Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transportasi bahan-bahan kimia merupakan sesuatu yang sangat penting
didalam industri kimia. Umumnya bahan kimia yang berupa fluida dipindahkan
dari suatu alat ke alat lain atau dari suatu tempat ke tempat lain melalui pipa -
pipa. Transportasi fluida melalui pipa lebih mudah dan lebih murah.
Dalam suatu sistem aliran, tidak mungkin fluida hanya mengalir melalui
sebuah pipa. Didalam aliran fluida ini akan terdapat bermacam-macam
sambungan dan cabang, seperti elbow, tee, dll. Juga sering terdapat bermacam
jenis pipa, bervariasi ukuran ID pipa, bahkan kemungkinan adanya perubahan
ukuran ID pipa, seperti enlargement dan contraction.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum modul aliran fluida adalah :
1. Memahami dan mengerti tentang pola aliran fluida didalam pipa.
2. Mengukur debit aliran fluida, mengukur pressure drop aliran fluida di
dalam pipa.
3. Membuat kurva head loss versus kecepatan linear aliran fluida.
4. Menghitung friction loss aliran fluida didalam pipa.

1.3 Tinjauan Pustaka


1.3.1 Jenis jenis aliran fluida
1. Aliran laminar
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau lamina
lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar. Dalam aliran laminar ini
viskositas berfungsi untuk meredam kecenderungan terjadinya gerakan relatif
antara lapisan. Reynold menunjukkan bahwa aliran laminar memiliki N Re < 2100.
Pada keadaan ini beraku hubungan head loss berbanding lurus dengan kecepatan
linier fluida (Tim Penyusun, 2012).

1
2. Aliran turbulen
Aliran dimana pergerakan dari partikel partikel fluida sangat tidak
menentu karena mengalami pencampuran serta putaran partikel antar lapisan,
yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida ke bagian
fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka
turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh
fluida sehingga menghasilkan kerugian kerugian aliran. NRe untuk aliran
turbulen yaitu > 4000 (Ridwan, 2010).
3. Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran
turbulen. Nilai NRe untuk aliran ini yaitu 210 < NRe < 4000. Aliran ini sangat
tergantung oleh pipa dan perlengkapannya.

1.3.2 Jenis jenis fluida


Fluida umumnya dibagi kedalam 2 jenis, yaitu fluida incompressible dan
fluida compressible. Fluida incompressible yaitu fluida yang tidak mengalami
banyak perubahan volume jika terjadi perubahan tekanan dan suhu pada fluida,
sedangkan fluida compressible yaitu fluida yang mengalami perubahan volume
seiring dengan perubahan suhu dan tekanan.

1.3.3 Bilangan Reynold


Bilangan Reynold merupakan bilangan tak berdimensi yang dapat
membedakan suatu aliran itu dinamakan laminar, transisi atau turbulen (Ridwan,
2010).
VD
= ..

(1.1)
dimana :
V = kecepatan (rata-rata) fluida yang mengalir (m/s)
D = diameter dalam pipa (m)
= massa jenis fluida (kg/m3)
= viskositas dinamik fluida (kg/m.s) atau (N. det/ m2)

2
1.3.4 Debit aliran
Debit aliran dipergunakan untuk menghitung kecepatan aliran pada masing
masing pipa dimana rumus debit aliran :
V
Q= ....
t
(1.2)
dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
V = volume (m3)
t = waktu (s)

1.3.5 Pressure drop


Penurunan tekanan biasanya dinyatakan juga dengan P . Jika
manometer yang digunakan adalah manometer air raksa dan beda tinggi air dalam
manometer H ft, maka :
H Hg g
P= ...
gc
(1.3)
dimana :
P = pressure drop (lbf/ft2)
Hg = densitas air raksa (849,048 lbm/ ft2)
g = gaya gravitasi (32,174 ft/detik)
gc = konstanta gravitasi (32,174 lbm.ft/ lbf.detik2)
H = tinggi air raksa dalam manometer (ft)

1.3.6 Pipa dan tabung


Pada umumnya pipa berdinding tebal, berdiameter relatif besar, dan
tersedia dalam panjang antara 20 - 40 ft. Sedangkan tabung berdinding tipis dan
biasa tersedia dalam bentuk gulungan yang panjangnya sampai beberapa ratus
kaki. Dinding pipa biasanya kesat, sedangkan dinding tabung licin. Ukuran pipa

3
ditentukan oleh diameter dan tebal dindingnya. Tebal pipa ditunjukkan dengan
schedule number (Mc. Cabe, 1985).

1.3.7 Valve
Valve merupakan salah satu instrumen yang penting dalam proses
pengaliran fluida, terutama fluida cair. Secara umum valve berfungsi sebagai
pengatur besar kecilnya aliran yang akan dialirkan melalui sistem perpipaan. Jenis
jenis valve berdasarkan bentuknya :
1. Globe valve
Globe valve adalah tipe yang paling umum digunakan sekarang dan
beberapa tahun sebelumnya. Globe valve dikelompokan dalam beberapa kategori
yaitu:
a. Single Port Valve
Memiliki konstruksi yang sederhana dan luas permukaan yang besar,
tetapi memiliki tingkat ketidakstabilan yang tinggi pada batang
penghambat. Memiliki tingkat kebocoran yang rendah, keseimbangan
valve memberikan beberapa desain yang baik dalam single stated valve.
b. Double Port
Double port dibuat untuk menyeimbangkan gaya-gaya yang bekerja
pada single port valve. Secara umum mereka mempunyai kapasitas aliran
yang lebih tinggi dan memerlukan gaya-gaya yang bekerja lebih kecil
dibandingkan dengan single port valve.
c. There Way
There way valve dirancang untuk mencampur atau memisahkan suatu
aliran. Karena dapat digunakan pada dua fungsi, valve jenis ini banyak
digunakan. Pada proses pencampuran terdapat dua inlet dan satu outlet dan
dalam proses pemisahan terdapat satu inlet dan dua outlet.
d. Split Body
Split body merupakan satu dari tipe globe valve, yang terdiri dari dua
bagian badan dengan seat ring (dudukan bundar) yang mengapit.
Konstruksinya mengurangi erosi dan bagian-bagian lain mudah
ditempatkan dan relatif murah.

4
2. Angle Valve
Angle valve sering digunakan pada ruang yang berada pada sudut 900 pada
suatu pipa. Dapat digunakan untuk aliran pada tekanan tinggi. Jika efek turbulen,
cavitation atau impingemen mengalami masalah, angle valve mempunyai kontrol
yang baik. Angle valve mudah dipindahkan dari baris dan mampu menangani
kotoran dan material mudah erosif.
3. Neddle Valve
Desain dari neddle valve bisa dimasukkan dalam kategori bentuk barstock.
Desain tersebut cocok untuk industri skala pilot, untuk kontrol dan katalis skala
liquid atau aliran bahan tambahan untuk bermacam-macam proses dan untuk
analitis peralatan.
4. Ball Valve
Valve jenis ini bekerja dalam sebuah kurungan untuk membawa sebuah
bola padat ke mulut bodi yang terbuka dan biasanya digunakan pada industri pulp
and paper. Desain ini dijamin adanya pembersihan sendiri, mempunyai
karakteristik kontrol yang baik dan rangeability yang tinggi.
5. Eccenntric rotating Plug Valve (Camplek Valve)
Camplek valve adalah sebuah katup plug putar yang mempunyai sebuah
pusat putaran. Karakteristik aliran sama atau linear.
6. Butterfly Valve
Butterfly valve terdiri dari batang yang mempunyai baling-baling atau
piringan yang berputar pada batang slinder. Pada industri, butterfly mempunyai
spesifikasi utama untuk penurunan tekanan rendah, pada tekanan rendah statis
dimana kebocoran rata-rata bisa ditoleransi. Sekarang butterfly valve dapat
digunakan untuk penurunan tekanan tinggi, pada tekanan tinggi statis. Butterfly
valve sangat ekonomis, terutama ukuran besar, karena desainnya sederhana dan
kapasitasnya besar.
7. Diaphragm (Sekat)
Sekat valve terdiri dari badan dasar, baji, dan sekat flexible. Valve ini
sering juga dinamakan dengan sounders-type valve. Penutupan dilakukan oleh
gaya sebuah diaphragm yang seperti kubah fleksibel yang melawan sebuah weir.

5
Valve ini baik digunakan pada slurry dan aliran yang viskos, mempunyai kapasitas
yang tinggi dan harganya relatif murah. Kontrol relatif kurang dan mempunyai
sebuah rasio penolakan yang rendah.

8. Pinch Valve
Pinch Valve di desain untuk slurry termasuk biji logam, serat, pasir,batu
bara, gula, pulp and paper stock serta bahan-bahan kimia. Terbuat dari karet atau
bahan sintetis dengan ujung kempa untuk menghubungkan pipa dengan sebuah
kontrol. Valve ini berkapasitas tinggi, harga murah, dan dapat secara otomatis
membersihkan diri tetapi karakteristik kontrolnya kurang dan kemampuan range-
nya rendah.
9. Drag Valve
Keunggulan dari katup ini adalah dapat mengurangi noise. Katup ini lebih
mahal dari katup standar.

1.3.8 Pompa
Pompa merupakan suatu alat yang dapat mengalirkan fluida dari suatu unit
operasi ke unit operasi yang lain. Pompa dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Possitive displacement pump
2. Pompa sentrifugal
a. Klasifikasi pompa sentrifugal yaitu sebagai berikut :
- Radial flow
- Mixed flow
- Axial flow
b. Cara kerja pompa sentrifugal
- Aliran fluida yang radial akan menimbulkan efek sentrifugal dari impeller
yang diberikan kepada fluida. Jenis pompa sentrifugal atau kompresor
aliran radial akan mempunyai head yang tinggi tetapi kapasitas alirannya
rendah. Pada mesin aliran radial fluida masuk melalui bagian tengah
impeller dalam arah yang pada dasarnya aksial. Fluida keluar melalui
celah-celah antara sudut dan piringan dan meninggalkan bagian luar

6
impeller pada tekanan yang tinggi dan kecepatan agak tinggi ketika
memasuki casing atau volute.
- Volute akan mengubah head kinetic yang berupa kecepatan buang tinggi
menjadi head tekanan sebelum fluida meninggalkan pipa keluaran pompa.
Jika casing dilengkapi dengan sirip pemandu (guide vane), pompa tersebut
disebut diffuser atau pompa turbin.
- Impeller adalah bagian dari pompa yang berputar yang mengubah tenaga
mesin ke tenaga kinetik sedangkan volute adalah bagian dari pompa diam
yang mengubah tenaga kinetik ke bentuk tekanan.

1.3.9 Persamaan fluida


Untuk fluida incompressible berlaku persamaan umum Bernouli, yang
dapat diturunkan dari persamaan neraca energy, yaitu :

..(1.4)
dengan :
Z : Beda tinggi sistem perpipaan pada titik 1 dan titik 2 (ft)
g : Gaya gravitasi (32.2 ft/det2)
gc : Konstanta gravitasi (32.2 lbm.ft/ (lbf. det2)
V : Beda kecepatan linear fluida pada titik 1 dan titik 2 (ft/det)
P : Pressure drop atau beda tekanan dari titik 1 dan titik 2 (lbf/sqft)
: Berat jenis fluida, fluida air (lbm/cuft)
F : Friction loss atau tenaga hilang karena gesekan fluida dengan dinding
pipa (ft.lbf/lbm)
: Viskositas, lbm/ft (ft.det)
Masing-masing suku dari persamaan (1.4) biasa juga disebut dengan :

7
F = Friction Head
W = Dynamic Head

1.3.10 Head loss dan friction loss pada pipa horizontal


Untuk pipa horizontal sepanjang L, diantara titik 1 dan titik 2, tidak ada
kerja pada sistem perpipaan, maka Z = 0, V = 0, W = 0, sehingga,
P
=F ....

(1.5)
Head loss biasanya dinyatakan dengan satuan panjang, sehingga untuk
persamaan (5), head loss adalah harga P yang dinyatakan dengan satuan panjang
mmHg atau inchHg. Harga F sendiri bergantung pada tipe alirannya. Untuk aliran
laminer dengan NRe < 2100 berlaku persamaan :
f L v2
F= .....
2 gc D
(1.6)
Untuk aliran turbulen dengan NRe > 4000 berlaku persamaan :
2
32 L v
F= ....
g c D2
(1.7)

1.3.11 Head loss dan friction loss pada elbow


Persamaan yang digunakan dalam pipa horizontal untuk menentukan head
loss juga berlaku untuk elbow. Sambungan-sambungan didalam pipa , misalnya
elbow, kran , valve, tee, akan mengganggu pola aliran fluida dan menyebabkan
terjadinya rugi gesekan atau friction loss. Friction loss ini biasanya dinyatakan
sebagai rugi gesekan yang setara dengan panjang pipa lurus. Untuk elbow 45o
persamaannya adalah :

8
32 L v 2
F= ....
g c D2
(1.8)

Sedangkan untuk elbow 90o berlaku persamaan :

v2
F=K f .......
2 gc
(1.9)

Dimana nilai Kf adalah 0,75.

1.3.12 Friction loss pada enlargement dan contraction


Untuk pipa dimana diameternya berubah dari kecil ke besar, pipa pertama
dengan diameter D1 dan pipa kedua dengan diameter D2, atau enlargement, dan
pipa masih dalam posisi horizontal, tidak ada kerja pada sistem, maka Z = 0, W
= 0, dan persamaan untuk friction loss adalah :
2 2
v v
F= 1 2 .
2 gc
(1.10)
Sedangkan untuk keadaan contraction , dimana diameter pipa berubah dari
diameter besar ke diameter kecil, dari pipa dengan D 1 ke pipa dengan diameter D2,
maka berlaku persamaan :
A 1 v 22
F=0,55 1
( )( )
A 2 2 gc
....

(1.11)

1.3.13 Friction loss pada gate valve dan globe valve


Untuk gate valve dan globe valve berlaku persamaan friction loss sebagai
berikut :
v2
F=K f .
2 gc
(1.12)

Dimana nilai Kf untuk gate valve adalah 0,75 dan untuk globe valve adalah 6,0.

9
10

Anda mungkin juga menyukai