KARAKTERISTIK BEBAN
APLIKASI MOTOR INDUKSI PADA Mud Feed Mixer
DEWI ANUGRAH RIZQI
2216105063
Dalam makalah ini akan dibahasa salah satu tahapan proses yaitu pada tahapan proses
putaran. Proses pemutaran pada stasiun ini memiliki tujuan untuk memisahkan kristal gula
dengan larutan (stroop) yang masih menempel pada kristal gula. Putaran bekerja dengan gaya
centrifugal yang menyebabkan masakan terlempar jauh dari titik (sumbu) putaran, dan
menempel pada dinding putaran yang telah dilengkapi dengan saringan yang menyebabkan
kristal gula tertahan pada dinding putaran dan larutan (stroop) nya keluar dari putaran dengan
menembus lubang-lubang saringan, sehingga terpisah larutan (stroop) tersebut dari gulanya.
Alat pengaduk Mud feed mixer digunakan sebagai pencampur nira kotor dengan ampas
halus (bagassilo) yang kemudian di filtrasi ke rotary vacuum filter. Alat ini memiliki tuas yang
fungsinya sebagai pengaduk cairan nira. Untuk menggerakkannya, tuas memerlukan gaya
mekanik yang berasal dari motor. Tuas pengaduk dan motor didesain sedemikian rupa sehingga
tercipta suatu alat pengganti tenaga manusia dalam mengaduk cairan nira tersebut.
I. Pemodelan Sistem
Alat pengaduk cairan nira Mud Feed Mixer ini menggunakan motor induksi tiga fasa 25
HP 1450 rpm sebagai penggeraknya. Tetapi hanya diperlukan untuk kecepatan alat pengaduk
cairan nira sebesar 100 rpm. Mesin ini menggunakan sebuah VSD (variabel speed drive) dan
sebuah sensor kecepatan (tachometer) untuk menjaga agar putaran mesin tetap konstan
walaupun beban dari cairan nira berubah-ubah setiap waktunya. Motor listrik akan
menggerakkan gearbox dengan perbandingan ratio 1:14.5 menggunakan sistem transmisi daya
belt dan pulley. Pulley yang digunakan memiliki perbandingan 1:14.5. Selanjutnya output
gearbox disambungkan ke poros pengaduk menggunkan belt dan pulley. Poros pengaduk akan
mengaduk cairan nira secara kontinyu.
Gambar 2 menampilkan blok diagram pemodelan sistem dari alat pengaduk cairan nira
tebu. Input berupa tegangan AC Tiga Fasa dengan frekuensi jala-jala PLN yaitu 50Hz masuk
pada Variabel Speed Drive (VSD). Dalam VSD terjadi proses perubahan frekuensi oleh
komponen elektronika daya menjadi level frekuensi sesuai yang diinginkan. Output frekuensi
yang telah ditentukan digunakan untuk mengontrol kecepatan motor induksi tiga fasa. Motor
induksi tiga fasa ini telah dikopel dengan poros pengaduk dimana poros pengaduk digunakan
untuk mengaduk cairan nira. Output dari motor juga terhubung dengan sensor kecepatan
dimana sensor kecepatan ini berfungsi untuk menjaga agar putaran mesin tetap konstan
walaupun beban dari tingkat kekentalan cairan nira menuju kristalisasi berubah-ubah setiap
waktunya. Output dari sensor kecepatan digunakan sebagai input dari elemen kontrol dimana
nantinya elemen kontrol ini sebagai alat pengontrol dari kerja VSD dalam menentukan
frekuensi yang digunakan dengan menyesuaikan beban yaitu cairan nira yg dihasilkan dari gula
tebu.
Sensor
Kecepatan
Sehingga diperoleh :
Fpemutar = F cos 45o
Fpemutar = 115 cos 45o
Fpemutar = 81,32 kgf
Sehingga :
Ftotal = F x Jumlah Blade
Ftotal = 81,32 x 4
Ftotal = 325,28 kgf = 3189,91 N
c. Torsi Beban
Torsi yang dibutuhkan untuk mengaduk dapat dicari dengan langkah sebagai berikut.
Sehingga :
T = Ftotal x Lpemutar
T = 3189,91 x 0,4
T = 1275,96 N. m
d. Daya Beban
Daya yang dibutuhkan untuk mengaduk dengan kecepatan putar 100 rpm dapat dicari
dengan perhitungan sebagai berikut :
P = T.
1
P = 1275,96 x 100 x 2 x
60
P = 13,4 kW
e. Daya Motor
Daya perencanaan motor (Pd) dapat dicari dengan rumus :
Pd = Fc x P
Dimana :
Pd = Daya desain (Hp)
P = Daya total (Hp)
Fc = Faktor koreksi (dengan nilai 1,2)
Dari hasil perhitungan diatas dapat dipilih jenis motor listrik yang dijual dipasaran yaitu
dipilih Motor Induksi 3 fase merk Crown dengan daya output 25 Hp / 18,6 kW, nr = 1450 rpm,
p = 4 kutub, Vsupply = 380 Vac, Cos phi = 0.8, Class = B .
Dimana :
n1 D2
=
n2 D1
Gambar 5. Perbandingan Pulley
g. Starting Motor
Daya output motor (Pout) = 25 Hp
= 18,65 kW
Besar arus start motor induksi akan bergantung pada kelas motor yang digunakan, dan
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
Sstart
Istart =
3VT
88750
Istart =
3 x 380
Istart = 134,85 A
Untuk mengurangi arus starting yang sangat besar, maka pada saat start tegangan sumber
dikurangi dengan menggunakan Autotransformator. Setelah motor berputar maka
Autotransformator dilepas dari rangkaian motor. Berikut skema dari Autotransformator untuk
starting motor induksi.
Sedangkan arus rating motor dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut.
Efisiensi motor 80%, maka daya input motor adalah :
Daya input motor ( Pin ) = Pout / Efisiensi
= 18650 / 0,8
= 23,31 kW
Diketahui Cos phi = 0,8 lag, maka arus rating motor adalah :
Pin 23310
Irating = Irating = = 44,3 A
3 VT Cos 3 . 380 . 0,8
120. f
N=
P
Dimana :
N = Kecepatan medan putar
F = Frekuensi sumber
P = Jumlah kutub
Torsi beban awal adalah sebesar 1275,96 N.m dan akan berkurang seiring proses
perputaran berlangsung. Berikut grafik variasi torsi beban vs kecepatan yang harus ditanggung
oleh motor selama proses perputara.
Gambar 8. Grafik Torsi Beban Vs Kecepatan
Selanjutnya diperlukan pengaturan agar kecepatan putar motor konstan untuk kondisi
beban yang berubah-ubah tersebut. Dalam hal ini pengaturan kecepatan dilakukan dengan
mengatur besar frekuensi sumber menggunkan Variable Speed Drive (VSD). Berikut
perhitungan frekuensi motor selama proses perputaran untuk beban berubah-ubah.
Data motor :
Rating frekuensi = 50 Hz
Nr = 1450
Slip = 3,3%
Putaran ini digunakan untuk memutar torsi beban 1275,96 N.m.
Sedangkan frekuensi yang dibutuhkan untuk memutar torsi beban lainnya sebesar
1224,92 N.m dihitung dengan menggunakan persamaan :
50 Hz K
=
1275,96 1224,92
K = 48 Hz (Frekuensi pada saat torsi beban 1224,92 N.m)
Sedangkan frekuensi untuk variasi beban lainnya diperlihatkan pada tabel di bawah.
Tabel 1. Torsi Beban Vs Frekuensi
Torsi Beban (N.m) Frekuensi (Hz)
1275,96 50
1224,922 48
1059,047 41,5
969,7296 38
829,374 32,5
727,2972 28,5
561,4224 22
i. Pengereman Motor
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu cara untuk mengatur kecepatan motor
adalah dengan mengatur frekuensi sumber, cara ini juga dapat digunakan untuk pengereman
motor induksi. Pengaturan frekuensi sama halnya dengan menggunakan VSD. Proses
pengereman dilakukan dengan cara menurunkan frekuensi secara bertahap hingga kecepatan
mencapai nol.
Pada saat akan terjadi pengereman torsi beban adalah sebesar 561,42 N.m dan kecepatan
motor 638 rpm dengan frekuensi 22 Hz. Berikut grafik frekuensi dari mulai akselerasi hingga
pengereman.
Deceleration
Acceleration
Braking