Anda di halaman 1dari 4

Tugas Individu

Hama dan Penyakit Tanaman

HAMA ULAT TRITIP PADA TANAMAN KUBIS

NAMA : RAHMATUL FURQAN


NIM : G011171308
KELAS : HPT C

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
Plutella xylostella dikenal sebagai ulat tritip atau black diamond,
merupakan hama yang penting pada tanaman sayuran yang dapat merusak
tanaman sejak fase larva yaitu memakan daging daun tanaman yang muda tetapi
kulit ari biasanya tidak dimakan sehingga daun kelihatan noda-noda putih dan
sering disebut juga hama putih. Jika kulit ari yang diserang menjadi kering
daunnya dan kelihatan akan berlubang-lubang. Plutella xylostella merupakan
serangga yang bermetamorfosis sempurna (holometabola) dengan empat stadia
hidup yaitu stadia telur, larva, pupa, dan imago. Tingkat populasi larva Plutella
xylostella umumnya meningkat semenjak tanaman kubis berumur 5 minggu
sampai 9 minggu setelah tanam. Serangan yang berat oleh hama ini dapat
menurunkan hasil baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Klasifikasi Plutella xylostella adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Plutellidae
Genus : Plutella
Species : Plutella xylostella
Larva (ulat) terdiri dari 4 instar, berwarna hijau, lincah, dan bila tersentuh
larva akan menjatuhkan diri.. Larva instar pertama setelah keluar dari telur segera
menggerek masuk ke dalam daging daun. Instar berikutnya baru keluar dari daun
dan tumbuh sampai instar keempat. Pada kondisi lapangan, perkembangan larva
dari instar I-IV selama 3-7; 2-7; 2-6; dan 2-10 hari. Larva atau ulat mempunyai
pertumbuhan maksimum dengan ukuran panjang tubuh mencapai 10-12 mm.
Prepupa berlangsung selama lebih kurang 24 jam, setelah itu memasuki stadium
pupa. Panjang pupa bervariasi sekitar 4,5-7,0 mm dan lama umur pupa 5-15 hari.
Serangga dewasa berupa ngengat (kupu-kupu) berukuran kecil, berbentuk
ramping, berwarna coklat-kelabu, panjangnya ±1,25 cm, sayap depan bagian
dorsal memiliki corak khas yaitu tiga titik kuning seperti berlian, sehingga hama
ini terkenal dengan nama ngengat punggung berlian (diamondback moth). Nama
lain dari serangga tersebut adalah ngengat tritip dan ngengat kubis (cabbage
moth). Aktif pada malam hari (nocturnal), dapat berpindah-pindah dari satu
tanaman ke tanaman lain atau daerah ke daerah lain dengan bantuan hembusan
angin. Siklus hidup berlangsung sekitar 2-3 minggu mulai dari telur hingga
menjadi dewasa.
Plutella xylostella merusak tanaman dari stadia larva atau ketika masih
menjadi ulat. Gejala serangan yang khas adalah daun berlubang-lubang seperti
jendela yang menerawang dan tinggal urat-urat daunnya saja. Akibat serangan
hama ini, kehilangan hasil dapat mencapai 58%-100%, terutama di musim
kemarau.
Larva Plutella xylostella memakan bagain bawah daun sehingga tinggal
epidermis bagian atas saja. Gejala serangan hama ini yang terlihat pada daun
sangat khas dan tergantung dari instar larva yang menyerang. Larva instar I
memakan daun kubis dengan jalan membuat lubang ke dalam permukaan bawah
daun. Setelah itu larva membuat liang-liang korok ke dalam jaringan parenkim
sambil memakan daun.
Larva instar II keluar dari liang-liang korok yang transparan dan memakan
jaringan daun pada permuakaan bawah. Demikian juga dengan larva instar III dan
IV memakan daun dalam jumlah yang lebih banyak sehingga meninggalkan cirri
yang khas, yaitu lapisan epidermis tipis pada permukaan atas bekas gigitan ulat
akan pecah dan menimbulkan lubang besar pada daun. Bila populasi tinggi,
kerusakan berat pada daun sering terjadi, yaitu hamper seluruh daun dimakan
larva dan hanya meninggalkan tulang-tulang daun. Biasanya hama ini menyerang
tanaman yang masih muda, yaitu sebelum tanaman membentuk krop dan paling
banyak muncul pada pertanaman berumur 2-6 minggu setelah tanam.
Pengendalian dapat dilakukan dengan:
Kultur Teknik
Melakukan pergiliran tanaman yang bukan famili brassicaceae, tumpang sari
tanaman kubis dengan tomat, daun bawang dan jagung, serta penanaman tanaman
perangkap seperti Rape di sekeliling kebun.
Musim Tanam
Lebih baik untuk menanam kubis dan brassica lain pada musim hujan, karena
populasi hama tersebut dapat dihambat oleh curah hujan.
Pengendalian Hayati
Melepaskan musuh alami berupa predator (Paederus sp, Harpalus sp.) atau
parasitoid (Cotesia plutella, Diadegma eucerophaga, dan D. semiclausum), dan
patogen (Bacillus thuringiensis, Beauveria bassiana) yang bila diaplikasikan
dapat menekan populasi dan serangannya.
Mekanis
Membuat perangkap ngengat berupa sex feromon sintesis yang disebut ugratus
Ungu yang dipasang di sekitar kebun kubis.
Kimiawi
Aplikasi ini dilaksanakan setelah hama tersebut mencapai atau melewati ambang
ekonomi, dengan memilih insektisida kimia selektif yang efektif tetapi mudah
terurai seperti Dipel WP, Bactospeine WP, Florbac FC, atau penyemprotan
insektisida biologi berbahan aktif Bacillus thuringiensis.

Anda mungkin juga menyukai