Anda di halaman 1dari 8

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Kabupaten Sarolangun Tahun 2017

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Keberhasilan pembangunan khususnya pembangunan manusia dapat dinilai


secara parsial dengan melihat seberapa besar permasalahan yang paling
mendasar di masyarakat tersebut dapat teratasi. Permasalahan
-permasalahan tersebut diantaranya adalah kemiskinan, pengangguran, buta
huruf, ketahanan pangan, dan penegakan demokrasi. Namun persoalannya
adalah capaian pembangunan manusia secara parsial sangat bervariasi
dimana beberapa aspek pembangunan tertentu berhasil dan beberapa aspek
pembangunan lainnya gagal. Dewasa ini persoalan mengenai capaian
pembangunan manusia telah menjadi perhatian para penyelenggara
pemerintahan. Berbagai ukuran pembangunan manusia dibuat namun tidak
semuanya dapat digunakan sebagai ukuran standar yang dapat dibandingkan
antar wilayah atau antar negara. Oleh karena itu Badan Perserikatan Bangsa
- Bangsa (PBB) menetapkan suatu ukuran standar pembangunan manusia
yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index
(HDI).

Indeks ini dibentuk berdasarkan empat indikator yaitu angka harapan hidup,
angka harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran per
kapita. Indikator angka harapan hidup merepresentasikan dimensi umur
panjang dan sehat. Selanjutnya, angka harapan lama sekolah dan rata-rata
lama sekolah mencerminkan output dari dimensi pengetahuan. Adapun
indikator pengeluaran per kapita digunakan untuk mengukur dimensi hidup
layak. Untuk meningkatkan IPM semata-mata tidak hanya pada pertumbuhan
ekonomi karena pertumbuhan ekonomi baru merupakan syarat perlu. Agar
pertumbuhan ekonomi sejalan dengan pembangunan manusia, maka

Laporan Antara IPM Kabupaten Sarolangun I|1


Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Sarolangun Tahun 2017

pertumbuhan ekonomi harus disertai dengan syarat cukup yaitu pemerataan


pembangunan. Dengan pemerataan pembangunan terdapat jaminan bahwa
semua penduduk dapat menikmati hasil-hasil pembangunan.

Secara defenitif Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah salah satu


ukuran yang secara tidak langsung digunakan untuk melihat besarnya
keberhasilan pembangunan yang telah dilaksanakan oleh suatu pemerintah,
baik pada tingkat nasional maupun pada tingkat pemerintahan di daerah,
utamanya adalah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Hubungan
antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia bersifat timbal
balik. Artinya, pertumbuhan ekonomi mempengaruhi pembangunan manusia
dan sebaliknya. Disatu sisi pembangunan manusia yang berkelanjutan perlu
didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang memadai, dan disisi yang lain
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan juga perlu didukung oleh
pembangunan manusia yang memadai pula.

Saat ini tampaknya pemerintah sangat perhatian dengan isu pembangunan


manusia. Hal ini ditandai dengan diikutkannya IPM sebagai salah satu
alokator Dana Alokasi Umum (DAU) untuk mengatasi kesenjangan keuangan
wilayah (fiscal gap). Alokator lainnya adalah luas wilayah, jumlah penduduk,
produk domestik regional bruto dan indeks kemahalan konstruksi.
Seyogianya, wilayah dengan IPM rendah secara perlahan dapat mengejar
ketertinggalannya karena memperoleh alokasi dana yang berlebih. Meskipun
demikian, hal itu masih sangat tergantung dengan strategi pembangunan
yang dijalankan oleh wilayah tersebut.

Dengan demikian, cukup menarik untuk melihat pencapaian pembangunan


manusia yang telah dilakukan selama ini khususnya pada lima tahun
terakhir. Selain itu, menarik pula untuk dilihat perkembangan masing-
masing komponen IPM dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan
IPM. Terkait dengan pelaksanaan desentralisasi pemerintahan, barangkali
perlu dilihat hasil-hasil pemerataan pembangunan manusia antar wilayah,
khususnya pada level provinsi dan kabupaten/kota.

Laporan Antara IPM Kabupaten Sarolangun I|2


Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Sarolangun Tahun 2017

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


1.2.1 Maksud

Maksud dari penyusunan kajian perbaikan Indeks Pembangunan Manusia


(IPM) Kabupaten Sarolangun tahun anggaran 2017 adalah agar adanya
pedoman dalam menyusun kebijakan baik di bidang pendidikan, bidang
kesehatan, dan bidang ekonomi masyarakat di Kabupaten Sarolangun yang
merupakan indikator keberhasilan pemerintah dalam meningkat kualitas dan
kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk memenuhi kesejahteraan
masyarakatnya.

1.2.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan kajian perbaikan Indeks Pembangunan


Manusia (IPM) Kabupaten Sarolangun tahun 2017 adalah sebagai berikut:

1. Pembangunan manusia yang akan dilakukan dapat tepat sasaran.


2. Mengetahui perkembangan masing-masing komponen IPM di Kabupaten
Sarolangun.
3. Mengetahui pencapaian pembangunan manusia di Kabupaten Sarolangun
dalam lima tahun terakhir.
4. Mengetahui pencapaian pembangunan manusia di Kabupaten Sarolangun
dibandingkan dengan Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi.
5. Sebagai pedoman dalam penyusunan kebijakan pemerintah dalam
peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di Kabupaten
Sarolangun.
6. Merumuskan rekomendasi untuk perbaikan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) di Kabupaten Sarolangun.
7. Untuk mengetahui penyebab lambatnya peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Sarolangun.

Laporan Antara IPM Kabupaten Sarolangun I|3


Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Sarolangun Tahun 2017

8. Menumbuhkan kebiasaan pada pihak penentu kebijakan agar


menggunakan data dalam mengambil keputusan terutama dikaitkan
upaya perencanaan berbasis kinerja.

1.2.3 Sasaran

Sasaran umum Penyusunan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten


Sarolangun ini adalah untuk:

1. Diketahuinya tingkat kesejahteraan masyarakat berdasarkan besaran


komponen unsur pembentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM);
2. Terukurnya tingkat kualitas hidup penduduk Kabupaten Sarolangun
secara kualitatif dilihat dari tingkat kesehatan, pendidikan dan tingkat
pengeluaran per kapita penduduk;
3. Tersedianya rekomendasi kebijakan intervensi perbaikan sektoral
berdasarkan kewilayahan dan disparitas kesejahteraan penduduk;
4. Terumuskannya rekomendasi kebijakan pembangunan yang berbasis data
dan informasi.

1.3 MANFAAT HASIL KEGIATAN

Diharapkan hasil dari kegiatan Penyususan Kajian Perbaikan Indeks


Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sarolangun Tahun 2017 dapat
memberikan manfaat, antara lain:

1. Sebagai tolak ukur keberhasilan pembangunan daerah dari aspek


kependudukan ataupun sumber daya manusia.
2. Sebagai bahan pertimbangan pemerintah daerah dalam perencanaan dan
pengambilan kebijakan pembangunan daerah khususnya bidang sumber
daya manusia.
3. Meningkatkan capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten di
Sarolangun.

1.4 PEMBERI TUGAS

Laporan Antara IPM Kabupaten Sarolangun I|4


Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Sarolangun Tahun 2017

Pengguna Jasa untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah Satuan Kerja


Pemerintah Daerah (SKPD) Bappeda Kabupaten Sarolangun. Pekerjaan ini
akan dilaksanakan oleh pihak ketiga (konsultan), dengan melibatkan
berbagai stakeholders dalam pembahasannya.

1.5 DASAR HUKUM PENYUSUNAN

Kegiatan Penyusunan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten


Sarolangun ini didasarkan pada beberapa peraturan perundangan sebagai
berikut:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Perencanaan
Pembangunan Nasional.
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan.
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012, tentang Sistem Nasional
Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi.
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, tentang Pemerintah Daerah.
7. Peraturan Daerah Kabupaten Sarolangun Nomor 10 Tahun 2016, tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sarolangun
Tahun Anggaran 2017;

1.6 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup kegiatan penyusunan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di


Kabupaten Sarolangun adalah pencapaian pembangunan manusia berbasis
sejumlah komponen dasar kualitas hidup yaitu : angka harapan hidup yang
mewakili bidang kesehatan, angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama
sekolah untuk mengukur pencapaian pembangunan di bidang pendidikan,
dan kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok
yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita untuk mewakili

Laporan Antara IPM Kabupaten Sarolangun I|5


Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Sarolangun Tahun 2017

pencapaian pembangunan untuk hidup layak. Sedangkan ruang lingkup


wilayah kegiatan penyusunan kajian perbaikan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) Kabupaten Sarolangun tahun 2017 ini meliputi seluruh lokasi wilayah
Kabupaten Sarolangun.

1.7 KELUARAN

Produk materi yang dikeluarkan dalam pekerjaan penyusunan Indeks


Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sarolangun adalah dokumen laporan
studi yang berisi pencapaian pembangunan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) di Kabupaten Sarolangun yang berisi:

1. Cakupan daerah yang masih dalam wilayah Pemerintah


Kabupaten Sarolangun.
2. Analisis data Indeks harapan lama sekolah dan rata-rata lama
sekolah di Kabupaten Sarolangun yang mewakili capaian kinerja di
bidang pendidikan.
3. Analisis data Indeks Angka Harapan Hidup (AHH) di Kabupaten
Sarolangun yang mewakili capaian kinerja di bidang kesehatan.
4. Analisis data pengeluaran per kapita masyarakat di Kabupaten
Sarolangun yang mewakili capaian kinerja di bidang ekonomi.
5. Perbandingan pencapian IPM Kabupaten Sarolangun
sebelumnya dengan pencapaian IPM Kabupaten Sarolangun terbaru.
6. Perbandingan IPM antar Kabupaten/Kotamadya di Provinsi
Jambi.
7. Faktor-faktor penyebab lambatnya peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Sarolangun.
8. Rumusan rekomendasi dan solusi untuk perbaikan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Sarolangun.

1.8 SISTEMATIKA PENULISAN

Laporan Antara IPM Kabupaten Sarolangun I|6


Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Sarolangun Tahun 2017

Berikut ini disampaikan Sistematika Penulisan Laporan Pendahuluan Kegiatan


penyusunan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Sarolangun
yang terbagi atas 5 (lima) bab pembahasan yaitu sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bagian ini dibahas mengenai Latar Belakang Studi, Dasar
Hukum Penyusunan, Maksud, Tujuan dan Sasaran serta Manfaat
Hasil Kegiatan, Ruang Lingkup dan Sistematika Pembahasan.

BAB II : PENDEKATAN DAN METODOLOGI


Dalam bab ini diuraikan menganai Prosedur Penyusunan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sarolangun, Metode
Pendekatan, Metodologi, Teknik Pengumpulan Data serta
Model-model analisis yang akan dipergunakan.

BAB III : GAMBARAN UMUM WILAYAH


Pembahasan pada bab ini adalah menggambarkan kondisi
eksisting wilayah perencanaan yang meliputi Geografis dan
Administrasi Wilayah, Klimatologi, Topografi dan Bentang
Alam, Penggunaan Lahan, Sektor Pertanian, Perkebunan,
Peternakan, Perikanan, Pertambangan, Kependudukan, Aspek
Kesejahteraan Masyarakat dan Aspek Pelayanan Pendidikan dan
Kesehatan.

BAB IV : ANALISIS IPM


Dalam bab ini diuraikan mengenai Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) di Kabupaten Sarolangun, Perkembangan
komponen-komponen IPM di Kabupaten Sarolangun selama 5
tahun terakhir, Situasi pembangunan manusia di Kabupaten
Sarolangun.

BAB V : PERKEMBANGAN IPM


Dalam bab ini diuraikan mengenai Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) di Provinsi Jambi, Perbandingan komponen-

Laporan Antara IPM Kabupaten Sarolangun I|7


Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Sarolangun Tahun 2017

komponen IPM di antar kabupaten di Provinsi Jambi selama 5


tahun terakhir, Peringkat IPM antar kabupaten di Provinsi
Jambi.

Laporan Antara IPM Kabupaten Sarolangun I|8

Anda mungkin juga menyukai