Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL

IDENTIFIKASI BADAN USAHA KOPERASI

OLEH :
I PUTU YOGI PRAMANA PUTRA
1902013709 / 14
5 C MANAJEMEN SORE

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN PARIWISATA


UNIVERSITAS HINDU INDONESIA
2021
IDENTIFIKASI BADAN USAHA KOPERASI
A. Masalah - Masalah Dengan Non Koperasi
Sebagian besar masalah yang dihadapi di dalam dunia usaha dan dialami oleh
pengusaha menengah umumnya dan golongan ekonomi lemah pada khususnya berkisar
pada masalah permodalan, kemampuan dan ketrampilan beroperasi serta management,
bentuk perusahaan dan terbatasnya pasaran.
Masalah permodalan yang dihadapi pengusaha dalam negeri khususnya golongan
ekonomi lemah mencakup aspek sumber permodalan, masalah pembiayaan usaha. dan
masalah pengerahan modal.
Permodalan dan pembiayaan usaha dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara lain:
1. Modal sendiri dari pemilik saham atau pemilik perusahaan.
2. Modal sendiri berupa bagian laba yang ditanam kembali.
3. Kredit investasi dari bank.
4. Pinjaman dari pihak ketiga yang dapat diperoleh dengan mengeluarkan surat-surat
berharga, dari dalam maupun luar negeri.

Keempat sumber tersebut dapat dimanfaatkan oleh dunia usaha untuk meningkatkan
kegiatannya. Masalah kekurangan keahlian, ketrampilan dan pengalaman mengurus dan
memimpin perusahaan merupakan masalah kedua yang dihadapi pengusaha. Pada
umumnya timbulnya masalah tersebut berhubungan dengan pemilikan perusahaan oleh
perorangan atau kelompok keluarga sehingga kemampuan mereka dalam mengelola
perusahaannya sangat terbatas. Demikian juga ketrampilan dalam teknik produksi dan
keahlian berdasar pada pertimbangan-pertimbangan jangka pendek dan tradisionil serta
hanya berdasar pengalaman-pengalaman yang ada. Selain itu masalah pemasaran hasil
produksi golongan ekonomi lemah juga merupakan sebuah permasalahan yang harus
dihadapi, adapun masalah tersebut mencakup pada terbatasnya pemasaran oleh karena
terbatasnya modal dan sarana, kekurangan pengetahuan para pengusaha mengenai prospek
pemasaran, pola konsumsi masyarakat dan pola ekspor, serta beratnya persaingan dari
perusahaan-perusahaan besar dalam dan luar negeri.

B. Alasan Menjadi Anggota Koperasi


Sebagian besar orang memilih menjadi anggota koperasi karena didasari kebutuhan
yang dapat diperoleh dari koperasi. Dari segi ekonomi, kebutuhan fisiologis yang harus
utama dipenuhi, misalnya makan dan minum. Sedangkan dari segi non ekonomi adalah
kebutuhan cinta kasih, penghargaan, keamanan dan aktualisasi diri.
Adapun keuntungan yang dapat diperoleh seseorang jika menjadi anggota koperasi
adalah sebagi berikut :
1. Keuntungan Ekonomis
 Peningkatan Skala Usaha
Koperasi memberikan kemudahan kepada anggota untuk menjual atau
membeli barang atau jasa secara bersama-sama, sehingga biaya yang timbul
menjadi rendah.
 Pemasaran
Koperasi menampung hasil produksi anggota dan menjualnya ke pasar
sehingga biaya yang dikeluarkan oleh setiap anggota menjadi lebih rendah
dibanding menjual sendiri.
 Pengadaan Barang dan Jasa
Sebagian besar koperasi menyediakan barang dan jasa kebutuhan anggota,
sehingga memungkinkan anggota untuk mendapatkan barang dan jasa dalam
jumlah yang baik dan harga yang lebih murah.
 Fasilitas Kredit
Koperasi memberikan kemudahan bagi anggota yang membutuhkan fasilitas
kredit dalam bentuk proses yang cepat, jaminan yang ringan dan bunga yang
rendah. Hal ini dapat dilakukan karena anggota adalah pemodal (pemilik) yang
sekaligus pengguna.
 Simpanan Anggota
Jika dibandingkan dengan menabung di bank, dengan dana yang relatif kecil
maka tabungan kita akan mendapat potongan biaya administrasi. Bunga yang
didapatkan pun tidak besar, terutama jika jumlah tabungan kecil. Sementara, jika
menabung di koperasi, kita bisa mendapatkan bunga hingga 10%, bahkan jika
setoran dananya tidak besar.
 Pembagian Hasil Usaha
Sebagai anggota, pembagian SHU dihitung berdasarkan transaksi dan
partisipasi modal yang telah kita lakukan terhadap koperasi.
2. Keuntungan Sosial
 Keuntungan Berkelompok
Suatu gerakan yang dilakukan koperasi memiliki potensi untuk
mempengaruhi kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pengambil keputusan.
 Pendidikan dan Pelatihan
Dalam suatu koperasi produksi khususnya, dapat memberikan pendidikan
dan pelatihan keterampilan terhadap anggota, sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan berbisnis anggotanya.
 Program Sosial Lainnya
Agar terpupuk rasa kekeluargaan antar anggota, maka koperasi dapat
menyelenggarakan kegiatan asuransi, jasa kesehatan, tunjangan hari tua dan lain
sebagainya, jika koperasi tersebut sudah maju dan sukses.
Namun, manfaat koperasi tidak secara instan dapat diperoleh, tetapi harus
diperjuangkan oleh setiap anggota.

C. Partisipasi Anggota dalam Koperasi


Pemanfaatan hasil dan pelayanan koperasi yang adil dapat dilihat sebagai suatu
tatanan didalam menanamkan partisipasi yang baik dari anggota sesuai kebutuhan yang
dirasakan. Didasarkan pada pengertian bahwa suatu koperasi merupakan suatu organisasi
yang menerapkan kebijakan bahwa tempat kekuasaan tertinggi ada pada suara dalam
rapat anggota. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa pengembangan, dan
pertumbuhan suatu koperasi tergantung pada kualitas dan partisipasi anggota-anggotanya.
Oleh karena itu, para anggota harus memiliki pemahaman yang jelas mengenai visi dari
organisasi, misi, tujuan umum, sasaran, kemampuan untuk menguji kenyataan dalam
memecahkan permasalahan dan perubahan-perubahan lingkungan.
Partisipasi dalam koperasi dapat ditujukan dengan cara menempatkan para anggota
menjadi subyek dari pengembangan koperasi, anggota menjadi subyek dari
pengembangan koperasi, anggota harus terlibat di dalam setiap langkah proses
pengembangan koperasi baik dari penetapan tujuan, sasaran atau penyusunan strategi,
serta pelaksanaan untuk merealisasikan pengendalian sosial sesuai kepentingan anggota.
Partisipasi dari anggota harus didasari dengan rasa memiliki dan rasa bertanggung jawab
dengan tekanan tertentu pada pentingnya pendapat bersama yang dihasilkan oleh para
anggota
.
Faktor - Faktor Positif dan Negatif yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota
a. Faktor Positif yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota yaitu :
1. Adanya rasa kekeluargaan dan solidaritas kelompok yang kuat.
2. Latihan bersinambungan bagi calon anggota dan anggota.
3. Menanamkan dan mempertahankan sikap-sikap mental yang baru atau kebiasaan-
kebiasaan yang berhubungan dengan segala bentuk simpanan pemberian pinjaman
dan aspek-aspek lain untuk bekerja sama dalam koperasi.
4. Penyusunan rencana bersama yang dilakukan anggota koperasi akan membantu
meningkatkan persentase partisipasi anggota karena rencana koperasi merupakan
satu tujuan yang sejalan dari setiap anggota.
b. Faktor Negatif yang Mempengaruhi Kurangnya Partisipasi Anggota yaitu :
1. Kapasitas anggota dan calon anggota yang minim, antara lain dalam bentuk latihan
anggota dan calon anggota yang sesuai dengan kebutuhan.
2. Feodalisme dan paternalisme dari para pengurus koperasi dalam hubungan dengan
para anggota.
3. Kurangnya tindak lanjut yang konsisten dan pengamatan dari rencana-rencana
organisasi yang telah disepakati bersama.

D. Kegiatan Usaha Koperasi


Didirikannya Koperasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta menjadi gerakan ekonomi
rakyat serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional. Untuk mencapai tujuan -
tujuan yang telah ditetapkan, maka Koperasi menyelenggarakan kegiatan usaha yang
berkaitan dengan kegiatan usaha anggota, yaitu sebagai berikut :
1. Unit usaha simpan pinjam.
2. Perdagangan umum.
3. Penerbitan dan percetakan.
4. Agrobisnis dan agroindustri.
5. Jasa pendidikan.
6. Jasa transportasi.
7. Jasa pemasaran umum.
8. Event organizer.
9. Kerjasama dengan BUMN, BUMD, atau perusahaan swasta lainnya.

E. Tujuan dan Nilai Perusahaan


Pakar manajemen terkemuka dari Universitas Gerogia, Prof William F. Glueck
menyebutkan dalam bukunya strategy Manajemen And Busssines Policy mendefinisikan
tujuan perusahaan sebagai hasil terakhir yang dicari organisasi melalui eksistensi dan
operasinya. Selanjutnya, Glueck menjelaskan 4 alasan mengapa perusahaan harus
mempunyai tujuan :
 Tujuan membantu mendefinisikan organisasi dalam lingkungannya
 Tujuan membantu mengkoordinasi keputusan dan pengambilan keputusan.
 Tujuan menyediakan norma untuk menilai pelaksanaa prestasi organisasi
 Tujuan merupakan sasaran yang lebih nyata daripada pernyataan misi.

Dalam merumuskan tujuan perusahaan, perlu diperhatikan keseimbangan kepentingan


dari berbagai pihak yang terlibat dalam perusahaan, tujuan perusahaan tidak terbatas pada
pemenuhan kepentingan manajemne seperti memaksimumkan keuntungan ataupun
efisiensi, tetapi juga harus mempertimbangkan kepentingan pemilik, modal, pekerja,
konsumen, pemasok (suppliers), lingkungan, masyarakat, dan pemerintah. Dalam banyak
kasus perusahaan bisnis, tujuan umumnya didapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1. Memaksimumkan Keuntungan (Maximize Profit)
2. Memaksimumkan Nilai Perusahaan (Maximize the Value of the Firm)
3. Memaksimumkan Biaya (Minimize Profit)

Tujuan koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha tidaklah semata-semata hanya
pada orientasi laba (profit oriented), melainkan juga pada orientasi manfaat (benefit
oriented). Karena itu, dalam banyak kasus koperasi, manajemen koperasi tidak mengejar
keuntungan sebagai tujuan perusahaan karena mereka bekerja didasari dengan pelayanan
(service at cost). Untuk koperasi diindonesia, tujuan badan usaha koperasi adaalah
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya (UU
No. 25/1992 pasal 3). Tujuan ini dijabarkan dalam berbagai aspek program oleh
manajemen koperasi pada setiap rapat angggota tahunan.

Anda mungkin juga menyukai