BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a) Pengkajian
1. Riwayat Obstetri
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar perawat dapat
menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan-sekarang. Riwayat Obstetri meliputi hal-
hal di bawali ini :
a. Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).
b. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
c. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong persalinan.
d. Jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
e. Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan perdarahan.
f. Komplikasi pada bayi.
g. Rencana menyusui bayi.
2. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau keduanya.
Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada saat kunjungan pertama.
Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut.
4. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko tinggi untuk
masalah genelis seperti anemia sickle sel, talasemia).
b. Penyakit pada niasa kanak-kanak dan imunisasi.
c. Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung.
d. Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan pinggang).
e. Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan tuberkulosis.
f. Riwayat dan perawalan anemia.
g. Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
h. Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman ringan.
i. Merokok (Jumlah batang per hari).
j. Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan risiko terinfeksi
toxoplasma.
k. Alergi dan sensitif dengan obat.
l. Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.
5. Riwayat keluarga
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit kronis
(menahun/terus--menerus) seperti diabetes melilus dan jantung, infeksi seperti tuberkulosis
dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang perlu dikumpulkan.
b) Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan memengaruhi
tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur pada posisi duduk dengan
lengan sejajar posisi jantung. Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang
didapatkan.
b. Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi pada keadaan
cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit penuh untuk dapat
menentukan keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi
tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan teratur.
c. Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per menit. Takipnea terjadi
karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit jantung. Suara napas hams sama bilateral,
ekspansi paru simetris, dan lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
d. Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6C. Peningkatan suhu menandakan terjadi
infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
2. Sistem Kardiovaskuler
a. Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan vena, yang bisa
berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya terjadi pada tungkai, vulva, dan
rektum.
b. Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada ekstremitas akibat
perpindahan cairan intravaskular ke ruang intertisial. Ketika dilakukan penekanan dengan jari
atau jempol menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting edema.
Edema pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari
hipertensi pada kehamilan.
3. Sistem Muskuloskeletal
a. Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan. Keadaan ini
mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.
b. Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat menentukan
kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan
tinggi badan kurang dari 150 cm ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir
rendah. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan diabetes pada
kehamilan, hipertensi pada kehamilan, persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum.
c. Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan diameternya yang
berguna untuk persalinan per vaginam.
d. Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur jika fundus
bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih harus dikosongkan sebelum pemeriksaan
dilakukan untuk menetukan keakuratannya. Pengukuran metode Mc Donald dengan posisi
ibu berbaring.
4. Sistem Neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak memiliki tanda dan
gejala yang mengindikasikan adanya masalah. Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya
dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya komplikasi kehamilan.
5. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis, jaundice
menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti cloasma gravidarum, serta
linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie perlu dicatat. Penampang kuku berwarna
merah muda menandakan pengisian kapiler baik.
6. Sistem GI
a. Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari ulserasi, gusi
berwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan estrogen yang menyebabkan
hiperplasia. Gigi terawat dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke dokter gigi secara teratur
karena penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya persalinan
prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu untuk melakukan perawatan gigi.
b. Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk ibu hamil. Bising
usus bisa berkurang karena efek progesteron pada otot polos, sehingga menyebabkan
konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi bila menderita diare.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Keletihan berhubungan dengan peningkatan metabolisme karbohidrat, perubahan kimia
tubuh, dan peningkatan kebutuhan energi untuk melakukan aktifitas
2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan nafsu
makan, mual/muntah, keuangan yang tidak mencukupi, tidak mengenal peningkatan
metabolik/nutrisi.
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual/muntah secara
berlebihan
4. Resiko ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh
hormonal, yang ditandai oleh pengungkapan kegelisan dan perubahan tonus otot.
5. Resiko terjadinya cedera pada janin berhubungan dengan malnutrisi ibu, pemajanan
pada teratogen/agen infeksisus, adanya kelaian genetik
6. Resiko terjadi konstipasi berhubungan dengan relaksasi otot halus, peningkatan
absorbsi air, hemoroid dan mengkonsumsi suplemen zat Fe.
7. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan persepsi tentang perubahan biofisik,
psikososial, budaya dan keyakinan spiritual.
8. Resiko terjadi infeksi saluran kemih berhubungan dengan statis urinarius, hygiene
buruk dan keterbatasan pengetahuan.
C. Rencana Intervensi
1. Keletihan berhubungan dengan peningkatan metabolisme karbohidrat, perubahan
kimia tubuh, dan peningkatan kebutuhan energi untuk melakukan aktifitas
Tujuan : dalam waktu 2 x 24 jam setelah diberikan tindakan keperawatan pasien tidak
mengalami keletihan/keletihan berkurang
KH :
1. Mengidentifikasi dasar yang mengakibatkan kelekahan dan area kontrol individu
2. Memodifikasi gaya hidup untuk memenuhi perubahan kebutuhan/tingkat energi
3. Melaporkan adanya peningkatan energi
INTERVENSI RASIONAL
Anjurkan tidur siang 1 2 jam dan Untuk memenuhi kebutuhaan
tidur malam 8 jam. metabolik yang berkenan dengan
pertumbuhan jaringan ibu/janin.
Tentukan siklus tidur bangun yang Membantu menyusun prioritas yang
normal dan komitmen terhadap realistic dan waktu untuk menguji
pekerjaan, keluarga, komunitas dan diri komitmen. Klien perlu membuat
sendiri. penilaian seperti perubahan shift kerja
untuk mengatasi mual pagi hari atau
istirahat yang banyak dsb.
Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zat Fe Kadar Hb rendah, mengakibatkan
dalam tubuh, anjurkan mengkonsumsi kelelahan lebih besar karena penurunan
zat Fe sesuai indikasi. jumlah pembawa oksigen.
2. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan nafsu
makan, mual/muntah, keuangan yang tidak mencukupi, tidak mengenal peningkatan
metabolik/nutrisi.
Tujuan : Dalam waktu 3 x 24 jam setelah dilakukan tindakan keperawatan, kebutuhan
nutrisi klien terpenuhi.
KH :
1. Menjelaskan komponen diit seimbang prenatal.
2. Memberi makanan yang mengandung vitamin, mineral dan besi
3. Mengikuti diet yang dianjurkan
4. Mengkonsumsi vitamin/suplemen zat besi, Menunjukan penambahan berat badan yang
sesuai(minimal 1,5 kg pada akhir trimester pertama)
INTERVENSI RASIONAL
Tentukan keadekuatan kebiasaan Kesejateraan janin-ibu tergantung
asupan nutrisi dulu atau sekarang pada nutrisi ibu selama kehamilan
dengan menggunakan batasan 24
jam.
Dapatkan riwayat kesehatan; catat Remaja cenderung malnutrisi/anemia,
usia (kurang dari 17 tahun, lebih dari dan lansia cenderung obesitas/diabetes
35 tahun). gestasional.
Perhatikan adanya pika/ngidam. Memakan bahan bukan makanan pada
Kaji pilihan bahan bukan makanan kehamilan karena kebutuhan psikologis,
dan tingkat motivasi untuk fenomena budaya, respon terhadap lapar
memakannya dan atau respon tubuh terhadap
kebutuhan tubuh
Timbang BB klien; pastikan BB Ketidakadekuatan penambahan BB
pregravid. Informasikan tentang prenatal atau dibawah BB normal masa
penambahan prenatal yang optimum kehamilan, meningkatkan resiko retardasi
pertumbuhan intrauterine (IUGR) pada
janin dengan BBLR
TRISEMESTER 2
2. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis Masalah lain dapat terus mengubah pola
yang terjadi sebelumnya, misal alergi, asma , pernafasan dan menurunkan oksigenasi jaringan
tuberkolusis ibu atau janin.
3. Kaji kadar Hb dan Ht Tekankan pentingnya masukan vitamin atau fero
sulfat. Peningkatan kadar plasma pada gestasi
minggu ke 24 32 mengecerkan kadar Hb,
mengakibatkan anemia dan menurunkan
kapasitas pembawa oksigen.
4. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan Postur yang baik dan makan sedikit membantu
klien untuk mengurangi masalah, misalnya memaksimalkan penurunan diafragmatik,
postur yang baik, hindari merokok, makan meningkatkan ketersedian ruang untuk ekspansi
sedikit tapi sering. paru. Merokok menurunkan persedian oksigen
untuk pertukaran ibu-janin
2. Dekompensasi curah jantung sehubungan dengan peningkatan kebutuhan sirkulasi, perubahan preload
(penurunan aliran balik vena), dan afterload (peningkatan tahanan vascular perifer), hipertrofi ventrikel.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24 jam kebutuhan sirkulasi tubuh terpenuhi
Hasil yang diharapkan :
1. Tetap normotensitif selama perjalanan prenatal
2. Bebas dari edema patologis dan tanda-tanda HAK
3. Mengidentifikasi cara-cara untuk mengontrol dan menurunkan masalah kardiovaskular
No. Intervensi Rasional
1. Tinjau ulang proses fisiologis dan perubahan hipertrofi ventrikel jantung menjamin
normal dan abnormal, tanda-tanda, dan peningkatan curah jantung, yang memuncak pada
gejala gejala Selama trimester kedua gestasi minggu ke 25 27 untuk memenuhi
oksigen dan nutrien ibu/ janin. Normalnya,
system kardiovaskuler mengkompensasi
peningkatan curah jantung dengan dilatasi
pembuluh darah, yang menurunkan tahanan
curah jantung. Ini menurunkan pembacaan
tekanan sistolik kira-kira 8 mmHg, tekanan
diastolic menurun kira-kira 12 mmHg.
Peningkatan cairan, stress, dan masalah jantung
sebelumnya, dapat membahaya-kan sistem
2. Perhatikan riwayat yang ada sebelumnya atau Klien ini menghadapi resiko tertinggi ter-hadap
potensial masalah jantung/ ginjal/ diabetik. masalah jantung selama trimester kedua, bila
curah jantung memuncak
Ukur tekanan darah (TD) dan nadi.
3. Laporkan jika peningkatan sistolik lebih dari Peningkatan TD dapat menunjukkan HAK,
30 mmHg dan diastolic lebih dari 15 mmHg khususnya pada klien dengan pe-nyakit jantung/
ginjal, DM, atau adanya kehamilan multiple atau
mola hidatidosa
4. Auskultasi bunyi jantung; catat adanya Murmur sistolik sering ringan dan mungkin
murmur diciptakan oleh peningkatan volume, penurunan
viskositas darah, perubahan posisi jantung, atau
torsio pembuluh darah besar. Namun, murmur
dapat menandakan terjadinya kerusakan
5. Kaji adanya edema pergelangan kaki dan Bedakan antara edema fisiologis dan potensial
varieses kaki, vulva dan rectum berbahaya Edema dependen dari ekstremitas
bawah (edema fisiologis) sering terjadi karena
stasis vena akibat vasodilatasi dari aktifitas
progesterone, herediter, retensi kelebihan cairan,
dan tekanan uterus pada pembuluh darah pelvis
3. Kelebihan volume cairan sehubungan dengan perubahan mekanisme regulator, retensi natrium/ air
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan 1x24 jam volume cairan pasien normal Hasil yang
diharapkan :
1. Klien dapat menyebutkan cara-cara untuk meminimalkan masalah
2. Klien dapat mengidentifikasi tanda/gejala yang memerlukan evaluasi / intervensi medis
3. Bebas dari hipertensi, albuminuria, retensi cairan berlebihan dan edema wajah
No Intervensi Rasional
1. Pantau berat badan secara teratur Mendeteksi penambahan berat badan
berlebihan dan retensi cairan yang tidak
kelihatan, yang potensial patologis. Selama
trimester kedua, total cairan tubuh (plasma
dan SDM) meningkat 1000 ml karena
sebagian kadar estrogen merangsang
kelenjar adrenal untuk mensekresikan
aldosteron yang menahan natrium dan air.
Meski sampai 5 lb (3,6 Kg) cairan dapat
ditahan dengan edema tidak tampak,
peningkatan ini dapat memperberat
dekompensasi jantung
2. Tes urin terhadap albumin Deteksi masalah vascular berkenaan dengan
spasme glomerular dari ginjal, yang
menurunkan resorpsi albumin
Berikan informasi tentang diet (mis,
peningkatan protein, tidak menambahkan
garam meja, menghindari makan dan minum
tinggi natrium) Nutrisi adekuat, khususnya
peningkatan HAK. Na berlebihan dapat
memperberat retensi air (terlalu sedikit Na
dapat mengakibatkan dehidrasi)
3. Anjurkan meninggikan ekstremitas secara periodic Edema fisiologis dari ekstremitas bawah
selama sehari terjadi di penghujung hari adalah normal
tetapi harus dapat diatasi dengan tindakan
sederhana. Bila tidak teratasi pemberi
pelayanan kesehatan harus diberi tau
Asuhan Keperawatan
4.1 Pengkajian
Selama trimester ketiga peristiwa-peristiwa yang baru terjadi dalam keluarga dan
efeknya terhadap kehamilan dikaji. Daftar pertanyaan pengkajian trimester ketiga:
1. Rencana antisipasi apa yang sedang disusun berkenaan dengan tangggung jawab baru
menjadi orang tua, permasalahan saudara kandung, pemulihan dari kehamilan dan melahirkan
dan penatalaksanaan fertilitas?
2. Keberhasilan dan rasa frustasi apa yang dialami ibu berkenaan dengan diet, istirahat dan
relaksasi, seksualitas dan dukungan emosional?
3. Apa pemahaman ibu tentang kebutuhan keluarganya berkenaan dengan kehamilan dan anak?
4. Sejauh mana kejauhan orang tua bila terjadi kedaruratan? Apakah ibu mengetahui dan
memahami tanda bahaya dan cara serta kepada siapa ia harus melapor?
5. Apakah ibu mengetahui tanda-tanda persalinan premature dan persalinan aterm?
6. Apa pemahaman ibu tentang proses persalinan, harapan ibu terhadap dirinya dan orang lain
selama persalinan, serta apa ynag harus dibawa ke rumah sakit?
7. Apa rencana ibu dan keluarganya untuk menghadapi persalinan?
8. Kecemasan apa yang ingin ibu ketahui tentang cara mengendalikan rasa tidak nyaman
selama persalinan?
9. Apakah ibu memiliki pertanyaan tentang perkembangan janin dan metode untuk mengkaji
kesejahteraan janin?
a. Pengkajian meternal
a. Wawancara
Pertanyaan pertama pada wawancara trimester ketiga diajukan dengan tujuan
mengidentifikasi kekhawatiran utama wanita hamil pada saat itu. Pemusatan perhatian pada
wanita akan membantu kesiapannya untuk belajar dan membuat wanita itu yakin bahwa
perawat memerhatikannya sebagai individu. Berdasarkan kebutuhan yang diutarakan pasien,
keadaan wanita saat itu, dan hal-hal yang biasa dibutuhkan kabanyakan wanita pada tahap
akhir kehamilan, keputusan klinis perawat menjadi pedoman isi dan arah wawancara.
Tinjauan ulang system-sistem tubuh perlu dilakukan pada setiap pertemuan.Setiap
tanda atau gejala yang mencurigakan harus dikaji dengan mendalam.Identifikasi rasa tidak
nyaman yang mencerminkan adaptasi terhadap kehamilan. Pertanyaan pertanyaan khusus
diajukan untuk mengkaji kemungkinan infeksi contoh: (saluran kemih, saluran pernafasan).
Pengetahuan tentang tindakan perawatan diri dan keberhasilannya dan terapi yang
diresepkan dikaji. Respon psikososial terhadap kehamilan dan pendekatan menjadi orang tua
dikaji.
b. Pemeriksaan fisik
Selama pemeriksaan fisik pada trimester ketiga, suhu, nadi, pernafasan, tekanan
darah, dan berat dikaji dan dicatat.Tanda dan gejala yang mencurigakan dan ditemukan
selama wawancara dikaji. Keberadaan, lokasi, dan derajat edema didokumentasi dengan
cermat. Usia gestasi dikonfirmasi, di beberapa klinik, pemeriksaan pelvis mingguan dimulai
pada minggu ke-36 sampai ke-38 dan dilanjutkan sampai aterm, terutama untuk memastikan
bagian presentasi, stase, dan dilatasi daneffacement serviks.
c. Uji laboratorium
Pada setiap kunjungan, dilakukan pemeriksaan urine untuk mendeteksi glukosa dan
albumin. Tes kultur dan sensitivitas urine dilakukan jika diperlukan. Di beberapa fasilitas
kesehatan, pada setiiap kunjungan dilakukan pemeriksaan hematokrit darah yang diambil
menggunakan pipet. Tes darah diulang sesuai kebutuhan: tes untuk mendeteksi sifilis; hitung
darah lengkap meliputi hematokrit, hemoglobin, dan hitung diferensial; skrinning antibody
(kell, duffy, rubella, toksoplasmosis, anti-Rh, AIDS);sel sabit; dan kadar asam folat jika ada
indikasi. Apabila tidak dilakukan pada awal kehamilan, maka pada wanita berusia lebih dari
25 tahun, dilakukan pemeriksaan glukosa.Apusan serviks dan vagina diulang pada minggu
ke-32 atau sesuai kebutuhan untuk mendeteksi adanya organism Chlamydia, gonore, herpes
simpleks tipe 1 dan 2, dan streptokokus grup B.
B. Pengkajian janin
Sejak minggu ke-32, identifikasi presentasi, posisi, dan stasiun( engagement) janin
dengan bantuan maneuver Leopold dilakukan setiap minggu.
Tinggi fundus diukur pada setiap kunjungan. Ukuran dan besar(berat) uterus
dibandingkan dengan usia kehamilan yang sesungguhnya. Walaupun beberapa klinisi dapat
memperkirakan berat janin dengan ketepatan yang mangagumkan, perkiraan itu umumnya
tidak konsisten dan tidak dapat diandalkan. Perkiraan berat janin meningkat keakuratannya
melalui pengukuran diameter biparietal (biparietal diameter determination [BPD] pada
pemeriksaan ultrasonografi. Kemungkinan adanya retardasi pertumbuhan janin, kehamilan
kembar, dan ketidakkeakuratan taksiran partus (TP) dapat diketahui melalui pemeriksaan
ultrasonografi.
Status kesehatan janin dievaluasi pada setiap kunjungan.Ibu diminta menjelaskan
gerakan janin. Ibu ditanya apakah ia mengalami tanda komplikasi potensial yang perlu
dilaporkan misalnya perubahan gerakan janin, ketuban pecah.
4.2 Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas inefektif berhubungan dengan ekspansi paru tidak maksimal
sekunder terhadap meningkatnya tekanan intraabdomen
2. Inkontinensia urine berhubungan dengan tingginya tekanan
intraabdominal dan kelemahan otot pelvis sekunder terhadap kehamilan
3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan sekunder
terhadap persiapan melahirkan
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan dalam
menghadapi persalinan
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan peningkatan berat badan dan
perubahan pusat gravitasi.
6. Kerusakan koping individu berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang awitan persalinan palsu atau sejati