Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi memiliki tujuan memberikan informasi kepada pihak pihak yang
berkepentingan. Akuntansi merupakan media komunikasi, dalam pelaporan hal tertentu
seperti sumber daya alam biasanya dilaporkan secara sukarela kecuali pembuat laporan
keuangan menyakini bahwa si penerima informasi akan berperilaku sebagaimana yang
idinginkan sebagai tujuan pelaporan.
Dalam organisasi manajer biasanya memiliki hak untuk mengharuskan bawahannya
melaporkan aspek aspek yang harus dilaporkan dalam kinerja mereka. Setiap orang yang
terlibat dalam penyusunan laporan akuntansi perlu memahami dampak yang mungkin
ditimbulkan dari persyaratan pelaporan terhadap perusahaan.
Pembuat laporan akuntansi dapat dengan sengaja melaporkan informasi palsu ,
informasi yang tidak akurat. Guna memastikan keandalan dari informasi akuntansi yang
dilaporkan adalah fungsi penting dari audit keuangan, persyaratan pelaporan dapat
mempengaruhi perilaku pelapor dalam beberapa cara.
Antisipasi penggunaan informasi dilakukan oleh pembuat informasi untuk mencari
tahu reaksi yang akan terjadi dari penerima informasi atas informasi tersebut, sehingga
dampak negative dari informasi dapat diminimalisir. Kadangkala penerima informasi atau
user informasi menyatakan dengan jelas keinginannya atau mereka kepada si pembuat
informasi. Hal ini dapat dijadikan masukan untuk pembuat informasi sebelum membuat
laporan, misalnya mengenai laba, pertumbuhan jangka panjang, citra perusahaan, dan
sebagainya. Jika pengguna informasi tidak memperhatikan atau mengevaluasi informasi yang
diterima, sehingga dapat terjadi bias informasi tersebut dimana menjadi tidak relevan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakangan masalah di atas, adapun rumusan masalah dalam
makalah ini, yaitu:
1. Bagaiman syarat-syarat pelaporan?
2. Bagaimana persyaratan pelaporan mempengaruhi perilaku?
3. Bagaimana dampak persyaratan pelaporan?
4. Bagaimana penilaian dampak terhadap pengirim informasi?

1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini antara lain:

1
1. Untuk mengetahui Bagaimana syarat-syarat pelaporan?
2. Untuk mengetahui Bagaimana persyaratan pelaporan mempengaruhi perilaku?
3. Untuk mengetahui Bagaimana dampak persyaratan pelaporan?
4. Untuk mengetahui Bagaimana penilaian dampak terhadap pengirim informasi?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Syarat-Syarat Pelaporan

2
Dunia saat ini penuh dengan persyaratan untuk melaporkan informasi kepada orang
lain tentang siapa atau apa kita ini, bagaimana kita menjalankan hidup kita, bagaimana kita
mengerjakan pekerjaan kita ,dan seterusnya. Hal hal ini pada umumnya sering disebut
sebagai persyaratan pelaporan. Kebanyakan riset tentang akuntansi keperilakuan mengenai
dampak informasi telah memfokuskan pada bagaimana penerima menggunakan informasi
yang dilaporkan guna membuat penilaian dan atau keputusan. Sehingga penting sekali untuk
memahami bahwa dampak persyaratan pelaporan terhadap perilaku dari mereka yang
diharuskan untuk memberikan laporan informasi tertentu musti dikaji. Istilah pelapor dan
pengirim akan digunakan secara bergantian dan mengacu pada individu, orgaisasi atau
kelompok lain yang diharuskan untuk melaporkan informasi.
Intisari dari pelaporan akuntansi adalah komunikasi atas informasi yang memiliki
implikasi keuanganatau manajemen. Karena pengumpulan dan pelaporan informasi
mengonsumsi sumberdaya, biasanya hal yang mana tidak dilakukan dengan suka rela kecuali
pelapor yakin bahwa hal ini memberikan si penerima informasi berperilaku sebagaimana
yang diinginkan pelapor. Iklan merupakan suatu contoh inforrmasi yang dilaporkan oleh
kebanyakan perusahaan dengan sukarela untuk mempengaruhi orang yang menerima
informasi iklan tersebut agar membeli produk-produknya. Kebanyakan informasi akuntansi
dikomunikasikan hanya karena seseorang memiliki posisi kekuasaan, biasanya orang yang
menerima informasi, mengharuskan si penerimauntuk melaporkannya.
Informasi pula yang dilaporkan adalah bagian yang penting dari proses pengendalian
organisasi. Tanpa informasi, manajer, kreditor dan pemilik tidak dapat mengatakan apakah
segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana aau apakah tindakan korektif diperlukan.
Meskipun alternatif seperti pengamatan langsung dan audit kadang kala digunakan, informasi
ang dilaporkan adalah cara paling umum untuk memperoleh informasi yang digunakan untuk
pengendalian. Adalah penting untuk memahami dampak dari persyaratan pelaporan karena
kelaziman dan biayanya.
Persyaratan pelaporan dikenalkan dan dipaksakan oleh beraneka ragam prang dan
organisasi dengan cara yang beraneka rupa. Dalam organisasi, manajer biasanya memiliki
hak untuk mengharuskan bawahannya melaporkan aspek mana pun dari kinerja pekerjaan
mereka. Apakah mereka dapat melaksanakan persaratan semacam itu dengan efektif adalah
kurang jelas dan bergantung pada sejumlah faktor organisasional, dan mungkin pribadi.
Perusahaan-perushaan ang dimiliki oleh publik diharuskan untuk melaporkan secara ekstensif
kepada BAPEPAM dan publik untuk status keuangan dan operasinya. Setiap orang ang

3
terlibat dalam perancangan atau penggunaan sistem informasi perlu memahami dapak yang
mungkin dari persyaratan pelaporan terhadap pengirim informasi, serta bagaimana
memprediksikan dan mengidentifikasikan dampak semacam itu.

2.2 Bagaimana Persyaratan Pelaporan Mempengaruhi Perilaku


Gagasan bahwa persyaratan pelaporan mempengaruhi perilaku pelaporan bukanlah
sesuatu yang baru atau bagi manajemen dan akuntansi. Para psikolog sangat menyadari
bahwa orang dapat merespon terhadap tuntunan dari situasi eksperimental dengan
keperilakuan secara berbeda dengan apa ang mereka lakukan dalam situasi lain. Sementara
psikolog eksperimental mencoba untuk menghindari hal itu krena orientasi dan riset mereka.
Manajer dan badan regulasi secara aktif mencoba untuk memberikan tuntunan kepada orang
lain guna membuat mereka berperilaku dengan cara tertentu. Manajer dan badan regulasi
menggunakan persyaratan pelaporan baik menggunakan tuntutan seacam itu dan untuk
menediakan informasi yang dibutuhkan untuk mengevaluasi prilaku dan kinerja.
Diakui bahwa pengirim mungkin saja dengan sengaja melaporkan informasi palsu,
yaitu mereka dapar saja berbohong. Informasi yang tidak akurat juga dapat dilaporkan
dengan sembrono karena system informasi yang tidak memadai. Guna memastikan keandalan
dari informasi yang dilaporkan adalah fungsi penting dari audit laporan keuangan oleh
akuntan public independen yang bersertifikat, dari audit internal oleh staf yang hanya
bertanggung jawab kepada manajemen puncak, untuk mengecek para bawahan di tempat oleh
atasan, dan kunjungan lapangan oleh para penyandang dana dari badan layanan social.
Suatu mekanisme untuk memastikan integrasi informasi yang dilaporkan adalah bagian yang
penting dari desain atas persyaratan pelaporan mana pun.
Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi prilaku pelaporan dalam beberapa cara.
Bentuk lain dari pegukuran yang digunakan dalam organisasi seperti audit dan pengamatan
langsung, juga memiliki banyak dampak ang sama terhadap persyaratan pelaporan, setelah
dampak spesifiknya sendiri.

2.2.1 Antisipasi Penggunaan Informasi


Ketika persyaratan pelaporan dikenakan, adalah umum bagi si pengirim untuk paling
tidak berfikir, jika tidak bertanya Mengapa mereka menginginkan informasi ini? Bagaimana
mereka akan menggunakannya?. Si pengirim ingin mengetahui apakah di penerima akan
mengambil sutu tindakan yang berkaitan dengan, atau memiliki pendapat mengenai si
pengirim karena informasi yang dilaporkan tersebut. Karena si penerima menggunakan

4
informasi ang dilaporkan sebagai suatu dasar untuk evaluasi kinerja dan penilaian lainnya,
pertimbangan si pengirim mengenai penggunaan yang mungkin sangat berdasar.
Pengirim menggunakan persyaratan pelaporan itu sendiri, bersama-sama dengan
informasi lainnya, untuk mengantisipasi bagaimana penerima akan bereaksi terhadp informsi
yang dilaporkan. Karena orang pada umumnya bereaksi dengan cara-cara yang mereka yakin
akan mengarah pada hasil yang mereka inginkan, pengirim informasi tersebut mencoba untuk
menyimpulkan bagaimana penerima informasi akan menggunakan dan bereaksi terhadap
informasi yang disediakan. Jika pengirim mengantisipasi adanya reaksi yang ridak
menyenangkan terhadap informasi mengenai perilaku mereka sekarang, mereka mungkin
akan memodifikasi perilaku mereka sedemikian rupa, sehingga informasi yang dilaporkan
akan menimbulkan reaksi yang lebih diinginkan.
Persyaratan pelaporan kemungkinan besar akan mempengaruhi perilaku pengirim
ketika informasi yang dilaporkan merupakan deskripsi mengenai prilaku pengirim atau
sesuatu yang dipengaruhi oleh si pengirim atau sesuatu untuk mana si pengirim bertanggung
jawab. Bagaimana informasi yang dilaporkan berkaitan dengan perilaku pengirim adalah
penting? Semakin informasi yang dilaporkan mencerminkan sesuatu yang dapat dikendalikan
oleh si pengirim, semakin besar kemungkinan bahwa perilaku pengirim akan dimodifikasi.
Pengirim dapat merasa cukup pasti bahwa perubahan dalam perilaku akan mengarah pada
perubahan yang diinginkan dalam informasi yang dilaporkan.
Dalam konteks manajemen pengirim sering sekali dianggab bertanggung jawab untuk
mengendaikan hal-hal yang juga dipengaruhi oleh beberapafaktor lain yang tdak dapat
dipengaruhi oleh sipengirim. Misalnya saja perekonomian dapat secara signifikan
mempenagruhi penjualan suatu devisi dan tentu saja tidak dapat dikendalikan oleh manajer
devisi. Meskipun prinsip akuntansi manajemen untuk membuat manajer bertanggung jawab
hanya untuk hal-hal untuk mana mereka memiliki wewenag dan kemmmpuan untuk
mnegendalikan, tidak mudah untuk benar-benar mengetahui seberapa banyak dari hasil
sekarang yang disebabkan oleh tindakan pengirim dibandingkan oleh faktor-faktor lain.
Ketika banyak faktor diluar prilaku pengirim mempengaruhi suatu hasil pengirim
kemungkinan besar tidak akan merubah prilakunya guna menghasilakn informasi yang
berbeda karna dua alasan. Pertama pengirim mungkin tidak mengetahui bagaimana untuk
keprilakuan guna mecapai hasil dan informasi yang diinginkan. Kedua sering kali ada
keinginan untuk menyalahkan faktor-faktor lain atas hasil yang dicapai ketika sipengirim
ditanyakan mnenai hal itu.

5
2.2.2 Prediksi Si Pengirim Mengenai Penggunaan Si Pemakai.
Kadang kala penerima mengatakan dengan jelas bagaimana mereka menginginkan si
pengirim untuk berprilaku. Tapi seringkali mereka tidak menginginkan atau mereka mungkin
menginginkan banyak hal-hal yang sulit untuk dicapai secara simultan, seperti laba jangka
pendek yang tinggi, pertumbuhan jangka panjang yang baik atau citra publik yang bagus. Jika
si pegirim bertanggung jawab kepada si penerima. Apa yang diharuskan untuk dilaporkan
oleh pengirim adalah suatu tanda bagi pengirim sebelum tindakan diambil, mengenai
tindakan dan hasil yang penting bagi si penerima.
Kadangkala seseorang merasa pasti mengenia bagaimana penerima akan
menggunakan informasi sementara pada waktu lain seseorang tidak merasa pasti mengenai
bagaimana informasi tersebut digunakan. Jika setip orang selalu jelas dan jujur mengenai
bagaimana mereka akan menggunakan informasi yang dilaporkan, maka akan terdapat sedikit
masalah, tetapi tetap masih ada kemungkinan bahwa informasi tersebut akan kemudian
dilaporkan dengan cara-cara yang tidak dimaksudkan ketika pertama kali informasi tersebut
diminta. Seringkali, orang yang meminta informasi tidak secara eksplisit bagaimana
informasi tersebut akan digunakan atau dengan siapa informasi tersebut akan dibagi. Dalam
kasus ini pelapor mempunyai pekerjaan yang sulit untuk menebak kapan dan bagaimana
informasi tersebut dapat digunakan. Mereka kemungkinan besar akan mendasarkan perediksi
mereka pada bagaimana informasi yang dilaporkan digunakan dalam situasi yang serupa
dalam pengalaman mereka, atau bagaimana mereka akan menggunakannuya jika mereka ada
pada posisi si peminta informasi, bersamasama dengan informasi apapun yang tersedia
mengenai bagaimana laporan ini akan digunkan.
Kadang kala, bahkan ketika orang menyatakan dengan jelas mengenai bagaimana
mereka berencana untuk menggunakan informasi yang dilaporkan, mereka secara aktual akan
menggunakan informasi tersebut dengan cara-cara yang mereka indikasikan atau janjikan
tidak akan digunakan. Ada kemungkinan telah ditempatkan pada posisi ini oleh seseorang
yang mengorek informasi dari anda dengan janji bahwa informasi tersebut tidak akan disebar
atau digunakan terhadap anda kemudian, hanya untuk menemukan bahwa ternyata mereka
memeng menyebarkanya atau bahkan mereka menggunakan informasi tersebut pada setiap
arugumentasi dengan anda. Faktanya, potensi semacam itu untuk penyalahgunaan atas
informasi tertentu telah mengarah pada dimasukkanya aturan mengenai keamanan dan privasi
dalam kaitanya dengan catatan karyawan dan medis.

6
Dalam kasus-kasus lain, adalah jelas dari respon penerima, atau kurangnya respon
penerima, bahwa mereka tidak menggunakan informasi yang dilaporkan seperti yang mereka
katakan. Anekdot klasik mengenai hal ini adalah mahasiswa yang mengetik alamat yang
panjang di tengah-tengah suatu makalah untuk menambah ketebalannya. Makalah tersebut
dikembalikan dengan suatu nilai, tetapi tanpa indikasi bahwa dosen tersebut telah melihat hal
itu.
Sementara contoh ini kelihatanya agak ekstream, banyak manajer mengakui bahwa
mereka tidak mempunyai waktu untuk menggunakan seluruh informasi yang mereka terima
mengenai prilaku bawahanya. Dalam banayak kasus, bawahan mereka nampaknya benar-
benar menyadari bahwa atasanya tidak menggunakan informasi tertentu yang dilaporkan,
dan mereka bertindak tidak sesuai dengan itu. Jika kegunaan yang dimaksudkan tidak
dinyatakan dengan jelas, maka pengirim akan menggunakan informasi masa lalunya dalam
situasi yang serupa dan keyakinan lainya mengenai penerima dan situasi guna membuat
estimasi terbaik mereka mengenai bagaimana informasi yang dilaporkan akan benar-benar
digunakan.

2.2.3 Insentif/ Saksi


Ketika pengirim telah membuat estimasi terbaiknya mengenai apakah-dan jika
demikian bagaimana penerima akan menggunakan informasi tersebut, maka pertanyaan
berikutnya adalah, Apa yang akan dilakukan oleh si penerima tentang hal itu?. Dalam
beberapa kasus, seseorang mengetahui bahwa si penerima tidak akan senang dengan
informasi tersebut, tetapi tidak ada yang dapat dilakukan mengenai hal itu. Faktanya,
kadangkala orang yang mengiginkan informasi tersebut bahkan tidak dapat memaksakan
persyaratan pelaporan dalam kasus mana pengirim kemungkinan besar tidak akan
mengirimkna informasi itu. Tetapi, ketika penerima paling tidak memiliki cukup kekuasaan
langsung maupun tidak langsung utuk memaksakan persyaratan pelaporan, maka ia juga
kemungkinan besar memiliki paling tidak suatu kekuasaan atas tindakan si pengirim.
Kekuatan dan sifat dari kekuasaan penerima terhadap pengirim adalah penentu yang
penting mengenai seberapa besar kemungkinan bahwa si pengirim akan mengubah
perilakunya. Semakin besar potensi yang ada bagi si penerima untuk memberikan
penghargaan atau sanksi kepada si pengirim, semakin hati-hati si pengirim akan bertindak
dalam memastikan bahwa informasi yang dilaporkan dapat diterima oleh si penerima.
Misalnya saja, mahasiswa kemungkinan besar akan mengerjakan tugasnya ketika tugas

7
tersebut dikumpulkan dan diberi nilai dibandingkan jika tidak meskipun manfaat
pembelajaran sama dalam kedua kasus.

2.2.4 Penetuan Waktu


Waktu adalah faktor penting dalam menentukan apakah persyaratan pelaporan akan
menyebabkan perubahan dalam perilaku pengirim atau tidak. Supaya persyaratan pelaporan
dapat menyebabkan pengirim mengubah prilakunya, ia harus mengetahui persyaratan
pelaporan tersebut sebelum ia bertindak. Jika persyaratan pelaporan tersebut hanya terjadi
setelah pengirim telah bertindak, maka tidak ada peluang untuk mengubah prilaku masa lalu.
Tetapi, kebanyakan persyaratan palaporan bersifat repetitif dalam konteks manajemen,
sehingga bahkan jika persyaratan pelaporan yang pertama dikenakan setelah prilaku yang
dilaporkan terjadi, pelapor akan mengetahui di depan bahwa laporan berikutnya harus dibuat.
Karena data biasanya tidak dikumpulkan kecuali seseorang bermaksud menggunakanya,
maka persyaratan pelaporan yang baru sering kali memerlukan data baru dikumpulkan yang
memberikan peluang untuk mengubah prilaku sebelum pelaporan.

2.2.5 Strategi Respon Iteratif


Mengubah prilaku biasnya mahal biayanya. Orang dipengaruhi oleh banyak tuntutan,
batasan, dan keinginan yang saling bersaing satu sama lain. Perubahan apaun dalam perilaku
biasanya mempengaruhi lebih dari satu dimensi ini dan tidak selalu kerah yang diprediksi
atau diinginkan. Paling tidak, menghabiskan lebih banyak waktu untuk suatu tugas
menyisakan lebih sedikit waktu yang tersedia untuk tugas lainya.
Ketika suatu persyaratan pelaporan baru dikenakan, strategi yang paling murah adalah
untuk terus berperilaku seperti biasa, melaporkan sejujurnya prilaku tersebut, dan menunggu
respon dari si penerima. Jika tidak ada respon, maka strategi tersebut dapat diteruskan.
Umpan balik negatif dari penerima yang mengindikasikan bahwa perilaku yang dilaporkan
tidak diinginkan, memperbaiki estimasi pengirim mengenai prilaku apa yang diinginkan oleh
penerima dan bagaimana ia akan merespon. Pada putaran pertama, Kami sedang
mengerjakanyahal-hal seperti ini butuh waktu untuk berubah mungkin adalah respon yang
mencukupi. Ackerman menunjukkan bahwa bahkan kombinasi antara persyaratan pelaporan
dan pernyataan yang jelas mengenai perilaku yang diinginkan, serta umpan balik mungkin
tidak mencukupi untuk mendorong perilaku yang diinginkan dalam situasi-situasi tertentu.
Penghargaan dan sanksi yang dikaitkan dengan perilaku tersebut dibutuhkan dalam beberapa
atau semua situasi.
8
Oleh karna itu, kemungkinan pelapor mengubah perilakunya dalam menanggapi
persyaratan pelaporan saja bergantung paling tidak sebagian pada:
1. Seberapa jelas apa yang diinginkan oleh penerima untuk terjadi
2. Seberapa jelas untuk apa informasi yang dilaporkan tersebut akan digunakan oleh si
penerima

3. Penghargaan atau sanksi apa yang dapat diberikan oleh si penerima kepada si
pengirim

4. Penghargaaan atau sanksi apa yang dapat diberikan oleh si penerima kepada si
pengirim

5. Seberapa besar perubahan dalam prilaku pada suatu dimensi dapat mempengaruhi
kinerja pada dimensi-dimensi penting lainnya.

2.2.6 Pengarah Perhatian


Suatu persyaratan pelaporan dapat menyebabkan pengirim mengubah prilakunya,
bahkan jika ia tidak mengharapkan penerima bereaksi terhadap siuatu informasi yang
dilaporkan. Hal itu mungkin karena informasi memiliki suatu cara untuk mengarahkan
perhatiaan pada bidang-bidang yang berkaitan dengannya yang dapat mengarah pada
perubahan perilaku. Meskipun dampak mengarahkan perhatian mungkin kurang ampuh dan
kurang rentan terhadap prediksi dibandingkan dengan dampak antisipasi, dampak tersebut
dapat mempengaruhi perilaku dalam beberapa situasi. Dampak tersebut kemungkinan besar
akan terjadi dalam situasi dimana perilaku yang dilaporkan penting bagi si pengirim karena
beberapa alasan, dan dimana terdapat cukup banyak kelonggaran (slack) dalam sistem yang
memungkinkan si pengirim untuk mengubah perilakuknya tanpa dampak negatif terhadap
aspek-aspek lain dari kinerjanya. Hal ini pada umumnya lebih lemah dibandingkan dengan
dampak antisipasi.
Dampak mengarahkan perhatian dapat dianggap sebagai dampak dari pencatatan dan
bukannya dampak dari pelaporan informasi karena dampak tersebut timbul dari kepentingan
pengirim itu sendiri dan tidak bergantung pada informasi yang dilaporkan kepada siapapun.
Tetapi, dampak tersebut dipertimbangkan karena dampak tersebut dapat terjadi sebagai
respons terhadap persyaratan pelaporan dari luar meskipun hal tersebut juga dapat terjadi
tanpa adanya persyaratan tersebut.
Banyak program manajemen waktu menggunakan dampak mengarahkan perhatian
untuk menghasilkan perubahan perilaku. Partisipan diminta untuk menyimpan catatan yang
9
terinci mengenai bagaimana mereka menghabiskan waktu, tetapi tidak diharuskan untuk
menyampaikan informasi tersebut kepada siapapun. Mereka kemudian dapat menggunakan
informasi tersebut untuk menentukan apakah mereka menghabiskan waktunya dengan cara-
cara yang mendukung pernyataan prioritas mereka atau apakah banyak dari waktu mereka
yang disia-siakan.

2.3 Dampak Dari Persyaratan Pelaporan


Persayratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku semua bidang akuntansi:
keuangan, perpajakan, manajerial, dan sosial. Kompleksitas dari lingkungan akuntansi adalah
penghalang terhadap penilaian dampak dari persyaratan pelaporan. Terdapat begitu banyak
hal yang terjadi pada waktu yang bersamaan, sehingga sulit untuk mengatakan dengan pasti
yang manakah yang menyebabkan perilaku yang diamati. Bukti-bukti mengenai dampak
persyaratan pelaporan masih belum konklusif, tetapi pengetahuan yang lebih substantif dan
metodologi riset yang lebih baik sedang dikembangkan. Bagian-bagian berikut ini membahas
mengenai pemikiran sekarang di berbagai bidang.

2.3.1 Akuntansi Keuanngan


Badan-badan yang berwenang dalam akuntansi keuangan di Amerika Serikat,
termasuk Securities Exchange Commission (SEC), Financial Accounting Standards Board
(FASB), dan Financial Executif Research Foundation (FERF) telah mengakui dampak
potensial yang dimiliki oleh persyaratan pelaporan terhadap perilaku korporat. FASB dan
FERF baru-baru ini mulai mendorong dan mendukung investigasi mengenai dampak
semacam itu dan mempertimbangkannya secara eksplisit dalam proses penetapan standar.
Pada awal tahun 1969 diusulkan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara
umum (generally accepted accounting standards-GAAP) dapat mempengaruhi perilaku
korporat. Hawkins membahas dampak-dampak yang mungkin terjadi pada kebijakan operasi
manajer mengenai prinsip-prinsip akuntansi untuk pajak tangguhan, kredit, transaksi mata
uang asing, laba per saham, konsolidasi, laba atau rugi luar biasa, ekuivalen saham biasa, dan
sewa guna usaha. Ia menyatakan bahwa GAAP yang bagus secara keprilakuan akan
menghambat manajer untuk mengambil tindakan operasi yang tidak diinginkan guna
membenarkan adopsi atas suatu alternatif akuntansi dan menghambat adopsi praktik
akuntansi oleh korporasi yang menciptakan ilusi kinerja. Sayangnya, ia tidak melakukan
investigasi apakah dampak yang ia argumentasikan benar-benar terjadi atau tidak. Ia juga
tidak membahas situasi hadirin yang dapat memengaruhi kekuatan dari dampak tersebut.

10
Akan tetapi, sejak saat itu telah dilakukan perubahan dalam banyak bidang GAAP yang
dibahasnya.
Beberapa prinsip akuntansi kemudian diterapkan setelah dipertebatkan terlebih dahulu
mengenai dampak yang akan ditimbulkannya. Beberapa hal yang kontroversial dari
pernyataan standar akuntansi tersebut merupakan contoh mengenai bagaimana prinsip
akuntansi memngaruhi perilaku. Contoh-contoh tersebut meliputi: Bagaimana perlakuan
atas kerugian yang secara signifikan dipengaruhi oleh melemahnya mata uang rupiah
terhadap dolar?, dan Bagaimana perlakuan atas kelebihan nilai pembayaran untuk kontrak
utang dalam mata uang asing? Sebelum ditetapkan dan diakui sebagai biaya atau
dikapitulasi, hal-hal tersebut terlebih dahulu mengalami proses perdebatan yang melibatkan
berbagai kelompok (pemerintah, praktisi bisnis, akademisi, dan akuntan praktisi). Hal
tersebut melahirkan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No. 4 yang
menginterpretasikan paragraf 32 dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.
10 mengenai transaksi dalam mata uang asing. Dalam interpretasi tersebut dinyatakan bahwa
kerugian yang ditimbulkan oleh tingkat inflasi yang luar biasa (diatas 133%) dan melibatkan
transaksi operasi mata uang dolar dapat dikapitulasi oleh perusahaan.
Prinsip akuntansi yang kontroversial lainnya termasuk perlakuan atas biaya penelitian
dan pengembangan, serta persyaratan pelaporan akuntansi atas inflasi yang mengharuskan
dibuatnya penyesuaian dalam laporan keuangan. Demikian pula halnya dengan akuntansi
minyak dan gas bumi.
Dalam akuntansi minyak dan gas bumi ini, pengakuan beban dengan metode-metode
yang diperbolehkan menunjukkan adanya negosiasi antar kelompok yang kompetensi dan
terlibat dengan penggunaan akuntansi minyak dan gas bumi tersebut. Dalam akuntansi
tersebut dinyatakan bahwa penggunaan perhitungan biaya penuh (full costing-FC) dan usaha
yang berhasil (sucsessfull effort-SE) merupakan dua metode yang disetujui. Kedua metode
tersebut muncul tidak bersamaan melainkan bertahap. Karena penggunaan metode SE dapat
mengakibatkan kerugian yang besar yang harus ditampilkan dalam laporan laba rugi, maka
baik pihak penyusutan laporan maupun penerima laporan memiliki suatu kekhawatiran yang
serius atas pandangan negatif terhadap informasi keuangan uang yang dilaporkan itu. Rasa
khawatir itu diwujudkan lewat pengajuan usulan metode yang lain, yaitu metode FC.

2.3.2 Akuntansi Perpajakan


Akuntansi perpajakan keperilakuan merupakan bidang yang relatif masih belum
dieksplorasi. Akan tetapi, bidang tersebut tentu saja merupakan bidang yang sensitif dalam
kaintannya dengan persyaratan pelaporan. Beberapa orang, bahkan percaya bahwa
11
persyaratan pelaporan pajak yang sekarang melanggar hak konstituasional. Umunya
dipandang bahwa persyaratan pelaporan pajak rumit dan sulit bagi banyak pembayar pajak.
Beberapa persyaratan pelaporan telah dikenakan tidak hanyak kepada pembayaran
pajak, tetapi juga pada pihak lain, seperti karyawan, dengan maksud untuk membuat hukum
pajak lebih dipatuhi. Pengetahuan bahwa informasi tersebut akan dilaporkan kepada kantor
pajak oleh orang lain diharapkan akan embuat pembayaran pajak kemungkinan kecil akan
mencoba untuk menghindari pajak. Perhatikan bahwa pajak tidak berubah; persyaratan
pelaporan menurunkan peluan untuk berbuat curang tanpa mendapatkan permakluman.
Usaha pada tahun 1985 untuk mengharuskan catatan rinci atasi pengurangan beban
bisnis mungkin adalah contoh yang paling baru dan kontroversial mengenai dampak
keperilakuan dari persyaratan pelaporan pajak. Telah dibantah bahwa orang-orang bisnis akan
mengeluarkan lebih sedikit dan dengan demikian mengklaim lebih sedikit pengurangan
dibandingkan dengan persyaratan pembukuan yang sekarang. Faktanya, catatan yang lebih
rinci itu sendiri tidak perlu dilaporkan, tetapi pembayar pajak dan penyusutan laporan pajak
diharuskan untuk melaporkan bahwa catatan semacam itu disimpan dan tersedia untuk
diperiksa.

2.3.3 Akuntansi Sosial


Hanya sedikit saja yang diketahui dampak dari akuntansi sosial terhadap pengirim
informasi. Masih terdapat relatif sedikit akuntansi sosial bagi publik, dan kebanyakan riset
mengenai hal itu berkaitan dengan dampak terhadap penerima dari informasi yang
dilaporkan. Karena akuntansi sosial eksternal masih bersifat sukarela, maka tidak terdapat
dampak apapun terhadap persyaratan pelaporan, meskipun masih terdapat dampak terhadap
pelaporan secara sukarela. Karena akuntansi sosial merupakan bidang perhatian yang relatif
baru dan sering kali mengalami konflik dengan kriteria yang sudah lebih mapan, maka
terutama sangat penting untuk menggabungkan persyaratan pelaporan dengan pedoman
keperilakuan dan sanksi ketidakpatuhan yang sangan eksplisit. Polusi dan keamanan produk
adalah bidang sensitif lainnya dari akuntansi sosial.

2.3.4 Akuntansi Manajemen


Manajemen dapat memberlakukan persyaratan pelaporan internal apapun yang
diinginkannya kepada bawahan. Pos-pos yang dilaporkan secara internal dapat bersifat
keuangan, operasional, sosial, atau suatu kombinasi. Akan tetapi, hanya terdapat sedikit data
akuntansi menajemen yang tersedia bagi publik karena data tersebut jarang dilaporkan di luar
organisasi. Sangat sulit juga untuk digeneralisasi karena setiap organisasi memiliki sistem

12
akuntansi manajemen, sekelompok persyaratan pelaporan, dan hubungan organisasional yang
unik.
Kombinasi dari hasil riset dalam bidang ini menunjukkan proses yang sangat
kompleks dimana persyaratan pelaporan berinteraksi dengan sejumlah variabel dan proses
organisasional lainnya. Kesimpulan yang paling masuk akal yang dapat ditarik dari hasil riset
yang tersedia bahwa kadang kala, persyaratan pelaporan menghasilkan dampak yang dapat
diamati terhadap perilaku pelapor dan kadang kala tidak. Keanekaragaman faktor-faktor yang
mungkin yang harus dipertimbangkan membuatnya menjadi sangat sulit untuk
memprediksikan kapan dan dampak apa yang akan terjadi.
V.T. Ridgeway (1956) adalah salah satu orang pertama yang menarik perhatia pada
apa yang ia sebut sebagai konsekuensi disfungsional dari ukuran kinerja. Ia
memperingatkan bahwa satu ukuran numerik tunggal biasanya tidak dapat mencakup segala
sesuatu yang penting mengenai suatu operasi. Peringatan tersebut sama relevannya pada hari
ini seperti pada saat itu. Ia membahas mengenai badan tenaga kerja publik yang
menggunakan jumlah wawancara yang dilakukan sebagai ukuran keberhasilan si
pewawancara dan bukannya menggunakan penempatan kerja yang benar-benar dibuat. Dalam
sistem pelaporan itu, pewawancara mencoba untuk memaksimalkan jumlah wawancara yang
mereka lakukan dan bukannya melokasikan pekerjaan, bahkan tujuan yang dinyatakan dari
badan tersebut adalah menempatkan klien dalam pekerjaan.

2.4 Penilaian Dampak terhadap Pengiriman Informasi


Terdapat banyak cara untuk menilai dampak dari persyaratan pelaoran terhadap
pengirim informasi. Hal yang paling tersedia adalah pengambilan keputusa deduktif yang
melibatkan keputusan secra hati-hati mengenai bagaiman persyaratan pelaporan akan
berinteraksi dengan kekuatan-kekuatan multifungsional lainya guna membentuk prilaku
manajer. Teknik ini sebaiknya selalu digunakan sebelum memberlakukan persyartan
pelaporan. Coba tempakan diri nada pada posisi si pengirim dan tanyakan pada diri anda
sendiri, apa yang akan saya lakukan jika ada pada posisinya dan harus melaporkan
informasi tersebut? berguna untuk bertanya kepada orang lain dengan latar belakang dan
porspektif yang berbeda untuk melakukan hal yang sama karna mereka mungkin melihat
sesuatu dengan cara yang tidak pernah anda pikirkan. Ini adalah cara yng sederhana dan
murah, dan cepat untuk mencoba memprediksikan dampak dari persyaratn pelaporan,
sebelum persyaratan tersebut diterapkan.
Metode lain adalah dengan menanyakan kepada pelapor mengenai prilaku mereka,
suatu cara formal untuk melakukan hal ini adalah denngan melkukan survei, yang terdiri atas
13
pertanyanaan-pertanyaan sempit dengan kemungkinan tanggapan yang ditentukan atau
pertanyaan-pertanyaan yang luas dengan kemungkinan jawaban yangterbuka, atau atas
gabungan keduanya. Survei tersebut dapat ditanyakan secra langsung apakah persyaratan
pelaporan ini menyebabkan anda mengubag prilaku anda ?, atau lebih tidak langsung
mencoba untuk memperoleh hal yang sama.survei tersebut dapat dilakukan secara pribadi,
lewat telpon,atau leawat kuisioner yang dikirim melaui pos. metode ini hanya memberikan
apa yang rela dan mampu untuk diberikan ooleh pelapor kepada anda mengenai persepsi
mereka sendiri atas prilaku dan reaksinya terhadap persyarata pelaporan. Sayangnya, respon
ini tidak terlalumencerminkan prilaku mereka secara akurta. Pelapor dapat dnegan senngaja
berbohong, tetapi mereka juga dapat memiliki persepsi yang tidak akurat atas prilaku mereka.
Kesalahan yang mungkin ini dapat terjadi untuk kedua kemungkinan. Pelapor dapat berfikir
bahwa mereka telah mnegubah prilaku mereka dengan cara-cara atau jumlah sebenarnya
tidak mereka lakukan, atau seblaiknya.
Cara untuk memastikan apakah persyaratn pelaporan mengubah prilaku prilaku
pelaporan adalah dengan mengamati prilaku denggan dan tanpa persyaratan pelaporan. Hal
ini sebainya dilakukan dalam eksperimen terkendali dimana satu-satunya hal yang dapat
berubah adalah persyaratan pelaporan. Tetapi, agar hasinya berguna, penting bahwa kondisi
eksperimen cukup serupa dengan kondisi alamiah diman persyaratan pelaporan ada. Hal ini
tida selalu mudah untuk dilakukan.
Beraneka ragam pendekatan dapat diambil untuk mengukur prilaku dalam kondisi
alamiah itu sendiri. Ketika terdapat akses langsung ke pelapor danpaling tidak beberapa
variable relevan yang dapat dikendalikan atau dimanipulasi, gunakan studi lapangan yang
bersifat eksperimen semu yang meruak suatu kompromi atara kepastian dan relavansi.
Metode tersebut adalah metode yang paling mendekati eksperimen laboratorium dalam hal
engendalian dan oleh karna itu memberikan suatu pengujian tas kausalitas. Ketika pengirim
hanya dapat diamati (yaitu tidak ada variable yang relevan yang dapat dikenddalikan atau
dimanipulasi), maka hal ini merupak study kasus dalam beberapa konteks akuntansi, terutama
keuangan, tidak ada pengendalian yang tersedia, sehingga seseorang harus menggunakan data
apa pun yang tersedia mengenai prilaku dari pengirim. Hal ini disebut dbngan analisis post
hoc atas data sekunder.
Masalah dalam kondisi alamiah adalah bahwa banyak hal-hal lain yangkemungkinan
akan berubah pada saat yang bersamaan sengan persyartan pelaporan. Hal ini menyulitkan
untuk menentukan apakah penyebab dari prilaku yang diamati adalah karna persyartan

14
pelporan atau karna satu atau lebih faktor lainnya. Juga, terutama ketika analisis post hoc
terhadap data sekunder digunakan, ukuran ukuran langsung dari prilaku yang diamati
mungkin tidak tersedia.
Meskipun terdapat kesulitan-kesulitan tersebut, penting untuk mencoba menentukan
bagaimana persyratabn pelaporan telah, mempengaruhi prilaku pelapordalam cara yang
menguntungkan atau tidak mnguntungkan dan dapat diprediksi atau tidak,sebagaimana dnegn
kebanyakan tugas evaluasi kinerja, kombinasi dari beberapa metode peniaian kemungkinan
besar akan memberikan haisl yang paling andal

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sebagaimana di ketahui bersama masalah pokok dari proses akuntansi adalah
implikasi komunikasi informasi mengenai keungan dan manajemen. Namun, bukan hanya
pihak pelapor atau pengirim informasi saja yang memiliki harapan, pihak penerima
informasi juga memiliki harapn tersendiri leawat prilaku yang diwujudkan terhadap informasi
tersebut. Kedua belah pihak masing-masing memiliki prilaku yang berbeda
terhhadapinformasi yang sama. Dengan demikian, untuk mencapai efektifitas komunikasi,
pihak penerima informasi harus mnyeadi prilaku dari pihak pengirim informasi, karna pihak
15
pengirim informasi dapat bertindakdisfungsional terhadap informasi yang signifikan. Oleh
karena itu, bentuk laporan yang menjadi bagian dari rangkaian komunikasi perlu ditinjau
mana kala membawa damapak negative bagi proses komunikasi

DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keprilakuan, Edisi 2. Salemba Empat: Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai