Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH AGROFORESTRI

REVIEW JURNAL
KAITANNYA AGROFORESTRI DENGAN KONSERVASI AIR

Di Susun Oleh :
Nama : Moch Sofiyulloh
NIM : 17/409329/KT/08433
Mata kuliah : Agroforestri

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
A. Definisi agroforestri
Agroforestry merupakan sebuah sistem dalam dunia kehutanan
yangmengkombinasikan antara tanaman hutan dengan tanaman pertaniaan dengan tujuan
menjadi jalan tengah dalam permasalahan ekomoni sosial dan lingkungan, jadi inegrasi di
dalamnya akan menimbulkan keseimbangan dan juga nilai nilai ekonomi, lingkungan dan
sosial tercapai tanpa saling meniadakan satu sama lai, namun beberapa ahli juga berpendapat
melalui beberapa penjelasan di bawah ini.
Masyarakat tradisional memiliki akumulasi pengetahuan berdasarkan pengalaman
yang diperoleh secara formal maupun non formal. Pengetahuan itu yang kemudian dikerjakan
sebagai sebuah pilihan dari praktek budidaya yang memberikan hasil terbaik sesuai dengan
tujuan mereka (Boedhihartono, 2017). Petani telah memiliki pengetahuan lokal mengenai
ekologi, pertanian dan kehutanan yang terbentuk secara turun - temurun dari nenek moyang
mereka dan berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Pengetahuan lokal ini berupa
pengalaman bertani dan berkebun serta berinteraksi dengan lingkungannya. Selanjutnya juga
dinyatakan bahwa pengetahuan lokal petani tentang ekologi ini telah dipraktekkan oleh petani
dalam upaya untuk melindungi kesuburan tanah dan konservasi air antara lain dengan
menerapkan sistem agroforestri. Senoaji (2012) mendefinisikan agroforestri adalah suatu
sistem pengelolaan lahan yang merupakan kombinasi antara produksi pertanian, termasuk
pohon, buah-buahan dan atau peternakan dengan tanaman kehutanan. Sistem agroforestri
merupakan sistem pengelolaan sumber daya alam yang dinamis dan berbasis ekologi, dengan
memadukan berbagai jenis pohon pada tingkat lahan pertanian maupun pada suatu bentang
lahan. Pengelolaan lahan dengan sistem agroforestri bertujuan untuk mempertahankan lahan
dan keanekaragaman produksi lahan sehingga berpotensi memberikan manfaat sosial
ekonomi dan lingkungan bagi 26 para pengguna lahan. Agroforestri merupakan suatu bentuk
hutan kemasyarakatan yang memanfaatkan lahan secara optimal dalam suatu hamparan, yang
menggunakan produksi berdaur panjang dan berdaur pendek, baik secara bersamaan maupun
berurutan. Agroforestri merupakan komoditas tanaman yang kompleks, yang didominasi oleh
pepohonan dan menyediakan hampir semua hasil dan fasilitas hutan alam. Menurut
University of Missouri Center for Agroforestry (2015), agroforestri merupakan peluang baru
yang memberikan pertanian yang memperhatikan kelestarian iklim secara cerdas, penataan
lahan, habitat bagi satwa liar, meningkatkan kualitas udara dan air, diversifikasi pendapatan
dan meningkatkan kesejahteraan petani. Secara singkat agroforestri merupakan pengelolaan
pemanfaatan lahan secara intensif yang mengkombinasikan pohon dengan pertanian dan atau
ternak.
Praktek agroforestri secara spesifik dirancang untuk menyesuaikan kebutuhan ekologi
pada lahan tersebut dengan tujuan manusia sebagai pengelolanya.Agroforestri sebagai sistem
penggunaan lahan yang mengkombinasikan tanaman berkayu (pepohonan, perdu, bambu,
rotan) dengan tanaman tidak berkayu atau dapat pula dengan rerumputan (pasture), kadang-
kadang ada komponen ternak 27 atau hewan lainnya (lebah, ikan) sehingga terbentuk
interaksi ekologis dan ekonomis antara tanaman berkayu dengan komponen lainnya.
Wulandari (2012) menyatakan bahwa agroforestri adalah salah satu teknologi dalam optimasi
pemanfaatan lahan pada suatu areal. Kombinasi dalam penanamannya, setidaknya 2 (dua)
komoditas atau jenis tanaman dapat dilakukan secara simultan atau bergantian. Masyarakat
menggunakankombinasi berbagai jenis pohon sebagai naungannya baik jenis pohon hutan
maupun pohon buah-buahan.

B. Ciri agroforestri
Ciri dan karakteristik pemanfaatan lahan dengan sistem
agroforestri antara lain:
1. Mempunyai beberapa fungsi dari aspek lingkungan, misalnya konservasi lahan
terhadap kesuburan dan erosi/kelongsoran, penahan derasnya angin yang akan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang lain, sebagai tempat peristirahatan
keluarga untuk melakukan pekerjaan industri rumah tangga,
2. Usaha pemanfaatan lahan dengan sistem agroforestri yang sederhana pun secara
biologis maupun ekonomis lebih kompleks daripada usaha pemanfaatan lahan
monokultur,
3. Usaha pemanfaatan lahan diupayakan oleh seseorang maupun kelompok secara
terencana maupun tidak terencana menjadi tolok ukur keberhasilan sistem
agroforestri,
4. Usaha pemanfaatan lahan dengan sistem agroforestri melibatkan lebih banyak nilai-
nilai sosial budaya yang saling mempengaruhi, dibandingkan dengan sistem
pemanfaatan lahan lainnya,
5. Mempunyai strata tajuk yang bervariasi khususnya pada komunitas vegetasi yang
membentuk ekosistem setempat . Sistem agroforestri memiliki karakter yang berbeda
dan unik dibandingkan sistem pertanian monokultur. Adanya beberapa komponen
berbeda yang saling berinteraksi dalam satu sistem (pohon, tanaman dan atau ternak)
membuat sistem ini memiliki karakteristik yang unik, dalam hal jenis produk, waktu
untuk memperoleh produk dan orientasi penggunaan produk. Jenis produk yang
dihasilkan sistem agroforestri sangat beragam, yang bisa dibagi menjadi dua
kelompok yaitu produk untuk komersial (misalnya bahan pangan, buahbuahan,
hijauan makanan ternak, kayu bangunan, kayu bakar, daun, kulit, getah) dan
pelayanan jasa lingkungan.

Agroforestry juga bisa dimanfaatkan sebagai solusi terbatasnya lahan, dimana tren
yang terjadi adlah kawasan hutan daritahun ke tahun terus berkurang daninibisa mengancam
kelestarian hutan, maka dengan adanya sistem ini diharapkan masarakat mampu
memanfaatkan lahan pekrangannyaatau kebunnya untuk menanam tanaman berkayu
sabagaitanaman kombinasi. Fungsi lain juga sangat beragam diataranya adalah, konservasi
keanekaraaman hayati, karena keberagaman tanaman dan pohon yang
ditamanmampumenjadi habitat dari satwa, kemudian fungsi lain adalah konservasi tanah dan
air, tentu dengan kombinasi ini, antara pertanian dan kehutanan akanmengakibatkan
terjaganya tanah,dimana tanah diolah secara teratus oleh petani dan dilindungi oleh tajuk
tajuk tanaman hutan, dan unutk konservasi air akan dibahas lebih lanjut diparagraf
berikutnya.

C. Peran Agroforestry dalam Konservasi Air


Penjelasan mengenai agroforestry telah tergambar jelas di atas, kemusdian apakah
kaitannya dengan konservasi air. Konservasi asir adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke
tanah untuk pertanian seefisien mungkin, dan mengatur waktu aliran agar tidak terjadi banjir
yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau.
Praktik agroforestrui merupakan strategi yang mampu menjaga kondisi air terjaga.
Dalam sistem pertanian konvensional, kurang dari setengahnya pupuk N dan fosfor yang
diaplikasikan diambil oleh tanaman. Akibatnya, kelebihan pupuk terhanyut dari pertanian
ladang melalui limpasan permukaan atau larut ke dalam air bawah permukaan pasokan,
dengan demikian mencemari sumber air dan mengurangi air kualitas (Cassman 1999).
Misalnya, limpasan permukaan pertanian dapat menyebabkan kelebihan sedimen, nutrisi, dan
pengiriman pestisida ke menerima badan air dan merupakan kontributor utama eutrofikasi.
Sistem agroforestry mengurangi kecepatan limpasan, dengan demikian meningkatkan
infiltrasi, sedimen deposisi, dan retensi nutrisi. Buffer juga mengurangi nutrisi pindah ke air
tanah dengan mengambil kelebihan nutrisi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
penyangga vegetatif agro forestry mengurangi polusi sumber nonpoint dari pertanian tanaman
baris. Dalam hal ini fungsidari pohon sendiri bisa menjadi pompa hara, dimana perakaran
pohon mempa hara yang ada di dalam tanah, kemudia pohon menghasilkan seresah yang bisa
dimanfaatkan sebagai nutrisi bagi tanaman. Dan perakana pohon juga bisa berfungsi sebagai
penyelamat hara dengan menangkap hara hara yang tercuci di lapangan. Pohon juga punya
yang lebih panjang musim tanam daripada kebanyakan tanaman agronomis, yang meningkat
penggunaan nutrisi dan efisiensi penggunaan dalam sistem agroforestry oleh menangkap
nutrisi sebelum dan sesudah musim tanam. Apabila dianalisis kembali dengan penambahan
tegakan dalam suatu wilayah, maka potensi untuk menambah sumber air tinggi.
Bebrapa penelitian sudah membuktikan, seperti studi kasus di DAS Cimuntur ini,
Penerapan beberapa skenario pola agroforestri pada penggunaan lahan yang menyimpang
dari fungsi tata ruang mampu mempertahankan fungsi lingkungan yang ditinjau dari respon
hidrologi. Penerapan agroforestri mampu meningkatkan nilai KRS (koofesien rejim sungai)
sebesar 65,3% - 65,8%, nilai debit spesifik sebesar 16,4% - 16,9%, dan nilai TDS
konsentarasi sedimen terlarut)( sebesar 68,1% - 71,7%. Pola agroforestri yang menghasilkan
respon hidrologi terbaik adalah pola dengan skenario tiga yaitu: pola agroforestri yang terdiri
dari tanaman kayu-kayuan (sengon), tanaman buah (rambutan), tanaman perkebunan
(cengkih, kelapa, petai, pisang,), tanaman bawah tahunan (kapulaga dan pisang), dan tanaman
bawah semusim (singkong). Hal ini dikarenakan pola agroforestri skenario 3, mampu
menghasilkan nilai indikator (KRS, nilai debit spesifik, C dan TDS) lebih kecil dibandingkan
pola yang lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa, agroforestry mempunyai peranan besar dalam
menjaga konservasi air,dengan pola tanam dan sistem didalamnya mampu menjaga
kestabilan suplai air.

Sumber :

Boedhihartono, A.K. 2017. Can Community Forests be Compatible with Biodiversity


Conservation in Indonesia? Land Journal. 6(21): 1-17.

Edy,J. Yongky, I. 2018. Respon Hidrologi Akibat Penerapan Pola Agroforestri Pada
Penggunaan Lahan Tidak Sesuai Kesesuaian Lahan (Studi Kasus Di DAS Cimuntur).
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallaceae Vol 7 No. 1

Rizka, M. Hilda L. Asep M. 2012. Upaya Konservasi Tanah dan Air dengan Agroforestry di
Subang Selatan. Prosiding Pemaparan Hasl Penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi.

Senoaji, G. 2012. Pengelolahan Lahan dengan Sistem Agroforestri oleh Masyarakat Baduy di
Banten Selatan. Jurnal Bumi Lestari.12 (2): 283-293.

Zinabu, W. 2015. The Role Of Agroforestry in Soil and Water Conservation. LAP
LAMBERT Academic Publishing. Saarbrucken. Germany

Anda mungkin juga menyukai