ASESMEN PASIEN
RS MITRAKEMAYORAN
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan anugerahnya, sehingga
penyusun dapat menyusun Buku Panduan dari Asesmen Pasien. Buku Panduan Asesmen ini
digunakan sebagai Panduan dari pelaksanaan Asesmen Pasien di pelayanan kesehatan RS Mitra
Kemayoran Jakarta, Pelayanan kesehatan dilaksanakan bermula dari kedatangan pasien melalui :
Dari Asesmen Pasien yang dimulai dari Instalasi Gawat Darurat maka pasien dapat diberikan
informasi apakah pasien mendapat pelayanan kesehatan lanjutan dalam bentuk pelayanan
keperawatan atau tidak. Begitu pula dari Asesmen Pasien rawat jalan, pasien akan mendapatkan
informasi apakah pasien mendapatkan pelayanan kesehatan lanjutan keperawatan atau tidak.
Tujuan memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik sesuai pelaksanaan Panduan Asesmen
Pasien, dilaksanakan terpadu oleh semua profesional kesehatan secara bersama dan terpadu di
RS Mitra Kemayoran Jakarta adalah agar pasien menerima pelayanan kesehatan terbaik dan
kemungkinan keinginan menjadi sembuh dari penyakit.
Inilah harapan penyusun semua agar Panduan Asesmen Pasien dapat dilaksanakan sebaik-baiknya
dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di RS Mitra Kemayoran Jakarta.
Dalam penyusunan buku ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penyusun mengharapkan tegur,
sapa, atau kritik demi perbaikan Buku Panduan Asesmen Pasien ini akan datang.
Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan buku ini.
Penyusun
ASESMEN PASIEN
Proses asesmen pasien yang efektif akan menghasilkan keputusan tentang pengobatan
pasien yang harus segera dilakukan dan kebutuhan pengobatan berkelanjutan untuk
emergency, efektif atau pelayanan terencana, bahkan ketika kondisi pasien
berubah.Proses asesmen pasien adalah proses yang terus menerus dan dinamis yang
digunakan pada sebagian besar unit kerja rawat inap dan rawat jalan
Asesmen pasien terdiri atas 3 proses utama :
1. Mengumpulkan informasi dari data keadaan fisik, psikologis dan riwayat kesehatan
pasien.
2. Analisis informasi dan datatermasuk hasil laboratorium dan Imaging Diagnostic
(Radiologi) untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan kesehatan pasien.
3. Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang telah
diidentifikasi.
Asesmen pasien sudah benar apabila memperhatikan kondisi pasien, umur, kebutuhan
kesehatan dan permintaan atau preferensinya. Proses-proses ini dilaksanakan oleh
berbagai profesional kesehatan yang bertanggung jawab atas pasien dan selalu bekerja
sama.
BAB I
DEFINISI ASESMEN PASIEN
A. PENGERTIAN
1. Asesmen pasien: adalah serangkaian proses yang berlangsung sejak dari fase pre-rumah
sakit hingga manajemen pasien di rumah sakit.
2. Asesmen tempat kejadian: suatu tindakan yang dilakukan oleh paramedis saat tiba di tempat
kejadian.
3. Asesmen awal: suatu proses untuk mengidentifikasi dan menangani kondisi yang
mengancam nyawa, berfokus pada tingkat kesadaran pasien, stabilisasi leher dan tulang
belakang, menjaga patensi jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi.
4. Asesmen segera-kasus trauma: dilakukan terhadap pasien yang mengalami cedera signifikan
untuk mengidentifikasi cedera yang berpotensi mengancam nyawa. Perkirakan juga derajat
keparahan cedera, tentukan metode transfer, dan pertimbangkan Bantuan Hidup Lanjut.
5. Yang dimaksud dengan cedera signifikan adalah tabrakan motor; tabrakan mobil-pejalan
kaki; penetrasi pada kepala, dada, atau perut; terjatuh melebihi jarak 6 meter (dewasa) dan 3
meter (anak).
6. Asesemen segera-kasus medis: dilakukan terhadap pasien yang tidak sadar, delirium, atau
disorientasi; berupa identifikasi segera kondisi yang berpotensi mengancam nyawa.
7. Asesmen terfokus-kasus trauma: dilakukan terhadap pasien yang tidak mengalami cedera
signifikan, dan telah dipastikan tidak memiliki cedera yang dapat mengancam nyawa.
Berfokus pada keluhan utama pasien.
8. Asesmen terfokus-kasus medis: dilakukan pada pasien yang sadar, memiliki orientasi baik,
dan tidak mempunyai kondisi yang mengancam nyawa. Berfokus pada keluhan utama
pasien.
9. Asesmen secara mendetail: hanya dilakukan jika terdapat jeda waktu di tempat kejadian saat
menunggu ambulans tiba atau pada saat transfer ke rumah sakit. Pemeriksaan dilakukan dari
kepala-kaki untuk mengidentifikasi masalah yang tidak mengancam nyawa yang dimiliki
oleh pasien.
10. Asesmen berkelanjutan: dilakukan selama transfer terhadap semua pasien, untuk
mengidentifikasi adanya perubahan pada kondisi pasien, berupa perburukan/perbaikan
kondisi.
B. TUJUAN
1. Asesmen awadari seorang pasien, rawat jalan, rawat inap, sangat penting untuk
mengdentifikasi kebutuhan pasien dan untuk memulai proses pelayanan.
2. Dengan assemen awal makai nformasi yang diberikan adalah :
Memahami pelayanan apayang dicari pasien
Memilih jenis pelayanan yang terbaik bagi pasien
Menetapkan diagnosa awal
Memahami respon pasien terhadap pengobatan sebelumnya
BAB II
RUANG LINGKUP
c. Rencana asuhan keperawatan pasien gawat darurat diisi oleh perawat yang terdiri dari :
No / Tanggal
Diagnosa perawat
Tujuan
Rencana keperwatan
Implentasi
Evaluasi
Nama / Paraf
2. Asesmen Pasien Rawat Jalan.
Asesmen pasien rawat jalan adalah suatu proses yang dilakukan secara sengaja, sistematis dan
terencana untuk mendapatkan informasi dari seorang individu yang datang ke rumah sakit
untuk mendapatkan pelayanan medis dengan tujuan memperoleh diagnosa, pengobatan,
rehabilitasi dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa mengharuskan individu tersebut untuk
dirawat inap, yang tercatat dalam lima lembar formulir meliputi :
a. Pengkajian awal pasien rawat jalan khusus dokter diisi oleh dokter yang terdiri dari :
Data diri pasien
Stiker alergi/infeksi
Keluhan utama
Riwayat penyakit terdahulu
Status gizi
Pemeriksaan fisik
Diagnosa
Rencana terapi
Pencana pemeriksaan penunjang
Kolom tangga kunjungan, nama dokter dan paraf dokter yang memeriksa
b. Pengkajian awal pasien rawat jalan diisi oleh perawat yang terdiri dari :
Kolo nomor reakam medis
Data diri pasien
Stiker alergi/infeksi
Poli
Anak THT
P.Dalam Gigi
Bedah Jantung
Bedah umum Kulit
Bedah syaraf Poli Umum
Bedah urologi MCU
Bedah thoraks Jiwa
Bedah vaskuler Rehab Medik
Bedah ortopedi Sport Terapi
Bedah anak
Syaraf Gizi
Paru Anastesi
Mata Akupuntur
Kebidanan
Tanggal kunjungan
Keluhan utama
Pengkajian keperawatan
Tanda vital Skrining gizi Fungsional
Tekanan darah Berat badan Alat bantu
Frekuensi nadi Tinggi badan Prothesa
Frekuensi nafas IMT Cacat tubuh
Suhu Rumus IMT Keterangan
Lingkar Kep ADL
Skala nyeri
Smile
Rasa nyeri
Skala nyeri
Lokasi
Durasi
Frekuensi
Karakteristik
Nyeri hilang bila
Penilaian skala nyeri pada anak
Kategori
Wajah
Aktivitas (gerakan)
Fisiologi(vital sign)
Pernafasan
Hasil
Pre skor
Skor interval
Post skor
Jumlah
Jam
Nilai SAMPLE:
S = sign & symptoms - tanda dan gejala, keluhan utama.
A = alergi.
M = medikasi / obat-obatan.
P = penelusuran riwayat penyakit terkait.
L = last oral intake / menstrual period asupan makanan terkini / periode
mestruasi terakhir.
E = etiologi penyakit.
Inisiasi intervensi yang sesuai.
Transfer sesegera mungkin.
Lakukan pemeriksaan fisik menyeluruh.
Lakukan asesmen berkelanjutan.
2) Trauma
Dilakukan pada pasien, baik sadar maupun tidak sadar, yang mengalami
mekanisme cedera signifikan untuk mengidentifikasi cedera yang mengancam
nyawa.
Imobilisasi spinal dengan collar-neck.
Nilai status kesadaran dengan GCS.
Periksa kepala, leher, dada, abdomen, pelvis, anggota gerak, dan punggung
belakang; menggunakan DCAP-BTLS:
D = deformitas.
C = contusions kontusio / krepitasi.
A = abrasi.
P = penetrasi / gerakan paradox.
B = burns luka bakar.
T = tenderness nyeri.
L = laserasi.
S = swelling bengkak.
Nilai tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu, warna.
Nilai SAMPLE.
Inisiasi intervensi yang sesuai.
Transfer sesegera mungkin.
Lakukan asesmen berkelanjutan
b. Asesmen terfokus: dilakukan pada pasien medis yang sadar atau pasien yang tidak
mengalami mekanisme cedera signifikan, dengan fokus pada keluhan utama pasien dan
pemeriksaan fisik terkait.
1) Kasus Medis
Asesmen berfokus pada keluhan utama
telusuri riwayat penyakit sekarang (onset, pemicu, kualitas, penjalaran nyeri,
derajat keparahan, durasi)
nilai SAMPLE
nilai tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu, warna.
Inisiasi intervensi yang sesuai
Transfer sesegera mungkin
Lakukan pemeriksaan fisik menyeluruh
Lakukan asesmen berkelanjutan
2) Trauma
Pemeriksaan berfokus pada area/ bagian tubuh yang mengalami cedera dengan
menggunakan DCAP-BTLS.
nilai tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu, warna.
nilai SAMPLE.
Inisiasi intervensi yang sesuai.
Transfer sesegera mungkin.
Lakukan pemeriksaan fisik menyeluruh.
Lakukan asesmen berkelanjutan.
7. ASESMEN NEUROLOGIS
a. Dilakukan pada pasien dengan cedera kepala atau gangguan neurologis.
b. Pemeriksaaan status neurologi awal digunakan sebagai dasar untuk memantau kondisi
pasien selanjutnya.
c. Tahapan asesmen berupa:
1) Tanda vital: nilai keadekuatan ventilasi (kedalaman, kecepatan, keteraturan, usaha
napas).
2) Mata: ukuran dan refleks cahaya pupil.
3) Pergerakan: apakah keempat ekstremitas bergerak simetris.
4) Sensasi: nilai adanya sensasi abnormal (curiga cedera spinal).
5) Status kesadaran menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS): secara akurat
menggambarkan fungsi serebri.
Pada anak kecil, GCS sulit dilakukan. Anak yang kesadarannya baik dapat
memfokuskan pandangan mata dan mengikuti gerakan tangan pemeriksa,
merespons terhadap stimulus yang diberikan, memiliki tonus otot normal dan
tangisan normal.
Tidak merespons 1
Disorientasi / bingung 4
Jawaban tidak sesuai 3
Suara yang tidak dapat dimengerti (erangan, teriakan) 2
Tidak merespons 1
Pergerakan Mengikuti perintah 6
Melokalisasi nyeri 5
Menarik diri (withdraw) dari rangsang nyeri 4
Fleksi abnormal anggota gerak terhadap rangsang nyeri 3
Ekstensi abnormal anggota gerak terhadap rangsang nyeri 2
Tidak merespons 1
Skor 9 12 = sedang
Skor 3 9 = berat
b. Pasien Anak yang tercatat dalam pengkajian awal pasien bayi atau anak yang diisi oleh
perawat yang merawat yang terdiri dari :
Identitas pasien
Waktu tiba pasien
Cara dan alasan masuk
Berat badan
Riwayat alaergi
Pengkajian keperawatan(anamnesa)
- riwayat kesehatan sekaran
-alat kesehatan yang terpasang sekarang
-riwayat kesehatan yang lalu
-riwayat penyakit keluarga
-Riwayat pemeriksaan radiologi yang dilakukan
-riwayat tranfusi darah
-riwayat kemoterapi
-riwayat radioterapi
-riwayat kelahiran
-riwayat tumbuh kembang
-riwayat imunisasi
Pemeriksaan fisik
-kesadaran
-tanda-tanda vital
-kardiovaskuler
-respirasi
-gastrointestinal
-neurosensorik
Penilaina perkebutuhan
-kebutuhan rasa nyaman
*nyeri
*tipe
*frekuensi
-kebutuhan istirahat
-pengkajian fungsi
-integumen
-proteksi
-eliminasi
-seksual/reproduksi
-kebutuhan komunikasi/pendidikan/pengajaran
-spiritual
-sistem sosial
-lingkungan
-kebiasaan anak
Status gizi
Daftar masalah keperawatan
Rencana keperawatan interdisiplin/referal
Rencana pemulangan
Identitas yang melakukan pengkajian dan waktu pengkajian
c. Pasien Resiko Jatuh
9. Asesmen Ulang
Pasien nyeri
a. Pasien nyeri awal : untuk asesmen nyeri awal pasien tercatat pada skala VAS yang
dicatat oleh petugas yang berkompeten seperti dokter dan perawat.
Pasien nyeri bekelanjuatan : untuk asesemen nyeri berkelanjutan tercatat pada formulir
skala nyeri yang dicatat oleh petugas yang berkompeten seperti dokter dan perawat secara
berkala.
Intrinsik Ekstrinsik
(berhubungan dengan kondisi pasien) (berhubungan dengan lingkungan)
Dapat diperkirakan
Lantai basah/silau, ruang berantakan,
pencahayaan kurang, kabel
longgar/lepas
Riwayat jatuh sebelumnya
Alas kaki tidak pas
Inkontinensia
Dudukan toilet yang rendah
Gangguan kognitif/psikologis
Kursi atau tempat tidur beroda
Gangguan keseimbangan/mobilitas
Rawat inap berkepanjangan
Usia > 65 tahun
Peralatan yang tidak aman
Osteoporosis
Peralatan rusak
Status kesehatan yang buruk
Tempat tidur ditinggalkan dalam
posisi tinggi
1. Lucas County Emergency Medical Services. Tab 600: pre-hospital patient assessment. Ohio:
Toledo; 2010.
2. Montana State Hospital Policy and Procedure. Patient assessment policy; 2009.
4. San Mateo County EMS Agency. Patient assessment, routine medical care, primary and
secondary survey; 2009.
8. Sentara Williamsburg Community Hospital. Pain assessment and management policy; 2006.
9. National Institute of Health Warren Grant Magnuson Clinical Center. Pain intensity
instruments: numeric rating scale; 2003.
10. Pain management. [diakses tanggal 23 Februari 2012]. Diunduh dari: www.hospitalsoup.com
11. Craig P, Dolan P, Drew K, Pejakovich P. Nursing assessment, plan of care, and patient
education: the foundation of patient care. USA: HCPro, Inc; 2006.