Anda di halaman 1dari 14

Antihistamin Penghambat Reseptor

H1 (AH1)
Antihistamin Penghambat Reseptor
H2 (AH2)
Tujuan terapi : mengatasi alergi
Dosis :
Anak : tablet, 3 4 x/hari
Dewasa : 1 tablet (4mg), 3 4 x/hari
Kemasan :
Chlorpheniramine sediaan tablet: 4mg
Sebagai Ineverse agonist, bergabung bersama dan
menstabilkan reseptor H1 yang belum aktif,
sehingga berada pada status yang tidak aktif.
Penghambatan reseptor histamin H1 ini bisa
mengurangi permeabilitas vaskular, pengurangan
pruritus, dan relaksasi otot polos saluran cerna serta
napas. Secara klinis, antihistamin H1 generasi
pertama ditemukan sangat efektif berbagai gejala
rhinitis alergi reaksi fase awal, seperti rhinorrhea,
pruritus, dan sneezing. Tapi, obat ini kurang efektif
untuk mengontrol nasal congestion yang terkait
dengan reaksi fase akhir.
Antihistamin H1 berguna untuk pengobatan
simptomatik berbagai penyakit alergi dan
mencegah atau mengobati mabuk
perjalanan. Antihistamin generasi pertama
digunakan untuk mengatasi hipersitifitas,
reaksi tipe I yang mencakup rhinitis alergi
musiman atau tahunan, rhinitis vasomotor,
alergi konjunktivitas, dan urtikaria. Agen ini
juga bisa digunakan sebagai terapi anafilaksis
adjuvan.
Hipersensitif terhadap antihistamin khusus atau
terkait secara struktural
Bayi baru lahir atau premature
Ibu menyusui
Narrow-angle glaucoma
Stenosing peptic ulcer
Hipertropi prostat simptomatik
Bladder neck obstruction
Penyumbatan pylorodudenal
Gejala saluran napas atas (termasuk asma)
Pasien tua
Pasien yang menggunakan monoamine oxidase
inhibitor (MAOI)
Alergi : Fotosentivitas, shock anafilaksis,
ruam, dermatitis
Kardiovaskular : Hipotensi postural, refleks
takikardia, palpitasi, trombosis vena
pada sisi injeks.
S.Saraf pusat : Sedasi, pusing, gangguan koordinas,
bingung, rx.extraparamidal (dosis
tinggi)
Gastrointestinal : Apigastric distress, anoreksi, rasa pahit
(nasal spray)
Genitourinari : Urinary frequency, urinary retention,
dysuria
Respiratori : Dada sesak, mulut kering, epitaksis dan
nasal burning (nasa spray)
Jakarta, 08 2 -2017

R/ CTM tab 4 mg No. X


S 3 dd tab I p.r.n.

Pro : X
Umur 25 tahun
Tujuan terapi : untuk penanganan alergi
Bekerja lebih selektif pada reseptor perifer dan juga
bisa menurunkan lipofilitas, sehingga efek samping
pada SSP lebih minimal. Di samping itu, obat ini
juga memiliki kemampuan anti alergi tambahan,
yakni sebagai antagonis histamin. Juga
mempengaruhi pelepasan mediator dari sel mast
dengan menghambat influks ion kalsium melintasi
sel mast atau membran basofil plasma, atau
menghambat pelepasan ion kalsium intraseluler
dalam sel. Obat ini menghambat reaksi alergi
dengan bekerja pada leukotriene dan prostaglandin,
atau dengan menghasilkan efek anti-platelet
activating factor.
Sekresi asam lambung
Alergi : Fotosentivitas, shocks anafilaksis,
ruam, dan dermatitis
SSP : Mengantuk, sakit kepala, sedasi
Respiratori : Mulut kering
Gastrointestinal : Nausea, vomiting, abdominal distress
Jakarta, 08 2 -2017

R/ Ranitidin tab 300 mg No. X


S 1 dd tab I p.r.n.

Pro : X
Umur 25 tahun

Anda mungkin juga menyukai