METODOLOGI PENELITIAN
diketahui agar dapat dijadikan petunjuk dimana dan bilamana penelitian akan
dilakukan. Obyek yang akan diteliti penulis dalam penelitian ini adalah
PT Mayora Indah Tbk, sebuah perusahaan dalam industri makanan dan minuman
yang memproduksi biskuit, permen, kopi dll. Subyek penelitian yang dilakukan
penulis adalah pengaruh promosi yang sudah dilakukan oleh perusahaan terhadap
penjualan yang terjadi. Promosi yang dibahas hanya dibatasi pada biaya promosi
dan volume penjualan per semester. Perusahaan ingin mengetahui apakah promosi
tanggal 17 Februari, 1977 dari Poppy Savitri Parmanto, SH, pengganti dari
Ridwan Suselo, SH, Notaris di Jakarta. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar
57 57
Perusahaan memiliki kepemilikan langsung dan tidak langsung pada anak
Sejak pertama kali didirikan pada tahun 1977, PT Mayora Indah Tbk telah
menjadi salah satu industri penting di Indonesia di bidang makanan. Sebagai hasil
dari pertumbuhan negara di bidang ekonomi dan pergeseran pola sosial konsumtif
selama bertahun-tahun.
6. Kopi : Torabika
Indah Tbk go public melalui Penawaran Umum Perdana (IPO) pada tahun 1990.
Sebuah langkah sukses yang jelas dalam perwujudan pabrik di Tangerang, Bekasi
PT Mayora Indah Tbk tersedia di seluruh Indonesia dan beberapa negara luar
58
Arab Saudi, Australia, Afrika, Amerika dan Italia. Berikut adalah grafik penjualan
terbesar pada industri makanan dan minuman Nasional yang pada tahun 2010
dengan prestasi penjualan yang meningkat hingga 180% dalam lima tahun
lainnya yaitu PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Unilever Indonesia Tbk
pada grafik 3.3.2. pertumbuhan Penjualan Mayora masih jauh lebih tinggi.
Penjualan Mayora masih tumbuh dengan pesat hingga saat ini. Diprediksi
1
Kontan.co.id , 03 Desember 2010
59
penjualan Mayora pada tahun 2010 menembus kisaran 7 trilliun Rupiah, dimana
2009)
yang mampu tetap eksis bahkan tumbuh dengan lompatan kuantum melewati
dihasilkan dari Pertumbuhan Organik Perusahaan baik melalui produk yang sudah
eksis maupun ekstensifikasi atas brand yang sudah mapan di pasaran. Kuatnya
strategi penawaran harga yang tepat, didukung jaringan distribusi yang tersebar
2
Laporan keuangan PT Mayora Indah Tbk, September 2010
60
baik di lingkup domestik maupun internasional serta dukungan promosi baik
above the line maupun bellow the line yang komprehensip menjadi kunci bagi
Kinerja Mayora yang luar biasa dapat dianalisa dari Strategi Bauran
Pemasarannya (Marketing Mix). Pada Landasan Teori di Bab II, (marketing mix)
terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi
a. Produk Mayora
61
Mayora dikenal memiliki jajaran produk berkualitas tinggi yang sangat
Biskuit Roma, dan Astor sangat unggul pada kategori wafer dan biskuit,
sementara Kopiko menjadi peraih market share terbesar untuk kategori permen34,
Torabika bersaing ketat dengan group Kapal Api dan Group ABC pada kategori
kopi Instan. Kehandalan Produk Mayora juga diakui Dunia Internasional dimana
untuk Kopiko merajai pasar permen kopi global5 sementara Torabika telah
Mayora amat inovatif serta didukung oleh Riset dan Pengembangan ( R&D) yang
bagus sehingga mudah diterima oleh masyarakat. Mayora juga melengkapi Pabrik
serta tidak kesulitan jika harus meningkatkan kapasitas produksi dalam tempo
3
Sumber : Kontan.co.id, 03 Desember 2010
4
Sumber : Swa.co.id, 19 Desember 2009
5
Sumber : Swa.co.id, 19 Desember 2009
6
Sumber : Swa.co.id, 9 Maret 2000
62
b. Harga Jual Produk
karakteristik konsentrasi industri yang diisi beberapa pemain skala besar baik
margin yang mencolok dari pemain lain. Umumnya konsumen sensitif terhadap
konsumen dari sisi harga. Kalau ingin mengambil posisi harga yang berbeda,
harus diimbangi dengan strategi kemasan dan isi produk yang benar-benar
memang pantas.
Harga merupakan salah satu faktor penting dalam merebut pasar. Harga
kalangan. Namun menurut pihak Torabika salah satu lini produk terlaris Mayora,
taktik banting harga bukanlah cara yang tepat. Mereka meyakini tidak ada satu
pun merek yang dibangun dari harga. Harga bukanlah hal yang menjadi
Tetapi tentu saja harus tetap masuk dalam consumer buying price. Jadi
walaupun harganya tidak terlalu murah, tapi juga tidak lebih tinggi dari batas daya
63
beli konsumen. Ekuitas sebuah produk makin meningkat dengan memposisikan
c. Place (Tempat)
yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Di Industri makanan dan
ribuan pulau baik pulau utama (Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan
mengapa pemain asing juga tidak mudah untuk menggempur pasar dan merebut
market share pemain domestik karena rumitnya jalur distribusi yang diperkirakan
seluruh pemain akan menggandeng pihak ketiga, khususnya distributor yang kuat
pada wilayah tertentu. Hal yang sama pun dilakukan oleh Grup Mayora. Mayora
7
Sumber : http://gadingmahendradata.wordpress.com, 12 Februari 2010
8
Sumber : Swa.co.id, 19 Desember 2009
64
Saat ini Mayora memiliki sekitar 200 subdistributor dengan 2000 tenaga
dari Majalah Swa, bahwa dengan kemampuan distribusi yang dimiliki saat ini
Mayora hanya mampu memenuhi 10% dari 2,4 juta toko di Indonesia. Ongkie
juga meyakini bahwa sangat penting untuk menampilkan Iklan yang mampu
menarik para pedagang grosir dan ritel untuk datang membeli ke Mayora.
d. Promotion (Promosi)
adalah penyulut api, pembuka jalan bagi pemasaran produk. Promosi sangat
kekuatan promosi. Bahkan disaat krisis sekalipun. Jika di runut kembali pada
situasi krisis yang hampir menyeret Mayora pada kemunduran drastis pada tahun
pada situasi saat itu. Sepanjang tahun 2000, Mayora menghabiskan Rp 49 miliar
untuk promosi dan naik lagi menjadi Rp 52 miliar tahun berikutnya. Pada tahun
Rp 998 miliar pada 2002 atau naik 19,2% dibanding tahun sebelumnya,
Rp 833 miliar9. Hingga saat ini Mayora tetap konsisten mengeluarkan biaya
promosi dikisaran 5 hingga 10% dari nilai Penjualan Perusahaan pada tahun
9
Sumber : Swa.co.id, 23 Juni 2003
65
sebelumnya. Berikut adalah gambar above the line dan below the line yang
Gambar 3.3.2 Promosi Above The Line (ATL) dan Bellow The Line (BTL)
Mayora melakukan strategi promosinya melalui promosi above the line melalui
media Televisi, Surat Kabar, Radio dan Billboard, sedangkan promosi bellow the
66
jalan. Dia merinci, jika telah mengeluarkan Rp 1 miliar untuk promosi, tapi
tidak dilakukan sama sekali. Karena Rp 1 miliar itu akan hilang sia-sia jika tidak
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode
67
Method) Menurut Sugiyono (2005), dalam bukunya Metode Penelitian Bisnis,
variable mandiri, baik satu variable atau lebih (independen) tanpa membuat
deskripsi, gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
fakta, sifat-sifat hubungan antar variabel yang diselidiki. Pada penelitian ini,
3.3 Hipotesis
a. Hipotesis penelitian
b. Hipotesis Statistik
68
Ho : (rxy = 0)
Tbk.
Ha : (rxy 0)
3.4.1 Variabel
sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
69
2. Variabel Dependen (Y), sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
variabel Y.
Sungkono (2008) yang dikutip dari Douglas A.Lind, William G. Marchal, Samuel
A. Wathen, hampir semua data kuantitatif dicatat pada tingkat /skala pengukuran
interval, namun perlu ditambahkan, titik 0 mempunyai arti dan rasio dua bilangan
juga mempunyai arti. Contoh skala pengukuran rasio adalah upah, unit produksi,
berat, perubahan harga saham, jarak antara kantor cabang dan ketinggian. Skala
rasio memiliki jarak kategori yang tidak sama karena tidak dibuat dalam rentang
interval. Data Penjualan dan Biaya promosi PT Mayora Indah Tbk yang
digunakan dalam penelitian ini mempunyai angka mutlak dengan rentang interval
yang tidak sama sehingga paling tepat menggunakan skala rasio. (Prof. J.
Supranto, M.A., A.P.U dan DR. H. Nandan Limakrisna, Ir. M.M., C.Q.M : 2009)
70
3.5 Metode Pengumpulan Data
b. Internet
produk-produk yang diproduksi dan disukai konsumen, serta data lain yang
Penelitian ini menggunakan data yang bersumber dari data sekunder. Data
sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder
umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam
71
(Dr.Nur Indriantoro, M.Sc., Akuntan dan Drs.Bambang Supomo, M Si., Akuntan :
Metodologi Penelitian Bisnis : 1999). Jenis data dalam penelitian ini adalah
hitung dan persen /proposisi. Cara lain untuk menggambarkan data adalah
membuat tabel, distribusi frekuensi, dan diagram atau grafik (Sugiyono : 2006).
Data yang digunakan dalam penghitungan ini diambil dari data keuangan
PT Mayora Indah Tbk tahun 2007-2010 yang dibagi kedalam 7 (tujuh) semester.
72
Dalam analisis regresi, dikenal dua jenis variable yaitu :
Variable predictor disebut juga variable independent yaitu variable yang bebas
perusahaan.
linier sederhana, dengan model persamaan seperti dibawah ini (Ir. M. Iqbal
Y a bx
Dimana :
a = konstanta
73
sehingga tingkat presisi atau batas kesalahan sebesar () = 5% = 0,05. Berikut
r
n 2
t
1 r2
Dimana :
t = signifikansi korelasi
n = jumlah data
r2 = koefisien regresi
Jika nilai t hitung lebih besar daripada t tabel maka Ho ditolak artinya
Jika nilai t hitung lebih kecil daripada t tabel maka Ho diterima artinya
74