Just Check
Just Check
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memiliki kandungan zat berbahaya yang dapat merusak kesehatan serta dapat
penghalang yang dapat mencegah seseorang untuk tidak merokok. Dewasa ini,
rokok menjadi salah satu bagian dalam kehidupan seorang perokok, baik rokok
filter/kretek, cerutu, pipa/cangklong dan shisha (rokok arab) mulai dari yang muda
sampai yang tua (Kemenkes, 2013), saat ini telah hadir produk rokok terbaru yaitu
untuk tetap merokok, mulai dari rokok sebagai pelarian, meniru orang tua, ikut
ikutan dan sekedar hanya sebagai gaya (Bustan, 2007). Berdasarkan data dari The
mencapai hingga 124.691 juta orang, adapun Indonesia menyumbang 57.563 juta
Berdasarkan fakta bahwa rokok semakin diminati, saat ini perusahaan rokok
semakin gencar dalam mempromosikan produk rokok dengan gaya yang menarik.
Rokok ditampilkan sebagai sesuatu yang nikmat, macho, kreatif serta penuh
masih cukup rendah dibanding laki-laki, namun orang yang ada di sekelilingnya
10
adalah perempuan dan anak-anak (Pradono dan Kristanti, 2003). Akibat dari
kondisi ini semakin membuat khawatir penduduk yang tidak merokok. Karena
setiap orang menyadari bahwa asap rokok yang dihisap baik oleh si perokok
maupun orang lain yang menghirup asap rokok sama-sama mendapat dampak
negative bagi kesehatan. Di Indonesia, persentase pada anak-anak dan wanita yang
terpapar asap rokok mencapai 63%, di Kuba 69% dan di India sekitar 34%.
sehingga orang yang tidak merokok di sekitar ruangan tersebut menghirup udara
4000 jenis senyawa kimia, 400 zat yang berbahaya dan 43 zat penyebab kanker.
Bayangkan saja, bagaimana keadaan sistem tubuh apabila zat seperti Ammonia
(pembersih lantai), Carbon Monoxide (gas dari knalpot), Vinyl Chlorida (bahan
plastic PVC), dan lain-lain dikonsumsi oleh perokok pasif maupun perokok aktif
mengarah pada kualitas udara yang buruk dan memiliki konsentrasi partikel yang
halus. Adapun partikel udara asap rokok yaitu berdiameter 2,5 mikron atau dikenal
dengan PM 2,5. Partikel dengan ukuran 2,5 mikron dapat menembus jauh ke paru-
jantung, stroke dan kanker. Rata-rata, dengan tingkat PM 2,5 di rumah yang
Artinya, jika seseorang merokok selama rata-rata 24 jam maka hasilnya adalah 124
11
mikrogram (Kamil, 2014), sehingga termasuk dalam kategori udara tidak sehat
(101-200 g/m3).
Terdapat dua macam asap rokok yaitu asap utama dan asap sampingan. Asap
utama adalah asap yang dihisap oleh perokok, sedangkan asap sampingan adalah
pembakaran dari ujung rokok yang kemudian menyebar ke udara. Asap sampingan
ini memiliki resiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan karena asap
sampingan ini tidak melalui tahap penyaringan yang cukup (Basha, 2004:12;
dikutip Talumewo, dkk, 2012). Adapun penyakit yang berhubungan dengan rokok
penyakit akibat terpaparnya asap rokok seperti kanker paru-paru, sakit jantung,
penyakit pernapasan, infeksi telinga tengah yang terjadi pada anak dan berisiko
bahwa terdapat hubungan antara terjadinya kanker payudara pada orang yang
terpapar asap rokok terutama pada wanita yang suaminya perokok (Stoppler,
2011). Di dalam rokok mengandung tiga zat paling berbahaya terutama dalam hal
kanker yaitu tar, nikotin dan karbon monoksida (CO) (Bustan, 2007).
karena panyakit kanker dapat menyerang semua usia mulai dari usia <1 tahun
hingga >75 tahun dan juga merupakan salah satu faktor terbesar penyebab
dengan angka tertinggi di Indonesia setelah kanker serviks yaitu 0,8% pada kanker
12
serviks dan 0,5 % pada kanker payudara. Kanker payudara sering dijumpai oleh
kaum perempuan. Diperkirakan kasus baru tidak kurang dari 1.050.346 per tahun.
akan ada 1,15 juta kasus baru kanker payudara dengan 411.000 kematian.
Sebanyak 70% kasus baru dan 55% diprediksi terjadi di negara berkembang
(Rasjidi, 2010).
Di Rumah Sakit Kanker Dharmis jumlah kasus baru yang terus meningkat,
yaitu tahun 2003 terdadpat 221 kasus, sedangkan pada tahun 2008 sudah tiga kali
lipatnya menjadi 657 kasus (Rasjidi, 2010). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Fitoni (2012), salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara di RSUD dr.
diantaranya 38 orang tidak ada riwayat merokok, 13 orang perokok aktif dan 19
Surgeon General menyimpulkan bahwa pada saat ini hubungan paparan asap
rokok dengan risiko kanker payudara ada sugestif namun tidak cukup bukti
secara jelas, akan tetapi beberapa penelitian menemukan beberapa faktor yang
wanita dengan usia muda (usia subur) terkena kanker payudara, maka
wanita yang lebih tua. Wanita Usia Subur adalah wanita yang beusia antara 15-45
perokok pasif yaitu wanita usia subur yang tinggal satu rumah dengan seseorang
yang merupakan perokok aktif. Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan,
dilingkungan tersebut lebih terpapar asap rokok sampingan, yaitu asap rokok yang
serumah) yang merokok sehingga asap rokok dapat terhirup oleh seseorang yang
tidak merokok dalam setiap harinya. Responden mengatakan bahwa ketika suami
sedang merokok, maka responden pun menghirup asap rokok juga karena
responden berada pada ruangan yang sama dan responden merasa terganggu
Responden yang merupakan perokok pasif yang menghirup asap rokok dari
suami perokok aktif, dalam satu hari rata-rata suaminya menghabiskan 1 hingga 2
bahwa suami seringkali merokok di dalam rumah, baik setelah bangun tidur,
setelah makan bahkan ketika BAB di toilet. Anggota keluarga yang tinggal satu
rumah terdapat lebih dari 2-3 orang perokok. Pada waktu sore hari peneliti melihat
sedangkan di tempat tersebut terdapat pula wanita dan anak-anak. Salah satu
tersebut pernah ada yang mengalami kanker payudara yaitu sebanyak 3 orang,
namun 2 orang telah meninggal beberapa tahun yang lalu pada usia 45 tahun dan
14
55 tahun. Sedangkan 1 orang lainnya yang terkena kanker payudara yaitu usia 45
B. Rumusan Masalah
pula perokok pasif yang terpapar asap rokok, terutama dalam kalangan wanita dan
anak-anak. Hal tersebut dapat menjadikan dampak negatif dalam hal kesehatan
baik bagi perokok aktif maupun perokok pasif. Dampak negatif yang dapat timbul
bagi seseorang yang terpapar asap rokok terutama pada wanita usia subur
terpapar asap rokok maka semakin banyak pula zat karsinogenik yang masuk ke
dalam tubuh. Oleh sebab itulah, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Hubungan keterpaparan asap rokok dengan risiko kanker payudara pada
C. Tujuan Peneltian
A. Tujuan Umum
dengan risiko kanker payudara pada wanita usia subur di Kelurahan Tangga
Takat Palembang.
B. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
hubungan keterpaparan asap rokok dengan kanker payudara pada wanita usia
subur.
2. Secara Praktis
serta memberi inovasi baru dalam rangka mengurangi angka konsumsi rokok
seorang wanita yang unggul, cerdas, sehat dan dapat memberi keturunan
yang sehat pula. Selain itu, diharapkan wanita yang berpartisipasi dalam
mantan perokok.
rokok dengan risiko kanker payudara pada wanita usia subur di Kelurahan Tangga
Takat Palembang. Sampel dalam penelitian ini yaitu wanita usia subur di
dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus
pada suatu saat (Notoatmodjo, 2012). Menurut Budiman (2011), studi cross
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Rokok
rokok adalah silinder dari kertas yang berisi dedaunan tembakau yang telah
dicacah. Salah satu ujung rokok dibakar dan dibiarkan membara agar asapnya
menggunakan pipa. Rokok merupakan salah satu produk dari sebuah industri,
dimana didalam sebatang rokok mengandung sekitar 3000 bahan kimia. Dari
sekian banyak bahan kimia yang terkandung dalam rokok, ada 3 bahan yang
paling berbahaya khususnya dalam hal kanker, yaitu tar, nikotin dan karbon
merupakan suatu produk hasil olahan yang berisi dedaunan tembakau yang
dapat dibakar pada salah satu ujungnya dan dihisap pada ujung yang lain,
dimana ketika rokok dibakar dapat menghasilkan asap rokok yang disebarkan
ke udara baik dari rokok itu sendiri maupun dari orang yang menghisapnya,
akibatnya asap rokok tersebut dapat terhirup oleh seseorang yang merokok
18
maupun yang tidak merokok. Seseorang yang terpapar asap rokok artinya
seseorang terkena asap rokok yang terurai di udara dalam waktu lama atau
Rokok yang diisap mengeluarkan asap yang mengandung berbagai jenis zat
berbahaya. Menurut Jaya (2004; dikutip Windarti 2014), terdapat dua jenis asap
rokok yaitu :
a. Mainstream smoke (asap utama) yaitu asap rokok yang dihisap langsung
melalui mulut.
udara bebas sehingga dapat terhirup oleh orang lain yang tidak merokok.
Di dalam satu batang rokok mengandung 4000 jenis senyawa kimia, 400
terkandung dalam rokok, ada tiga zat yang paling berbahaya terutama dalam hal
a. Tar
biasa digunakan sebagai bahan untuk melapisi jalan atau aspal. Tar yang
b. Nikotin
2015).
terkandung dalam gas dari knalpot (Kemenkes, 2013: 5). Karbon monoksida
4. Dampak Rokok
Menurut Kemenkes (2013), asap rokok yang dihisap baik oleh si perokok
maupun orang lain yang menghirup asap rokok berdamapak pada timbulnya
kanker paru, kanker payudara yang banyak diderita oleh wanita yang suaminya
berbagai cara, seperti zat yang terkandung dalam asap rokok dapat
b. Trombosois koroner atau serangan jantung. Zat yang terkandung dalam asap
rokok dapat membuat darah menjadi lebih kental dan mudah membeku.
Nikotin yang terkandung dalam asap rokok dapat mengganggu irama jantung
yang normal dan teratur, sehingga kematian secara tiba-tiba akibat serangan
contohnya seperti zat yang terkandung dalam asap rokok yang terpapar
yang lebih mendalam. Pada beberapa studi telah menemukan bahwa terdapat
hubungan yang mungkin antara terpapar asap rokok dengan risiko kanker
2007).
mulut.
Perokok pasif adalah seseorang yang tidak merokok, namun terhisap asap
lingkungan.
22
b. Jumlah rokok yang dihisap : dalam satu hari, berapa batang rokok yang
dihabiskan.
Perokok ringan, jika rokok yang dihisap dalam satu hari kurang dari 10
batang.
Perokok sedang, jika rokok yang dihisap dalam satu hari sebanyak 10-20
batang.
Perokok berat, jika rokok yang dihisap dalam satu hari lebih dari 20
batang.
e. Alasan merokok : ingin terlihat hebat, ikut-ikutan orang tua, sebagai gaya
f. Usia mulai merokok : sejak usia 10 tahun atau lebih. Semakin awal atau
muda seseorang merokok atau terpapar asap rokok, maka akan semakin
besar pengaruhnya.
salah satu faktor risiko kanker payudara yaitu riwayat terpapar asap rokok, baik
perokok aktif maupun perokok pasif. Begitu pula penelitian yang dilakukan
oleh Oktaviana (2011), menyebutkan bahwa salah satu faktor risiko kanker
payudara pada pasien kanker payudara wanita di RS. Kanker Dharmais Jakarta
terdeteksi dan tidak diberi penanganan secara lanjut maka lama-kelamaan dapat
diartikan bahwa seseorang yang terpapar asap rokok baik perokok aktif maupun
Menurut Rasjidi (2010), seorang wanita usia muda (WUS) yang menderita
awal, maka kemungkinan untuk sembuh sangatlah kecil. Semakin hari usia
seseorang semakin bertambah, seiring pertambahan usia maka sistem imun atau
terus berjalan.
merupakan organ tubuh bagian atas dada dari spesies mamalia berjenis kelamin
betina, termasuk perempuan dari golongan manusia. Organ tubuh ini digunakan
24
untuk menyakurkan air susu (ASI) pada bayi mamalia atau manusia yang baru
lahir. Selain itu juaga, keberadaannya yang menonjol di bagian atas, membuat
bentuk tubuh perempuan terlihat lebih indah dan menarik (Putra, 2015).
tersebut terdiri dari lobulus-lobulus , yaitu kelenjar yang menghasilkan ASI dan
tubulus atau duktus yang menghantarkan ASI dari kelenjar hingga puting susu
normal, cepat dan tidak terkendali. Peningkatan jumlah sel yang tidak normal
ini membentuk benjolan yang disebut tumor atau kanker (Tjahjadi, 2008; dalam
Yuni, 2014). Sedangkan kanker payudara yaitu sekelompok sel yang tidak
normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda yang pada akhirnya sel-
Istilah kanker payudara merujuk pada suatu tumor ganas yang berkembang
dari sel-sel payudara. Kanker payudara dimulai dari sel di tubulus, yaitu
kelenjar yang memproduksi susu, atau pada duktus yaitu saluran yang
darah (Putra, 2015). Menurut Putra (2015), terdapat beberapa faktor risiko
merupakan salah satu faktor risiko kanker payudara. Selama beberapa tahun
terakhir, para ilmuwan membuktikan bahwa zat kimia yang terkandung dalam
Kanker Dharmais Jakarta salah satunya yaitu adanya riwayat perokok pasif. Hal
ini menandakan bahwa seseorang yang terpapar asap rokok memiliki risiko
payudara, bukan berarti bahwa wanita tersebut pasti akan menderita kanker
payudara.
garis besar terbagi menjadi dua, yaitu benjolan pada payudara dan erosi pada
rasa nyeri. Benjolan pada awalnya kecil, namun makin lama benjolan
b. Erosi pada puting susu. Kulit atau puting susu tertarik ke dalam (retraksi),
kulit terlihat seperti kulit jeruk, mengkerut bahkan timbul borok pada
payudara.
26
yang dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah awal siklus menstruasi. Menurut
perubahan arah puting susu (apakah tertarik ke dalam), serta kulit payudara
perubahan arah puting susu (apakah tertarik ke dalam), serta kulit payudara
3. Tekan setiap puting dengan kedua tangan, perhatikan apakah ada cairan yang
keluar.
5. Gunakan jari telunjuk, jari tengah dan jari manis sebelah kiri yang saling
Gambar 2.6 Gunakan jari telunjuk, jari tengah dan jari manis
6. Periksa daerah payudara dan ketiak serta payudara dan tulang dada dengan
gerakan melingkar dari sisi luar payudara serta gerakakn vertikal strip dari
Kemenkes (2016), apabila terdapat minimal satu tanda yang ditemukan pada
limfonodus (LN) dan belum ada penyebaran jauh (tumor terbatas pada
payudara).
29
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter
jauh.
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter
jauh.
f. Stage IV : Tumor yang telah mengalami metastasis jauh, yaitu tulang, paru-
Wanita usia subur adalah wanita yang berusia 15-49 tahun, baik wanita
tersebut belum menikah maupun telah menikah ataupun janda (BKKBN, 2011).
Wanita usia subur (WUS) adalah semua wanita yang berusia 15-49 tahun tanpa
ataupun belum menikah apabila usia 15-49 tahun maka tetap dikatakan wanita usia
untuk mengetahui tanda-tanda wanita usia subur antara lain terjadinya menstruasi,
pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya organ tubuh seperti buah dada. Pada
D. Penelitian Terkait
oleh responden dianalisis dengan uji chi-square. Hasil uji menunjukkan bahwa
RSUD dr. Soedarso Pontianak salah satunya yaitu riwayat merokok. Dari 70
merokok (13 orang perokok aktif dan 19 orang perokok pasif) (Fitoni, 2012).
asap rokok dan frekuensi eksaserbasi asma pada pasien asma yang berobat ke
RSU dr. Soedarso. Sampel yang digunakan sebanyak 40 orang yaitu orang yang
berobat di poli paru dan ruang rawat inap bagian paru RSU dr. Soedarso dan
telah didiagnosis menderita asma. Data yang dikumpulkan berupa data primer
yang diperoleh dari pengisian kuesioner secara terpimpin. Uji hipotesis yang
digunakan yaitu uji Chi-Square, bila tidak memenuhi syarat maka dilakukan uji
terpapar sedang dan 11 orang terpapar tinggi dengan nilai kemaknaan p= 0,031.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu semakin lama pasien terpapar asap rokok
dan semakin tinggi frekuensi eksaserbasi asma pada pasien asma yang berobat
Judul penelitian Hubungan Ibu Hamil Perokok Pasif dengan Berat Badan Bayi
mengetahui hubungan ibu hamil perokok pasif dengan berat badan bayi yang
32
dengan kuesioner. Data dianalisis dengan metode univariat dan bivariat uji
perokok pasif dengan berat badan bayi bermakna. Nilai korelasi pearson dalam
sedang).
26
E. Tinjauan Teori
Mainstream
Aktif
CV Smoke
Terpapar asap
rokok
Pasif Sidestream
Smoke Penyakit jantung
Trombosis koro
Kandungan Kanker
asap rokok :
1. Tar Resiko kanker
2. Nikotin
3. Karbonmon
oksida (CO) Wanita Usia Su
2007; Nururrahmah, 2014; Putra, 2015; Rasjidi, 2009; Rasjidi, 2010; Stoppler, 2011;
Susilowati, 2013; Windarti, 2014 dikutip Jaya, 2004; Wulansari, 2015; Yuni, 2014
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
yang ingin diamati atau diteliti melalui suatu penelitian. Adapun kerangka konsep
Keterangan
: Diteliti
B. Desain Penelitian
dilakukan bersama dalam satu saat. Dalam penelitian ini keterpaparan asap rokok
C. Hipotesa Penelitian
D. Definisi Operasional
NO Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
1 Keterpaparan Asap rokok yang Responden Kuesioner 0. Tidak terpapar, Ordinal
asap rokok dihisap oleh mengisi lembar jika 0 jam/hari
responden saat di kuesioner 1. Sedang, jika
dalam rumah namun 3 jam/hari
bukan sebagai (Syahriana, 2014) 2. Tinggi, jika >
perokok dalam 3 jam/hari
hitungan per hari
2 Risiko kanker Beberapa tanda/ Pemeriksaan Lembar 1. Berisiko, jika Nominal
payudara gejalapada payudara payudara sendiri pemeriksaan terdapat
yang dapat (SADARI) SADARI minimal satu
menunjukkan tanda berikut:
penyakit kanker (Kemenkes, 2016) kedua
payudara payudara
simetris,
puting susu
lurus keluar,
tidak terdapat
cekungan dan
kerutan, tidak
keluar cairan
30
(Kemenkes,
2016)
31
1. Populasi
penelitian yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini yaitu terdapat 100 wanita
Palembang.
2. Sampel
Sampel merupakan objek yang diteliti dan dapat mewakili seluruh populasi.
yang ditentukan oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri-ciri atau sifat dari
populasi yang telah diketahui sebelumnya dan sesuai dengan topik penelitian
=
1 + ( 2 )
Keterangan :
n= jumlah sampel
N= jumlah populasi
100 100
= = = 50
1 + 100(0,12 ) 2
32
tersebut ditambah 10% dari jumlah sampel, sehingga sampel dalam penelitian
antara lain:
door).
F. Tempat Penelitian
G. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari 2017 yang diawali dengan studi
H. Etika Penelitian
empat prinsip yang harus dipegang teguh dalam melaksanakan suatu penelitian,
antara lain :
confidentiality)
setiap data responden dan anonimity (nama responden tidak ditampilkan secara
rumah warga bernama Ny.Nz) agar privasi responden tetap terjaga. Setiap
ruang telah disiapkan kaca/ cermin agar responden dapat dengan mudah melihat
and benefits)
yang terpapar asap rokok dapat memproteksi diri dalam pencegahan kanker
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah nama, usia dan pekerjaan yang
diisi secara langsung oleh responden pada saat peneliti membagikan kuesioner.
Data primer ini juga didapatkan dari responden yang mengisi daftar pertanyaan
kuesioner, serta data dari lembar pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yang
2. Data Sekunder
wanita usia 15-49 yang tinggal serumah dengan perokok aktif lebih dari satu
jumlah wanita usia subur yang terpapar asap rokok (terdapat 100 orang wanita
usia subur). Untuk mengetahui apakah di wilayah tersebut pernah ada kejadian
kanker payudara, maka penelitian ini mendapatkan data dari salah satu warga
oleh Syahriana (2014) yang berjudul Hubungan Ibu Hamil Perokok Pasif
dengan Berat Badan Bayi yang Dilahirkan di RSUD Dr. Pringadi Medan, dari
sebagai berikut :
36
1. Tahap Persiapan
a. Persiapan administrasi
Pada tahap ini, peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada
b. Persiapan peneliti
responden tersebut akan dihubungi oleh RT dan peneliti satu hari sebelum
penelitian berlangsung.
penelitian yang dibagi menjadi beberapa tim, yaitu tim registrasi 2 orang
37
(Nn. Sf dan Nn. Rs) dan tim dokumentasi 1 orang (Nn Dn). Sebelum
yaitu cara mengisi lembar registrasi yang ditulis sendiri oleh responden.
Jannatu Aliyah.
2. Tahap Pelaksanaan
penelitian.
tersebut.
(SADARI) dan melakukan tanya jawab apabila ada yang tidak dimengerti.
peneliti.
1. Pengolahan Data
Proses editing dalam penelitian ini yaitu memeriksaan kembali data yang
kelengkapan data apakah semua pertanyaan diisi oleh responden atau tidak.
b. Coding (Pengkodean)
Setelah proses editing, maka dilakukan coding di microsoft excel yaitu data
yang diisi berupa huruf dirubah menjadi bilangan atau angka, terutama pada
Tidak terpapar = 0
Terpapar sedang = 1
Terpapar tinggi = 2
Berisiko = 1
Tidak berisiko = 2
40
yaitu SPSS.
a. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan pada setiap variabel dari hasil penelitian yaitu
risiko kanker payudara, selain itu juga peneliti ingin mengetahui distribusi
b. Analisa Bivariat
keterpaparan asap rokok dengan risiko kanker payudara pada wanita usia
Apabila nilai p value 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, jika p value >
41
0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hipotesa penelitian ini yaitu untuk
Palembang. Syarat uji Chi-Square yaitu sel yang memiliki nilai expected
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Analisa Univariat
frekuensi usia wanita usia subur. Selain itu juga peneliti ingin mengetahui
a. Usia responden
wanita usia subur yang terpapar asap rokok. Adapun distribusi frekuensi usia
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Wanita Usia Subur di Kelurahan Tangga Takat
Palembang 2017
Usia Wanita Usia Subur
Frekuensi Persentase (%)
(tahun)
15-19 8 15,1
20-29 14 26,4
30-39 13 24,5
40-49 18 34,0
Total 53 100,0
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Keterpaparan Asap Rokok di Kelurahan Tangga
Takat Palembang
Keterpaparan Asap Frekuensi Presentase (%)
Rokok
Tidak Terpapar 0 0
Terpapar Tinggi 28 52,8%
Terpapar Sedang 25 30,2%
Total 53 100.0%
tinggi (52,8%).
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Risiko Kanker Payudara pada wanita usia subur
di Kelurahan Tangga Takat Palembang
Risiko Kanker Payudara Frekuensi Persentasi (%)
Berisiko 23 43.4
Tidak berisiko 30 56.6
2. Analisa Bivariat
keterpaparan asap rokok dengan risiko kanker payudara pada wanita usia subur.
Tabel 4.4
Distribusi Hubungan Keterpaparan Asap Rokok dengan Risiko Kanker
Payudara pada Wanita Usia Subur
Risiko Kanker Payudara
p-value
Berisiko Tidak Berisiko
Keterpaparan Tidak 0 0% 0 0%
Asap Rokok terpapar
Terpapar 8 15,1% 20 37,7% 0.021
tinggi
Terpapar 15 28,3% 10 18,9%
sedang
Total 23 43,4% 30 56,6% 53 100.0%
terpapar asap rokok tinggi yang berisiko kanker payudara, kemudian yang tidak
asap rokok sedang yang berisiko kanker payudara sebanyak 15 orang (43,4%)
Berdasarkan hasil uji chi-square didapatkan nilai p-value sebesar 0.021 (p-
vaue 0.05) maka dinyatakan bahwa hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima yang
dengan risiko kanker payudara pada wanita usia subur di kelurahan tangga
Takat Palembang.
45
B. Pembahasan
1. Analisa Univariat
a. Usia responden
Pada penelitian ini usia responden terbanyak yaitu usia 40-49 tahun
sebanyak 18 (34,0%) responden. Usia ini merupakan usia akhir dari usia
subur. Menurut Rasjidi (2009), pada wanita usia subur yang mengalami
namun tidak segera terdeteksi maka penyembuhan kanker akan lebih sulit
Oktaviana, 2011).
yaitu tidak terpapar (0 jam/hari), terpapar tinggi (>3 jam/ hari) dan terpapar
usia subur yang terpapar asap rokok sebanyak 53 orang (100%). Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Devi Nur Oktaviana tahun 2011, bahwa salah
yaitu adanya riwayat terpapar asap rokok. Hal ini menunjukkan bahwa
wanita usia subur di tempat penelitian ini secara keseluruhan (53 orang)
subur terpapar asap rokok baik sedang (47,2%) maupun tinggi (52,8%).
Hasil ini tak serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Asriningsih
terpapar tinggi (52,8%). Hal ini dikarenakan, secara umum pada penderita
menimbulkan gejala asma pada dirinya, yaitu akibat terpapar asap rokok.
ini yaitu lebih tinggi terpapar asap rokok tinggi (lebih dari 3 jam/hari)
orang (47,2%). Hal ini terjadi dikarenakan bahwa secara umum responden
responden yang berisiko kanker payudara. Data ini sejalan dengan Pusat
47
didapatkan hasil p-value = 0,021 (p< 0,05), maka data tersebut menunjukkan
rokok dengan risiko kanker payudara pada wanita usia subur di Kelurahan
Tangga Takat Palembang. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian yang
dilakukan oleh Fitoni (2012), yaitu terdapat kaitan antara riwayat merokok baik
penelitian. Target usia dalam penelitian Fitoni (2012) ini dinilai kurang tepat
(usia 25-73 tahun), karena menurut Rasjidi (2009) usia yang paling rentan
berisiko kanker payudara yaitu pada usia muda (usia subur), sedangkan usia 73
tahun dalam penelitian Fitoni (2012) tidak memenuhi kriteria usia subur. Dalam
Zat yang terkandung dalam asap rokok seperti tar, nikotin dan karbon
monoksida yang sangat berperan aktif menimbulkan sel kanker. Pada saat
rokok dibakar kemudian dihisap, maka akan keluar asap rokok dari batang
rokok tersebut. Tar, zat yang biasanya digunakan untuk melapisi jalan atau
aspal; nikotin, yang bersifat toksis bagi jaringan syaraf yang akhirnya lama-
begitupun dengan karbon monoksida, zat berbahaya yang terkandung dalam gas
dari knalpot yang dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan kadar
Beberapa tahun terakhir juga para ilmuwan membuktikan bahwa berbagai zat
kimia yang dikandung asap rokok ini dapat mempengaruhi orang-orang yang
2015).
C. Keterbatasan Penelitian
pemeriksaan SADARI dalalm sebuah ruangan yang telah disiapkan, peneliti tidak
BAB V
A. Kesimpulan
keterpaparan asap rokok dengan risiko kanker payudara pada wanita usia subur di
1. Jumlah responden dalam peneleitian ini berjumlah 53 orang wanita usia subur
didominasi oleh responden terpapar asap rokok tinggi yaitu 28 orang (52,8%),
(27,2%).
3. Distribusi frekuensi risiko kanker payudara lebih banyak responden yang tidak
rokok dengan risiko kanker payudara pada wanita usia subur di Kelurahan
B. Saran
kesehatan seperti bahaya rokok bagi kesehatan dan lingkungan, serta dapat
meneliti faktor-faktor apa saja yang dapat menjadi risiko kanker payudara
DAFTAR PUSTAKA
Agil, P. (2012). Hubungan Antara Paparan Asap Rokok Dan Frekuensi Terjadinya
Universitas Tanjungpura.
2017.
Kamil, I. (2014). Asap Rokok Di Dalam Rumah Memberi Polusi Lebih Berat. Diakses
darihttps://Www.Hidayatullah.Com/Iptekes/Kesehatan/Read/2014/11/18/33437/
Asap-Rokok-Di-Dalam-Rumah-Memberi-Polusi-Lebih-Berat.Html, diperoleh
Kemenkes. (2016). Riset Penyakit Tidak Menular: Tumor Payudara Dan Lesi
Narasiang, B.S, dkk. (2012). Rancang Bangun Alat Pengkondisi Udara Pada
Cipta.
Pertanian Bogor.
Quamila, A. (2017). Awas! Rokok Elektrik (Vape) Juga Bisa Sebabkan Kanker.
Rasjidi, I. (2009). Deteksi Dini & Pencegahan Kanker Pada Wanita. Jakarta: CV.
Sagung Seto.
_______. (2010). Epidemiologi Kanker Pada Wanita. Jakarta: Sagung Seto. Edisi (1).
Rifki, Dkk. (2016). Hubungan Paparan Asap Rokok Lingkungan Dengan Kejadian
Susilowati. (2013). Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Deteksi
Sragen Tahun 2013. Karya Tulis Ilmiah: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kusuma Husada.
Syahriana, I. (2014). Hubungan Ibu Hamil Perokok Pasif Dengan Berat Badan Bayi
Windarti, T. (2014). Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Bahaya Asap Rokok di
Universitas Sriwijaya.
Yuni, N. E. dan oktami. (2014). Panduan Lengkap Posyandu Untuk Bidan dan Kader