Keempat sumber tersebut memang dapat dimanfaatkan oleh dunia usaha untuk
meningkatkan kegiatannya, namun bagi pengusaha golongan ekonomi lemah dirasa sulit
untuk memenuhi persyaratan yang diperlukan. Hal ini disebabkan karena perusahaan
golongan ekonomi lemah umumnya adalah perusahaan perorangan atau perusahaan
tertutup.
Masalah kekurangan keahlian, ketrampilan dan pengalaman mengurus dan
memimpin perusahaan merupakan masalah kedua yang dihadapi pengusaha swasta nasional
umumnya dan pengusaha pribumi khususnya. Pada umumnya timbulnya masalah tersebut
berhubungan dengan pemilikan perusahaan oleh perorangan atau kelompok keluarga
sehingga kemampuan mereka dalam mengelola perusahaannya sangat terbatas.
Demikian juga ketrampilan dalam teknik produksi serta keahlian dalam memasarkan
hasil produksinya sangat terbatas pula. Kelangsungan hidup perusahaan umumnya semata-
mata berdasar pada pertimbangan-pertimbangan jangka pendek dan tradisionil serta hanya
berdasar pengalaman-pengalaman yang ada.
Letak masalahnya yang demikian ada pada struktur usaha yang pada dirinya
mempunyai kelemahan di bidang permodalan dan keahlian management dan teknis. Kecilnya
perusahaan serta cara beroperasi secara tertutup sangat menghambat usaha untuk
memperbesar perusahaan, termasuk membatasi kemampuan mobilisasi dana dan kemam-
puan meningkatkan pemasaran hasil produksinya. Volume usaha yang kurang efisien
menyebabkan biaya usaha rnenjadi tinggi.
1
Masalah pemasaran hasil produksi golongan ekonomi lemah berkisar pada hal-hal
sebagai berikut: terbatasnya pemasaran oleh karena terbatasnya modal dan sarana,
kekurangan pengetahuan para pengusaha mengenai prospek pemasaran, pola konsumsi
masyarakat dan pola ekspor, serta beratnya persaingan dari perusahaan-perusahaan besar
dalam dan luar negeri.
2
memutarkan uang. Koperasi yang dikelola dengan baik akan mampu menyejahterakan
anggotanya.
Pembagian Hasil Usaha
Sebagai anggota, pembagian SHU dihitung berdasarkan transaksi dan partisipasi
modal yang telah kita lakukan terhadap koperasi.
2. Keuntungan Sosial
Keuntungan Berkelompok
Gerakan Koperasi memiliki potensi untuk mempengaruhi kebijakan ekonomi yang
dikeluarkan oleh pengambil keputusan.
Pendidikan dan Pelatihan
Dalam koperasi produksi khususnya, dpat memberikan pendidikan dan pelatihan
keterampilan anggota, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan berbisnis
anggotanya.
Program Sosial Lainnya
Agar terpupuk rasa kesetiakawanan antar anggota, maka koperasi dapat
menyelenggarakan kegiatan asuransi, jasa kesehatan, tunjangan hari tua dan lain
sebagainya, jika koperasi sudah maju.
Namun, manfaat koperasi tidak secara instan dapat diperoleh, tetapi harus
diperjuangkan oleh setiap anggota.
Dasar pemanfaatan hasil-hasil dan pelayanan koperasi yang adil dapat juga dilihat
sebagai suatu tatanan didalam menanamkan partisipasi yang baik dari anggota sesuai
kebutuhan yang dirasakan.sehubungan dengan pengertian bahwa suatu koperasi merupakan
suatu organisasi yang participatory tempat kekuasaan tertinggi aeda pada suara dalam rapat
anggota, dan seiring dengan pemekaran manajemen terbuka yang dianut berdasarkan
kebutuhan yang dirasakan oleh para anggota.
Dipandang dari kenyataan bahwa untuk mempertahankan diri, pengembangan, dan
pertumbuhan suatu koperasi tergantung pada kualitas dan partisipasi anggota-anggotanya.
Oleh karena itu, para anggota harus memiliki pemahaman yang jelas mengenai visi dari
organisasi, misi, tujuan umum, sasaran, kemampuan untuk menguji kenyataan dalam
memecahkan permasalahan dan perubahan-perubahan lingkungan.
Partisipasi dalam koperasi ditujukan pula untuk menempatkan para anggota menjadi
subyek dari pengembangan koperasi, anggota menjadi subyek dari pengembangan koperasi,
anggota harus terlibat di dalam setiap langkah proses pengambangan koperasi dari tingkat
3
penetapan tujuan, sasaran atau penyusunan strategi, serta pelaksanaan untuk merealisasikan
dan pengendalian sosial sesuai kepentingan anggota.
Partisipasi sebagaimana telah dipertimbangkan hendaklah memasukkan rasa memiliki
dan rasa bertanggung jawab dengan tekanan tertentu pada pentingnya pendapat bersama yang
dihasilkan oleh para anggota.
Faktor-Faktor Positif dan Negatif yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota.
Berdasarkan pengalaman di Indonesia, dikemukakan bahwa beberapa koperasi yang
berhasil dalam mempertahankan partisipasi anggota dimunculkan oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan tersebut, yaitu :
1. Perasaan kelompok yang kuat.
2. Latihan bersinambungan bagi calon anggota dan anggota.
3. Kunjungan-kunjungan lapangan dari para penggerak koperasi yang bersinambungan,
dialog informal dengan anggota setempat.
4. Para anggota dan pengurus melaksanakan rapat-rapat dengan berhasil baik, membuat
kartu anggota dan pembukuan yang benar, menerbitkan laporan keuangan bulanan.
5. Menanamkan dan memepertahankan sikap-sikap mental yang baru/kebiasaan-kebiasaan
yang berhubungan dengan aneka simpanan pemberian pinjaman dan aspek-aspek lain
untuk bekerja sama dalam koperasi.
6. Para anggota membuat rencana koperasi
7. Penerbitan publikasi yang teratur disebarluaskan kepada para anggota koperasi.
8. Latihan bagi para anggota untuk memahami, menganalisis koperasi-koperasi,
mengadakan perjanjian, persatuan, pada saat permulaan.
Lalu kurangnya partisipasi anggota dalam beberapa koperasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor negatif, yaitu :
1. Kurangnya anggota dan calon anggota, antara lain dalam bentuk latihan anggota dan
calon anggota yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi lokal.
2. Feodalisme dan paternalisme dari para pengurus koerasi dalam hubungan dengan para
anggota.
3. Kurangnya tindak lanjut yang konsisten dan pengamatan dari rencana-rencana
organisasi yang telah disepakati bersama.
4. Manipulasi yang dibuat oleh bermacam-macam individu menyebabkan timbulnya
erosi rasa ikut serta memiliki dari para anggota terhadap koperasi mereka masing-
masing.
4
5. Kartu anggota tidak dibuat dengan baik menimbulkan ketidak jelasan transaksi antar-
anggota dengan koperasinya ataupun sebaliknya.
6. Kurangnya manajemen yang teratur dan keterampilan manajerial dari pengurus
koperasi.
7. Kurangnya rencana pengambangan professional untuk mengimbangi perkembangan
dinamika kebutuhan para anggota.
8. Kurangnya penyebaran informasi tentang penampilan koperasi, seperti neraca, biaya,
manfaat, dan laporan statistik yang lain.
9. Pengalaman-pengalaman dan praktek-praktek koperasi yang buruk dimasa lampau.
10. Ketidakcakapan para pengurus koperasi untuk menata pembukuan.
5
menyusun Rencana Kerja Jangka Panjang (Business Plan) dan Rencana Kerja Jangka Pendek
serta Rrncana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi dan disahkan oleh Rapat Anggota.
Tujuan koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha tidaklah semata-semata hanya
pada orientasi laba (profit oriented), melainkan juga pada orientasi manfaat (benefit
oriented). Karena itu, dalam banyak kasus koperasi, nmanajemen koperasi tidak mengejar
keuntungan sebgai tujuan perusahaan karena mereka bekerja didasari dengan pelayanan
(service at cost). Untuk koperasi diindonesia, tujuan badan usaha koperasi adaalah
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya (UU No.
25/1992 pasal 3). Tujuan ini dijabarkan dalam berbagai aspek program oleh manajemen
koperasi pada setiap rapat angggota tahunan.
6
7
Daftar Pustaka
http://yosuaeb04.blogspot.com/2009/12/manfaat-menjadi-anggota-koperasi.html
www.wikipedia.com
http://cerita-bunyamin.blogspot.com/2009/03/kiat-meningkatkan-partisipasi-anggota.html
http://clickclockmaul.blogspot.com/
http://dewiseptianawati.blogspot.com/2012/01/dimensi-partisipasi-dalam-perkoperasian.html
http://ocacicuceco.blogspot.com/2010/12/tujuan-dan-nilai-koperasi.html
8
Tujuan dan Nilai Koperasi
Koperasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Hal ini diperoleh dengan
adanya pembagian Sisa Hasil Usaha(SHU) kepada para anggotanya. Tujuan koperasi ini
membedakan koperasi dengan badan usaha lainnya. Secara umum badan usaha lainnya
bertujuan untuk memperoleh keuntungan sebesar- besarnya.
Kegiatan koperasi yang berada dalam tujuan ini adalah kegiatan koperasi yang dilakukan
benar-benar untuk mencapai keuntungan maksimal dalam usaha ini.
9
Kegiatan koperasi yang berada dalam tujuan ini adalah kegiatan koperasi yang dilakukan
sebagian besar untuk memajukan nama serta kualitas dan nilai dari perusahaan ini saja.
Kegiatan koperasi yang berada dalam tujuan ini adalah kegiatan koperasi yang dilakukan
dengan benar-benar sangat hemat serta tidak mengeluarkan banyak biaya, tetapi bisa
mendapatkan laba yang besar, tujuan ini hampir sama dengan tujuan yang pertama (maximize
profit).
Koperasi juga didirikan berasaskan nilai-nilai. Nilai terdiri tersebut dari nilai berdikari,
bertanggungjawab pada diri sendiri, demokrasi, kesamaan atau keadilan, perpaduan,
kesetiaan dan bersatu hati. Anggota koperasi juga menerima nilai-nilai etika, termasuk sadik,
amanah, ketelusan, tanggung jawab sosial serta prihatin terhadap orang lain. Nilai koperasi
juga dibedakan menjadi nilai etis dan nilai fundamental. Nilai etis koperasi yaitu kejujuran
dan keterbukaan. Nilai fundamental diantaranya menolong diri sendiri, tanggung jawab
sendiri, demokrasi , persamaan, keadilan dan solidaritas.
Nilai-nilai Koperasi adalah nilai egaliterian, kesamaan, kekeluargaan, self help, peduli
terhadap sesama dan kemandirian salah satunya. Koperasi indonesia berangkat dari nilai
koletivisme yang tercermin dengan budaya gotong royong. Menurut UU No. 25 Tahun 1992
pasal 3, tujuan koperasi Indonesia adalah : Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.”
Tujuan koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha tidaklah semata-mata hanya pada
orientasi laba (profit oriented), melainkan juga pada orientasi manfaat ( benefit oriented ).
karena itu, dalam banyak kasus koperasi, manajemen koperasi tidak mengejar keuntungan
sebagai tujuan perusahaan karena mereka bekerja didasari dengan pelayanan (service at cost).
Untuk koperasi di Indonesia, tujuan badan usaha koperasi adalah memajukan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya ( UU No. 25/1992 pasal 3 ). Tujuan
ini dijabarkan dalam berbagai aspek program oleh manajemen koperasi pada setiap rapat
anggota tahunan.
10
11