Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengertian pemeliharaan

Pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang sangat penting, karena


pemeliharaan yang baik akan memperpanjang umur peralatan dan akan
menjamin berfungsinya peralatan dengan baik dan pemeliharaan yang telah
dilaksanakan tidak ada bekasnya namun dapat di rasakan pengaruhnya. Tujuan
pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah untuk menjamin
kontinuitas penyaluran tegangan tinggi dan menjamin keandalan antara lain:

a. Untuk meningkatkan keandalan dan efisiensi.


b. Untuk memperpanjang umur peralatan sesuai dengan usia teknisnya.
c. Untuk mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan.
d. Untuk meningkatkan keamanan peralatan.

e. Untuk mengurangi lama waktu pemadaman akibat sering terjadinya


gangguan.

Faktor yang paling dominan dalam pemeliharaan peralatan listrik tegangan


tinggi adalah system isolasi. Isolasi meliputi isolasi keras (padat) dan isolasi
minyak (cair). Suatu peralatan akan sangat mahal bila isolasinya sangat bagus
dari demikian isolasi merupakan bagian yang terpenting dan sangat
menentuka umur dari peralatan. Untuk itu kita harus memperhatikan /
memelihara sistem isolasi sebaik mungkin, baik terhadap isolasinya maupun
penyebab kerusakan isolasi dalam pemeliharaan peralatan listrik tegangan
tinggi kita membedakan antara pemeriksaan / monitoring (mencatat, melihat,
meraba serta mendengar) dalam keadaan operasi dan memelihara
(kalibrasi/pengujian, koreksi,/resetting serta memperbaiki/membersihkan)
dalam keadaan padam, pemeriksaan atau monitoring dapat dilaksanakan oleh
operator atau petugas patrol setiap hari dengan sistem check list atau catatan
saja. Sedangkan pemeliharaan harus dilaksanakan oleh regu pemeliharaan.

Jenis jenis pemeliharaan listrik tegangan tinggi pada gardu induk (GI)
adalah sebagai berikut:

a. Predictive Maintenance (Conditional Maintenance)


Adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara memprediksi
kondisi suatu peralatan listrik, apakah dan kapan kemungkinannya
peralatan listrik tersebut menuju kegagalan. Dengan memprediksi kondisi
tersebut dapat diketahui gejala kerusakan secara dini. Cara yang biasa
dipakai adalah memonitor kondisi secara online baik saat peralatan sedang
beroperasi atau saat sedang tidak beroperasi. Untuk itu diperlukan
peralatan dan personil khusus untuk analisa. Pemeliharaan ini disebut juga
pemeliharaan berdasarkan kondisi (condition base maintenance)

b. Preventive maintenance (time based maintenance)


Adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah
terjadinya kerusakan peralatan secra tiba-tiba dan untuk mempertahankan
unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknisnya kegiatan ini
dilaksanakan secra berkala dengan pedoman kepada : instruction manual
dari pabrik,standar-standar yang ada ( IEC,CIGRE,dll) dan pengalaman
operasi dilapangan > pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharan
berdasarkan waktu (time base maintenance).

c. Corrective maintenance
Adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan berencana dengan
waktu-waktu tertentu ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau
unjuk kerja rendah saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk
mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan dan
penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga curative
maintenance,yang bisa berupa Trouble shooting atau pergantian
part/bagian yang rusak atau kurang berfungsi yang dilaksanakn terencana.

d. Breakdown Maintenance
Adalah pemeliharaan yang dilakukan stelah terjadi kerusakan
mendadak yang waktunya tidak tertentu bersifat darurat

Pelaksanaan pemeliharaan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :

1. Pemeliharaan yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas operator


atau petugas patrol bagi gardu induk yang tidak dijaga (GITO-gardu induk
tanpa operator
2. Pemeliharaan yang berupa pembersihan dan pengukuran yang dilakukan
oleh petugas pemeliharaan.

4.2 Pemeliharaan Trafo Tegangan (CVT)

Lingkup pengujian pemeliharaan trafo tegangan (CVT) adalah :

1. pengujian tahanan isolasi


2. pengujian tahanan pentanahan

4.2.1 ShutdownTesting/Measurement

Shutdown Testing/Measurement adalah pekerjaan pengujian yang


dilakukan pada saat peralatan dalam keadaan padam. Pekerjaan ini
dilakukan pada saat pemeliharaan rutin maupun pada saat investigasi
ketidaknormalan.
4.2.2 Pengukuran Tahanan Isolasi Trafo Tegangan (CVT)

Tahanan isolasi adalah tahanan yang terdapat diantara dua kawat saluran
atau kabel yang diisolasi satu sama lain atau tahanan antara satu kawat
saluran dengan tanah atau (ground).

Pengujian tahanan isolasi yang dilakukan pada trafo tegangan (CVT) yang
terdapat di Gardu Induk Aur Duri menggunakan alat ukur tahanan
isolasi,dimana di sisi primer trafo diberikan tegangan 5 kv dan 500 V untuk
sisi sekunder. Berfungsi untuk mengetahui kualitas tahanan isolasi pada
trafo tegangan tersebut. Pencatatan hasil pengukuran dilakukan pada saat 60
detik.

Alat ukur yang digunakan untuk menguji tahanan isolasi adalah Megger
(Mega ohm Meter) yang mana Megger digunakan untuk mengukur tahanan
isolasi dari peralatan listrik maupun instalasi listrik.Output dari alat ukur ini
adalah tegangan arus searah,besar tegangannya adalah ; 500 , 1000, 2000,
atau 5000 Volt dan batas pengukuran dapat bervariasi antara 0,02 sampai 20
meter ohm dan 5 sampai 5000 meter ohm dan lain-lain sesuai dengan
sumber tegangan dari Megger tersebut.

Gambar 4-2. Megger ( Mega ohm meter )


Tahanan isolasi yang diukur antara lain adalah :

- Terminal primer (P) - ground,


- Terminal primer (P) - terminal Sekunder (a1)
- Terminal primer (P) - terminal sekunder (a2)

- Terminal sekunder (a1) - terminal sekunder (a2)


- Terminal sekunder (a1) - ground

Gambar pengujian tahanan isolasi :

Gambar 4-3. Gambar 4-4.

Gambar 4-5.
Standard: VDE ( catalogue 228/4 ) minimum besarnya tahanan isolasi kumparan
trafo, pada suhu operasi dihitung 1 Kilo Volt = 1 Mohm

Tabel 4-2 Rekomendasi Hasil Tahanan Isolasi Shutdown Testing/Measurement

Data Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi

Tabel 4-3 Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi

Titik Ukur Fasa : R Fasa : S Fasa : T


Primer 11230 M 2800 M 50100 M
Ground
Primer 113600 M 76000 M 78000 M
Sekunder (1a)
Primer 144000 M 23500 M 129500 M
Sekunder (2a)
Sekunder (1a) 66700 M 33300 M 59800 M
Sekunder (2a
Sekunder (1a) 49200 M 63800 M 39000 M
Ground
Sekunder (2a) - 91700 M 121700 M 46100 M
Ground

Dari hasil data pengukuran yang di dapat, dapat disimpulkan bahwa tahanan
isolator pada transformator tegangan (CVT) masih tinggi dan belum mencapai
nilai tahanan isolasi minimum, jadi dapat dikatakan bahwa transformator tegangan
(CVT) masih layak untuk digunakan, dikarenakan trafo tegangan (CVT) masih
dalam keadaan yang baik.

4.2.3 Pengukuran Tahanan Pentanahan

Dalam waktu yang lama,tanah yang korosif dengan kelembaban tinggi,


mengandung garam, dan suhu tinggi akan menurunkan kualitas btang
pentanahan dan sambungan-sambungannya. Walaupun sistem pentanahan saat
awalnya dipasang mempunyai nilai tahanan pentanahan ketanah rendah,
tahanan sistem pentanahan akan meningkat jika batang pentanahan rapuh.

Pengukuran tahanan pentanahan bertujuan untuk menentukan tahanan


antara besi atau plat tembaga yang ditanam dalam tanah yang digunakan untuk
melindungi peralatan listrik terhadap gangguan petir dan hubung singkat.
Dengan demikian pelat tersebut harus ditanam hingga mendapatkan tahanan
terhadap tanah yang sekecil-kecilnya.

Alat ukur yang digunakan dalam melakukan pengukuran tahanan


pentanahan ini adalah Digital Earth Tester dimana alat ukur ini penampilnya
menggunakan digital pada segmen-segmen, sehingga dengan mudah
menyimpan data-data yang terukur. Perancangan alat ukur tahanan tanah
digital ini menggunakan tiga batang elektroda E (Earth), elektroda P
(potensial) dan elektroda C ( Current). Tujuan penggunaan tiga btang
elektroda tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana tahanan dapat
mengalirkan arus listrik. Alat ukur tahanan tanah ini terdiri dari beberapa blok
diagram rangkaian, antara lain rangkaian osilator, rangkaian tegangan input,
rangkaian arus input, mikrokontroler dan rangkaian penampil.
Gambar 4-6. Digital Earth Tester

Tabel 4-4 Rekomendasi Hasil Pengujian Tahanan Pentahanan

Shutdown Testing/ Measurement

Hasil
No Keterangan Rekomendasi
Pengujian

1 < 1 Ohm Good Normal

Periksa kondisi sambungan


2 >1Ohm Poor
grounding

Gambar Pengukuran Tahanan Pentanahan Pada Trafo Tegangan ( CVT) Gardu


Induk Aur Duri 150 KV

Gambar 4-7.pengukuran tahanan pentanhan


Gambar 4-8 .pengukuran tahanan pentanahan ( Earth Tester )

Gambar 4-9.Hasil pengukuran pentanahan

Hasil Pengukuran Tahanan Pentanahan Pada Trafo Tegangan (CVT)

Tabel 4-5 Hasil Pengukuran Tahanan Pentanahan

Titik Ukur Fasa : Fasa : Fasa :


R S T
Kawat
Pentanahan 0.6 0.8 0.12

Berdasarkan standart tahanan isolasi yang terdapat pada table 4-4 tahanan pentanahan
yang bagus atau baik adalah lebih kecil dari 1 jadi apabila data hasil pengukuran
tahanan pentanahan pada Trafo Tegangan ( CVT) dibandingkan dengan data standart
tahanan isolasi maka, dapat disimpulkan bahwa kawat pentanahan pada trafo tegangan
masih bagus dan masih layak operasi.

Anda mungkin juga menyukai