Anda di halaman 1dari 3

1.

Tipe-tipe insomnia
Insomnia Primer
Insomnia primer ini mempunyai faktor penyebab yang jelas. insomnia atau susah
tidur ini dapat mempengaruhi sekitar 3 dari 10 orang yang menderita insomnia.
Pola tidur, kebiasaan sebelum tidur dan lingkungan tempat tidur seringkali
menjadi penyebab dari jenis insomnia primer ini.
Insomnia Sekunder
Insomnia sekunder biasanya terjadi akibat efek dari hal lain, misalnya kondisi
medis. Masalah psikologi seperti perasaan bersedih, depresi dan dementia dapat
menyebabkan terjadinya insomnia sekunder ini pada 5 dari 10 orang. Selain itu
masalah fisik seperti penyakit arthritis, diabetes dan rasa nyeri juga dapat
menyebabkan terjadinya insomnia sekunder ini dan biasanya mempengaruhi 1
dari 10 orang yang menderita insomnia atau susah tidur. Insomnia sekunder juga
dapat disebabkan oleh efek samping dari obat-obatan yang diminum untuk suatu
penyaki ttertentu, penggunaan obat-obatan yang terlarang ataupun
penyalahgunaan alkohol. Faktor ini dapat mempengaruhi 1-2 dari 10 orang yang
menderita insomnia

Menurut ICD 10
Organik
Non Organik
Dissomnia
Kondisi psikogenik primer dimana gangguan utamanya adalah jumlah,
kualitas, atau waktu tidur yang disebabkan oleh hal-hal emosional
Gangguan tidur intrisik
Narkolepsi, gerakan anggota gerak periodik, sindroma kaki
gelisah, obstruksi saluran nafas, hipoventilasi, post traumatik
kepala, tidur berlebihan (hipersomnia), idiopatik.
Gangguan tidur ekstrisik
Tidur yang tidak sehat, lingkungan, perubahan posisi tidur, toksik,
ketergantungan alkohol, obat hipnotik atau stimulan
Gangguan tidur irama sirkadian
Jet-lag sindroma, perubahan jadwal kerja, sindroma fase
terlambat tidur, sindroma fase tidur belum waktunya, bangun
tidur tidak teratur, tidak tidur selama 24 jam.
Parasomnia
Peristiwa episodic abnormal yang terjadi selama tidur; (pada kanak-kanal
hal ini terkait terutama dengan perkembangan anak, sedangkan pada
dewasa terutama pengaruh psikogenik)
Gangguan aurosal
Gangguan tidur berjalan, gangguan tidur teror, aurosal konfusional
Gangguan antara bangun-tidur
Gerak tiba-tiba, tidur berbicara,kramkaki, gangguan gerak
berirama
Berhubungan dengan fase REM
Gangguan mimpi buruk, gangguan tingkah laku, gangguan sinus
arrest
Parasomnia lain-lainnya
Bruxism (otot rahang mengeram), mengompol, sukar menelan,
distonia parosismal
Dalam ICD 10 tidak dibedakan antara insomnia primer atau sekunder. Insomnia
disini adalah insomnia kronik yang sudah diderita paling sedikit 1 bulan dan
sudah menyebabkan gangguan fungsi dan sosial.

Insomnia dapat dibagi berdasarkan bagaimana efeknya terhadap tidur:


Sleep onset insomnia atau early insomnia, yangmana ada gangguan untuk
memulai tidur. Biasa disebabkan karena banyak pikiran, stres, takut, cemas,
pergi tidur ketika tidak mengantuk, dan lingkungan tidur yang tidak nyaman.
Biasa dialami remaja karena adanya delayed sleep phase, dimana jam tidur
makin mundur karena faktor kebiasaan.
Sleep maintenance insomnia atau middle of night insomnia, adalah gangguan
terbangun ditengah malam dan sulit untuk kembali tidur. bisa disebabkan
karena rasa sakit, depresi, dan kecemasan
Terminal insomnia atau late insomnia, dimana seseorang terbangun terlalu
pagi dan tidak bisa tidur lagi. ini biasa dialami oleh orang tua karena adanya
perubahan fase tidur.
Insomnia juga dapat dibagi berdasarkan waktu lamanya insomnia tersebut:
transient jika terjadi kurang dari 1 minggu
short term jika terjadi antara 1-6 bulan
long term jika terjadi selama lebih dari 6 bulan

Menurut DSM IV, gangguan tidur (insomnia) dibagi menjadi 4 tipe yaitu:
a. Gangguan tidur yang berkorelasi dengan gangguan mental lain
b. Gangguan tidur yang disebabkan oleh kondisi medis umum
c. Gangguan tidur yang diinduksi oleh bahan-bahan atau keadaan tertentu
d. Gangguan tidur primer (gangguan tidur tidak berhubungan sama sekali dengan
kondisi mental, penyakit, ataupun obat-obatan.) Gangguan ini menetap dan
diderita minimal 1 bulan.

Menurut ICSD-2

Sumber : anmal beauty

Anda mungkin juga menyukai