Anda di halaman 1dari 4

EKOSISTEM HUTAN

A. PENDAHULUAN
Bagian terbesar dari ekosistem adalah kumpulan tumbuhan dan binatang yang secara
bersama-sama dan otomatis membentuk suatu masyarakat tumbuhan dan binatang yang di
namakan komunitas(Rososoedarmo dkk, 1986). Komunitas terdiri dari berbagai organisme
yang saling berhubungan pada suatu daerah tertentu. Kesatuan dari berbagai organisme itu bisa
menjadi perwakilan dari suatu tipe komunitas ataupun ekosistem tertentu yang memiliki
karakteristik tertentu, sehingga menjadi pembeda antara satu komunitas atau ekosistem dengan
komunitas atau ekosistem lainnya.
Santoso (1996) mengemukakan bahwa ekosistem merupakan salah satu tingkat
keanekaragaman hayati (biodiversitas) karena keanekaragaman hayati pada dasarnya terdiri
atas tiga tingkatan yaitu gen, spesies atau jenis, dan tingkatan ekosistem. Di Indonesia di kenal
ada beberapa tipe ekosistem yaitu hutan hujan, hutan musim, savanna, dan padang
rumput(Resosoedarno dkk, 1986). Beberapa ekosistem hutan yang akan di uraikan di sini
antara lain ekosistem hutan gambut, hutan rawa, dan hutan musim.
B. Pembahasan
1. Ekosistem Hutan Gambut
Arief (1994) mengemukakan bahwa gambut itu terjadi pada hutan-hutan yang
pohonnya tumbang dan tenggelam ke dalam lumpur yang hanya mengandung sedikit oksigen,
sehingga jasad renik tanah sebagai pelaku pembusukkan tidak mampu melakukan tugas secara
baik. Akhirnya bahan organik tanah dari pepohonan yang telah mati dan tumbang tertumpuk
dan lambat laun berubah menjadi gambut.
a. Gambut ombrogen
Bentuk gambut ini umumnya di jumpai dan banyak di temukan di daerah dekat
pantai dengan kedalaman gambut mencapai 20 m.
b. Gambut topogen
Bentuk gambut seperti ini tidak sering di jumpai,biasanya terbentuk pada lekukan-
lekukan tanah di pantai (di balk bukit pasir) dan di daerah pedalaman yang
drainasenya terhambat.
Tipe ekosistem hutan gambut ini berada pada daerah yang mempunyai tipe iklim A dan B (tipe
iklim menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson), pada tanah organosol yang memiliki lapisan
gambut setebal lebih dari 50 cm (Santoso, 1996; Direktorat Jenderal Kehutanan,1976). Hutan
gambut terletak di antara hutan rawa dan hutan hujan.

2. Ekosistem Hutan Rawa


Beberapa ciri dari tipe ekosistem hutan rawa adalah ekosistem hutan yang tidak
dipengaruhi oleh iklim, terdapat pada daerah dengan kondisi tanah yang selalu tergenang air
tawar, pada daerah yang terletak dibelakang hutan payau (mangrove) dengan jenis tanah
alluvial dan kondisi aerasinya buruk (Arief, 1994).Penyebaran spesies tumbuhan yang ada di
ekosistem hutan rawa tidak merata.
Meskipun demikian ada juga yang menyerupai hutan hujan tropis dataran
rendah dengan pohon pohon berakar tunjang, berbagai spesies palem dan terdapat spesies-
spesies tumbuhan epifit tetapi kekayaan jenis dan kepadatannya tentu lebih rendah
dibandingkan dengan ekosistem hutan hujan tropis (Ewusie, 1990).

3. Ekosistem Hutan Musim


Vegetasi yang berada dalam ekosistem hutan musim di dominasi oleh sepsis-
spesies pohon yang menggugurkan daun di musim kering, sehingga tipe ekosistem hutan
musim ini di sebut juga hutan gugur daun atau deciduous forest. Terdapat banyak cahaya dari
sinar matahari yang bisa masuk hutan sampai lantai hutan,apalagi pada saat sedang gugur. Hal
itu memungkinkan tumbuh dan berkembangnya berbagai jenis spesies semak dan herba yang
menutup lantai hutan secara rapat, sehingga menyulitkan orang masuk ke dalam hutan.
Menurut ketinggian tempat dari permukaan laut, hutan musim di bedakan
menjadi 2 zona atau wilayah yaitu sebagai berikut(Santoso, 1996)
1. Zona 1 dinamakan hutan musim bawah karena terletak pada daerah dengan
ketinggian tempat 0-1.000 m dari permukaan laut.
2. Zona 2 dinamakan hutan musim tengah dan atas karena terletak pada daerah dengan
ketinggian tempat 1.000-4.000 m dari permukaan laut.

C. Kesimpulan

1. Ekosistem Hutan gambut adalah hutan yang tumbuh di atas kawasan yang di genangi
air dalam keadaan asam dengan pH 3,5-4,0.
2. Ekosistem hutan rawa adalah ekosistem hutan yang tidak terpengaruh oleh iklim,
terdapat pada daerah yang terletak di belakang hutan payau dengan jenis tanah alluvial,
kondisi aerasi buruk, vegetasinya hijau dan mempunyai beberapa lapisan tajuk.
3. Ekosistem hutan musim merupakan ekosistem campuran yang terdapat di daerah
beriklim muson, rata-rata curah hujan 1.000-2.000 mm per tahun, rata-rata suhu bulanan
21o-32 oC.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, A. 1994. Hutan: Hakikat dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan. Jakarta:
Penerbit Yayasan Obor Indonesia.
Direktorat Jendral Kehutanan. 1976. Vademecum Kehutanan Indonesia.Jakarta:
Departemen Pertanian Direktorat Jendral Kehutanan.
Ewusie, J. Y. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. Terjemahan oleh Usman Tanuwidjaja.
Penerbit Institut Teknologi Bandung.
Irwan, Z. D. 1992. Prinsip Prinsip Ekologi dan Organisasi: Ekosistem, Komunitas, dan
Lingkungan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Resosoedarmo, S., K. Kartawinata, dan A. Soegiarto. 1986. Pengantar Ekologi.
Bandung: Remadja Rosda Karya.
Santoso, Y. 1996. Diversitas dan Tipologi Ekosistem Hutan yang Perlu Dilestarikan.
Proseding Simposium Penerapan Ekolabel di Hutan Produksi pada tanggal
10-12

Anda mungkin juga menyukai