240210150079
I. TUJUAN
Tekstur adalah nilai raba pada suatu permukaan, baik itu nyata maupun
semu. Tekstur merupakan karakter nilai raba yang dapat dirasakan secara fisik dan
secara imajiner. Tekstur kasar ketika diraba secara fisik menunjukkan suatu
permukaan yang kasar, sedangkan tekstur semu dapat dilihat dengan mata
karakternya kasar sebagiamana yang dilihat sehingga tekstur semacam ini memberi
kesan imajinatif pada perasaan (Gulendra, 2010). Sedangkan menurut Tjahjadi dan
Marta (2008), tekstur adalah sifat yang dinilai dengan indera peraba pada jari-
jari/kulit, lidah, rongga mulut dan gigi.
Tekstur adalah salah satu sifat bahan/produk yang dapat dirasakan melalui
sentuhan kulit ataupun pencicipan (Kartika, dkk., 1988). Tidak hanya dengan
menggunakan indera peraba, tekstur juga dapat diperkirakan dengan menggunakan
indera penglihatan. Beberapa tekstur dapat diperkirakan dengan menggunakan
sebelah mata atau berkedip seperti kehalusan atau kekerasan dari permukaan bahan
atau kekentalan cairan. Sedangkan dengan suara atau bunyi dapat diperkirakan
tekstur dari kerupuk. Setiap jenis makanan memiliki tekstur yang berbeda - beda,
tergantung dari komposisi bahan pangan, prose pengolahan, atau tingkat
kematangan untuk komoditi buah dan sayur. Tekstur yang dimiliki makanan
tersebut mempengaruhi mutu produk yang akhirnya mempengaruhi penerimaan
konsumen terhadap produk pangan tersebut.
Tekstur produk tergantung pada kekompakan partikel penyusunnya bila
produk tersebut dipatahkan sedangkan mutu teksturnya ditentukan oleh kemudahan
terpecahnya partikel-partikel penyusunnya bila produk tersebut dikunyah., serta
sifat-sifat partikel yang dihasilkan. Penilaian tekstur suatu bahan di mulut mulai
dapat dirasakan ketika bahan dipotong, dikunyah, dan ditelan (Winarno, 1987).
Indera pencicip berfungsi untuk menilai cicip dari suatu makanan. Indera
pencicip terdapat dalam rongga mulut, terutama pada permukaan lidah dan sebagian
pada permukaan langit-langit lunak. Berbeda dengan penginderaan lain,
penginderaan sentuhan atau perabaan tidak terdapat pada alat tubuh khusus atau
pada daerah yang tidak terbatas. Penerimaan sentuhan atau perabaan terjadi hampir
Adira Dwi Rahmi S.
240210150079
3.1 Alat
Mangkuk kecil
Piring
Sendok
Tisu
3.2 Bahan
Air teh
Kerupuk
Kopi
Koya
Mentimun
Nenas
Permen
Pindakas
Saus tomat
Singkong rebus
IV. PROSEDUR
Adira Dwi Rahmi S.
240210150079
4.1 Karakteristik Tekstur Air Teh, Air Kopi, dan Saus Tomat.
4.1.1 Berdasarkan Penglihatan
Satu sendok cairan diambil kemudian secara perlahan dituangkan kembali
kedalam wadah asalnya.
Tekstur kekentalan atau kepekatan dan kelembutan cairan tersebut dicatat
pada lembaran hasil pengamatan.
4.1.2 Berdasarkan Perabaan Jari Tangan
Cairan yang disediakan diteteskan di antara dua jari tangan.
Tekstur yang dirasakan dicatat sesuai dengan sifat tekstur yang tertera pada
pendahuluan. Dapat pula dijelaskan sesuai dengan istilah yang dikenal.
4.1.3 Berdasarkan Perabaan yang Dapat Dirasakan Melalui Indera Mulut (Bibir,
Langit-Langit, Lidah, dan Gigi).
5.1 Karakteristik Tekstur Air Teh, Air Kopi, dan Saus Tomat
1. Berdasarkan penglihatan
Indera penglihatan merupakan indera yang berhubungan dengan warna
kilap, viskositas, ukuran dan bentuk, volume kerapatan dan berat jenis, panjang
lebar dan diameter serta bentuk bahan (Riwan, 2005). Namun, beberapa tekstur
dapat diperkirakan dengan menggunakan sebelah mata atau berkedip seperti
kehalusan atau kekerasan dari permukaan bahan atau kekentalan cairan.
dibandingkan dengan air kopi. Air teh memiliki tekstur yang cair karena teh yang
dilarutkan dalam konsentrasi rendah sehingga zat yang terlarut dalam jumlah
sedikit. Komposisi air menjadi begitu besar didalam air teh sehingga teksturnya
menjadi cair. Kekentalan air teh maupun air kopi bergantung pada seberapa banyak
jumlah air yang digunakan atau seberapa tinggi penngenceran yang dilakukan.
Tekstur kehalusan pada air teh berupa halus dengan sedikit berpasir terlihat dengan
terdapatnya ampas teh yang mengendap pada bagian dasar wadah apabila
didiamkan. Begitu pula dengan air kopi, terdapat ampas kopi dengan jumlah yang
lebih banyak sehingga air kopi memiliki tekstur yang halus dan berpasir. Air kopi
memiliki tekstur yang cair namun lebih kental dibandingkan dengan air teh.
2. Berdasarkan perabaan/sentuhan
Tabel 2. Hasil Pengamatan Karakteristik Berdasarkan Perabaan/Sentuhan
Karakteristik Tekstur
Contoh
Kekentalan Kehalusan
Air teh Cair + Halus
Saus tomat Kental Halus +
Air Kopi Cair Halus, berpasir
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016)
dengan indera mulut menyebabkan air teh terasa halus karena ampas yang tidak
ikut terambil. Air teh cukup homogen sehingga terasa lebih halus karena
partikelnya lebih kecil dibandingkan air kopi yang berpasir baik pada ujung jari
maupun rongga mulut. Jumlah ampas kopi yang terlalu banyak serta ukuran partikel
ampas kopi yang cukup besar menyebabkan tekstur berpasir lebih dominan.
Menurut Najiyati dan Danarti (2001), proses yang menentukan tingkat kehalusan
dari bubuk kopi ketika dilarutkan dalam air adalah proses penggilingan kopi. Hasil
penggilingan biji kopi dibedakan menjadi coarse (bubuk kasar), medium (bubuk
sedang), fine (bubuk halus), very fine (bubuk amat halus). Tingkat kehalusan
sampel dipengaruhi oleh besarnya ukuran molekul komponen padat terlarut,
semakin besar molekul komponen padat maka tingkat kehalusan akan berkurang.
Berdasarkan hasil pengamatan, air teh dan air kopi memiliki karakteristik
basah. Air teh dan air kopi memiliki sifat basah akibat kandungan air yang lebih
dari 80% atau tinggi. Air teh memiliki karakteristik yaitu lebih basah dibandingkan
dengan air kopi, karena air teh memiliki kandungan air yang lebih banyak dan
ampas yang lebih sedikit daripada air kopi. Sedangkan untuk saus tomat dengan
kadar air yang lebih sedikit dibandingkan air teh dan kopi, menunjukkan sifat
berminyak dan lembab. Tekstur saus tomat berminyak disebabkan oleh bahan
tambahan pembuatan saus tomat menggunakan mentega dan minyak wijen. Kesan
berminyak pada saus tomat dirasakan setelah bahan dimasukkan ke mulut
kemudian terdapat rasa asam serta gurih sebagai after taste yang agak lama melekat
di mulut setelah sampel ditelan.
kerupuk mengaibatkan air dalam adonan teruapkan dan permukaan bahan yang
digoreng menjadi berubah akibat air yang telah diuapkan sehingga menjadi kering.
Bahan pangan yang digoreng mempunyai mouthfeel yang baik, dan tekstur yang
sesuai dengan yang diinginkan yaitu produk bersifat renyah (Widyasaputra, 2010).
Selain itu, terdapat pula remah berukuran sangat kecil pada saat diraba dengan
menggunakan ujung jari. Tekstur keras dan rapuh juga dirasakan berdasarkan
pengujian karakteristik menggunakan indera mulut. Tekstur berlemak juga
dirasakan berdasarkan pengujian karakteristik menggunakan indera mulut.
Kerupuk merupakan panganan yang terbuat dari tepung tapioka yang dikeringkan
kemudian digoreng sehingga terdapat sisa minyak yang terserap ke dalam kerupuk.
Hal tersebut yang membuat kerupuk menimbulkan kesan berlemak atau berminyak.
Pindakas memiliki karakteristik yaitu lembut, liat, dan halus dengan sedikit
berpasir berdasarkan pengujian karakteristik menggunakan jari tangan. Pindakas
merupakan produk semi padat yang memiliki tekstur lembut dan kasar atau sedkit
berpasir. Tekstur lembut didapatkan dari proses penggilingan kacang kering yang
tidak berkulit ari bersama gula dan TBM sampai diperoleh pasta yang halus,
sedangkan kasar karena butiran halus kacang di dalamnya tidak tergiling sempurna
(Hasbullah, 2008). Tekstur berlemak pada pindakas dirasakan berdasarkan
pengujian karakteristik menggunakan indera mulut. Hal tersebut dikarenakan bahan
baku pembuatan pindakas salah satunya merupakan lemak atau mentega, minyak,
emulsifier (mono dan gliserida). Selain itu, pada proses tahap penghancuran kacang
tanah, lemak yang terdapat pada kacang tanah keluar sehingga menghasilkan
konsistensi dan tekstur yang lembut. Penambahan lemak atau mentaga juga
berfungsi untuk memperkuat jaringan diantara campuran bahan-bahan yang
digunakan (Tasyrik, 2014).
2. Berdasarkan pendengaran
Tabel 6. Hasil Pengamatan Karakteristik Berdasarkan Pendengaran
Contoh Kerenyahan
Kerupuk Renyah +++
Mentimun Renyah
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016)
Adira Dwi Rahmi S.
240210150079
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:
Saus tomat memiliki tekstur yang kental dan halus.
Air teh memiliki tekstur yang cair dan halus, yakni lebih cair dibandingkan
dengan air kopi.
Air kopi memiliki tekstur yang cair dan berpasir.
Adira Dwi Rahmi S.
240210150079
Air teh dan air kopi memiliki sifat basah karena memiliki kandungan air
yang tinggi.
Saus tomat memiliki sifat berminyak.
Permen memiliki karakteristik yaitu keras, liat, dan halus.
Koya memiliki karakteristik yaitu berpasir, rapuh, lembut, berlemak, dan
sedikit kasar.
Kerupuk memiliki karakteristik yaitu keras, renyah, kasar, rapuh, berlemak,
dan terdapat remah berukuran sangat kecil saat diraba.
Pindakas memiliki karakteristik yaitu lembut, liat, berlemak, dan halus
dengan seikit berpasir.
Kerupuk memberikan bunyi yang menunjukkan kerenyahan yaitu sangat
renyah.
Mentimun memberikan bunyi yang menunjukkan kerenyahan yaitu renyah
saja.
Nenas memiliki karakteristik tekstur yaitu lembab, sedikit liat, kasar, dan
rasa bergetah.
Singkong rebus memiliki karakteristik tekstur yaitu lembab, empuk, sedikit
kasar seperti berserat, dan rasa bubur.
Mentimun memiliki karakteristik tekstur yaitu berair, liat, sedikit kasar, dan
rasa bergetah.
6.2 Saran
Saran yang dapat digunakan dalam melakukan praktikum kali ini adalah
sebagai berikut:
Panelis lebih dikenalkan lagi terhadap istilah-istilah tekstur serta contoh
bahannya agar dapat dengan tepat menentukan perbedaan istilah antara
bahan yang akan dievaluasi.
Adira Dwi Rahmi S.
240210150079
DAFTAR PUSTAKA
Kartika, B., Astuti, P. dan W. Supartono. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan
Pangan. PAU Pangan dan Gizi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Adira Dwi Rahmi S.
240210150079
Kramer, A. and Twigg, B.S., 1966. Fundamental of Quality Control the FoodIndustry. The
AVI Publishing Company Inc. Westport Connecticut.
pukul 20.00).
Istanti, I. 2006. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadaap Sifat Fisik dan Sensori
Kerupuk Ikan Sapu-sapu (Hyposarcus pardalis) yang Dikeringkan dengan
Menggunakan Sinar Matahari. [skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Najiyati, S dan Danarti. 2001. Kopi Budidaya dan Penanganan Lepas Panen.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Ningsih. 2010. Permen Keras dan Permen Lunak. Available at: repository.usu.ac.id
(Diakses pada tanggal 11 Maret 2016 pukul 21:17 WIB)
Okty. 2014. Manfaat Dibalik Kesegaran Mentimun Buah Murah yang Kaya
Manfaat. Available at: reps-id.com (Diakses pada tanggal 13 Maret 2016
pukul 20:42 WIB).
Ranggana, S. 1977. Manual of Analysis of Fruit and Vegetable Product. Tata Mc.
Graw Hill, New Delhi.
Sofiah, B.D., dan T.S. Achyar. 2011. Penilaian Indera. Universitas Padjajaran,
Jatinangor.
Tasyrik, A.A. 2014. Selai Kacang. Available at: id.scribd.com (Diakses pada
tanggal 14 Maret 2016 pukul 18:36 WIB).
Tjahjadi, C. dan H. Marta. 2008. Pengantar Teknologi Pangan : Volume II. Universitas
Padjadjaran, Bandung.
Winarno. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
DISKUSI
1. Dari pengalaman saudara setiap hari, sebutkan jenis makanan yang lain
dimana tekstur memegang peranan penting yang berpengaruh terhadap
mutu.
Jawab: Keripik, nasi, buah buahan, es krim, daging, roti, dsb. Roti masih
bermutu baik apabila memiliki tekstur yang empuk, tidak berpasir dan tidak
berair. Apabila mutu roti tersebut sudah menurun maka tekstur roti akan
menjadi alot dan sulit untuk digigit. Roti yang berpasir kemungkinan
Adira Dwi Rahmi S.
240210150079
disebabkan oleh proses pengolahan yang kurang baik sehingga tekstur berpasir
dari bahan baku roti yaitu tepung terigu masih terasa. Sedangkan tekstur berair
pada roti menandakan roti telah mengalami kerusakan akibat menyerap uap air
dari lingkungan sekitarnya yang dapat mempercepat pertumbuhan
mikroorganisme pada roti dan membuat roti sukar untuk digigit.
Keripik yang bermutu baik yaitu memiliki tekstur yang renyah sedangkan
apabila keripik singkong tersebut telah menurun mutunya, tekstur keripik
singkong menjadi liat.
2. Bahan atau barang lainnya selain makanan juga penting memiliki tekstur
yang baik?
Jawab: Ya, karena tekstur sangat berperan dalam menentukan mutu suatu
barang, contohnya plastik, karton, baju, keramik/porselen, kertas, kerajinan
tangan, dan masih banyak lagi yang lain. misalnya pada meja dan kasur.
Meja memiliki tekstur yang keras sehingga dapat digunakan sebagai tempat
menulis sedangkan kasur memliki tekstur yang empuk sehingga dapat
digunakan sebagai alas tidur.
menjadi lebih matang. Jika dipilih buah pisang yang sudah matang, ketika
sampai ditempat tujuan pisang akan menurun kualitasnya, seperti misalnya
menjadi lembek.
4. Petani jagung dapat menjual hasil panennya dalam 3 bentuk yang berbeda.
Benarkah demikian? Berapa cara/teknik yang dapat saudara sarankan.
Jawab: Petani jagung dapat menjual hasil panenannya dalam bentuk jagung
dengan kelobotnya, jagung bertongkol yang telah dikeringkan, atau dengan
jagung pipilan. Pada umumnya memang tiga bentuk ini para petani menjual
jagung hasil panenannya. Disarankan para petani mampu memasarkan
produknya tidak hanya dengan 3 bentuk tadi, melainkan dapat diperluas dengan
menjual jagung berbentuk gilingan baik untuk ternak ataupun untuk bahan baku
makanan atau bahan baku tepung, sehingga lebih mudah proses pembuatan
tepungnya dengan pengecilan ukuran yang telah dilakukan sebelumnya tadi.