Anda di halaman 1dari 8

PERMASALAHAN UKM

KELOMPOK 3

Anjelina Sonata Br Simarmata (7193341035)

Dinda Oktavia Ayuni (7191141007)

Dini Lestari (7191141013)

Riska Ramadhana (7191141002)


A. Sifat Permasalahan

Seperti halnya juga Negara – Negara lain. Perkembangan UKM di Indonesia tidak lepas dari
berbagai macam masalah. Tingkat intensitas dan sifat dari masalah – masalah tersebut bisa
berbeda tidak hanya menurut jenis produk atau pasar yang dilayani. Tetapi juga berbeda antar
wilayah / lokasi, antarsentra, antar sektor atau subsektor atau jenis kegiatan, dan antarunit usaha
dalam kegiatan / sektor yang sama. Namun demikian, ada beberapa masalah yang umum dihadapi
oleh pengusaha kecil dan menengah seperti keterbatasan modal kerja dan / atau modal investasi,
kesulitan mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau,
keterbatasan teknologi, SDM dengan kualitas yang baik (terutama manajemen dan teknisi
produksi), informasi khususnya mengenai pasar, dan kesulitan dalam pemasaran (termasuk
manajemen dan teknisi distribusi). Dengan perkataan lain, masalah – masalah yang dihadapi
banyak pengusaha kecil dan menengah bersifat mulidismensi. Selain itu, secara alami ada
beberapa permasalahan yang bersifat lebih intern (sumbernya di dalam perusahaan), sedangkan
lainnya lebih bersifat eksternal (sumbernya di luar perusahaan, atau di luar pengaruh perusahaan),
sedangkan lainnya lebih bersifat eksternal (sumbernya di luar perusahaan, atau di luar pengaruh
perusahaan), sedangkan lainnya lebih bersifat eksternal (sumbernya di luar perusahaan, atau di
luar pengaruh perusahaan). Dua masalah eksternal yang oleh banyak pengusaha kecil dan
menengah dianggap paling serius adalah keterbatasan akses ke bank dan distorsi pasar (output
maupun input) yang disebabkan oleh kebijaksanaan – kebijaksanaan atau peraturan – peraturan
pemerintah yang tidak kondusif, yang disengaja maupun tidak disengaja lebih menguntungkan
pengusaha besar, termasuk investor asing (PMA).

B. Macam Permasalahan Yang dihadapi UKM

1. Kesulitan Pemasaran
Salah satu aspek yang terkait dengan masalah pemasaran yang umum dihadapi oleh UKM
adalah tekanan – tekanan persaingan, baik di pasar domestik dari produk – produk serupa
buatan UB dan impor, maupun di pasar ekspor.

2. Keterbatasan Finansial
UKM, khususnya UKM di Indonesia menghadapi dua masalah utama dalam aspek finansial :
mobilisasi modal awal (star–up capital) dan akses ke modal kerja dan finansial jangka panjang
untuk investasi yang sangat diperlukan demi pertumbuhan output jangka panjang.
3. Keterbatasan SDM
Keterbatasan SDM juga merupakan salah satu kendala serius bagi banyak UKM di Indonesia,
terutama dalam aspek – aspek entrepreneurship, manajemen, teknik produksi, pengembangan
produksi, engineering design, quality control, organisasi bisnis, akuntansi, data processing,
teknik pemasaran, dan penelitian pasar. Sedangkan semua keahlian ini sangat dibutuhkan
untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas produk, meningkatkan efisiensi dan
produktivitas dalam produksi, memperluas pangsa pasar dan menembus pasar baru.

4. Masalah Bahan Baku


Keterbatasan bahan baku (dan input – input lainnya) juga sering menjadi salah satu kendala
serius lagi pertumbuhan output atau kelangsungan produksi bagi banyak UKM di Indonesia.
Terutama selama masa krisis, banyak sentra – sentra IKM di sejumlah subsektor industri
manufaktur seperti sepatu dan produk – produk tekstil yang mengalami kesulitan 7
mendapatkan bahan baku atau input lainnya, atau karena harganya dalam rupiah menjadi
sangat mahal akibat depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

5. Keterbatasan Teknologi
Berbeda dengan Negara – Negara maju, UKM di Indonesia umumnya masih menggunakan
teknologi lama / tradisional dalam bentuk mesin – mesin tua atau alat – alat produksi yang
sifatnya manual. Keterbelakangan teknologi ini tidak hanya membuat rendahnya total faktor
productivity dan efisiensi di dalam proses produksi, tetapi juga rendahnya kualitas produk
yang dibuat. Keterbatasan teknologi khususnya usaha – usaha rumah tangga (mikro),
disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya keterbatasan modal investasi untuk membeli mesin
– mesin baru atau untuk menyempurnakan proses produksi, keterbatasan informasi mengenai
perkembangan teknologi atau mesin – mesin dan alat – alat produksi baru, dan keterbatasan
SDM yang dapat mengoperasikan mesin – mesin baru atau melakukan inovasi – inovasi dalam
produk maupun proses produksi.

C. Bentuk kelembagaan Untuk Perumusan dan Implementasi kebijakan UKM

1. Arah Kebijaksanaan UKM


Arah kebijaksanaan pengembangan UKM di Indonesia dinyatakan secara eksplisit di dalam
Garis – garis Besar Haluan Negara (GBHN) Tahun 1999 – 2004. Pedoman kebijaksanaan
negara ini menggaris bawahi 28 butir mengenai arah kebijaksanaan pembangunan ekonomi
nasional untuk periode tahun 1999 – 2004. Kerangka kerja kebijaksanaan terdiri dari tiga
kebijaksanaan utama (Menegkop & UKM, 2000), yaitu:
(1) Sistem ekonomi kerakyatan yang didasarkan pada mekanisme pasar dengan suatu
persaingan yang adil dan memperhatikan pertumbuhan ekonomi, keadilan, prioritas pada
sosial), kualitas hidup, lingkkungan dan pembangunan berkelanjutan. Sistem ini menjamin
kesempatan – kesempatan bisnis dan kesempatan kerja yang sama, perlindungan konsumen
dan perlakuan yang adil terhadap masyarakat.

(2) Penciptaan iklim bisnis yang kondusif untuk memberdayakan KUKM sehingga menjadi
efisien, produktif dan kompetitif. Kebijaksanaan ini bertujuan untuk menciptakan suatu
mekanisme yang adil di mana KUKM bias mendapat keuntungan secara proporsional dan
dapat bersaing secara adil dengan pemain – pemain bisnis lainnya.

(3) Kebijaksanaan peningkatan kapasitas KUKM yang bertujuan untuk membuat KUKM
mampu bersaing di pasar bebas dengan pelaku – pelaku bisnis lainnya. Pada dasarnya,
kebijaksanaan ini bertujuan untuk menghilangkan segala kendala yang dihadapi KUKM,
seperti keterbatasan modal pasar dan input – input untuk berproduksi, kekurangan dalam
kapabilitas manajemen, kekurangan pekerja dengan keahlian – keahlian teknis, bisnis,
teknologi, dan keterbatasan akses ke informasi dan mitra usaha.
2. Struktur Pemerintahan

a. Pada Tingkat Nasional


Di bawah Konstitusi 1945, Indonesia dipimpin oieh seorang presiden yang dipilih sekali lima
tahun oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), yang termasuk parlemen dan otoritas
tertinggi negara. Presiden dapat menunjuk anggota – anggota MPR dan membentuk kabinet dan
sejumlah menteri yang terdiri dan beberapa menteri Negara (non departemen) dan menteri –
menteri yang mengepalai departemen – departemen. Pelaksana pemerintah adalah Presiden dan
kabinetnya sedangkan kekuasaan legislatif di Indonesia adalah di tangan Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR).

b. Pada Tingkat Regional


Indonesia dibagi dalam lebih dari 30 propinsi, dan setiap propinsi dikelola oleh seorang Gubernur
dan suatu badan pembuat undang – undang di tingkat regional, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD), yang mana anggota – anggotanya dipilih melalui pemilihan umum, yang memilih
gubernur atas persetujuan presiden. Di antara propinsi – propinsi, ada lebih dan 200 kabupaten dan
lebih dari 55 kotamadya atau kota, dikepalai masing – masing oleh Bupati. Dan walikota. Pada
tingkat lebih rendah, ada banyak kecamatan dan desa. Setiap pemerintah – pemerintah propinsi,
kabupaten dan kota mengatur dan mengelola urusan – urusan keperintahan mereka sesuai prinsip –
prinsip dari otonomi. Gubernur, Bupati, dan Walikota dipilih secara demokrasi.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai