Laporan Pendahuluan Leukimia
Laporan Pendahuluan Leukimia
PENYAKIT LEUKEMIA
Oleh :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIV
2016
LEUKEMIA
A. Definisi
Leukemia adalah poliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk
leukosit yang laindari pada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat menyebabkan
anemia, trombositopeni dan diakhiri dengan kematian.(NANDA International. 2012)
Secara sederhana leukemia dapat diklasifikasikan berdasarkan maturasi sel dan tipe sel
yaitu : (Price & Wilson. 2006)
1. Leukemia Akut
Leukemia akut adalah keganasan primer sumsum tulang yang berakibat terdesaknya
komponen darah normal oleh komponen darah abnosrmal ( blastosit ) yang disertai
dengan penyebaran ke organ organ lain. Leukemia akut memiliki perjalanan klinis
yang cepat, tanpa pengobatan penderita akan meninggal rata rata dalam 4 6 bulan.
a. Leukemia Limfositik Akut ( LLA ) merupakan jenis leukemia dengan
karakteristik adanya poliferasi dan akumulasi sel sel patologis dari sistem
limfopoetik yang mengakibatkan organomegali ( pembesaran organ dalam ) dan
kegagalan organ. LLA lebih sering ditemukan pada anak anak puncaknya pada
umur 3 7 tahun. Tanpa pengobatan sebagian anak anak akan hidup 2 3 bulan
setelah terdiagnosis terutama diakibatkan oleh kegagalan dari sumsum tulang.
b. Leukemia Mielositik Akut ( LMA ) merupakan leukemia yang mengenai sel
sistem hematopoetik yang akan berdiferensiasi ke semua sel myeloid. LMA
merupakan leukemia nonlinfositik yang paling sering terjadi. Lebih sering
ditemukan pada orang dewasa ( 85% ) dibandingkan anak anak ( 15% ).
Permulaannya mendadak dan progresif dalam masa 1 3 bulan dengan durasi
gejala yang singkat. Jika tidak diobati, LMA fatal dalam 3 6 bulan.
2. Leukemia Kronik
Leukemia kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai poliferasi neoplastik dari
salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karena keganasan hematologi.
a. Leukemia Limfositik Kronis ( LLK ) adalah suatu keganasan klonal limfosit B (
jarang pada limfosit T ). Perjalanan penyakit ini biasanya perlahan, dengan
akumulasi progresif yang berjalan lambat dari limfosit kecil yang berumur
panjang. LLK cenderung dikenal sebagai kelainan ringan yang menyerang
individu yang berusia 50 70 tahun dengan perbandingan 2 : 1 untuk laki laki.
b. Leukemia Granulositik / Mielositik Kronik ( LGK / LMK ) adalah gangguan
mieloproliferasi yang ditandai dengan produksi berlebihan sel myeloid ( seri
granulosit ) yang relative matang. LGK / LMK mencakup 20% leukemia dan
paling sering dijumpai pada orang dewasa usia pertengahan ( 40 50 tahun ).
Abnormalitas genetic yang dinamakan kromosom philadelphia ditemukan pada 90
95% penderita LGK / LMK. Sebagian besar penderita LGK / LMK akan
meninggal setelah memasuki fase akhir yang disebut fase krisis blastik yaitu
produksi berlebihan sel muda leukosit, biasanya berupa mieloblas / promielosit
disertai produksi neutrofil, trombosit dan sel darah merah yang amat kurang.
B. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala leukemia limfositik akut (ALL) menyerupai AML.Tanda utama yaitu
infeksi, perdarahan, dan anemia.Gejala yang tampak seperti malaise, demam, letargi, kehilangan
berat badan karena nafsu makan berkurang, anoreksia, keringat pada malam hari, nyeri tulang
dan artralgia (nyeri pada suatu sendi), dan pucat.Selain itu, terdapat lesi infeksi pada mulut dan
tenggoroka, timbul perdarahan pada kulit (peteki, purpura, memar), gusi, atau visera.Ditemukan
pembesaran kelenjar limfe dan pembesaran organ hati dan limpa atau hepatosplenomegali pada
anak yang mengalami leukemia (Price & Wilson, 2006; Yatim, 2003; Betz & Sowden, 2009).
Patologi dan manifestasi klinis yang terkait leukemia adalah sebagai berikut :
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Darah Tepi
Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC).Anak dengan CBC kurang dari
10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik, jumlah
leukosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak
sembarang umur.
- Hemoglobin : kurang dari 10 gr/100ml
- Retikulosit : jumlah biasanya rendah
- Trombosit : <50.000/mm
- SDP : >50.000/cm dengan peningkatan SDP immatur
b. PTT : memanjang
c. Asam urat serum : mungkin meningkat
d. Copper serum : meningkat
e. Zink serum : menurun
(Doengoes, 1999)
2. Sum sum tulang
Dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran yang monoton yaitu
hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan sistem lain terdesak ( apabila
sekunder). ( Ilmu Kesehatan Anak :145)
3. Pemeriksaan lain
Pungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusat, foto thoraks untuk
mendeteksi keterlibatan mediastinum, aspirasi sumsum tulang.ditemukannya 25% sel
blast memperkuat diagnosis, pemindaian tulang atau survei kerangka untuk mengkaji
keterlibatan tulang, pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik,
jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan. (Betz, 2002).
E. Penatalaksanaan Medis
1. Kemoterapi
a. Kemoterapi pada penderita LLA
Pengobatan umumnya terjadi secara bertahap, meskipun tidak semua fase
yang digunakan untuk semua orang.
b. Kemoterapi pada penderita LMA
- Fase induksi : fase induksi adalah regimen kemotrapi yang intensif, bertujuan
untuk mengeradikasi sel sel leukemi secara maksimal sehingga tercapai
remisi komplit.
- Fase konsolidasi dilakukan sebagai tindakan lanjut dari fase induksi.
Kemoterapi konsolidasi biasanya terdiri dari beberapa siklus kemoterapi dan
menggunakan obat dengan jenis dan dosis yang sama atau lebih besar dari
dosis yang digunakan pada fase induksi. Dengan pengobatan modern, angka
remisi 50 75%, tetapi angka rata rata hidup masih 2 tahun dan yang dapat
hidup lebih dari 5 tahun hanya 10%.
c. Kemoterapi pada penderita LLK
Derajat penyakit LLK harus ditetapkan karena menentukan strategi terapi
dan prognosis. Salah satu sistem penderajatan yang dipakai ialah klasifikasi Rai :
- Stadium 0 : limfositosis darah tepid an usmsum tulang
- Stadium I : limfositosis dan limfadenopati
- Stadium II : limfositosis dan splenomegali/hepatomegali
- Stadium III : limfositosis dan anemia ( Hb < 11 gr/dl )
- Stadium IV : limfositosis dan trombositopenia < 100.000/mm3
dengan/tanpa gejala pembesaran hati, limpa, kelenjar.
Terapi untuk LLK jarang mencapai kesembuhan karena tujuan terapi bersifat
konvensional, twrutama untuk mengendalikan gejala.Pengobatan tidak diberikan
kepada penderita tanpa gejala karena tidak memperpanjang hidup.Pada stadium I
atau II, pengamatan atau kemoterapi adalah pengobatan biasa.Pada stadium III
atau IV diberikan kemoterapi intensif.Angka ketahanan hidup rata rata sekita 6
tahun dan 25% pasien dapat hidup lebih dari 10 tahun.Pasien dengan stadium 0
atau I dapat bertahan hidup rata rata 10 tahun.Sedangakn pada pasien dengan
stadium III atau IV rata rata dapat bertahan kurang dari 2 tahun.
d. Kemoterapi pada penderita LGK/LMK
- Fase Kronik : busulfan dan hidroksiurea merupakan obat pilihan yang
mampu menahan pasien bebas dari gejala untuk jangka waktu yang lama.
Regimen dengan bermacam obat yang intensif merupakan terapi pilihan fase
kronik LMK yang tidak diarahkan pada tindakan transplantasi sumsum
tulang.
- Fase Akselerasi : sama dengan terapi leukemia akut, tetapi respon sangat
rendah.
2. Radioterapi
Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel sel
leukemia.
8. Peran Hubungan
Pada umunya peran dan hubungan klien dengan keluarga tidak terganggu, klien
umumnya pendiam dan malas berkomunikasi dengan orang disekitarnya karena
perasaan takut dan cemas dengan penyakit yang dideritanya.
9. Seksualitas dan Reproduksi
Pada umumnya terganggu.
10. Koping Toleransi stres
Pada umunya klien tidak bisa berkonsentrasi dalam melakukan aktifitas. Klien
merasa cemas dan takut dengan penyakit yang dideritanya
11. Keyakinan Nilai
Pada umunya klien dan keluarga klien menyerahkan semuanya kepada Tuhan
untuk kesembuhannya.Terkadang pasien merasa Tuhan tidak adil dengannya
akibat penyakit yang diderita (hubungan spiritualnya kurang baik).
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : Takikardia, bradipneu, suhu kadang meningkat, demam,
menggigil
Kepala dan Rambut : Biasanya kulit kepala terkelupas dan merah, rambut banyak
yang rontok akibat kemoterapi
Leher : Biasanya adanya pembesaran pada kelenjar limfe
Mata : Biasanya konjungtiva pucat biasanya pada leukemia dengan
tanda dan gejala anemia, perdarahan retina, gangguan
penglihatan
Hidung : Biasanya ada epitaksis
Mulut : Biasanya sering sariawan, mukosa bibir kering/pucat, ada
perdarahan pada gusi
Thoraks : Biasanya pasien menderita CLL, ditemukan efusi pleura,
suara nafas ronkhi, frekuensi napas meningkat, dispneu
Abdomen : Biasanya ada hepatomegali, pembesaran kelenjar limpa, nyeri
ulu hati jika ada perdarahan
Ekstremitas : Biasanya ada nyeri pada tulang dan sendi
Integumen : Biasanya akral dingin, pucat, ada petekie, ekimosis, purpura,
hematoma
Neurologi : Biasanya pasien pusing, sakit kepala, gelisah, kesadaran turun
Anus : Ada perdarahan
G. Diagnosa Keperawatan
Batasan karakteristik :
Kram abdomen
Nyeri abdomen
Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal
Diare
2. Resiko perdarahan
Definisi : beresiko mengalami penurunan volume darah yang dapat mengganggu
kesehatan.
Faktor resiko :
Aneurisme
Riwayat jatuh
Trauma
Efek samping terkait terapi (mis, pembedahan,pemberian obat, pemberian
produk darah defisiensi trobosit, kemoterapi)
3. Resiko infeksi
Definisi : mengalami peningkatan resiko terserang organisme patogenik.
4. Nyeri akut
Definisi : pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul
akibbat kerusakan jaringan yang actual atau potensial atau digambarkan dalam hal
kerusakan sedemikian rupa ( International Association for the study of Pain ) : awitan
yang tiba tiba atau lambat drai intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang
dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan.
Batasan karakteristik :
Perubahan tekanan darah
Perubahan frekuensi jantung
Laporan nyeri isyarat
Diaphoresis
Sikap melindungi area nyeri
Sikap tubuh melindungi
Melaporkan nyeri secara verbal
Gangguan tidur
Batasan karakteristik :
Perubahan cara berjalan
Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik halus
Tremor akibat pergerakan
Ketidakstabilan postur
Pergerakan lambat
Pergerakan tidak terkoodinasi
H. Intervensi
I. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi
J. Evaluasi
1. Evaluasi Formatif adalah evaluasi yang segera dilaksanakan setiap kali selesai
melakukan tindakan keperawatan.
2. Evaluasi Sumatif adalah evaluasi yang dilaksanakan setelah melakukan tindakan
keperawatan selama yang ditetapkan pada criteria hasil untuk mengetahui
keberhasilan suatu tindakan yang kita lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
2014.Jakarta: EGC
Betz, C.L. & Sowden, L.A. (2009).Mosbys pediatric nursing reference 5thed.
(Penerjemah: Eny Meiliya). Jakarta: EGC (Sumber asli terbit 2004).
Whaley dan Wong, (2000). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, edisi 2, Jakarta : EGC.