Bab IV CBR Desain
Bab IV CBR Desain
Ada tiga sifat penting pendidikan. Pertama, pendidikan mengandung nilai dan memberikan
pertimbanganan nilai. Hal itu disebabkan karena pendidikan diarahkan pada pengembangan
pribadi anak agar sesuai dengan nilai-nilai yang ada dan diharapkan
masyarakat. Kedua, pendidikan diarahkan pada kehidupan dalam masyarakat. Pendidikan
bukan hanya pendidikan, tetapi menyiapkan anak untuk kehidupan dalam
masyarakat.Ketiga, pelaksanaan pendidikan dipengaruhi dan didukung oleh lingkungan
masyarakat tempat pendidikan itu berlangsung.
B. Perkembangan Masyarakat
Salah satu ciri dari masyarakat adalah selalu berkembang. Karena adanya pengaruh dari
perkembangan teknologi, telekomunikasi dan elektronika. Dalam kondisi masyarakat
demikian, perubahan-perubahan terjadi dengan cepat. Mobilitas yang tinggi mempercepat
pertemuan antarsuku dan antarbangsa, mebuka daerah yang terelosasi meningkatkan
pemerataan pembangunan.
1. Perubahan Pola Pekerjaan
Karena pengaruh perkembangan teknologi maka terjadi perubahan yang cukup derastis dalam
pola pekerjaan. Dalam pola kehidupan masyarakat industry, sifat-sifat yang dimiliki
masyarakatnya jauh berbeda. Hal itu diakibatkan adanya keragaman tugas dan pekerjaan.
Dengan demikian, strategi, taktik, kebijakan baru yang melahirkan produk dan layanan baru
selalu muncul.
Dewasa ini jumlah wanita yang berpendidikan relative seimbang dengan pria, sebagai akibat
emensipasi yang membuka kesempatan kepada kaum wanita untuk memperoleh pendidikan.
Di samping jumlah kebaikan dari para wanita yang bekerja, sejumlah maslah juga
muncul.Pertama, berkenan dengan kehidupan social pribadi wanita. Kedua, berkenan dengan
kehidupan keluarga. Wanita betapapun tinggi tingkat pendidikan dan jabatan yang
dipegangnya, tidak bias dilepaskan dari kodratnya sebagai wanita, sebagai istri dan
ibu.Ketiga, berkenan dengan situasi pekerjaan. Pekerjaan atau karier bukan tempat
beristirahat, tapi tempat berkarya, berkreasi, berprestasi, dan berkompetensi.
Hubungan hamonis antara suami dengan istri, komikasi pedagogis antara orang tua dengan
anak akan terbatas bahkan bias jadi hilang. Dalam hal ini berbagai masalah keluarga akan
timbul.
Mulai akhir abad ke-13 ada kemunduran dalam perkembangan ilmu pengetahuan di Negara-
negara Islam. Sejak awal abad ke-14 sampai dengan akhir abad ke-19 terdapat perkembangan
ilmu pengetahuan, terutama ilmu pengetahuan murni yang begitu pesat. Pada abad ke-20
perkembangan yang sangat pesat terjadi pada ilmu pengetahuan terapan teknologi.
Penemuan teknologi pertama yang cukup penting adalah teknologi api. Dengan teknologi ini
manusia mendapatkan penerangan pada malam hari, bias menghangatkan badan, dan
mengolah berbagai bahan makanan. Teknologi penting lain yang ditemukan selanjutnya
adalah teknologi pertanian. Dengan teknologi ini, manusia membudidayakan bermacam-
macam tanaman dan binatang yang sebelumnya tumbuh liar di alam bebas.
Perkembangan teknologi lain yang sangat penting dan banyak membawa perkembangan pada
teknologi lain adalah teknologi industry. Awalnya teknologi ini berkembang secara
individual dalam lingkungan kecil dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri.
Perkembangan yang begitu cepat pada beberapa decade terakhir adalah perkembangan
teknologi transportasi, teknologi kominikasi, dan teknologi informatika. Perkembangan
teknologi yang sangan berpengaruh pada perkembangan kurikulum terbagi menjadi dua
bagian yaitu:
1. TransformasiTeknologi
2. Perkembangan Teknologi di Indonesia
Pengaruh perkembngan ilmu dan teknologi cukup luas, meliputi semua aspek kehidupan,
politik, ekonomi, social, budaya, keagamaan, etika, dan estetika, bahkan keamanan dan ilmu
pengetahuan itu sendiri. Ada beberapa bidang ilmu dan teknologi yang mempunyai pengaruh
sangat besar, baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap kehidupan masyarakat.
Pendidikan juga mendapat pengaruh yang cukup besar dari ilmu dan teknologi. Pendidikan
sangat erat hubungan dengan kehidupan social, karena pendidikan merupakan salah satu
aspek social. Pendidikan tidak terbatas dengan pendidikan formal melainkan juga pendidikan
nonformal.
B. Kurikulum humanistik.
Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan
humanistik. Kurikulum ini didasarkan pada konsep pendidikan personal, yaitu john dewey
(progresif education) dan JJ Rousseau (pendidikan romantis). Aliran ini selanjutnya memberi
tempat bagi siswa. Mereka berangkat dari asumsi bahwa anak-anak / siswa adalah yang
terdepan dan terdepan dalam pendidikan. Ini adalah subjek menjadi pusat kegiatan
pendidikan. [2]
Pendidikan humanistik menekankan peran siswa. Pendidikan adalah usaha untuk
menciptakan situasi yang permisif, santai, dan akrab. Oleh karena itu, tujuan yang diharapkan
adalah sebagai berikut:
1. Dengarkan secara komprehensif realitas peserta didik.
2. Menghormati siswa,
3. Lihat secara alami, asli, tidak produktif.
a. Karakteristik kurikulum humanistik.
Kurikulum manusia memiliki beberapa karakteristik berkaitan dengan tujuan, metode,
isi organisasi dan evaluasi. Menurut kurikulum humanis secara fungsional memberikan
pengalaman atau pengetahuan yang berharga untuk membantu memperlancar pengembangan
pribadi siswa. Bagi mereka tujuan pendidikan adalah proses pengembangan pribadi yang
dinamis yang diarahkan pada pertumbuhan, integritas, dan otonomi kepribadian, sikap sehat
terhadap diri sendiri, orang lain dan pembelajaran.
Kurikulum humanistic menuntut hubu n gan emosional yang baik antara guru dengan
murid.Dalam evaluasi kurikulum humanistic berbeda dengan yang biasa. Model lebih
memprioritaskan proses daripada hasil.
b. Kelemahan kurikulum humanistik.
1. Keterlibatan emosional tidak selalu berdampak positif terhadap
perkembangan individu peserta didik.
2. Meskipun kurikulum ini menekankan pembelajar individual, sebenarnya,
dalam setiap program ada keseragaman peserta didik.
3. Kurikulum ini kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat secara
keseluruhan.
4. Dalam kurikulum ini, prinsip psikologis yang ada kurang terkoneksi.
C. Kurikulum Rekonstruksi Sosial
Kurikulum rekonstruksi sosial berbeda dengan model kurikulum lainnya. Kurikulum
ini lebih berfokus pada masalah yang dihadapi masyarakat. Kurikulum ini didasarkan pada
aliran pendidikan interaksional, menurut mereka, pendidikan tidak berjalan sendiri, tapi
merupakan kegiatan bersama, interaksi, kerja sama. Kerjasama atau interaksi tidak hanya
antara siswa dan guru, tapi juga antara siswa dengan siswa, siswa dengan orang-orang di
lingkungan mereka, dan dengan sumber belajar lainnya. Melalui interaksi dan kerjasama ini,
siswa berusaha untuk memecahkan masalah yang ia hadapi di masyarakat terhadap
pembentukan masyarakat. lebih baik
Pandangan tentang rekonstruksi sosial dalam kurikulum dimulai sekitar tahun
1920an. Harold Rug mulai melihat dan menyadari teman-temannya bahwa selama ini ada
kesenjangan antara kurikulum dan masyarakat. Dia ingin siswa dengan pengetahuan dan
konsep baru dapat mengidentifikasi dan memecahkan masalah sosial.
Theodore Brameld, pada awal 1950-an, menyampaikan gagasannya tentang
rekonstruksi sosial. Dalam masyarakat demokratis, semua warga negara harus berpartisipasi
dalam pengembangan dana reformasi masyarakat. Untuk melakukannya, sekolah memiliki
posisi yang penting. Sekolah tidak hanya membantu individu mengembangkan keterampilan
sosial mereka, tapi juga membantu mereka untuk berpartisipasi paling baik dalam aktivitas
sosial.
Desain kurikulum rekonstruksi sosial
Fitur dari desain kurikulum ini adalah,
a. Asumsi
b. Permasalahan sosial yang mendesak
c. Pola organisasi
D. Kurikulum teknologi
Di bidang pendidikan, teknologi dikenal dalam bentuk pembelajaran komputer, sistem
pembelajaran individu, kaset atau video pembelajaran. Banyak orang tidak menyadari bahwa
teknologi sangat membantu dalam menganalisis masalah kurikulum, dalam hal pembuatan,
implementasi, evaluasi dan pengelolaan instruksional. [3]
Perspektif teknologi sebagai kurikulum ditekankan pada efektivitas metode dan
program material untuk mencapai manfaat dan kesuksesan.Teknologi mempengaruhi
kurikulum dengan dua cara yaitu aplikasi dan teori.
Pada tahun 1960an, BF Skimmer menganjurkan efisiensi belajar, yang merupakan
metode pengajaran yang memberi peserta didik lebih banyak pelajaran. Latihan ini adalah
fase pembelajaran melalui terminal perilaku tertentu. Berdasarkan hal tersebut, teknologi
mengembangkan peraturan untuk membangun kurikulum dalam bentuk latihan program. [4]
Fitur dari kurikulum teknologi
a. Tujuan. Tujuannya diarahkan pada kompetensi yang diformulasikan dalam bentuk
perilaku.
b. Metode. Metode yang kegiatan belajar sering dilihat sebagai reaksi terhadap
stimulan yang diberikan dan jika responnya diharapkan, responnya diperkuat.
c. Organisasi bahan ajar. Materi atau isi kurikulum sering diambil dari disiplin,
namun telah digabungkan sehingga bisa mendukung penguasaan suatu kompetensi.
d. Evaluasi. Kegiatan evaluasi dilakukan setiap saat, di akhir pelajaran, satu unit atau
satu semester.
A. Komponen-Komponen Kurikulum
Kurikulum dapat diumpamakan sebagai suatu organisme manusia ataupun binatang,
yang memiliki susunan anatomi tertentu. Unsur atau komponen-komponen dari anatomi
tubuh kurikulum yang utama adalah: tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian
dan media, serta evaluasi. Keempat komponen tersebut berkaitan erat satu
sama lain.Suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian inimeliputi
dua hal. Pertama kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan,kebutuhan, kondisi, dan
perkembangan masyarakat. Kedua kesesuaian antara komponen-komponen kurikulum, yaitu
isi sesuai dengan tujuan, prosessesuai dengan isi dan tujuan, demikian juga evaluasi sesuai
dengan proses, isi dan tujuan kurikulum.
Telah dikemukakan bahwa, dalam kurikulum atau pengajaran, tujuan memegang
peranan penting, akan mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan mewarnai komponen-
komponen kurikulum lainnya. Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan dua hal. Pertama
perkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat. Kedua, didasari oleh pemikiran-
pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofis, terutama falsafah negara. Kita
mengenal beberapa kategori tujuan pendidikan, yaitu tujuan umum dan khusus, jangka
panjang,menengah, dan jangka pendek. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah
1975/1976 dikenal kategori tujuan sebagai berikut. Tujuan pendidikan nasional merupakan
tujuan jangka panjang, tujuan ideal pendidikan bangsa Indonesia. Tujuan
institusional,merupakan sasaran pendidikan sesuatu lembaga pendidikan. Tujuan
kurikuler,adalah tujuan yang ingin dicapai oleh sesuatu program studi. Tujuan instruksional
yang merupakan target yang harus dicapai oleh sesuatu mata pelajaran. Yang terakhir ini,
masih dirinci lagi menjadi tujuan instruksional umum dan khusus atau disebut juga objektif,
yang merupakan tujuan pokok bahasan. Tujuan pendidikan nasional yang berjangka panjang
merupakan suatu tujuan pendidikan umum,sedangkan tujuan isntruksional yang berjangka
waktu cukup pendek merupakan tujuan yang bersifat khusus. Tujuan-tujuan khusus
dijabarkan dari sasaran-sasaran pendidikan yang bersifat umum yang biasanya abstrak dan
luas, menjadi sasaran-sasaran khusus yang lebih konkret, sempit, dan terbatas.Dalam kegiatan
belajar-mengajar di-dalam kelas, tujuan-tujuan khusus lebih diutamakan, karena lebih jelas
dan mudah pencapaiannya. Dalam mempersiapkan pelajaran, guru menjabarkan tujuan
mengajarnya dalam bentuk tujuan-tujuan khusus atau objectives yang yang bersifat
operasional. Tujuan demikian akan menggambarkan what will the student he able to do as a
result of the teaching that he was unable to do before (Rowntree, 1974: 5)
Mengajar dalam kelas lebih menekankan tujuan khusus, sebab hal itu akan dapat
memberikan gambaran yang lebih konkret, dan menekankan pada perilaku siswa, sedang
perumusan tujuan umum lebih bersifat abstrak, pencapaiannya memerlukan waktu yang lebih
lama dan lebih sukar diukur.
Tujuan-tujuan mengajar dibedakan atas beberapa kategori, sesuai dengan perilaku
yang menjadi sasarannya. Gage dan Briggs mengemukakan lima kategori tujuan, yaitu
intellectual skills, cognitive strategies, verbal information, motor skills and attitudes (1974,
hlm. 23-24). Bloom mengemukakan tiga kategori tujuan mengajar sesuai dengan domain-
domain perilaku individu, yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kognitif
berkenaan dengan penguasaan kemampuan-kemampuan intelektual atau berpikir. Domain
afektif berkenaan dengan penguasaan dan pengembangan perasaan, sikap, minat, dan nilai-
nilai.Domain psikomotor menyangkut penguasaan dan pengembangan keterampilan-
keterampilan motorik. Tujuan-tujuan khusus mengajar juga memiliki tingkat kesukaran
yang berbeda-beda. Bloom, (1975) membagi domain kognitif atas enam tingkatan dari yang
paling rendah, yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,dan evaluasi.
Untuk domain afektif Krathwohl dan kawan-kawan (1974) membaginya atas lima tingkatan
yang juga berjenjang, yaitu: menerima,merespons, menilai, mengorganisasi nilai, dan
karakterisasi nilai-nilai. Untuk domain psikomotor Anita Harrow (1971) membaginya atas
enam jenjang, yaitu:gerakan refleks, gerakan-gerakan dasar, kecakapan mengamati,
kecakapan jasmaniah, gerakan-gerakan keterampilan dan komunikasi
yang berkesinambungan.
Perumusan tujuan mengajar yang berbentuk tujuan khusus (objective),memberikan beberapa
keuntungan:
a) Tujuan khusus memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatanmengajar-
belajar kepada siswa. Berdasarkan penelitian Mager dan Clark (1963) siswa yang mengetahui
tujuan-tujuan khusus suatu pokok bahasan,diberikan referensi dan sumber yang memadai,
dapat belajar sendiri dalamwaktu setengah dari waktu belajar dalam kelas biasa.
b) Tujuan khusus membantu memudahkan guru-guru memilih danmenyusun bahan ajar.
c) Tujuan khusus memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan mediamengajar.
Dengan tujuan khusus guru lebih mudah menentukan bentuk tes, lebih mudahmerumuskan
butir tes dan lebih mudah menentukan kriteria pen-capaiannya.Di samping keuntungan-
keuntungan di atas pengembangan tujuan-tujuan mengajar yang bersifat khusus menghadapi
beberapa kesukaran, yaitu:
Sukar menyusun tujuan-tujuan khusus untuk domain afektif,
Sukar menyusun tujuan-tujuan khusus pada tingkat tinggi.
Bahan ajar Siswa belajar dalam bentuk interaksi dengan lingkungannya, lingkungan
orang-orang, alat-alat dan ide-ide. Tugas utama seorang guru adalah menciptakan lingkungan
tersebut, untuk mendorong siswa melakukan interaksi yang produktif dan memberikan
pengalaman belajar yang dibutuhkan. Kegiatan dan lingkungan demikian dirancang dalam
suatu rencana mengajar, yang mencakup komponen-komponen: tujuan khusus, sekuens
bahan ajaran, strategi mengajar, media dansumber belajar, serta evaluasi hasil mengajar.
Karena perumusan tujuan khususstrategi, dan evaluasi hasil mengajar dibahas secara
tersendiri, maka dalam bagianini yang akan diuraikan hanya sekuens bahan ajar.
B. Desain Kurikulum
Desain kurikulum menyangkut pola pengorganisasian unsur-unsur atau komponen
kurikulum. Penyusunan desain kurikulum dapat dilihat dari duadimensi, yaitu dimensi
horisontal dan vertikal. Dimensi horisontal berkenaan dengan penyusunan dari lingkup isi
kurikulum. Susunan lingkup ini sering diintegrasikan dengan proses belajar dan mengajarnya.
Dimensi vertikal menyangkut penyusunan sekuens bahan berdasarkan urutan tingkat
kesukaran. Bahan tersusun mulai dari yang ssmudah, kemudian menuju pada yang lebih sulit,
atau mulai dengan yang dasar diteruskan dengan yang lanjutan. Berdasarkan pada apa yang
menjadi fokus pengajaran, sekurang-kurangnya dikenal tiga pola desain kurikulum, yaitu:
Subject centered design, suatu desain kurikulum yang berpusat pada bahanajar.
Learner centered design, suatu desain kurikulum yang mengutamakan peranan siswa.
Problems centered design, desain kurikulum yang berpusat pada masalah-masalah yang
dihadapi dalam masyarakat. Walaupun bertolak dari hal yang sama, dalam suatu pola desain
terdapat beberapa variasi desain kurikulum. Dalam subject centered design dikenal ada:
the subject design
the disciplines design dan
the broad fields design.
Pada problems centered design dikenal pula the areas of living design dan the core design.