Anda di halaman 1dari 5

Nama: Fadia Eka Maharani

Nim : 1860402222101

Kelas : ES-4C

MINIMNYA PARTISIPASI ANGGOTA SEBAGAI PENYEBAB STAGNASI KOPERASI SERBA USAHA BHAKTI
MANDIRI

https://repository.ipb.ac.id/jspui/handle/123456789/32898

Latar Belakang

Koperasi ini bergerak di bidang dalam menjalankan usaha penyediaan pupuk dan benih bagi anggota
yang membutuhkan. Karena koperasi ini tidak melakukan usaha untuk menyalurkan hasil panen para
anggotanya. menyebabkan banyak anggota yang enggan untuk menjual hasil panennya kepada koperasi,
dan lebih memilih untuk menjualnya pada badan usaha lain. Sumber pemasukan dana pada koperasi ini
pun hanya sedikit yang berasal dari hasil kegiatan usahanya, sebagian besar berasal dsari dana pinjaman
pemerintah berupa MAP (Modal Awal Pendanaan). Pada tahun 2007 terjadi pengurangan anggota, yaitu
dari 50 orang menjadi hanya 27 orang. Hal ini disebabkan adanya anggota yang kurang disiplin sehingga
diadakan penyusutan anggota untuk meningkatkan keefisienan. Banyak anggota yang tidak
melaksanakan partisipasinya baik itu partisipasi kontributif maupun partisipasi insentif. Usaha yang ada
di dalam koperasi ini adalah simpan pinjam, usaha dagang, berbagai pembiayaan dan pelatihan-
pelatihan. Koperasi ini adalah salah satu koperasi terbesar di leuwiliang, namun untuk masalah
pembukuan ataupun perencanaan koperasi ini dirasa kurang. Koperasi Bhakti Mandiri memiliki
beberapa cabang usaha yang terfokus seperti usaha penyediaan pupuk bagi para petani, dimana
pembayarannya dilakukan pada saat masa panen. Pupuk ini disediakan setiap tiga bulan sekali, dan tidak
diberikan secara eceran setiap hari. Selain itu, usaha pertanian buah manggis yang musiman yaitu setiap
tiga bulan sekali. Ada juga pengusahaan usaha interen, yaitu berupa pemberian pinjaman jangka pendek
kepada pihak-pihak yang membutuhkan di luar anggota. Namun usaha-usaha tersebut berjalan dengan
terbatas tidak dapat berjalan dengan efektif dan efisien, Terbatasnya aktivitas usaha yang dijalankan
oleh koperasi Bhakti Mandiri pada dasarnya disebabkan oleh kurangnya peran serta para anggota dalam
menjalankan kegiatan usaha koperasi, yang berarti berujung pada kurangnya partisipasi anggota di
koperasi ini.

Para anggota hanya berpartisipasi dalam hal peminjaman pupuk dan benih disaat mereka
membutuhkan, namun pada saat panen raya, mereka tidak menjual hasilnya kepada koperasi tetapi ke
badan usaha lain. Mereka hanya membayar utang atas pinjaman pupuk dan benih. Dalam Rapat
Anggota Tahunan yang diadakan pengurus koperasi tiap tahun, tingkat kehadiran anggota hanya
setengah. dari jumlah anggota secara keseluruhan. Padahal RAT merupakan kekuasaan tertinggi dalam
koperasi yang berisi tentang langkah-langkah pengembangan usaha koperasi. Para anggota biasanya
hanya menerima keputusan RAT tanpa memberikan pendapat, saran, kritik, maupun masukan terhadap
perkembangan koperasi. Pelayanan usaha simpan pinjam oleh koperasijuga masih tidak seimbang
antara transaksi simpan dan pinjamnya. Para anggota lebih banyak meminjam dalam jumlah yang besar
daripada yang mereka simpan. Jangka waktu simpan pinjam ini sekitar satu tahun sampai dua tahun.
mayoritas anggota koperasi adalah petani yang berpendidikan hanya sampai tingkat sekolah dasar
sehingga banyak anggota yang tidak mengerti tentang koperasi sebenarnya. Hanya satu orang yang
berpendidikan tinggi dan bekerja sebagai PNS serta menjadi pemilik lahan. Partisipasi anggota dalam
koperasi ini dirasa sangat kurang karena memang sebagian para anggota tidak mengetahui dengan jelas
fungsi koperasi sebenarnya. Dalam koperasi ini terlihat peran serta pengurus yang kurang aktif dalam
usaha meningkatkan partisipasi anggotanya.

Para pengurus tidak sepenuh hati untuk memberikan suatu pendidikan serta penjelasan tentang arti
pentingnya koperasi dan peran partisipasi anggota dalam menyokong terbentuknya koperasi yang kokoh,
sehingga dapat memberikan manfaat bersama bagi seluruh elemen dalam koperasi, anggota, dan juga
bagi masyarakat umum. Koperasi Bhakti Mandiri jarang mengadakan pelatihan dan pendidikan
tersendiri bagi anggotanya mengenai pengetahuan lebih jauh tentang koperasi. Masih kurangnya dana
yang tersedia juga menjadi salah satu alasan koperasi ini jarang melakukan pelatihan kepada pengurus
anggotanya. Hal ini dapat dilihat bahwa sejak koperasi ini didirikan sampai saat ini, baru satu kali
dilakukan pelatihan. Padahal pelatihan ini merupakan salah satu indikator berhasilnya suatu koperasi
dalam memberikan pelayanan kepada para pengurus dan anggotanya. Namun, para pengurus merasa
aktifitas tersebut tidaklah memberikan keuntungan bagi mereka sendiri. Sehingga hanya menjadi
sebuah beban yang merepotkan bagi mereka. Hal ini disebabkan karena tidak adanya upah atau sejenis
balas jasa atas pekerjaan mereka dalam melaksanakan peran mereka sebagai pengurus dalam koperasi.
Koperasi tidak dapat memberikan balas jasa karena memang koperasi tidak mampu membayar,
terhambat pada terbatasnya pemasukan koperasi akibat tidak lancarnya usaha yang dijalankan koperasi
sehari-hari. Kebanyakan dari anggota koperasi yang tidak membayar mempunyai alasan karena
ketidakmampuan ekonomi mereka. Pendapatan mereka tiap bulannya hanya bisa mencukupi kebutuhan
hidup, bahkan bisa kurang. Dari 27 anggota koperasi, semua anggota membayar simpanan pokok,
namun ada sekitar tiga orang yang tidak membayar simpanan wajib, dan 1 orang membayar simpanan
wajib tidak sepenuhnya, hanya sebagian saja. Sedangkan untuk simpanan wajib khusus ada empat orang
yang tidak melakukan pembayaran.

Solusi

1.Benahi Kondisi Internal Koperasi

Jika sebuah koperasi telah berdiri dalam waktu yang cukup lama tanpa ada perkembangan, maka perlu
suatu pembenahan. Pembenahan ini harus diawali dari dalam koperasi sendiri seperti kondisi internal.
Cek semua kondisi internal koperasi secara detail, baik masalah operasional maupun masalah masalah
manajerial.

2. Tambah Kebijakan Koperasi


Kebijakan koperasi pada umumnya menerapkan sistem pola penitipan. Di mana modal yang didapat
berasal dari dana titipan para anggotanya sebagai modal bersama. Pola penitipan modal ini hanya akan
banyak membantu memperbesar koperasi jika anggotanya juga banyak. Untuk mengurangi
ketergantungan pada sistem keanggotaan tersebut, maka koperasi bisa sedikit menambah kebijakan
dengan memperluas perolehan modal, melalui pendanaan atau investasi usaha.

3. Merekrut Anggota yang Kompeten

Untuk mengembangkan usaha koperasi bisa dimulai dengan mencari anggota yang kompeten. Anggota
yang memiliki ilmu dan pengalaman tentang koperasi akan lebih mudah mengurus koperasi dengan baik.
Selain itu, anggota tersebut juga bisa membantu anggota lain yang tidak begitu memahami koperasi.
Sehingga proses perjalanan koperasi bisa berjalan dengan lancar dan tentunya bisa semakin
berkembang.

4. Tata Kelola yang Baik

Sebuah usaha bisa berjalan lancar atau tidak, tergantung dari tata kelola perusahaan tersebut, termasuk
juga koperasi. Koperasi bisa berjalan dengan lancar dan berkembang jika dikelola dengan baik.
Pengelolaan tugas dari masing-masing anggota dan pengelolaan keuangan dalam koperasi harus jelas
dan rapi. Semua hal yang berkaitan dengan koperasi harus diatur secara jelas dan ditaati oleh semua
anggota. Kalaupun ada suatu kejadian yang belum diatur sebelumnya, maka harus ada rapat
musyawarah dan disetujui oleh semua anggota.

Pandangan penyusun dalam menanggapi kasus

Dalam kasus koperasi Bhakti mandiri penyusun menyadari bahwa masih banyaknya kekurangan
sehingga menyebabkan kemunduran. Sebetulnya jika koperasi ini berjalan dengan baik, dengan tata
kelola yang jelas, sumber daya manusia yang mumpuni pasti sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar
apalagi bagi petani. Sehingga bisa mencapai beberapa tujuan yaitu menurut UU No 25/1992 Pasal 4
tentang tujuan pengembangan dan pemberdayaan koperasi, yaitu antara lain:

1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional
dengan Koperasi sebagai sokogurunya.

4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha
bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Menurut penyusun ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam mengatasi kemunduran koperasi,
diantaranya:

1. Konsentrasi pembinaan di tingkat primer


2. Pembinaan terpadu primer mulai anggota hingga pengurus

3. Profesionalisme unit usaha koperasi

4. Mengkoordinir peran serta lembaga terkait

5. Meningkatkan kualitas SDM

6. Merangsang generasi muda atau pelajar untuk sadar berkoperasi

7. Memberikan penyuluhan pada masyarkat

Peran Pemerintah

Pemerintah memiliki peran yang penting bagi koperasi. Peran pemerintah terhadap koperasi ini salah
satunya terkait dengan pembinaan koperasi. Pembinaan koperasi merupakan wewenang dan tanggung
jawab pemerintah. Hal ini sebagaimana diamanatkan oleh UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian. Pembinaan koperasi oleh pemerintah dilakukan dengan memperhatikan keadaan dan
kepentingan ekonomi nasional, serta pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja.
Pemerintah setiap saat turun tangan guna memberikan pengamanan terhadap azas dan sendi dasar
koperasi serta kebijaksanaan pemerintah, baik guna kepentingan gerakan koperasi sendiri maupun bagi
keperluan masyarakat. Pemerintah mempunyai kewajiban sebagai berikut:

a) Memberikan bimbingan Dengan maksud untuk menciptakan iklim dan kondisi seumumnya yang
memungkinkan gerakan koperasi akan tumbuh dan berkembang antara lain dengan jalan pendidikan
penyuluhan.

b) Menyelenggarakan pengawasan Pengawasan dalam hal ini dimaksudkan mengamankan untuk dan
menyelamatkan kepentingan, baik bagi perkumpulan koperasi itu sendiri maupun kepentingan pihak
lain. guna

c) Pemberian fasilitas

Fasilitas-fasilitas yang diberikan kepada koperasi dari pemerintah dapat dituangkan dalam bentuk:

1. Pemberian sesuatu, baik yang berupa uang atau subsidi, sarana ataupun jasa:

2. Pemberian "keistimewaan", baik yang berupa keringanan, ataupun kekuatan dalam lalu-lintas hukum,
misalnya:

a. Keringanan bea materai bagi koperasi pertanian.

b. Persamaan nilai pembukuan koperasi dengan buku-buku perdagangan yang ditentukan dalam KUHD,

c. Hak didahulukan (preferent) terhadap panenan yang dijaminkan bagi pinjaman yang diperoleh dari
koperasi pertanian dan sebagainya.
3. Kebijaksanaan yang tersendiri tentang perkreditan termasuk syarat-syarat kredit yang mudah dan
ringan untuk memajukan usaha-usaha koperasi, fasilitas- fasilitas dalam bidang produksi dan distribusi
dan sebagainya.

d) Perlindungan pemerintah Perlindungan yang dimaksud yaitu untuk memberikan pengaman-


pengamanan dan keselamatan kepentingan koperasi. Hal perlindungan koperasi misalnya
penyalahgunaan namanya, nama koperasi tidak dipergunakan untuk maksud yang menyalahi azas dan
sendi dasar koperasi dan nama baik koperasi.

REFERENSI

Bennyta Kemalasari Putri, dkk. 2016. PERAN PEMERINTAH TERHADAP KOPERASI SEKUNDER PADA PUSAT
KOPERASI. Diakses Pada https://www.neliti.com/id/publications/19415/peran-pemerintah. pada 3
Maret 2024.

Annisa Irdhania, dkk. Minimnya Partisipasi Anggota Sebagai Penyebab Stagnasi Koperasi Bhakti Mandiri.
Diakses Pada. https://repository.ipb.ac.id/jspui/handle/123456789/32898. Pada 3 Maret 2024.

Anda mungkin juga menyukai