PENDAHULUAN
paling sering antara usia 30 dan 50 tahun. HNP merupakan penyebab paling
tahun.Nyeri pinggang yang diderita pasien usia kurang dari 55 atau 60 tahun
adalah disebabkan oleh HNP, sedangkan yang berusia lebih tua nyeri pinggang
lumbal seringkali mengeluh rasa nyeri menjadi bertambah pada saat melakukan
aktivitas seperti duduk lama, membungkuk, mengangkat benda yang berat, juga
pada saat batuk, bersin dan mengejan. Biasanya nyeri belakang punggung oleh
A. Definisi
bantalan yang berada diatara ruas tulang belakang biasa disebut nucleus
iritasi dan penekanan radiks saraf sehingga di daerah iritasi terasa nyeri
yang menjalar3. Berikut ini adalah sifat nyeri dari HNP adalah:
skiatik.
2. Sifat nyeri khan dari posisi berbaring ke duduk,nyeri mulai dari pantat
bawah.
pinggang saat batuk atau mengedan, berdiri, atau duduk untuk jangka
terlibat.
5. Nyeri bertambah bila daerah L5S1 (garis antara dua krista iliaka)
diteka
letak nukleus yang terkandung di dalamnya. Pada saat terjadi herniasi pada
nukleus, terjadi kompresi pada jaras syaraf yang berdekatan dengan tempat
yang bisa disebut skiatika, apabila semakin parah dapat terjadi disfungsi
sistem saraf 4.
Faktor resiko terjadinya HNP terdiri dari faktor resiko yang dapat
pada punggung, latihan fisik yang berat, paparan pada vibrasi yang
2. Olahraga yang tidak teratur, mulai latihan setelah lama tidak berlatih,
(sumber: medscape)
C. Patofisiologi
2. Beban berat
Jika beban pada discus bertambah, annulus fibrosus tidak kuat menahan
nukleus pulposus (gel) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh karena gel yang
reseptor nosiseptif (nyeri) yang diberikan rangsang oleh berbagai stimulus lokal
otot, yang selanjutnya dapat menimbulkan iskemia. Nyeri yang timbul dapat
inflamasi; atau nyeri neuropatik yang diakibatkan lesi primer pada sistem saraf.
penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf yang kaya nosiseptor dari
serabut saraf dan bertambah dengan peregangan serabut saraf misalnya karena
panas yang sangat peka terhadap rangsang mekanikal dan termal 4,5,6.
D. Penegakan Diagnosis
a. Anamnesis
berat apabila duduk, membungkuk, batuk, bersin atau kegiatan yang dapat
nyeri, kualitas nyeri, apakah nyeri yang diderita diawali kegiatan fisik,
sebelumnya dan apakah ada keluarga penderita penyakit yang sama. Perlu
juga ditanyakan keluhan yang mengarah pada lesi saraf seperti adanya
nyeri radikuler, riwayat gangguan miksi, lemah tungkai dan adanya saddle
anestesi7.
b. Pemeriksaan Fisik
1. Posisi berdiri:
dingin).
2. Posisi duduk:
3. Posisi berbaring :
berbaringnya.
4. Pemeriksaan neurologik,
a. Pemeriksaan sensorik
c. Pemeriksaan tendon
laseque)
2. Tes untuk menaikkan tekanan intratekal (tes
(sumber: meddic.jp)
c. Pemeriksaan Penunjang
2. Skrining rheumatologi.
3. Tes neuroendokrin
4. Elektromiografi (EMG)
(Sumber: Medscape)
E. Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
oleh pasien. OAINS yang dapat dipilih adalah bergantung pada dosis
yang akan digunakan dan harga yang akan diberikan. Apabila nyeri
1. Calecoxib
2. Ibuprofen
3. Naproxen
4. Ketoprofen
b. non-medikamentosa
berbeda yaitu:
2. Fase recovery fokus dari terapi pada fase ini adalah fungsi dari
konservatif.
diterapi.
4. Penatalaksanaan dari HNP adalah dengan OAINS, terapi bedah dan terapi
rehabilitasi.
IV. DAFTAR PUSTAKA
http://www.medscape.com/viewarticle/512033
Available at http://www.umm.edu/imagepages/9700.html
Available at http://emedicine.medscape.com/article/249113-
overview#a0112
Available at http://emedicine.medscape.com/article/1263961-
overview#aw2aab6b3
patofisiologi-hernia-nucleus-pulposus.html.diaksestanggal 25 November
2011.
http://mukipartono.com/mengenalnyeri-pinggang-hnp.htm.diakses tanggal
25 November 2011.