Anda di halaman 1dari 7

TUGAS FILSAFAT

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU

Oleh

KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA

PASCA SARJANA UHO

KENDARI

2017
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU

A. Landasan Ilmu Pada Zaman Yunani

Periode filsafat yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah


peradaban manusia karena pada waktu ini terjadi terjadi perubahan pola piker
manusia dari mitosentris menjadi logosentris. Dalam pola pikir mitosentris
Fenomena alam seperti gempa bumi dianggap bukan sebagai fenomena biasa ,
tetapi dewa bumi yang sedang menggoyangkan kepalanya. Namun ketika filsafat
diperkenalkan, fenomena alam tersebut tidak lagi dianggap sebagai aktivitas
dewa, tetapi merupakan aktivitas alam yang terjadi secara kausalitas. Perubahan
pola pikir manusia kelihatannya sederhana, tetapi implikasinya tidak sederhana
karena selama ini alam ditakuti dan dijauhi kemudian didekati bahkan
dieksploitasi. Manusia yang dulunya pasif dalam menghadapi fenomena alam
menjadi lebih proaktif dan kreatif, sehingga alam dijadikan objek penelitian dan
pengkajian.

Sekitar abad IX SM atau paling tidak tahun 700 SM , di yunani, Sophia di


beri arti kebijaksanaan, Sophia juga berarti kecakapan. Kata philosophos mula-
mula dikemukakan dan dipergunakan oleh Heraklitos (540-480 SM). Dari kata-
kata philosophia itulah nantinya timbul kata-kata philosophie (belanda,jerman,
perancis), philosophy (inggris). Dalam bahasa Indonesia disebut filsafat atau
falsafat (Soemardi Soerjabrata, 1970).

Mencintai Kebenaran/Pengetahuan adalah awal proses manusia mau


menggunakan daya pikirnya, sehingga dia mampu membedakan mana yang rill
dan mana yang ilusi. Orang yunani awalnya sangat percaya pada dongeng dan
takhayul, namun lama kelamaan setelah mereka mampu membedakan mana rill
dengan yang ilusi, mereka mampu keluar dari lingkungan mitologi dan
mendapatkan dasar pengetahuan ilmiah.

Filosof alam pertama yang mengkaji tentang asal usul alam adalah Thales
(624-546 SM) ia digelari bapak filsafat karena dialah yang mula-mula berfilsafat
dan mempertanyakan apa sebenarnya asal usul alam semesta ini ? ia
mengatakan bahwa asal alam adalah air karena air unsur penting bagi setiap
makhluk hidup.

Setelah Thales, muncul Anaximandros (610-540) yang mencoba menjelaskan


bahwa substansi pertama itu bersifat kekal, tidak terbatas, dan meliputi segalanya.

Berbeda dengan Thales dan Anaximandros, Heraklitos (540-480 SM) melihat


alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah. Sesuatu yang dingin berubah jadi
panas begitu juga sebaliknya. Itu berarti bahwa bila kita hendak memahami
kehidupan kosmos, kita harus menyadari bahwa kosmos itu dinamis.

Kemudian filosof alam yang cukup berpengaruh adalah Parmenides (515-440


SM), dia beranggapan bahwa yang ada itu ada dan itulah satu-satunya
kebenaran.benar tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika. Bentuk ekstrim
dari pernyataan itu adalah bahwa ukuran kebenaran adalah akal manusia. Dari
pandangan ini dia mengatakan bahwa alma tidak bergerak, tetapi alam itu diam
karena alam itu satu.

Phytagoras (580-500 SM) mengembalikan segala sesuatu kepada bilangan.


Baginya tidak ada satupun yang ada di alam ini terlepas dari bilangan. Karena itu
dia berpendapat bahwa bilangan adalah unsur utama dari alam dan sekaligus
menjadi ukuran.

Setelah berakhirnya masa para filosof alam, maka muncul masa transisi,
yakni penelitian terhadap alam tidak menjadi focus utama, tetapi sudah mulai
menjurus pada penyelidikan pada manusia. Filosof alam ternyata tidak dapat
memberikan jawaban yang memuaskan, sehingga timbul kamu sofis. Kaum
sofis ini memulai kajian tentang manusia dan menyatakan bahwa manusia adalah
ukuran kebenaran. Tokoh utamanya adalah Protagoras. (481-411). Ia menyatakan
bahwa manusia adalah ukuran kebenaran. Pernyataan ini merupakan cikal bakal
humanisme. Tokoh lain dari kaum sofis antara lain adalah : Gorgias, Socrates,
plato, dan aritoteles.

Puncak kejayaan filsafat yunani terjadi pada masa Aritoteles (384-322 SM)
merupakan murid dari Plato, logika aritoteles berdasarkan pada analisis bahasa
yang disebut silogisme. Pada dasarnya silogisme terdiri dari 3 premis :

- Semua manusia akan mati (premis mayor)


- Socrates seorang manusia (premis minor)
- Socrates akan mati (konklusi)

Aritoteles pertama kali membagi filsafat pada hal yang teoritis dan praktis,
teoritis mencakup logika, metafisika, dan fisika, sedangkan praktis mencaku etika,
ekonomi, dan politik. Pembagian ilmu inilah yang menjadi pedoman juga bagi
klasifikasi ilmu di kemudian hari. Aritoteles dianggap bapak ilmu karena dia
mampu meletakkan dasar-dasar dan metode ilmiah secara sistematis.
B. Perkembangan Ilmu Zaman Islam

Sejak awal kelahirannya, islam sudah memberikan penghargaan yang begitu


besar kepada ilmu sebagaimana sudah diketahui, bahwa nabi Muhammad Saw.
Ketika diutus oleh Allah sebagai rasul, hidup dalam masyarakat yang terbelakang,
di mana paganisme tumbuh menjadi sebuah identitas yang melekat pada
masyarakat arab masa itu. Kemudian islam datang menawarkan cahaya penerang
yang mengubah masyarakat arab jahilliyah mrnjadi masyarakat yang berilmu dan
beradab.

Ketika dilacak akar sejarahnya, pandangan islam tentang pentingnya ilmu


tumbuh bersamaan dengan munculnya islam itu sendiri. Ketika Rasulullah Saw
menerima wahyu pertama yang mula-mula dipetintahkan kepadanya adalah
membaca. Jibril memerintahkan Muhammad dengan bacalah dengan menyebut
nama tuhanmu yang menciptakan. Dari kata Iqra inilah kemudian muncul aneka
makna seperti menyampaikan, menelaah, mrndalami, meneliti, mengetahui ciri
sesuatu, dan membaca teks baik yang tertulis maupun tidak. Wahyu pertama itu
menghendaki umat islam untuk senantiasa membaca dengabn dilandasi bismi
rabbik, dalam arti hasil bacaan itu nantinya dapat bermanfaat untuk kemanusiaan.

Sejarah perkembangan ilmu dalam islam terbagi menjadi beberapa zaman


antara lain :

1. Penyampaian ilmu dan filsafat yunani ke dunia islam


2. Perkembangan ilmu pada masa islam klasik
3. Perkembangan ilmu pada masa kejayaan islam
4. Masa keruntuhan tradisi keilmuan dalam islam

C. Kemajuan Ilmu Zaman Ranaisans Dan Moderen

1. Masa Ranaisans (Abad ke 15-16)

Ranaisans merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan dan


perubahan yang mengandung arti bagi perkembangan ilmu. Zaman yang
menyaksikan dilancarkanya tantangan gerakan reformasi terhadap keesaaan dan
supermasi gereja katolik roma, bersamaan dengan berkembanganya humanisme.
Zaman ini juga merupakan penyempurnaan kesenian, keahlian , dan ilmu yang
yang diwujudkan dalam arti jenius serba bisa, leornado da vinci. Penemuan
percetakan (kira-kira) 1440 M) dan ditemukannya benua baru (1492 M) oleh
Colombus memberikan dorongan lebih keras untuk meraih kemajuan ilmu.
Kelahiran kembali sastra di inggris, perancis, dan spanyol, diwakili Shakespeare,
spencer, Rabelais, dan Ronsard. Pada masa itu, seni music juga mengalami
perkembangan. Adanya penemuan para ahli perbintangan seperti Copernicus dan
Galileo menjadi dasar bagi munculnya astronomi modern yang merupakan titik
balik dalam pemikiran ilmu dan filsafat.

2. Zaman Modern ( Abad 17-19 M)

Setelah Galileo, Fermat, Passcal, dan Keppler berhasil mengembangkan


penemuan mereka dalam ilmu, maka pengetahuan yang terpencar-pencar itu jatuh
ketangan dua sarjana, yang dalam ilmu modern memegang peran yang sangat
penting. Mereka adalah Isaac Newton (1643-1727) dan Leibniz (1646-1716) di
tangan dua orang sarjana inilah, sejarah ilmu modern dimulai.

Disamping perkembangan ilmu kimia, zaman yang sama ditemukan


bermacam-macam mesin tanpa ada dasar ilmunya, melainkan atas dasar
percobaan, misalnya mesin uap yang kemudian mendasari kereta api, percobaan-
percobaanlistrik dan lain-lainnya. Penemuan-penemuan itu semuanya mendasari
revolusi industry (Industrial revolution) terutama di ingggris, tetapi kemudian
meluas di seluruh benua eropa.

Secara singkat dapat dapat ditarik sebuah sejarah ringkas ilmu-ilmu


yang lahir saat itu. Perkembangan ilmu pada abad ke -18 telah melahirkan ilmu
seperti taksonomi, ekonomi, kalkulus dan statistika. Di Abad ke -19 lahir semisal
Pharmakkologi, Palaentologi, arkeologi dan sosiologi. Abad ke -20 mengenal
ilmu teori informasi,logika matematika, mekanika kuantum, fisika nuklir, kimia
nuklir, radiobiology, oceanografi, antropologi budaya, psikologi, dan sebagainya.

Perlu diketahui pula bahwa pada zaman modern ini terjadi revolusi industry di
inggris, sebagai akibat peralihan masyarakat agraris dan perdagangan abad
pertengahan ke masyarakat industry modern dan perdagangan maju.

3. Ilmu yang berbasis rasionalisme dan empirisisme

Dengan bertambahnya majunya alam pikiran manusia dan makin


berkembangnya cara-cara penyelidikan pada zaman modern ini, manusia dapat
menjawab pertanyaan tanpa mengarang mitos. Menurut A. Comte, dalam
perkembangan manusia, sesudah tahap mitos, manusia berkembang dalam tahap
filsafat. Pada tahap filsafat, rasio sudah terbentuk, tetapi belum ditemukan metode
berpikir secara objektif. Rasio sudah mulai dioperasikan tetapi kurang objektif.
Berbeda pada tahap teologi pada tahap filsafat ini manusia mencoba
mempergunakan rasionya untuk memahami objek secara dangkal, tetapi objek
belum dimasuki secara metodologis yang definitif.
Namun seiring berkembangnya paham rasionalisme pengetahuan yang
diperoleh berdasarkan penalaran deduktif ternyata mempunyai kelemahan, maka
munculah pandangan lain yang berdasarkan pengalaman konkret. Mereka yang
mengembangkan pengetahuan berdasarkan pengalaman konkret disebut penganut
empirisme.paham empirisme menganggap bahwa pengetahuan yang benar adalah
pengetahuan yang diperoleh langsung dari pengalaman konkret. Menurut paham
emprisme ini, gejala alam itu bersifat konkret dan dapat ditangkap dengan
pancaindra manusia. Dengan pertolongan pancaindranya, manusia berhasil
menghimpun sangat banyak pengetahuan.

4. Perkembangan Filsafat pada Zaman Moderen

Pada zaman modern filsafat dari berbagai aliran muncul paham-paham


yang muncul dalam garis besarnya adalah rasionalisme, idealisme, dan empirisme.
Dan paham-paham yang merupakan pecahan dari aliran itu.paham rasionalisme
mengajarkan bahwa akal itulah alat terpenting dalam memperoleh dan menguji
pengetahuan. Ada tiga tokoh penting pendukung rasionalisme ini, yaitu
Descartes, Spinoza, dan Leibniz. sedangkan paham idealisme mengajarkan bahwa
hakikat fisik adalah jiwa, spirit. Ide ini merupakaide plato yang memberikan jalan
untuk mempelajari paham idealisme zaman modern.

Pada paham empirisme dinyatakan bahwa tidak ada sesuatu dalam pikiran
kita selain didahului oleh pengalaman. Paham ini bertolak belakang dengan
paham rasionalisme. Sedangkan pada abad XX , aliran filsafat banyak sekali
sehingga sulit digolongkan , karena makin eratnya kerjasama internasional.
Namun sifat-sifat filsafat pada abad ini lawannya abad XIX yaitu anti positivistis,
tidak mau bersistem, realistis, menitikberatkan pada manusia, pluaralistis,
antroposentrisme, dan pembentukan subjektivitas modern.

D. Kemajuan Ilmu Zaman Konteporer

Kemajuan Ilmu Dan Teknologi dari masa ke masa adalah ibarat mata
rantai yang tidak terputus satu sama lain. Hal-hal baru yang ditemukan pada suatu
masa menjadi unsur penting bagi penemuan-penemuan lainnya di masa
berikutnya. Demikianlah semuanya saling terkait. Oleh karena itu, melihat sejarah
perkembangan ilmu zaman kontemporer, tidak lain adalah mengamati
pemanfaatan dan pengembangan lebih lanjut dari rentetan sejarah ilmu
sebelumnya. Kondisi itulah yang kemudian mengalami percepatan atau bahkan
radikalisasi yang tidak jarang berada diluar dugaan manusia itu sendiri.
Yang dimaksud dengan zaman kontemporer dalam konteks ini adalah era
tahun-tahun terakhir yang kita jalani hingga saat sekarang ini. Hal yang
membedakan pengamatan tentang ilmu di zaman modern adalah era
perkembangan ilmu yang beawal sejak sekitar abad ke 15, sedangkan zman
kontemporer memfokuskan sorotannya pada berbagai perkembangan terakhir
yang terjadi hingga saat sekarang.

Beberapa ontoh perkembangan ilmu kontemporer

1. Santri, Priyayi, dan Abangan


2. Teknologi rekayasa genetika
3. Teknologi Informasi
4. Teknologi Partikel Elementer
5. Kemajuan sains dan teknologi di bidang-bidang lain.

Anda mungkin juga menyukai