Anda di halaman 1dari 13

BADAN USAHA

BERBENTUK KOPERASI
KELOMPOK 5
1. Devy Monalisa Solin (7193341037)
2. Sartika Kayatana Silitonga (7193341005)
3. Desi Trisnawati Saragih ( 7193341013)
4. Sindi Parangin-angin ( 7193341030)
1. Masalah-Masalah Usaha Dengan Non Koperasi

Masalah yang dihadapi di dalam dunia usaha dan dialami oleh pengusaha menengah umumnya
dan golongan ekonomi lemah pada khususnya berkisar pada masalah permodalan, kemampuan dan
ketrampilan beroperasi serta management, bentuk perusahaandan terbatasnya pasaran. Masalah
permodalan yang dihadapi pengusaha dalam negeri khususnya golongan ekonomilemah mencakup
aspek sumber permodalan, masalah pembiayaan usaha, dan masalah penge-rahan modal.Permodalan
dan pembiayaan usaha dapat diperoleh dari beberapa sumber ,antara lain:

1. Modal sendiri dari pemilik saham atau pemilik perusahaan,


2. Modal sendiri berupa bagian laba yang ditanam kembali,
3. Kredit investasi dari bank, dan
4. Pinjaman dari pihak ketiga yang dapat diperoleh dengan mengeluarkan surat-surat berharga.

Keempat sumber tersebut memang dapat dimanfaatkan oleh dunia usaha untuk meningkatkan
kegiatannya, namun bagi pengusaha golongan ekonomi lemah dirasa sulituntuk memenuhi persyaratan
yang diperlukan. Hal ini disebabkan karena perusahaangolongan ekonomi lemah umumnya adalah
perusahaan perorangan atau perusahaan tertutup.
2. Alasan Menjadi Anggota Koperasi
1. Alasan Historis
Sejarah mencatat bahwa pendirian koperasi tidak terlepas dari perjalanan
historis suatu bangsa. Setelah ratusan tahun hidup dalam tekanan politik dan
ekonomi kolonial, bangsa Indonesia mewarisi suatu keadaan ekonomi dan sosial
yang terkenal sebagai ekonomi dualistis, yaitu suatu situasi perekonomian dimana
terdapat ketimpangan sektor perekonomian modern yang dikuasai oleh para
saudagar asing, dengan perekonomian rakyat tradisional tempat sebagian besar
rakyat Indonesia menggantungkan hidupnya. Setelah Indonesia merdeka, salah
satu yang dilakukan adalah memperbaiki taraf hidup rakyat banyak dengan
pelaksanaan pembangunan perekonomian sebagai usaha bersama berdasarkan atas
kekeluargaan, sebagaimana terungkap dalam pasal 33 UUD 1945.
2. Alasan Politis
Alasan politis ini bersumber dari pepatah “Bersatu Kita teguh bercerai kita runtuh”. Apabila ada
orang-orang yang termasuk golongan ekonomi lemah menyatukan diri dalam suatu badan usaha, maka
secara tidak langsung menyatukan dirinya menjadi suatu kekuatan politis. Pendek kata persatuan di
bidang usaha akan membawa para pelaku ekonomi lemah keposisi yang lebih kuat.
3. Alasan Sosiologis
Selaku makhluk sosial, manusia saling membutuhkan satu sama lain. Dorongan atau naluri
manusia untuk mempertahankan diri, bergaul, tolong menolong, perasaan ingin dihargai dan
sebagainya, menyebabkan manusia selalu ada keinginan untuk bergaul, bersatu atau berkumpul
dengan sesamanya. Rasa senasib sepenanggungan inilah biasanya yang mendorong seseorang untuk
bergabung menjadi anggota koperasi.
4. Alasan Ekonomis
Alasan ekonomis adalah pertimbangan kemanfaatan ekonomis yang akan diperoleh seseorang
bila ia bergabung menjadi anggota koperasi. Alasan-alasan ekonomis untuk pendirian dan atau
menjadi anggota koperasi dalam garis besarnya adalah menekan biaya usaha, meningkatkan
pelayanan kepada anggota, serta membuka kesempatan bergabung dalam suatu badan usaha.
5. Alasan Yuridis
Alasan yuridis adalah landasan yang menjamin pendirian koperasi serta
pelaksanaan kegiatannya di dalam suatu negara. Alasan yuridis ini merupakan
dasar yang secara langsung ikut menciptakan tumbuhnya iklim berkoperasi di
suatu masyarakat, yaitu suatu keadaan yang memungkinkan dan mendorong
masyarakat untuk bersatu dan bekerjasama pada badan usaha koperasi. Adapun
alasan yuridis pendirian koperasi di Indonesia dapat dilihat pada beberapa produk
hukum seperti UUD 1945, UU Koperasi dan ketentuan lain yang berkaitan dengan
koperasi.
3. Partisipasi Anggota Pada Koperasi
Dilihat dari segi dimensinya menurut Hendar dan Kusnadi (1999:61), partisipasi terdiri dari :
1. Partisipasi dipaksakan (forced) dan partsipasi sukarela (voluntary)
Partsipasi dipaksakan terjadi karena paksaan undang-undang atau keputusan pamerintah untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan. Sedangkan partisipasi
sukarela terjadi karena kesadaran untuk ikut serta berpartisipasi.
2. Partisipasi formal dan partisipasi informal
Partisipasi yang bersifat formal, biasannya tercipta suatu mekanisme formal dalam pengambilan
keputusan. Sedangkan partisipasi yang bersifat informal, biasanya hanya terdapat persetujuan lisan antara
atasan dan bawahan sehubungan dengan partisipasi.
3. Partisipasi Langsung dan partisipasi tidak langsung
Partsipasi langsung terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok persoalan,
mengajukan keberatan terhadap keinginan orang lain. Sedangkan partisipasi tidak langsung terjadi apabila
terdapat wakil yang membawa inspirasi orang lain yang akan berbicara atas nama karyawan atau anggota
dengan kelompok yang lebih tinggi tingkatannya.
4. Partispasi kontributifdan partisipasi insentif
Partisipasi kontributif yaitu kedudukan anggota sebagai pemilik dengan mengambil bagian
dalampenetapaan tujuan, pembuatan keputusan dan proses pengawasan terhadap jalannya perusahaan
Koperasi. Sedangkan partisipasi insentif yaitu kedudukan anggota sebagai pelanggan/pemakai dengan
memanfaatkan berbagai potensipelayanan yang disediakan oleh perusahaan dalam menunjang kepentinganya.
4. Kegiatan-kegiatan usaha koperasi
Koperasi menyelenggarakan kegiatan usaha yang berkaitan - dengan kegiatan usaha anggota, sebagai
berikut:
1. Unit usaha simpan pinjam.
2. Perdagangan umum.
3. Perdagangan, perakitan, instalasi hardware dan software dan jaringan komputer serta aksesorisnya.
4. Kontraktor dan konsultan bangunan.
5. Penerbitan dan percetakan.
6. Agrobisnis dan agroindustri.
7. Jasa pendidikan, konsultan dan pelatihan pendidikan.
8. Jasa telekomunikasi umum.
9. Jasa teknologi informasi.
10. Biro jasa.
11. Jasa pengiriman barang.
12. Jasa transportasi.
13. Jasa pemasaran umum.
14. Jasa perbaikan kendaraan dan elektronik.
15. Jasa pengembangan dan konsultan olahraga.
16. Event organizer
17. Kerjasama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha

 
5. Tujuan Dan Nilai Perusahaan Koperasi
Ada 4 aspek dasar yang menjadi pertimbangan untuk mencapai tujuan koperasi sebagai badan usaha
yaitu:
1. Status dan Motif Anggota Koperasi
Status anggota koperasi sebagai badan usaha adalah sebagai pemilik ( owner) dan sebagai pemakai
( users). Sebagai pemilik, kewajiban anggota adalah melakukan investasi atau menanam modal
dikoperasinya.Sedangkan sebagai pemakai, anggota harus menggunakan secara maksimum pelayanan
usaha yang diselenggarakan oleh koperasi.
2. Kegiatan Usaha
Untuk koperasi di Indonesia, lapangan usaha koperasi telah ditetapkan pada UU No. 25/1992, pasal 43,
yaitu :
1. Usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk
meningkatkan bisnis dan kesejahteraannya.
2. Kelebihan kemampuan pelayanan koperasi dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakatyang bukan anggota koperasi.Perlu digarisbawahi bahwa, yang dimaksud dengan kelebihan
kemampuan disini adalah kelebihan kapasitas dana dan daya yang dimiliki oleh koperasi untuk melayani
anggotanya.
3. Koperasi menjalankan kegiatan usaha dan berperan utama disegala bidang kehidupan ekonomi rakyat.
3. Permodalan Koperasi
Modal usaha terdiri dari modal investasi dan modal kerja. Adapun pengertian kedua istilah ini adalah
sebagai berikut :
1. Modal investasi adalah sejumlah uang yang ditanam atau dipergunakan untuk pengadaan
saranaoperasional suatu perusahaan, yang bersifat tidak mudah diuangkan (unliquid) seperti tanah,
mesin, bangunan, peralatan kantor, dan lain-lain.
2. Modal kerja adalah sejumlah uang yang ditanam dalam aktiva lancar perusahaan atau yang
dipergunakan untuk membiayai operasional jangka pendek perusahaan, seperti pengadaan bahan
baku, tenaga kerja, pajak, biaya listrik, dan lain-lain.
Prinsip-prinsip dalam perusahaan, yaitu :
3. Modal yang diterima sebagai pinjaman jangka pendek sebaiknya dipergunakan untuk pembiayaan
modal kerja, dan
4. Modal yang diterima sebagai pinjaman jangka panjang dipakai untuk modal investasi.
4.     Sistem pembagian keuntungan (Sisa Hasil Usaha)
Pembagian SHU tentu tidak terlepas dari filosofi dasar koperasi, di mana asas keadilan menjadi hal
yang paling penting untuk dilaksanakan dalam kehidupan berkoperasi.
 
6. Nilai – nilai Perusahaan
1. Integrity
yaitu Jujur, tulus dan dapat dipercaya dalam berpikir, berkata dan bertindak.
2. Care
Bersikap peduli, berempati dan responsif dalam memberikan pelayanan yang melebihi harapanstake
holder.
3. Open Mind
Bersikap obyektif dan komunikatif untuk mencapai kinerja yang lebih baik.
4. Inovation
Kreatif dalam segala hal untuk menghasilkan nilai tambah bagi stakeholder (pemegang saham,
pelanggan, karyawan, pemerintah, dan mitra kerja).
5. Teamwork
Bersinergi dan bekerjasama untuk membentuk tim pemenang dan menghasilkan kinerja yang
maksimal.
6. Excellence
Bekerja cerdas dan persisten untuk menghasilkan kualitas terbaik dalam mendukung keberhasilan
perusahaan.
Kesimpulan

Usaha bersama dilakukan masyarakat atau organisasi untuk mencapai tujuan bersama dalam
usaha maupun bisnis. Koperasi membantu kegiatan kepada masyarakat maupun organisasi
dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai dalam usaha bisnis yang dimana koperasi
menjunjung tinggi asas kebersamaan dalam mengolah usaha bisnis yang di lakukan bersama-
sama, koperasi membuat struktur biasanya dengan fornal .namun walaupun koperasi dapat
sanagt membantu dalam usaha bisnis, sering kali di temukan masaah-masalah entah itu dari
keaonggotannya aatupun dari organisasi koperasi itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai