Panduan dari pelaksanaan Asesmen Pasien di pelayanan kesehatan RS Mitra
Kemayoran Jakarta, Pelayanan kesehatan dilaksanakan bermula dari kedatangan pasien melalui :

1. Dari instalasi Gawat Darurat.

2. Dari rawat jalan (Poliklinik).

Dari Asesmen Pasien yang dimulai dari Instalasi Gawat Darurat maka pasien dapat diberikan
informasi apakah pasien mendapat pelayanan kesehatan lanjutan dalam bentuk pelayanan
keperawatan atau tidak. Begitu pula dari Asesmen Pasien rawat jalan, pasien akan mendapatkan
informasi apakah pasien mendapatkan pelayanan kesehatan lanjutan keperawatan atau tidak.

Pelayanan kesehatan di RS Mitra Kemayoran dilaksanakan berdasarkan Panduan Asesmen


Pasien yang ada, oleh profesional kesehatan yang terpercaya dengan kompetensi yang dapat
dipertanggungjawabkan.

Tujuan memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik sesuai pelaksanaan Panduan Asesmen
Pasien, dilaksanakan terpadu oleh semua profesional kesehatan secara bersama dan terpadu di
RS Mitra Kemayoran Jakarta adalah agar pasien menerima pelayanan kesehatan terbaik dan
kemungkinan keinginan menjadi sembuh dari penyakit.

Inilah harapan penyusun semua agar Panduan Asesmen Pasien dapat dilaksanakan sebaik-baiknya
dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di RS Mitra Kemayoran Jakarta.

Dalam penyusunan buku ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penyusun mengharapkan tegur,
sapa, atau kritik demi perbaikan Buku Panduan Asesmen Pasien ini akan datang.

Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan buku ini.

Penyusun

ASESMEN PASIEN

Proses asesmen pasien yang efektif akan menghasilkan keputusan tentang pengobatan
pasien yang harus segera dilakukan dan kebutuhan pengobatan berkelanjutan untuk
emergency, efektif atau pelayanan terencana, bahkan ketika kondisi pasien
berubah.Proses asesmen pasien adalah proses yang terus menerus dan dinamis yang
digunakan pada sebagian besar unit kerja rawat inap dan rawat jalan
Asesmen pasien terdiri atas 3 proses utama :
1. Mengumpulkan informasi dari data keadaan fisik, psikologis dan riwayat kesehatan
pasien.
2. Analisis informasi dan datatermasuk hasil laboratorium dan Imaging Diagnostic
(Radiologi) untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan kesehatan pasien.
3. Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang telah
diidentifikasi.
Asesmen pasien sudah benar apabila memperhatikan kondisi pasien, umur, kebutuhan
kesehatan dan permintaan atau preferensinya. Proses-proses ini dilaksanakan oleh
berbagai profesional kesehatan yang bertanggung jawab atas pasien dan selalu bekerja
sama.
BAB I
DEFINISI ASESMEN PASIEN

A. PENGERTIAN
1. Asesmen pasien: adalah serangkaian proses yang berlangsung sejak dari fase pre-rumah
sakit hingga manajemen pasien di rumah sakit.
2. Asesmen tempat kejadian: suatu tindakan yang dilakukan oleh paramedis saat tiba di tempat
kejadian.
3. Asesmen awal: suatu proses untuk mengidentifikasi dan menangani kondisi yang
mengancam nyawa, berfokus pada tingkat kesadaran pasien, stabilisasi leher dan tulang
belakang, menjaga patensi jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi.
4. Asesmen segera-kasus trauma: dilakukan terhadap pasien yang mengalami cedera signifikan
untuk mengidentifikasi cedera yang berpotensi mengancam nyawa. Perkirakan juga derajat
keparahan cedera, tentukan metode transfer, dan pertimbangkan Bantuan Hidup Lanjut.
5. Yang dimaksud dengan cedera signifikan adalah tabrakan motor; tabrakan mobil-pejalan
kaki; penetrasi pada kepala, dada, atau perut; terjatuh melebihi jarak 6 meter (dewasa) dan 3
meter (anak).
6. Asesemen segera-kasus medis: dilakukan terhadap pasien yang tidak sadar, delirium, atau
disorientasi; berupa identifikasi segera kondisi yang berpotensi mengancam nyawa.
7. Asesmen terfokus-kasus trauma: dilakukan terhadap pasien yang tidak mengalami cedera
signifikan, dan telah dipastikan tidak memiliki cedera yang dapat mengancam nyawa.
Berfokus pada keluhan utama pasien.
8. Asesmen terfokus-kasus medis: dilakukan pada pasien yang sadar, memiliki orientasi baik,
dan tidak mempunyai kondisi yang mengancam nyawa. Berfokus pada keluhan utama
pasien.
9. Asesmen secara mendetail: hanya dilakukan jika terdapat jeda waktu di tempat kejadian saat
menunggu ambulans tiba atau pada saat transfer ke rumah sakit. Pemeriksaan dilakukan dari
kepala-kaki untuk mengidentifikasi masalah yang tidak mengancam nyawa yang dimiliki
oleh pasien.
10. Asesmen berkelanjutan: dilakukan selama transfer terhadap semua pasien, untuk
mengidentifikasi adanya perubahan pada kondisi pasien, berupa perburukan/perbaikan
kondisi.

B. TUJUAN
1. Asesmen awadari seorang pasien, rawat jalan, rawat inap, sangat penting untuk
mengdentifikasi kebutuhan pasien dan untuk memulai proses pelayanan.
2. Dengan assemen awal makai nformasi yang diberikan adalah :
Memahami pelayanan apayang dicari pasien
Memilih jenis pelayanan yang terbaik bagi pasien
Menetapkan diagnosa awal
Memahami respon pasien terhadap pengobatan sebelumnya
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup asesmen pasien di Sakit Mitra Kemayoran jakarta meliputi :


1. Asesmen Pasien Gawat Darurat
Asesmen pasien gawat darurat adalah suatu proses yang dilakukan secara sengaja, sistematis
dan terencana untuk mendapatkan informasi dari seorang individu yang datang ke rumah sakit
sesegera mungkin untuk mengidentifikasi kondisi yang mengancam nyawa,melakkan intervensi
secepat mungkin dan menatalaksana cedera yang tidak mengancam nyawa serta manajemen
transfer di Instalasi Gawat Darurat yang tercatat dalam dua lembar formulir meliputi :
a. Triase dan pengkajian awal pasien gawat darurat diisi oleh dokter yang terdiri dari :
Anamnesis
Riwayat penyakit
Pemeriksaan fisik
Kepala
Leher
Thoraks
Abdomen
Ekstreminasi
Status lokasi
Diagnosa kerja
Diagnosa banding
Perencanaan pelayanan
Tindakan medis/operasi
Pemeriksaan penunjang
Radiologi
Laboratorium
Lainnya
Obat-oabatan
konsultasi
Status akhir pasien
Dipulangkan
Dirawat di ruang
Dikirim/Rujuk ke
Alasan Rujuk/Kirim
Pulang paksa, Alasan
Kondisi pasien saat pulang
Kesadaran
Tanda Vital
Catatn khusus/keterangan lain
Alat terpasang
Alat dibawa pulang
Skrining faktor resikopasien pulang
Rencana pulang
Kolom tangga kunjungan, nama dokter dan paraf dokter yang memeriksa
b. Triase dan pengkajian awal pasien gawat darurat diisi oleh perawat yang terdiri dari :
Triase
Tanggalkunjungan
Keadaan datang
Macam kasus
Subyektif (anamnesis)
Obyektif
Keadaan umum Tekanana darah
Kesadaran Frekuensi Nadi
Berat badan Frekuensi nafas
Tinggi badan Suhu
AIR WAY
Breathing
Bunyi nafas
Irama pernafasan
Pengembangan paru
Pengembangan otot bantu nafas
Circulation
Pengisian Kapiler
ekstremitas
Asesmen Triase
Kategori Pasien
Pengkajian Perawat
Tekanan intrakranial Edema
Pupil Mukosa mulut
Neuro Pedarahan
sensorik/Muskulo intoksikasi
skeletal
Integumen
turgorkulit

c. Rencana asuhan keperawatan pasien gawat darurat diisi oleh perawat yang terdiri dari :
No / Tanggal
Diagnosa perawat
Tujuan
Rencana keperwatan
Implentasi
Evaluasi
Nama / Paraf
2. Asesmen Pasien Rawat Jalan.
Asesmen pasien rawat jalan adalah suatu proses yang dilakukan secara sengaja, sistematis dan
terencana untuk mendapatkan informasi dari seorang individu yang datang ke rumah sakit
untuk mendapatkan pelayanan medis dengan tujuan memperoleh diagnosa, pengobatan,
rehabilitasi dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa mengharuskan individu tersebut untuk
dirawat inap, yang tercatat dalam lima lembar formulir meliputi :
a. Pengkajian awal pasien rawat jalan khusus dokter diisi oleh dokter yang terdiri dari :
Data diri pasien
Stiker alergi/infeksi
Keluhan utama
Riwayat penyakit terdahulu
Status gizi
Pemeriksaan fisik
Diagnosa
Rencana terapi
Pencana pemeriksaan penunjang
Kolom tangga kunjungan, nama dokter dan paraf dokter yang memeriksa
b. Pengkajian awal pasien rawat jalan diisi oleh perawat yang terdiri dari :
Kolo nomor reakam medis
Data diri pasien
Stiker alergi/infeksi
Poli
Anak THT
P.Dalam Gigi
Bedah Jantung
Bedah umum Kulit
Bedah syaraf Poli Umum
Bedah urologi MCU
Bedah thoraks Jiwa
Bedah vaskuler Rehab Medik
Bedah ortopedi Sport Terapi
Bedah anak
Syaraf Gizi
Paru Anastesi
Mata Akupuntur
Kebidanan

Tanggal kunjungan
Keluhan utama
Pengkajian keperawatan
Tanda vital Skrining gizi Fungsional
Tekanan darah Berat badan Alat bantu
Frekuensi nadi Tinggi badan Prothesa
Frekuensi nafas IMT Cacat tubuh
Suhu Rumus IMT Keterangan
Lingkar Kep ADL

Skala nyeri
Smile
Rasa nyeri
Skala nyeri
Lokasi
Durasi
Frekuensi
Karakteristik
Nyeri hilang bila
Penilaian skala nyeri pada anak
Kategori
Wajah
Aktivitas (gerakan)
Fisiologi(vital sign)
Pernafasan
Hasil
Pre skor
Skor interval
Post skor
Jumlah
Jam

Asesmen resiko jatuh rawat jalan GET UP AND GO


Pengkajian
Hasil
Tindakan
Resiko jatuh
Riwayat kehamilan dan kelahiran
Riwayat imunisasi di isi jika pasien tersebut anak)
Lain-lain
Kolom tanggal kunjungan dan paraf perawat
c. Hasil pemeriksaan lanjutan pasien rawat jalan terintegrasi di isi oleh dokter yang terdiri :
Poli ( tanggal & jam)
Pencatatan penggunaan metode pemecahan masalah ( S O A P)
Nama & TTD
d. Daftar riwayat berobat rawat jalan (Summery list) diisi oleh dokter yang terdiri dari :
Kolom Nomor Medrek
Kolom Identitas Pasien
Kolom Riwayat Alergi
Tanggal / Jam
Diagnosis
Operasi / Prosedur
Terapi
Dokter (Nama & Paraf)
e. Rencana asuhan keperwatan diisi oleh perawat yang terdiri dari :
No / Tanggal
Diagnosa
Tujuan
Rencana Tindakan
Tindakan
Paraf & Nama Perwat
Nama & Paraf Keluarga
3. Asesmen Pasien Rawat Inap
Asesmen pasien rawat inap adalah suatu proses yang dilakukan secara sengaja, sistematis dan
terencana untuk mendapatkan informasi dari seorang individu yang datang ke rumah sakit
untuk mendapatkan pelayanan medis dengan tujuan memperoleh pemangamatan, diagnosa,
pengobatan, rehabilitasi dan pelayanan kesehatan lainnya dimana keseluruhan proses ini
membutuhkan waktu yang lebih lama sehingga pasien harus tinggal untuk jangka waktu
tertentu di ruangan dalam rumah sakit, yang terbagi dalam empat golongan pasien seperti :
a. Pasien umum dewasa dan anak yang tercatat dalam 70 lembar formulir seperti :
Data pasien baru Daftar check preoperasi Perkiraan biaya operasi
Lembar rawat jalan dan pemeriksaan post Formulir alih rawat dokter
Triase dan pengkajian IGD operasi Catatan pindah rs lain/rujukan
Clinical pathways Daftar obat pasien
Kartu pulang Form pemantauan kasus Pengkajian kebutuhan
Struk pindah ruang infeksi nosokomial transportasi
Kartu masuk Form observasi khusus Persiapan pasien sebelum
Resume pasien (DM) pemeriksaan rasdiolgi
Sertifikat kametian Observasi khusus Check list post contrast intra
Resume keperawatan Pemantauan perawatan vena CT scan /MRI/BNO-IVP
Form Grafik dan pengombat ART Daftar persiapan pasien
Lembar masuk keluar Catatan perawat sebelum dan sesudah
Catatan pemindahan pasien Pengkajian awal pasien operasi/tindakan endoskopi
antar ruangan rawat inap/anak/HIV Pemantauan pasien
Catatan pengembangan pasien Pengkajian awal dan hemodialisa
terintegrasi catatan perawatan pasien Catatan pelaksanaan transfusi
Instruksi via telepon diakhir kehidupan Indikasi pemakain antibiotik
Laporan operasi Diagnosa keperawatan terbatas (Restricted Antibiotic)
Catatan anestesi Evaluasi asuhan Bon retour obat
Konsultasi anestesi keperwatan Bon-bon print pemakaian obat
Surat permintaan dan jawaban Asuhan keperawatan Hd Ketentuan umum
konsultasi Chek list pasien HD Surat permintaan rawat
Form pemeriksaan penunjang Chek list penerimaan Dokumen pengantar(surat
Pengkajian medik pasien baru rujukan rumah sakit luar)
Informed consent Formulir rehab medik Form-form penggunaan alkes
Surat persetujuan biaya Formulir edukasi pasien Formulir serah terima barang
Surat keterangan pesetujuan dan keluarga teintegrasi pasien
biaya dan rawat Penilaian resiko jatuh Tata laksana perawatan
Pernyataan pulang paksa pasien dewasa skala penderitan rawat inap dan
Surat pernyataan penolakan morse pernyataan penanggung jawab
Form evaluasi bedah Penilaian resiko jatuh Lembar flow sheet ICU/IMC
(observasi RR) pasien anak humpty Lain-lain
Form Aldret Score paska dumpty
anestesi Acute pain service
Acute pain service anak
lembar observas
b. Pasien kebidanan yang tercatat dalam 70 lembar formulir seperti :
Data pasien baru Pernyataan pulang paksa Perkiraan biaya operasi
Lembar rawat jalan Surat pernyataan Formulir alih rawat dokter
Triase dan pengkajian IGD penolakan Catatan pindah rs lain/rujukan
Clinical pathways Form evaluasi bedah pasienCatatn pengembalian
Kartu pulang (observasi RR) pasien rujukan
Struk pindah ruang Form Aldret Score paska Pengkajian kebutuhan
Kartu masuk anestesi transportasi
Resume Daftar check preoperasi Formulir indikasi Section
Sertifikat kametian dan pemeriksaan post CaesariaPersiapan pasien
Resume keperawatan operasi sebelum pemeriksaan
Form Grafik Daftar obat rasdiolgi
Lembar masuk keluar Form pemantauan kasus Check list post contrast intra
Catatan pemindahan pasien infeksi nosokomial vena CT scan /MRI/BNO-IVP
antar ruangan Form observasi khusus Daftar persiapan pasien
Tiase dan pengkajian awal pasien (DM) sebelum dan sesudah operasi
pasien kebidanan dan Observasi khusus dan Catatan pelaksanaan transfusi
kandungan morbilisasi kasus Check list persiapan Curetage
Pengkajian awal pasien masuk maternitas Laporan cardiotokografi
Catatan pengembangan pasien Catatan perawat Bon retour obat
terintegrasi Pengkajian awal pasien Bon-bon print pemakaian obat
Instruksi via telepon rawat inap/anak/HIV Ketentuan umum (general
Laporan operasi Pengkajian awal dan consent)
Catatan anestesi catatan perawatan pasien Surat permintaan rawat
Konsultasi anestesi diakhir kehidupan Dokumen pengantar(surat
Surat permintaan dan jawaban Diagnosa keperawatan rujukan rumah sakit luar)
konsultasi Evaluasi asuhan Form-form penggunaan alkes
Form pemeriksaan penunjang keperwatan Formulir serah terima barang
Pengkajian medik Chek list penerimaan pasien
Lembar nifas / grafik ibu pasien baru Tata laksana perawatan
Lap[oran persalinan Formulir rehab medik penderitan rawat inap dan
Pemantauan HIS Formulir edukasi pasien pernyataan penanggung jawab
Lembar partograf dan keluarga teintegrasi Lain-lain
Laporan kelahiran bayi Penilaian resiko jatuh
Informed consent pasien dewasa skala
Surat persetujuan biaya morse
Surat keterangan persetujuan Acute pain service
biaya dan rawat ICU /ICCU /
PICU/ NICU / NSpC / IMC

c. Pasien NICU yang tercatat dalam 58 lembar formulir seperti :


Data pasien baru Pengkajian medik Catatan pindah rs lain/rujukan
Lembar rawat jalan Informed consent pasien
Triase dan pengkajian IGD Surat persetujuan biaya Catatn pengembalian pasien
Clinical pathways Surat keterangan persetujuan rujukan
Kartu pulang biaya dan rawat ICU /ICCU / Pengkajian kebutuhan
Struk pindah ruang PICU/ NICU / NSpC / IMC transportasi
Kartu masuk Pernyataan pulang paksa Check list post contrast intra
Resume Surat pernyataan penolakan vena CT scan /MRI/BNO-IVP
Sertifikat kametian Form evaluasi bedah (observasi Daftar persiapan pasien sebelum
Resume keperawatan RR) dan sesudah operasi
Form Grafik Form Aldret Score paska Catatan pelaksanaan transfusi
Lembar masuk keluar anestesi Indikasi pemakain antibiotik
Catatan pemindahan pasien Daftar check preoperasi dan terbatas (Restricted Antibiotic)
antar ruangan pemeriksaan post operasi Bon retour obat
Catatan pengembangan pasien Daftar obat Bon-bon print pemakaian obat
terintegrasi Form pemantauan kasus infeksi Ketentuan umum (general
Instruksi via telepon nosokomial consent)
Laporan operasi Pengkajian awal pasien rawat Surat permintaan rawat
Catatan anestesi inap anak Dokumen pengantar(surat
Konsultasi anestesi Chek list penerimaan pasien rujukan rumah sakit luar)
Surat permintaan dan jawaban baru Form-form penggunaan alkes
konsultasi Formulir edukasi pasien dan Formulir serah terima barang
Form pemeriksaan penunjang keluarga teintegrasi pasien
Grafik berat badan Acute pain service lembar Tata laksana perawatan
Garfik lingkar kepala observasi bayi penderitan rawat inap dan
Surat keterangan kelahiran Perkiraan biaya operasi pernyataan penanggung jawab
Lambar follow up bayi Formulir alih rawat dokter Lembar flow sheet ICU/IMC
Lain-lain

d. Pasien bayi yang tercatat dalam 32 lembar formulir seperti :


Data pasien baru Pernyataan pulang paksa
Lembar rawat jalan Daftar check preoperasi dan pemeriksaan post
Triase dan pengkajian IGD operasi
Clinical pathways Daftar obat
Kartu pulang Form pemantauan kasus infeksi nosokomial
Struk pindah ruang Formulir edukasi pasien dan keluarga teintegrasi
Kartu masuk Acute pain service lembar observasi bayi
Sertifikat kametian Perkiraan biaya operasi
Resume keperawatan Formulir alih rawat dokter
Laporan operasi Catatan pindah rs lain/rujukan pasien
Surat keterangan lahir Catatn pengembalian pasien rujukan
Surat permintaan dan jawaban konsultasi Pengkajian kebutuhan transportasi
Form pemeriksaan penunjang Bon retour obat
Lambar follow up bayi Bon-bon print pemakaian obat
Lembar observasi bayi Form-form penggunaan alkes
Informed consent Form pemesanan dokumentasi bayi
Surat persetujuan biaya Kartustatus bayi
Surat keterangan persetujuan biaya dan rawat
ICU /ICCU / PICU/ NICU / NSpC / IMC
BAB III
TATA LAKSANA ASESMEN PASIEN
A. Jenis -Jenis Asesmen Pasien
Urutan asesmen ini diterapkan pada seluruh pasien tanpa kecuali. Asesmen ini terbagi menjadi 5
bagian, yaitu:
1. ASESMEN TEMPAT KEJADIAN
b. Amankan area.
c. Gunakan alat pelindung diri.
d. Kenali bahaya dan hindari cedera lebih lanjut.
e. Panggil bantuan (ambulans, polisi, pemadam kebakaran).
f. Observasi posisi pasien.
g. Identifikasi mekanisme cedera.
h. Pertimbangkan stabilisasi leher dan tulang belakang.
i. Rencanakan strategi untuk melindungi barang bukti dari tempat kejadian.
2. ASESMEN AWAL
a. Keadaan umum:
1) Identifikasi keluhan utama / mekanisme cedera.
2) Tentukan status kesadaran (dengan Glasgow Coma Scale-GCS) dan orientasi.
3) Temukan dan atasi kondisi yang mengancam nyawa.
b. Jalan napas:
1) Pastikan patensi jalan napas (head tilt dan chin-lift pada pasien kasus medik, dan
jaw thrust pada pasien trauma).
2) Fiksasi leher dan tulang belakang pada pasien dengan risiko cedera spinal
3) Identifikasi adanya tanda sumbatan jalan napas (muntah, perdarahan, gigi
patah/hilang, trauma wajah).
4) Gunakan oropharyngeal airway (OPA) / nasopharyngeal airway (NPA) jika perlu.
c. Pernapasan:
1) Lihat (look), dengar (listen), rasakan (feel); nilai ventilasi dan oksigenasi
2) Buka baju dan observasi pergerakan dinding dada; nilai kecepatan dan kedalaman
napas.
3) Nilai ulang status kesadaran.
4) Berikan intervensi jika ventilasi dan atau oksigenasi tidak adekuat (pernapasan <
12x/menit), berupa: oksigen tambahan, kantung pernapasan (bag-valve mask),
intubasi setelah ventilasi inisial (jika perlu). Jangan menunda defibrilasi (jika
diperlukan).
5) Identifikasi dan atasi masalah pernapasan lainnya yang mengancam nyawa.
d. Sirkulasi:
1) Nilai nadi dan mulai Resusitasi Jantung-Paru (RJP) jika diperlukan :
2) Jika pasien tidak sadar, nilai arteri karotis.
3) Jika pasien sadar, nilai arteri radialis dan bandingkan dengan arteri karotis.
4) Untuk pasien usia 1 tahun, nilai arteri brakialis.
5) Atasi perdarahan yang mengancam nyawa dengan memberi tekanan langsung
(direct pressure) dengan kassa bersih.
6) Palpasi arteri radialis: nilai kualitas (lemah/kuat), kecepatan denyut (lambat,
normal,
7) cepat), teratur atau tidak.
8) Identifikasi tanda hipoperfusi / hipoksia (capillary refill, warna kulit, nilai ulang
status
9) kesadaran). Atasi hipoperfusi yang terjadi.
e. Identifikasi prioritas pasien: kritis, tidak stabil, berpotensi tidak stabil, stabil.
1) Pada pasien trauma yang mempunyai mekanisme cedera signifikan, lakukan
asesmen segera-kasus trauma dan imobilisasi spinal.
2) Pada pasien medis yang tidak sadar, lakukan asesmen segera-kasus medis.
3. ASESMEN SEGERA DAN TERFOKUS
a. Asesmen segera: dilakukan pada pasien yang mengalami mekanisme cedera signifikan
atau pasien medis yang tidak sadar di tempat kejadian sambil mempersiapkan transfer
pasien.
1) Kasus Medis Tidak Sadar
Pertahankan patensi jalan napas.
Periksa kepala, leher, dada, abdomen, pelvis, anggota gerak, dan tubuh bagian
belakang.
Nilai tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu, warna.

Nilai SAMPLE:
S = sign & symptoms - tanda dan gejala, keluhan utama.
A = alergi.
M = medikasi / obat-obatan.
P = penelusuran riwayat penyakit terkait.
L = last oral intake / menstrual period asupan makanan terkini / periode
mestruasi terakhir.
E = etiologi penyakit.
Inisiasi intervensi yang sesuai.
Transfer sesegera mungkin.
Lakukan pemeriksaan fisik menyeluruh.
Lakukan asesmen berkelanjutan.
2) Trauma
Dilakukan pada pasien, baik sadar maupun tidak sadar, yang mengalami
mekanisme cedera signifikan untuk mengidentifikasi cedera yang mengancam
nyawa.
Imobilisasi spinal dengan collar-neck.
Nilai status kesadaran dengan GCS.
Periksa kepala, leher, dada, abdomen, pelvis, anggota gerak, dan punggung
belakang; menggunakan DCAP-BTLS:
D = deformitas.
C = contusions kontusio / krepitasi.
A = abrasi.
P = penetrasi / gerakan paradox.
B = burns luka bakar.
T = tenderness nyeri.
L = laserasi.
S = swelling bengkak.
Nilai tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu, warna.
Nilai SAMPLE.
Inisiasi intervensi yang sesuai.
Transfer sesegera mungkin.
Lakukan asesmen berkelanjutan
b. Asesmen terfokus: dilakukan pada pasien medis yang sadar atau pasien yang tidak
mengalami mekanisme cedera signifikan, dengan fokus pada keluhan utama pasien dan
pemeriksaan fisik terkait.
1) Kasus Medis
Asesmen berfokus pada keluhan utama
telusuri riwayat penyakit sekarang (onset, pemicu, kualitas, penjalaran nyeri,
derajat keparahan, durasi)
nilai SAMPLE
nilai tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu, warna.
Inisiasi intervensi yang sesuai
Transfer sesegera mungkin
Lakukan pemeriksaan fisik menyeluruh
Lakukan asesmen berkelanjutan
2) Trauma
Pemeriksaan berfokus pada area/ bagian tubuh yang mengalami cedera dengan
menggunakan DCAP-BTLS.
nilai tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu, warna.
nilai SAMPLE.
Inisiasi intervensi yang sesuai.
Transfer sesegera mungkin.
Lakukan pemeriksaan fisik menyeluruh.
Lakukan asesmen berkelanjutan.

4. ASESMEN SECARA MENDETAIL


Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh dan sistematis untuk mengidentifikasi masalah
yang tidak mengancam nyawa pada pasien tetapi dapat meningkatkan morbiditas dan
mortalitas.
a. Nilai tanda vital.
Kepala dan wajah:
1) Inspeksi: deformitas, asimetris, perdarahan.
2) Palpasi: deformitas, nyeri, krepitasi.
3) Nilai ulang potensi sumbatan jalan napas: gigi palsu, perdarahan, gigi patah,
muntah, tidak adanya refleks batuk.
4) Mata: isokoritas dan refleks cahaya pupil, benda asing, lensa kontak.
5) Hidung: deformitas, perdarahan, secret.
6) Telinga: perdarahan, sekret, hematoma di belakang telinga (Battles sign).
b. Leher:
1) Nilai ulang deformitas dan nyeri, jika pasien tidak diimobilisasi.
2) Inspeksi adanya luka, distensi vena jugularis, penggunaan otot bantu napas,
perubahan suara.
3) Palpasi adanya krepitasi, pergeseran posisi trakea.
c. Dada:
1) Inspeksi adanya luka, pergerakan dinding dada, penggunaaan otot bantu napas.
2) Palpasi adanya nyeri, luka, fraktur, krepitasi, ekspansi paru.
3) Perintahkan pasien untuk menarik napas dalam; inspeksi adanya nyeri,
kesimetrisan, keluarnya udara dari luka.
4) Auskultasi: ronki, mengi (wheezing), penurunan suara napas pokok.
d. Abdomen:
1) Inspeksi: luka, hematoma, distensi.
2) Palpasi semua kuadran: nyeri, defans muscular.
e. Pelvis dan genitourinarius:
1) Palpasi dan tekan kedua spina iliaka anterior superior (SIAS) secara bersamaan
untuk menilai adanya nyeri, instabilitas, atau krepitasi.
2) Inspeksi dan palpasi: inkontinensia, priapismus, darah di meatus uretra.
3) Palpasi denyut arteri femoralis.
f. Anggota gerak:
1) Inspeksi: angulasi, penonjolan tulang abnormal (protrusion), simetris.
2) Palpasi: nyeri, krepitasi.
3) Nilai nadi distal: intensitas (kuat/lemah), teratur, kecepatan (lambat, normal, cepat).
4) Nilai sensasi (saraf sensorik).
5) Nilai adanya kelemahan / parese (jika tidak ada kecurigaan fraktur): perintahkan
pasien untuk meremas tangan pemeriksa.
6) Nilai pergerakan anggota gerak (jika tidak ada kecurigaan fraktur).
g. Punggung:
1) Imobilisasi jika ada kecurigaan cedera tulang belakang.
2) Palpasi: luka, fraktur, nyeri.
3) Nilai ulang fungsi motorik dan sensorik pasien.
5. ASESMEN BERKELANJUTAN
a. Dilakukan pada semua pasien saat transfer ke rumah sakit.
b. Tujuan:
1) menilai adanya perubahan pada kondisi pasien yang mungkin membutuhkan
intervensi tambahan.
2) mengevaluasi efektifitas intervensi sebelumnya.
3) menilai ulang temuan klinis sebelumnya.
c. Pada pasien stabil: ulangi dan catat asesmen awal setiap 15 menit.
d. Pada pasien tidak stabil: ulangi dan catat asesmen awal setiap 5 menit.
1) Nilai ulang status kesadaran.
2) Pertahankan patensi jalan napas.
3) Pantau kecepatan dan kualitas pernapasan.
4) Nilai ulang kecepatan dan kualitas denyut nadi.
5) Pantau warna dan suhu kulit.
6) Nilai ulang dan catat tanda vital.
e. Ulangi asesmen terfokus sesuai dengan keluhan pasien.
f. Periksa intervensi:
1) Pastikan pemberian oksigen adekuat.
2) Manajemen perdarahan.
3) Pastikan intervensi lainnya adekuat.
6. ASESEMEN PEDIATRIK
a. Penting untuk melakukan pemeriksaan sistematis karena anak sering tidak dapat
mengungkapkan keluhannya secara verbal.
b. Amati adanya pergerakan spontan pasien terhadap area tertentu yang dilindungi.
c. Tahapan asesmen berupa:
1) Keadaan umum:
a) tingkat kesadaran, kontak mata, perhatian terhadap lingkungan sekitar.
b) tonus otot: normal, meningkat, menurun / flaksid.
c) respons kepada orang tua / pengasuh: gelisah, menyenangkan.
2) Kepala:
a) tanda trauma.
b) ubun-ubun besar (jika masih terbuka): cekung atau menonjol.
3) Wajah:
a) pupil: ukuran, kesimetrisan, refleks cahaya.
b) hidrasi: air mata, kelembaban mukosa mulut.
4) Leher: kaku kuduk.
5) Dada:
a) stridor, retraksi sela iga, peningkatan usaha napas.
b) auskultasi: suara napas meningkat/menurun, simetris kiri dan kanan, ronki,
mengi (wheezing); bunyi jantung: regular, kecepatan, murmur.
6) abdomen: distensi, kaku, nyeri, hematoma.
7) anggota gerak:
a) nadi brakialis.
b) tanda trauma.
c) tonus otot, pergerakan simetris.
d) suhu dan warna kulit, capillary refill.
e) nyeri, gerakan terbatas akibat nyeri.
8) Pemeriksaan neurologis.

7. ASESMEN NEUROLOGIS
a. Dilakukan pada pasien dengan cedera kepala atau gangguan neurologis.
b. Pemeriksaaan status neurologi awal digunakan sebagai dasar untuk memantau kondisi
pasien selanjutnya.
c. Tahapan asesmen berupa:
1) Tanda vital: nilai keadekuatan ventilasi (kedalaman, kecepatan, keteraturan, usaha
napas).
2) Mata: ukuran dan refleks cahaya pupil.
3) Pergerakan: apakah keempat ekstremitas bergerak simetris.
4) Sensasi: nilai adanya sensasi abnormal (curiga cedera spinal).
5) Status kesadaran menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS): secara akurat
menggambarkan fungsi serebri.
Pada anak kecil, GCS sulit dilakukan. Anak yang kesadarannya baik dapat
memfokuskan pandangan mata dan mengikuti gerakan tangan pemeriksa,
merespons terhadap stimulus yang diberikan, memiliki tonus otot normal dan
tangisan normal.

Glasgow Coma Scale Dewasa


Mata Terbuka spontan 4

Terbuka saat dipanggil/diperintahkan 3


Terbuka terhadap rangsang nyeri 2

Tidak merespons 1

Verbal Orientasi baik 5

Disorientasi / bingung 4
Jawaban tidak sesuai 3
Suara yang tidak dapat dimengerti (erangan, teriakan) 2
Tidak merespons 1
Pergerakan Mengikuti perintah 6

Melokalisasi nyeri 5
Menarik diri (withdraw) dari rangsang nyeri 4
Fleksi abnormal anggota gerak terhadap rangsang nyeri 3
Ekstensi abnormal anggota gerak terhadap rangsang nyeri 2
Tidak merespons 1

Total skor: mata + verbal + pergerakan = 3 - 15


Skor 13 15 = ringan

Skor 9 12 = sedang

Skor 3 9 = berat

Glasgow Coma Scale Anak

> usia 2 tahun < usia 2 tahun skor


Mata Terbuka spontan Terbuka spontan 4
Terbuka terhadap suara Terbuka saat dipanggil 3
Terbuka terhadap rangsang nyeri Terbuka terhadap rangsang nyeri 2

Tidak merespons Tidak merespons 1

Verbal Orientasi baik Berceloteh 5


Disorientasi / bingung Menangis, gelisah 4
Jawaban tidak sesuai Menangis terhadap rangsang nyeri 3
Suara yang tidak dapat dimengerti Merintih, mengerang 2
(erangan, teriakan)
Tidak merespons Tidak merespons 1
Pergerakan Mengikuti perintah Pergerakan normal 6
Melokalisasi nyeri Menarik diri (withdraw) terhadap sentuhan 5
Menarik diri (withdraw) dari rangsang Menarik diri (withdraw) dari rangsang 4
nyeri nyeri
Fleksi abnormal anggota gerak terhadap Fleksi abnormal anggota gerak terhadap 3
rangsang nyeri rangsang nyeri
Ekstensi abnormal anggota gerak terhadap Ekstensi abnormal anggota gerak terhadap 2
rangsang nyeri rangsang nyeri
Tidak merespons Tidak merespons 1

Total skor: mata + verbal + pergerakan = 3 - 15


Skor 13 15 = ringan.
Skor 9 12 = sedang.
Skor 3 9 = berat.

8. Asesmen Pasien Khusus


a. Asesmen Pasien Kebidanan tercatat dalam formulir pengkajian kebidanan awal pasien
masuk yang dicatat oleh perawat atau bidan yang terdiri dari :
Tiba diruang
Pengkajian
Pengkajian dilakukan
Pengkajian diperoleh dari
Cara masuk
Alasan masuk
Orientasi ruangan
Hal penting lainnya
Identitas pasien
Riwayat kesehatan
Riwayat kehamilan/persalinan yang lalu
Piwayat obstetri
Data kehamilan sekarang
Pemeriksaan fisik
Aktivitas
Eliminasi
Status mental
Data psikososial
Kebutuhan komunikasi
Diagnosa kebidanan
Pemeriksaan dalam
Pengkajian nyeri
Nutrisi

b. Pasien Anak yang tercatat dalam pengkajian awal pasien bayi atau anak yang diisi oleh
perawat yang merawat yang terdiri dari :
Identitas pasien
Waktu tiba pasien
Cara dan alasan masuk
Berat badan
Riwayat alaergi
Pengkajian keperawatan(anamnesa)
- riwayat kesehatan sekaran
-alat kesehatan yang terpasang sekarang
-riwayat kesehatan yang lalu
-riwayat penyakit keluarga
-Riwayat pemeriksaan radiologi yang dilakukan
-riwayat tranfusi darah
-riwayat kemoterapi
-riwayat radioterapi
-riwayat kelahiran
-riwayat tumbuh kembang
-riwayat imunisasi
Pemeriksaan fisik
-kesadaran
-tanda-tanda vital
-kardiovaskuler
-respirasi
-gastrointestinal
-neurosensorik
Penilaina perkebutuhan
-kebutuhan rasa nyaman
*nyeri
*tipe
*frekuensi
-kebutuhan istirahat
-pengkajian fungsi
-integumen
-proteksi
-eliminasi
-seksual/reproduksi
-kebutuhan komunikasi/pendidikan/pengajaran
-spiritual
-sistem sosial
-lingkungan
-kebiasaan anak
Status gizi
Daftar masalah keperawatan
Rencana keperawatan interdisiplin/referal
Rencana pemulangan
Identitas yang melakukan pengkajian dan waktu pengkajian
c. Pasien Resiko Jatuh

9. Asesmen Ulang
Pasien nyeri
a. Pasien nyeri awal : untuk asesmen nyeri awal pasien tercatat pada skala VAS yang
dicatat oleh petugas yang berkompeten seperti dokter dan perawat.
Pasien nyeri bekelanjuatan : untuk asesemen nyeri berkelanjutan tercatat pada formulir
skala nyeri yang dicatat oleh petugas yang berkompeten seperti dokter dan perawat secara
berkala.

10. ASESMEN STATUS NUTRISI.


Mekanisme pelayanan gizi rawat inap adalah sebagai berikut :
a. Skrining gizi
Tahapan pelayanan gizi rawat inap diawali dengan skrining/penapisan gizi oleh perawat
ruangan dan penetapan order diet awal (preskripsi diet awal) oleh dokter. Skrining
gizi/Assesment gizi awal bertujuan untuk mengidentifikasi pasien/klien yang berisiko,
tidak berisiko malnutrisi atau kondisi khusus. Kondisi khusus yang dimaksud adalah
pasien dengan kelainan metabolik, hemodialisa, geriatrik, kanker dengan
kemoterapi/radiasi, luka bakar, pasien dengan imunitas menurun, sakit kritis dan
sebagainya.
Idealnya skrining gizi dilakukan pada pasien baru 1x24 jam setelah pasien masuk RS.
Metoda skrining sebaiknya singkat, cepat dan disesuaikan dengan kondisi kesepakatan
di masing-masing rumah sakit. Bila hasil skrining gizi menunjukan pasien berisiko mal
nutrisi, maka dilakukan pengkajian gizi dan dilanjutkan dengan langkah-langkah proses
asuhan gizi terstandar oleh dietesien. Jika pasien dengan status gizi baik atau tidak
malnutrisi dianjurkan untuk diskrining ulang setelah 1 minggu dirawat. (Form
terlampir).
b. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
Proses asuhan gizi terstandar dilakukan pada pasien yang berisiko kurang gizi, sudah
mengalami kurang gizi, atau kondisi khusus dengan penyakit tertentu. Proses asuhan
gizi terstandar diawali terdiri dari :
Pengkajian Assesment yang meliputi : Antropometri, biokimia, fisik/clinik,
dietary
Menentukan diagnosa gizi berdasarkan : masalah (problem), penyebab
(etiology), tanda dan gejala (sign and symptoms).
Inervensi gizi dengan memecahkan masalah gizi yang dialami pasien dengan
menghitung kebutuhan gizi disesuaikan dengan masalah yang dihadapi pasien
Monitoring dan Evaluasi gizi yaitu menentukan derajat perkembangan yang
dicapai dibandingkan dengan tujuan yang diinginkan.

11. ASESMEN RISIKO JATUH.


a. Faktor predisposisi untuk risiko jatuh:

Intrinsik Ekstrinsik
(berhubungan dengan kondisi pasien) (berhubungan dengan lingkungan)
Dapat diperkirakan
Lantai basah/silau, ruang berantakan,
pencahayaan kurang, kabel
longgar/lepas
Riwayat jatuh sebelumnya
Alas kaki tidak pas
Inkontinensia
Dudukan toilet yang rendah
Gangguan kognitif/psikologis
Kursi atau tempat tidur beroda
Gangguan keseimbangan/mobilitas
Rawat inap berkepanjangan
Usia > 65 tahun
Peralatan yang tidak aman
Osteoporosis
Peralatan rusak
Status kesehatan yang buruk
Tempat tidur ditinggalkan dalam
posisi tinggi

Tidak dapat diperkirakan Kejang


Aritmia jantung
Stroke atau Serangan Iskemik
Sementara (Transient Ischaemic Reaksi individu terhadap obat-obatan
Attack-TIA)
Pingsan
Serangan jatuh (Drop Attack)
b. Etiologi jatuh:
1) Ketidaksengajaaan: 31%
2) Gangguan gaya berjalan / keseimbangan: 17%
3) Vertigo: 13%
4) Serangan jatuh (drop attack): 10%
5) Gangguan kognitif: 4%
6) Hipotensi postural: 3%
7) Gangguan visus: 3%
8) Tidak diketahui: 18%
c. Asesmen risiko jatuh menggunakan Get Up and Go digunakan di rawat jalan

d. Pencegahan resiko jatuh


1) Tindakan pencegahan umum (untuk semua kategori):
a) Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien
b) Posisi tempat tidur rendah, roda terkunci, kedua sisi pegangan tempat tidur
tepasang dengan baik
c) Ruangan rapi
d) Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan (telepon genggam, tombol
panggilan, air minum, kacamata)
e) Pencahayaan yang adekuat (disesuaikan dengan kebutuhan pasien)
f) Alat bantu berada dalam jangkauan (tongkat, alat penopang)
g) Optimalisasi penggunaan kacamata dan alat bantu dengar (pastikan bersih dan
berfungsi)
h) Pantau efek obat-obatan
i) Sediakan dukungan emosional dan psikologis
j) Beri edukasi mengenai pencegahan jatuh pada pasien dan keuarga
2) Kategori risiko tinggi: lakukan tindakan pencegahan umum dan hal-hal berikut
ini.
a) Beri tulisan di depan kamar pasien Pencegahan Jatuh
b) Beri penanda berupa gelang berwarna kuning yang dipakaikan di pergelangan
tangan pasien
c) Sandal anti-licin
d) Tawarkan bantuan ke kamar mandi / penggunaan pispot
e) Kunjungi dan amati pasien setiap 2 jam oleh petugas medis
f) Nilai kebutuhan akan:
Fisioterapi dan terapi okupasi
Alarm tempat tidur
Lokasi kamar tidur berdekatan dengan pos perawat (nurse station)

12. ASESMEN NYERI


Perawat atau dokter melakukan asesmen awal mengenai nyeri terhadap semua pasien yang
datang ke bagian IGD, poliklinik, ataupun pasien rawat inap.
a. Asesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale
Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang dapat
menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya.
Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan
dilambangkan dengan angka antara 0 10.
0 = tidak nyeri
1 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
4 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
7 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)9
Pada pasien yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka,
gunakan asesmen Wong Baker FACES Pain Scale (gambar wajah tersenyum
cemberut menangis.
Perawat menanyakan mengenai faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
kepada pasien
Tanyakan juga mengenai deskripsi nyeri:
1) lokasi nyeri
2) kualitas dan atau pola penjalaran / penyebaran
3) onset, durasi, dan faktor pemicu
a) riwayat penanganan nyeri sebelumnya dan efektifitasnya
b) efek nyeri terhadap aktivitas sehari-hari
c) obat-obatan yang dikonsumsi pasien.
b. Pada pasien dalam pengaruh obat anestesi atau dalam kondisi sedasi sedang, asesmen
dan penanganan nyeri dilakukan saat pasien menunjukkan respon berupa ekspresi tubuh
atau verbal akan rasa nyeri.
c. Asesmen ulang nyeri: dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari beberapa jam dan
menunjukkan adanya rasa nyeri, sebagai berikut:
1) Lakukan asesmen nyeri yang komprensif setiap kali melakukan pemeriksaan fisik
pada pasien
2) Dilakukan pada: pasien yang mengeluh nyeri, 1 jam setelah tatalaksana nyeri,
setiap empat jam (pada pasien yang sadar/ bangun), pasien yang menjalani
prosedur menyakitkan, sebelum transfer pasien, dan sebelum pasien pulang dari
rumah sakit.
3) Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung), lakukan asesmen ulang setiap
5 menit setelah pemberian nitrat atau obat-obat intravena
4) Pada nyeri akut / kronik, lakukan asesmen ulang tiap 30 menit 1 jam setelah
pemberian obat nyeri.
d. Tatalaksana nyeri:
1) Berikan analgesik sesuai dengan anjuran dokter
2) Perawat secara rutin (setiap 4 jam) mengevaluasi tatalaksana nyeri kepada pasien
yang sadar / bangun.
3) Tatalaksana nyeri diberikan pada intensitas nyeri 4. Asesmen dilakukan tiap 1 jam
setelah tatalaksana nyeri sampai intensitas nyeri 3.
4) Sebisa mungkin, berikan analgesik melalui jalur yang paling tidak menimbulkan
nyeri
5) Nilai ulang efektifitas pengobatan
6) Tatalaksana non-farmakologi:
a) Berikan heat / cold pack
b) Lakan reposisi, mobilisasi yang dapat ditoleransi oleh pasien
c) Latihan relaksasi, seperti tarik napas dalam, bernapas dengan irama / pola
teratur, dan atau meditasi pernapasan yang menenangkan
d) Distraksi / pengalih perhatian.
e. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai:
1) Faktor psikologis yang dapat menjadi penyebab nyeri.
2) Menenangkan ketakutan pasien.
3) Tatalaksana nyeri.
4) Anjurkan untuk segera melaporkan kepada petugas jika merasa nyeri sebelum rasa
nyeri tersebut bertambah parah.

13. ASESMEN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT


Merupakan asesmen yang mendasar dan penting dalam langkah perawatan pasien.
a. Perawat memeriksa pasien dari kepala hingga kaki dan membuat asesmen awal.
b. Asesmen awal merupakan pegangan bagi perawat lain dalam memantau perkembangan
pasien, menyorot masalah-masalah yang dimiliki pasien dan merencanakan strategi
keperawatan.
c. Contoh formulir rekam medik saat pasien masuk rumah sakit terdapat di lampiran.
REFERENSI

1. Lucas County Emergency Medical Services. Tab 600: pre-hospital patient assessment. Ohio:
Toledo; 2010.

2. Montana State Hospital Policy and Procedure. Patient assessment policy; 2009.

3. Patient assessment definitions.

4. San Mateo County EMS Agency. Patient assessment, routine medical care, primary and
secondary survey; 2009.

5. Denver Paramedic Division. Pre-hospital protocols; 2012.

6. Malnitrition Advisory Group: a Standing Commitees of BAPEN. Malnutrition Universal


Screening Tool (MUST); 2010.

7. Sizewise. Understanding fall risk, prevention, and protection. USA: Kansas.

8. Sentara Williamsburg Community Hospital. Pain assessment and management policy; 2006.
9. National Institute of Health Warren Grant Magnuson Clinical Center. Pain intensity
instruments: numeric rating scale; 2003.

10. Pain management. [diakses tanggal 23 Februari 2012]. Diunduh dari: www.hospitalsoup.com

11. Craig P, Dolan P, Drew K, Pejakovich P. Nursing assessment, plan of care, and patient
education: the foundation of patient care. USA: HCPro, Inc; 2006.

Anda mungkin juga menyukai