ACARA II
PENETAPAN KADAR AIR TANAH
Oleh :
Dwi Linda Wati
A1D016208 / 16
PJ asisten : Agus Dianto R.
A. Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang cukup banyak di dunia ini, ditandai
dengan adanya lautan, sungai, danau dan lain sebagainya. Tanah memegang
peranan penting dalam melakukan prespitasi air yang masuk ke dalam tanah,
selanjutnya sekitar 70% dari air yang diterima di evaporasi dan dikembalikan ke
atmosfer berupa air, dan tanah memegang peranan penting dalam refersi dan
antara lain untuk memenuhi transpirasi dalam proses asimilasi. Reaksi kimia
dalam tanah hanya berlangsung bila terdapat air. Pelepasan unsur-unsur hara dari
air menghanyutkan unsur hara dapat pula dimanfaatkan untuk mencuci garam-
Fungsi lain dalam tanah adalah melapukkan mineral yaitu menyiapkan hara
larut bagi pertumbuhan tanaman dan sebagai media gerak unsur-unsur hara ke
22
akar. Jadi air merupakan pelarut dan bersama-sama hara yang lain terlarut
membentuk larutan tanah, tetapi bila air teralalu banyak maka hara tanah akan
oleh kandungan air tanah. Demikian pula daya dukung tanah sangat dipengaruhi
oleh kandungan air dalam tanah. Karena itulah, untuk mengetahui kadar air kering
tanah, padar air kapasitas lapang, dan kadar air maksimum tanah diperlukan
Acara II ini diharapkan praktikan dapat mengetahui hal hal yang tersebut di atas.
B. Tujuan
Menetapkan kadar air contoh tanah kering angin, kapasitas lapang, dan
kadar air maksimum tanah dengan metode gravitimetri (perbandingan massa air
23
II. TINJAUAN PUSTAKA
Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat di dalam
ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung
membentuk lapisan tanah yang disebut akifer. Lapisan yang mudah dilalui oleh air
tanah disebut lapisan permeable, seperti lapisan yang terdapat pada pasir atau
kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui oleh air tanah disebut lapisan
impermeable, seperti lapisan lempung atu geluh. Lapisan yang dapat menangkap
tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air
menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut di dala
tanah. Air dapat menyerap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya
adhesi, kohesi, dan gravitasi, karena air higroskopik dan air kapiler
(Hardjowigeno, 2010).
Kadar air tanah atau kelembaban tanah merupakan salah satu variabel
secara umum dapat diartikan sebagai air yang ditahan pada ruang di antara
partikel tanah. Kelembaban tanah merupakan salah satu parameter penting untuk
banyak proses hidrologi, biologi, dan kimia. Kelembaban tanah sangat erat
mengandung air. Kondisi tanah yang kering dapat menyebabkan tubuh hewan
24
tanah kehilangan air dan hal ini merupakan masalah yang besar bagi kelulusan
kadar air tanah di daerah pertanian, kadar air tanah pada saat pengolahan tanah
merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas hasil olahan tanah
sebagai media tumbuh tanaman (Russel, 1988). Perubahan sifat fisik tanah akibat
pengolahan tanah ditentukan oleh banyaknya air pada saat pengolahan tanah dan
alat pengolah tanah yang digunakan (Wirosoedarmo, 2005). Air tanah merupakan
kebutuhan pokok tiap organisme, merupakan pelarut yang baik terhadap senyawa
organik dan anorganik, medium reaksi kimia, dan penyerap panas (Abdurrahman,
2011).
Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung
dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan
udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang
bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air
jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga
mendorong untuk penyerapan air oleh akar tanaman yang bertranspirasi. Tegangan
yang terjadi pada daun oleh hilangnya air transpirasi di transmisikan ke xylem
25
batang dan akhirnya ke akar. Apabila tegangan air dalam akar lebih besar dari
tegangan yang mengikat air dalam tanah, air bergerak ke dalam akar (Foth, 1994).
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah.
Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada
tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir
curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya
tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau
Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas
lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga
bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang
dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik
layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan
26
III. METODE PRAKTIKUM
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah contoh tanah kering.
keranjang stainlist, cawan tembaga porus, bejana seng, kertas label, spidol, pipet
tetes, bak perendam, serbet, kertas saring, oven, tang penjepit, dan eksikator.
B. Prosedur Kerja
dengan keadaan terbuka selama kurang lebih 4 jam dengan suhu 100-
105 C.
d. Setelah pengovenan selesai, botol timbangan tesebut diangkat dengan
eksikator.
e. Setelah botol dalam keadaan dingin, ditimbang kembali, sehingga
27
Keterangan: (b-c)= massa air; (c-a)= massa kering tanah mutlak (massa
padatan).
2. Kadar Air Kapasitas Lapang (Metode Pendekatan)
a. Keranjang stainless dibersihkan, kemudian beri label dan ditimbang
seng.
c. Kemudian contoh tanah kering angin 0,5 mm dimasukan ke dalam
tanpa ditekan.
d. Air sebanyak 2 ml diteteskan dengan menggunakan pipet ukur secara
bejana seng ditutup, dan diletakan dalam tempat teduh, biarkan selama
15 menit.
e. Keranjang stainless dikeluarkan dari bejana seng, dan diayak dengan
label.
b. Pada dasar cawan diberikan kertas saring, kemudian dijenuhi dengan air,
ditimbang, kemudian diisi dengan contoh tanah halus ( 0,5 mm) hingga
28
d. Cawan tembaga porus yang telah diisikan dengan tanah direndam dalam
atau hingga dingin. Setelah itu ditimbang sehingga didapat nilai berat c
(c= gr).
h. Tanah yang berada dalam cawan tembaga porus dibuang, sehingga hanya
petridisk yang sama, sehingga didapat nilai berat d (d= gr). Kemudian
29
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Kadar air
Botol timbang (a)+ contoh (b) Setelah
Ulangan tanah kering
kosong (a g) tanah (b g) dioven (c g)
udara (%)
Ka 1 21,03 30,58 30,20 4,14 %
Ka 2 23,37 32,76 32,40 3,99 %
Rata-rata 4,065 %
Perhitungan :
bc
Ka1= x 100
c a
30,5830,20
x 100
30,2021,03
30
0,38
x 100
9,17
= 4,14 %
32,7632,40
Ka2= x 100 %
32,4023,37
0,36
x 100
9,03
= 3,99 %
Ka1+ Ka2
Karata rata=
2
4,14 + 3,99
2
= 4,065 %
Perhitungan :
2
KL= x 100 + Ka
b(a+2)
2
KL1= x 100 +4,065
91,79( 74,15+2 )
2
x 100 +4,065
15,64
= 12,79 % + 4,065 %
31
= 16,86 %
2
KL2= x 100 +4,065
88,27( 76,98+2 )
2
x 100 +4,065
9,29
= 21,53 % + 4,065 %
= 25,6 %
KL1+ KL 2
KLratarata=
2
16,86 +25,6
2
= 21,23 %
Cawan + Petridish +
(a) + tanah (b)
kertas saring cawan + Kadar air
basah Setelah
Ulangan jenuh + kertas saring maksimum
jenuh air dioven 24
petridish setelah (%)
(b g) jam (c g)
(a g) dioven (d g)
KAM-1 91,66 164,74 138,57 90,96 53,5 %
KAM-2 92,64 167,82 142,57 91,78 48 %
Rata-rata 50,75 %
Perhitungan :
( ba )( cd )
KAM= x 100
( cd )
( 164,7491,66 )( 138,5790,96 )
KAM 1= x 100
(138,5790,96 )
32
25,47
x 100
47,61
= 53,5 %
( 167,8292,64 )( 142,5791,78 )
KAM 2= x 100
( 142,5791,78 )
75,1850,79
x 100
50,79
24,39
x 100
50,79
48
KAM 1+ KAM 2
KAM ratarata=
2
53,5 +48
2
101,5
2
50,75
B. Pembahasan
Air terdapat di dalam tanah karena ditahan/diserap oleh masa tanah, tertahan
oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat
meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan
gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat
Gaya kohesi adalah gaya tarik menarik antara molekul-molekul zat sejenis,
gaya kohesi inilah yang menjaga setetas air tetap mempertahankan bentuknya.
33
Kohesi pula yang menyebabkan air dan minyak tidak dapat menyatu karena
antarmolekul air dan antarmolekul minyak sangat kuat gaya tarik kohesinya.
Sedangkan, gaya adhesi adalah gaya tarik menarik antara molekul yang berlainan
jenis, contohnya adalah terserapnya air oleh tanah. Karena terdapatnya gaya
adhesi dan kohesi pada tanah dan air, maka dapat tercipta air higroskopis dan air
Air higroskopis yaitu air tanah yang diabsorpsi atau diserap oleh tanah
dengan sangat kuat karena kondisi tanah yang kering dan kondisi atmosfer serta
kelembaban yang relatif tinggi, menyebabkan tanah memiliki gaya adhesi yang
sangat kuat terhadap air guna mempertahankan air agar tetap di dalam tanah, serta
gaya kohesi air dalam mempertahankan bentuknya. Hal tersebut menyebabkan air
dalam tanah tidak tersedia bagi tanaman dan akan terus berlangsung hingga
Air kapiler adalah air dalam tanah dimana daya kohesi (tarik menarik antara
butir-butir air) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air
ini dapat bergerak kesamping atau keatas karena gaya-gaya kapiler. Sebagian
besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman.
Air ini terletak di antara kapasitas lapang dan koefisien higroskopis. Air kapiler
ini mengisi pori-pori tanah. Air kapiler bisa juga berasal dari air dalam tanah (dari
zona jenuh) yang naik ke atas melalui pori-pori tanah akibat pengaruh gaya
kapiler tanah. Besarnya air kapiler dalam tanah akan sangat tergantung pada sifat
34
Gaya gravitasi bumi adalah gaya tarik bumi yang menyebabkan benda lain
tertarik ke pusat bumi karena adanya gaya yang saling tarik-menarik setiap
partikel yang memiliki massa. Bumi memiliki massa yang sangat besar sehingga
memiliki gaya gravitasi yang besar pula maka dari itu bumi mempu menarik
benda-benda yang ada disekitarnya, salah satu contohnya adalah air yang dapat
terserap oleh tanah, selain dipengaruhi oleh adaya gaya gravitasi adanya pori-pori
atau diameter tanah yang lebih besar dibandingkan dengan air juga turut berperan
didalamnya, karena jika tanah tidak memiliki pori-pori dan sangat plastis sperti
plastik maka air hanya akan tertahan di atas tanah (Hardjowigeno, 1993).
Air gravitasi merupakan bentuk nyata bahwa gaya gravitasi dan pori-pori
tanah sangat berperan dalam ketersediaan air tanah. Air gravitasi merupakan air
tanah yang tidak mampu ditahan oleh tanah dan sangat mudah meresap karena
adanya gaya gravitasi bumi, hal tersebut terjadi karena diameter tanah yang cukup
besar sehingga berat tanah menjadi kecil, dan menyebabkan kemampuan tanah
menahan air pun menjadi kecil pula. Hal ini sering terjadi pada tanah berpasir
Pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh
udara atau air). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar atau pori
makro (macro pore) dan pori-pori halus atau pori mikro (micro pore). Pori-pori
kasar berisi udara atau air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi),
sedangkan pori-pori halus berisi air kapiler atau udara. Tanah-tanah pasir
mempunyai pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah liat. Tanah dengan
banyak pori-pori kasar sulit menahan air sehingga tanaman mudah kekeringan.
35
Tanah-tanah liat mempunyai pori-pori total (jumlah pori-pori makro + mikro),
Kadar air tanah adalah jumlah air yang dapat disimpan oleh tanah. Tanah
bc
kadar air kering angin menggunakan rumus : Ka1= x 100 . Contoh
c a
menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya
tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus-menerus diserap
oleh akar-akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama semakin kering.
Pada suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga
kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi air atau setelah hujan lebat tanah
dibiarkan selama 48 jam, sehingga air gravitasi sudah turun semua. Pada kondisi
kapsitas lapang, tanah mengandung air yang optimum bagi tanaman karena pori
makro berisi udara sedangkan pori mikro seluruhnya berisi air serta berlakunya
gaya kapiler pada tanah yang juga menyebabkan air tertahan oleh tanah dan hanya
bergerak naik atau kesamping. Kandungan air pada kapasitas lapang ditahan
Titik layu permanen adalah kandungan air tanah mana akar-akar tanaman
mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu.
Tanaman akan tetap layu baik pada siang maupun malam hari (Hardjowigeno,
36
2010). Pada titik layu permanen, air ditahan pada tegangan 15 atm atau pada pF
4,2 atau biasa disebut sebagai air higroskopis, yang terjadi karena tanah bersifat
sangat kering dan berlakunya gaya adhesi yang sangat kuat pada tanah sehingga
air benar-benar terikat atau dipertahankan oleh tanah, hal tersebut dipengaruhi
pula oleh kondisi tekanan atmosfer dan kelembaban yang relatif tinggi. Titik layu
permanen disebut juga sebagai koefisien layu tanaman, hal tersebut akan terus
air tanah, semakin dalam maka ketersediaan dan kadar air tanah
permukaan tanah.
4. Senyawa kimiawi garam-garam dan senyawa pupuk atau
37
osmoti yang dapat menarik dan menghidrolisis air sehingga
mengikat air. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih
kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada
Faktor lain yang mempengaruhi kadar air tanah adalah struktur tanah, pori
tanah, dan permeabilitas tanah. Tanah yang mempunyai ruang pori lebih banyak
akan mampu menyimpan air dalam jumlah lebih banyak. Karena ruang-ruang pori
tersebut memiliki kadar air kering udara sebesar 4,14% pada percobaan Ka1 dan
3,99 % pada percobaan Ka2, sehingga ditetapkan kadar air kering tanah udara
dengan rata-rata sebesar 4,065 %. Kadar Air Kapasitas Lapang pada tanah Entisol
dihasilkan pada percobaan KL1 didapatkan hasil kapasitas lapang sebesar 16,86%
dan di percobaan KL2 didapatkan hasil nilai kapasitas lapang sebesar 25,6 %,
ketiga, yaitu percobaan Kadar Air Maksimum Tanah dengan menggunakan tanah
Inceptisol yang dilakukan dengan dua percobaan didapatkan hasil kadar air
maksimum sebesar 16,86% pada percobaan KAM1 dan hasil sebesar 25,6 % pada
38
maksimum tanah adalah sebesar 21,23 %. Ini sama halnya sepertu menurut
Hardjowigeno (1993) bahwa air terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap)
oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase
yang kurang baik. Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-
gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Lain halnya dengan kadar air maksimum, suatu
jenis tanah ditentukan oleh daya hisap matriks atau partikel tanah, kedalaman
tanah dan pelapisan tanah (Hakim, 1986). Tekstur tanah yang halus menyebabkan
porositasnya rendah sehingga mampu menahan air. Tinggi rendahnya kadar air
maksimum tergantung juga pada jenis tanah, sebab tanah juga mempunyai tekstur
yang berbeda pula. Demikian lah yang terjadi pada derajat kerut tanah yang kami
Hakim (1986).
A. Kesimpulan
1. Kadar air tanah kering udara dari contoh tanah entisol adalah sebesar
39
B. Saran
Praktikan harus melakukan cara kerja praktikum dengan urut dan teliti, agar
hasil data yang didapatkan benar. Peralatan praktikum yang digunakan juga harus
DAFTAR PUSTAKA
Buckman dan Nyle.C. Brady., 1982. Ilmu Tanah. Jakarta: Bhatara Karya Aksara.
Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung: UNILA Pers.
40
Indranada, Henry. 1994. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Semarang: Bumi Aksara.
Lee, K. E. 1985. Earthworms, Their Acology and Relationship with Soil and Land
Use. Australia: Academic Press.
Russel, E. W. 1988. Soil Conditions and Plant Growth. Eleventh Edition. New
York: John Willey Sons.
LAMPIRAN
41
Pengamatan kadar air, kapasitas lapang, dan kadar air maksimum
42
43
ACARA II
I. PENDAHULUAN........................................................................................22
A. Latar Belakang.........................................................................................22
B. Tujuan.......................................................................................................23
B. Prosedur Kerja..........................................................................................27
A. Hasil.........................................................................................................31
B. Pembahasan..............................................................................................34
A. Kesimpulan...............................................................................................40
B. Saran.........................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................41
LAMPIRAN...........................................................................................................42
44