Botani adalah ilmu tunbuh-tumbuhan, termasuk juga jamur dan alga dengan mikologi dan fikologi berada di dalam cabang ilmu botani. Dengan demikian, dalam botani dipelajari semua disiplin ilmu biologi, seperti genetika, pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, perkembangan, interaksi dengan komponen biotik dan konponen abiotik, serta evolusi yang berhubungan dengan tumbuhan. Istilah botani berasal dari Bahasa Yunani Kuno, βοτάνη (botane), yang berarti rerumputan atau padang penggembalaan. Botani berakar dari ilmu herbalisme, ilmu yang mempelajari pemanfaatan tumbuhan untuk khasiatnya secara medis. Terdapat berbagai catatan kuno yang mengklasifikasikan tumbuhan berdasarkan jenis dan manfaatnya di India (1100 SM), Avestan kuno, dan China (221 SM). Botani modern merujuk kepada kebudayaan di Yunani Kuno, terutama Theoprastus (sekirat 371–287 SM), seorang murid Aristoteles yang menemukan prinsip ilmu botani. Etnobotani merupakan ilmu botani mengenai pemanfaatan tumbuhan dalam keperluan sehari-hari dan adat suku bangsa. Studi etnobotani tidak hanya mengenai data botani taksonomis, tetapi juga menyangkut pengetahuan botani yang bersifat kedaerahan, berupa tinjauan interprestasi dan asosiasi yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan tanaman, serta menyangkut pemanfaatan tanaman tersebut telah diutamakan untuk kepentingan budaya dan kelestarian sumber daya alam. Berdasarkan uraian di atas maka dirasa perlu untuk diadakannya praktikum etnobotani. 1.2 Tujuan dan Kegunaan Tujuan dari praktikum ini adalah agar kita bisa mengetahui apa itu klasifikasi, morfologi dan manfaat dari beberapa tanaman serta mengetahui syarat titik tumbuh tanaman tersebut. Keguanaan dari laporan ini adalah sebagai bahan bacaan agar kita mampu membedakaan antara klasifikasi antara tanaman satu dengan tanamn yang lain. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Pepaya
2.1.1 Klasifikasi Tanaman Pepaya Menurut yunarti (2008), tanaman papaya di sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Class : Dicotyledoneae Ordo : Cistales Family : Caricaceae Genus : Carica Species : Carica Papaya L. 2.1.2 Morfologi Tananam Pepaya Bentuk dan susunan tubuh bagian luar tanaman pepaya termasuk tumbuhan yang umur sampai berbunganya dikelompokkan sebagai tanaman buah-buahan semusim, namun dapat tumbuh setahun lebih. Sistem perakarannya memiliki akar tunggang dan akar-akar cabang yang tumbuh mendatar ke semua arah pada kedalaman 1 meter atau lebih menyebar sekitar 60-150 cm atau lebih dari pusat batang tanaman tersebu. Pohon ini biasanya tidak bercabang, batang bulat berongga, tidak berkayu, terdapat benjolan bekas tangkai daun yang sudah rontok. Daun terkumpul di ujung batang, berbagi menjari. Buah berbentuk bulat hingga memanjang tergantung jenisnya, buah muda berwarna hijau dan buah tua kekuningan / jingga, berongga besar di tengahnya; tangkai buah pendek. Biji berwarna hitam dan diselimuti lapisan yang tipis (Muhlisah, 2017). 2.1.3 Manfaat Tanaman Pepaya Dari beberapa kandungan yang ada pada daun pepaya tersebut ada beberapa kandungan yang diduga memiliki potensi sebagai larvasida adalah enzim papain, saponin, flavonoid, dan tanin (Priyono, 2007). Senyawa lain pada daun pepaya yang memiliki peran sebagai insektisida dan larvasida adalah saponin. Saponin merupakan senyawa terpenoid yang memiliki aktifitas mengikat sterol bebas dalam sistem pencernaan, sehingga dengan menurunnya jumlah sterol bebas akan mempengaruhi proses pergantian kulit pada serangga yang dapat memengaruhi keadaan serangga tersebut (Dinata, 2009). flavonoid yaitu memiliki bau yang sangat tajam, rasanya yang pahit, dapat larut dalam air dan pelarut organik, dan juga mudah terurai pada temperatur tinggi. Dinata (2008), mengatakan bahwa flavonoid merupakan senyawa yang dapat bersifat menghambat makan serangga. Flavonoid berfungsi sebagai inhibitor pernapasan sehingga menghambat sistem pernapasan nyamuk yang dapat mengakibatkan nyamuk Aedes aegypti mati (Dinata, 2008). Bagi tumbuhan pepaya itu sendiri flavonoid memiliki peran sebagai pengatur kerja antimikroba dan antivirus. 2.2 Tanaman Jagung 2.2.1 Klasifikasi Tanaman Jagung Menurut USDA (2014) tanaman jagung dalam tata nama atau sistematika (Taksonomi) tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Division : Magnoliophyta Class : Liliopsida Kelas : Cyperales Family : Poaceae Genus : Zea L. Spesies : Zea mays L. 2.2.2 Morfologi Tanaman Jagung Menurut Bellfield dan Brown (2008), Morfologi tanama jagung adalah sebagai berikut: a. Biji Biji jagung dikenal sebagai kernel dimana terdiri dari tiga bagian utama. b. Daun Daun terbentuk dari pelepah daun dan menutupi hampir semua batang Jagung. c. Batang Batang beruas-ruas dengan jumlah 10-40 ruas. d. Akar Sistem perakaran tanaman jagung terdiri atas akar-akar seminal, koronal dan akar udara e. Bunga Terdiri dari bunga jantan dan betina, dengan letak terpisah. Bunga jantan terletak pada malai bunga (di ujung tanaman) sedangkan bunga betina terdapat pada tongkol jagung. 2.2.3 Manfaat Tanaman Jagung Menurut Allem (2007), tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Di Indonesia, jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Di daerah Madura, jagung banyak dimanfaatkan sebagai makanan pokok. Akhir-akhir ini tanaman jagung semakin meningkat penggunaannya. Tanaman jagung banyak sekali gunanya, sebab hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan antara lain, batang dan daun muda untuk pakan ternak, batang dan daun tua (setelah panen) unuk pupuk hijau atau kompos, batang dan daun kering untuk kayu bakar, batang jagung untuk lanjaran (turus), batang jagung untuk pulp (bahan kertas), buah jagung muda untuk sayuran, bergedel, bakwan, sambel goreng, biji jagung tua untuk pengganti nasi, marning, brondong, roti jagung, tepung, bihun, bahan campuran kopi bubuk, biskuit, kue kering, pakan ternak, bahan baku industri bir, industri farmasi, dextrin, perekat, industri textil. 2.3 Pakoasi/takelan 2.3.1 Kasifikasi Pakoasi/takelan Menurut wikipedia (2011) klasifikasi ilmiah (Chromolaena odorata) adalah: Kingdom : plantae Diviso : Magnoliohyta Kelas : Magnoliopsida Familia : Asteraceae Genus : Chromolaena Spesies : Chromolaena odorata L 2.3.2 Morfologi Tanamam Pakoasi/takelan Morfologi Chromolaena odorata L menurut (Puspita.dkk, 2012) antara lain: 1. Daun Pada tumbuhan Chromolaena odorata L memiliki struktu daun tidak lengkap, karena hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja. Adapun struktur- struktur daun yaitu tangkai daun Chromolaena odorata L seperti setengah lingkaran dan helaian daun Chromolaena odorata L yaitu memiliki bagian bawah yang terlebar sehingga bentuk daun ini bangun segitiga dan pada susunan tulang daun terdapat ibu tulang (Costa), tulang-tulang cabang (nervus letaralis) dan urat-urat daun (vena). Bentuk ujung daun pada tumbuhan Chromolaena odorata L bentuk runcing dimana kedua tepi daun dikanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas dan membentuk sudut lancip (< 900). Bentuk pangkal daun yaitu romping atau rata, bentuk tepi daun yaitu toreh (divisus) dan bentuk torehnya adalah bergerigi, dimana bentuk sinus dan angulusnya sama-sama lancip. 1. Bentuk batang Pada tumbuhan Chromolaena odorata L memiliki struktur batang yaitu, ba tang berbentuk bulat (teres), arah tumbuh batang tegak lurus (erectus), dan pada permukaan batang terdapat rambut (pilosus). 2. Bentuk akar Pada tumbuhan Chromolaena odorata L memiliki susunan akar berupa akar tunggang besar dan dalam. Akar tunggang tersebut adalah akar tunggang bercabang, akar ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus kebawah, dan bercabang dengan warna akar kekuning-kuningan. Adapun bagian-bagian akar yaitu, leher akar / pangkal akar (collum), ujung akar (apex radicis), batang akar (corpus radicis), cabang-cabang akar (radix lateralis), serabut akar (fibrilla radicalis), rambut / bulu akar (pilus radicalis) dan tudung akar (calyptra). 2.3.3 Manfaat Tanaman Pakoasi/takelan Menurut Anonim (2008), salah satu kegunaan paling penting dari daun kopasanda adalah mengobati luka. Tanaman ini bisa menghentikan pendarahan dengan cepat baik pada luka iris maupun luka karena benturan. Cara menggunakan daun kopasanda untuk mengobati luka adalah mengambil beberapa lembar daun kopasanda, biasanya daun untuk mengobati luka adalah pada bagian pucuknya, kemudian mencucinya dengan air bersih. Usahakan Proses mencuci daun kopasanda tersebut harus bersih untuk mendapatkan daun yang hiegenis. Setelah itu daun kopasanda di tumbuk kasar/halus dan ditempelkan pada bagian tubuh yang terkena luka, sebelum ditempelkan ke luka usahakan luka dicuci terlebih dahulu. Daun kopasanda ini dipercaya memiliki khasiat yang hampir mirip dengan Daun Yakon atau daun paitan/insulin kalau diderah jawa. Hanya saja bedanya tidak memiliki khasiat dalam rehabilitasi dalam pankreas walaupun berguna untuk menurunkan kadar gula darah. Cara menggunakan daun kopasanda untuk penyakit diabetes adalah mengambil 10-15 daun kopasanda, kemudian daun tersebut dicuci hingga bersih. Setelah itu daun kopasanda direbus dengan takaran gelas, masukan air 2 gelas ke dalam panci bersamaan dengan daun kopasanda sampai mendidih hingga airnya berkurang menjadi 1 gelas. Lalu air rebusan yang telah disaring di minum setiap pagi dan sore hari. 2.4 Tanaman Singkong 2.4.1 Klasifikasi Tanaman Singkong Menurut Uhan (2013) klasifikasi tanaman singkong adalah: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Classis : Dicotilae Ordo : Euphorbiales Familli : Euphorbiaceae Genus : Manihot Species : Manihot utillisima 2.4.2 Morfologi Tanaman Singkong Berdasarkan kadar amilosanya, ubi kayu dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu ubi kayu gembur (kadar amilosa lebih dari 20 %) yang ditandai secara fisik bila kulit ari yang berwarna coklat terkelupas dan kulit tebalnya mudah dikupas, dan ubi kayu kenyal (kadar amilosa kurang dari 20%) yang ditandai bila kulit ari warna coklat tidak terkelupas dan kulit tebalnya sulit dikupas (Prabawati, 2011) 2.4.3 Manfaat Tanaman Singkong Pemanfaatan kulit singkong sebagai pakan unggas dengan fermentasi menggunakan starter limbah kubis dan sawi sebesar 40% menunjukkan hasil terbaik dilihat dari peningkatan biomassa dan protein yang sama serta penurunan serat kasar pada fermentasi tersebut. (Wikanastri, 2012). Peneliti lainnya, kulit singkong dan labu kuning dimanfaatkan dalam pembuatan cake menunjukkan bahwa kadar protein terbaik pada formulasi tepung kulit singkong 25 g dan tepung labu 75 g (Solekha, 2013). 2.5. Tanaman Terong 2.5.1 Klasifikasi Tanaman Terong Menurut Anonim (2010), kedudukan taksonomi dari Solanum betaceum Cav. yaitu : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Class : Dicotyledoneae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus : Solanum Species : Solanum betaceum Cav. 2.5.2 Morfologi Tanaman Terong Menurut Hendro dan Sunarjono (2007) morfologi terong adaalah: 1. Akar Tanaman terung mempunyai akar tunggang (radix primaria). Pertumbuhan akar serabut bisa mencapai diameter 30 cm kearah samping dan akar tunggang berdiameter 35 cm ke arah bawah. 2. Batang Batang tanaman terung dibedakan menjadi dua macam, yaitu batang utama (primer) dan percabangan (sekunder). 3. Daun Bentuk daun terung terdiri dari atas tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun seperti ini lazim dikenal dengan nama daun bertangkai. Tangkai daun berbentuk silindris dengan sisi agak pipih dan menebal dibagian pangkal, panjangnya berkisar antara 5 – 8 cm. Helaian daun terdiri atas ibu tulang daun, tulang cabang, dan urat-urat daun. 4. Bunga Bunga terung merupakan bunga banci atau lebih dikenal dengan bunga berkelamin dua, dalam satu bunga terdapat alat kelamin jantan dan betina (benang sari dan Putik). 5. Buah Bentuk buahnya beraneka ragam, diantaranya bulat, lonjong atau bulat panjang. Warna buahnya ungu, tetapi ada pula yang bewarna putih dan hijau bergaris putih. Setelah tua, buah berwarna kekuningan dan bijinya banyak. 2.5.3 Manfaat Tananam Terong Menurut Anonim (2009), vitamin C (L-Asam askorbat) merupakan suatu aktioksidan yang penting yang larut dalam air. Vitamin C menangkap efektif radikalradikal O2-, OH-, dan peroksil. Kandungan antosianin, vitamin-vitamin serta zat gizi lainnya di dalam buah terong belanda bekerja sinergis untuk, mencegah kerusakan sel-sel jaringan tubuh penyebab berbagai penyakit (kanker dan tumor), melancarkan penyumbatan pembuluh darah (arteriklorosis), sehingga dapat mencegah penyakit jantung dan stroke serta menormalkan tekanan darah, menurunkan kadar kolestrol dan mengikat zat racun dalam tubuh, meningkatkan stamina, daya tahan tubuh dan vitalitas dan membantu mempercepat proses penyembuhan. BAB III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tanggal
Praktikum ini dilaksanakan pada hari selasa, 19 september 2017 pukul 16.30- 18:00 WITA, bertempat di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar. 3.2 Alat dan Bahan alat yang digunakan dalam praktikum etnobotani yaitu kertas, pulpen kamera handphone dan bahan yang digunakan adalah tanaman. 3.3 Pengamatan Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika praktikum etnobotani yaitu: 1. Memperhatikan arahan dengan baik. 2. Mempersiapkan alat akan digunakan. 3. Mengamati setiap bagian-bagian tanaman yang akan diamati. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
a) tanaman pepaya b) batang pepaya c) tanaman jagung
d) daun terong e) batang terong f) bunga terong
g) tanaman terong h) tanaman singkong i) daun singkong
j) tanaman pakoasi k) daun pakoasi l) batang pakoas
4.2 Pembahasan 1. Pepaya Buah pepaya merupakan tanaman herba dari family Carecacae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan sekitar daerah tropis maupun sub tropis. Yang telah lama dipuja oleh orang Amerika Latin. Sepanyol dan Portugis membawa penjelajah pepaya kebanyak Negeri subtropis termaksud India, Philipin, dan Afrika. Buah tropis ini dihormati karena disebut buah para malaikat oleh Christhoper Colombus, pada abad ke-20 produsen utama adalah Amerika Serikat pada tahun 1920an (Aqila, Larasati, 2013). 2. Jagung Tanaman jagung manis berasal daerah Tropis yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan diluar daerah tersebut. Jagung manis tidak menuntut persyaratan lingkungan yang terlalu ketat karena dapat tumbuh pada berbagai macam tanah bahkan pada kondisi tanah yang agak kering, tetapi jagung manis menghendaki beberapa persyaratan (Tim Karya Tani Mandiri, 2010). Indonesia termasuk negara Tropik basah, tetapi keadaan iklim diwilayah nusantara amat bervariasi. Jumlah curah hujan di Indonesia berkisar antara 500 mm – 5.000 mm per tahun. Distribusi curah hujan di Indonesia sebagian besar wilayah Indonesia mempunyai bulan kering kurang dari 3 bulan, seperti dari daerah jawa tengah ke timur sampai nusa tenggara timur (Rukmana, 2006). Pertumbuhan tanaman jagung manis sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung manis yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah. Sedangkan suhu yang dikehendaki tanaman jagung manis antara 21º-34ºC, akan tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23º-27ºC. Pada proses perkecambahan benih jagung manis memerlukan suhu yang cocok sekitar 30ºC untuk tumbuh dengan baik (Tim Karya Tani Mandiri, 2010). 3. singkong Untuk dapat berproduksi optimal, ubi kayu memerlukan curah hujan 150—200 mm/tahun pada umur 1—3 bulan, 250—300 mm/tahun pada umur 4—7 bulan, dan 100—150 mm/tahun pada fase menjelang dan saat panen. Berdasarkan karakteristik iklim di Indonesia dan kebutuhan air tersebut, ubi kayu dapat dikembangkan di hampir semua kawasan, baik di daerah beriklim basah maupun beriklim kering sepanjang air tersedia sesuai dengan kebutuhan tanaman tiap fase pertumbuhan. Pada umumnya daerah sentra produksi ubikayu memiliki tipe iklim C, D, dan E serta jenis lahan yang didominasi oleh tanah masam, kurang subur, dan peka terhadap erosi (Wargiono et al., 2009). 4.Terong Terung (Solanum Melongena L) adalah tanaman asli daerah tropis. Tanaman ini awalnya berasal dari benua Asia yaitu India dan Birma. Daerah penyebaran tanaman terung awalnya di beberapa negara (wilayah) antara lain di Karibia, Malaysia, Afrika Barat, Afrika Tengah, Afrika Timur, dan Amerika Selatan. Tanaman ini menyebar ke seluruh dunia, baik negara-negara yang beriklim panas (tropis) maupun iklim sedang (sub tropis). Pengembangan budidaya terung paling pesat di Asia Tenggara, salah satunya di Indonesia (Firmanto, 2011). 5 .Pakoasi /takelan Pakoasi berasal dari Amerika Selatan dan Tengah, kemudian menyebar ke daerah tropis Asia, Afrika, dan Pasifik, dan digolongkan sebagai gulma invasif. Gulma ini berupa semak berkayu yang dapat berkembang dengan cepat dan membentuk kelompok yang dapat mencegah perkembangan tumbuhan lainnya sehingga sangat merugikan karena dapat mengurangi daya tamping padang penggembalaan. Gulma ini merupakan pesaing agresif dan diduga memiliki efek alelopati, menyebabkan keracunan bahkan kematian pada ternak, serta dapat menimbulkan bahaya kebakaran (Prawiradiputra 2007) BAB V KESIMPULAN 1.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa : Klasifikasi adalah pembagian sesuatu menurut kelas-kelas. Menurut Ilmu Pengetahuan, Klasifikasi adalah Proses pengelompokkan benda berdasarkan ciri-ciri persamaan dan perbedaan. Morfologi yaitu cabang ilmu biologi yang membahas mempelajari tentang tata bentuk luar atau sruktur dari suatu organisme. Sebagai contoh morfologi tumbuhan, artinya ilmu yang mempelajari mengenai struktur dan bentuk dari suatu tumbuhan. Setiap tanaman memiliki syarat titik tumbuh masing-masing agar tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik. 5.2 Saran 1. Dengan mengetahui beberapa manfaat tanaman, kita bisa mengaplikasikannnya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Setiap tanaman memiliki syarat tumbuh masing-masing. Oleh karena itu, kita dapat melihat syarat tumbuh tersebut keika menanam tananaman. LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA
Dinata. 2008. bio.unsoed.ac.id/Pepaya dan Manfaatnya-.pdf.
Firmanto. 2011. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Terong (Solanum melongena L) pada Berbagai Dosis Pupuk Organik Limbah Biogas Kotoran Sapi. Muhlisah. 2017. Jurnal Taksonomi Tanaman Pepaya. journal.uajy.ac.id/4839/3/2BL01098.pdf. Prawiradiputra. 2007. Tumbuhan Kirinyu Chromolena odorata. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa. Banjarbaru. Priyono. 2007. Deskripsi Tanaman Pepaya. bio.unsoed.ac.id /PepayadanManfaatnya-.pdf. Puspita.dkk. 2012. Kertas Anti Rayap Ramah Lingkungan dengan Memanfaatkan Ekstrak Daun Kurinyuh (Choromolena odorata) Prabawati. 2011. Variasi Morfologi dan Pola Pita Ubi Kayu. Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Rukmana. 2006. Budidaya Jagung dan Sejarah Tanaman Jagung. ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id. Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Budidaya Jagung dan Sejarah Tanaman Jagung. ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id. Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Budidaya Jagung dan Sejarah Tanaman Jagung. ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id. USDA. 2014. Jurnal Jagung (Zea mays L.). www.scribd.com/.../Jurnal-Jagung. Wargiono. 2009. Karakteristik Terung Ungu dan Klasifikasi Tanaman Terung Ungu. repository.politanipyk.ac.id/304/7/7.%20ISI.pdf. Yunarti. 2008. Klasifikasi Tanaman Pepaya. digilib.unila.ac.id/3867/14/BAB%20II.pdf.