BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Optimalisasi adalah berasal dari kata
ekstensifikasi subyek dan obyek pendapatan. Dalam jangka pendek kegiatan yang
paling mudah dan dapat segera dilakukan adalah dengan melakukan intensifikasi
terhadap obyek atau sumber pendapatan daerah yang sudah ada terutama melalui
Pendapatan Asli Daerah (PAD) tanpa harus melakukan perluasan sumber atau
7
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka), 1994, hlm. 800
9
obyek pendapatan baru yang memerlukan studi, proses dan waktu yang panjang. 8
optimal, Masalah ini tercermin pada sistem dan prosedur. Perlu adanya batasan
waktu dan penentuan tata cara pelaksanaan. Berhasil tidaknya proses pelaksanaan
Menurut Edward, yang dikutip oleh Abdullah dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
baik apabila jelas bagi para pelaksana. Hal ini menyangkut proses
yang disampaikan;
b. Resouces (sumber daya), dalam hal ini meliputi empat komponen yaitu
dalam pelaksanaan;
8
Artikel Machfud Sidik, “Optimalisasi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Dalam Rangka
Meningkatkan Kemampuan Keuangan Daerah”, 2001, hlm. 8
9
Syukur Abdullah, Kumpulan Makalah “Study Imlementasi Latar Belakang Konsep Pendekatan
dan Relevansinya Dalam Pembangunan, (Ujung Pandang: Persadi, 1987), hlm. 40
10
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Unit” merupakan bagian terkecil dari
pada sesuatu yang dapat berdiri sendiri.10 Sedangkan “Pelayanan” adalah perihal
atau cara melayani,11 Menurut Moenir pelayanan adalah aktivitas yang dilakukan
seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem,
prosedur, dan metode tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan orang lain
sesuai dengan haknya. Hal ini menjelaskan bahwa pelayanan adalah suatu bentuk
sistem, prosedur atau metode tertentu yang diberikan kepada orang lain dalam hal
ini pelanggan agar kebutuhan pelanggan tersebut dapat terpenuhi sesuai dengan
jarak jauh (perjalanan, gerakan, kejadian, dsb)13 Berdasarkan Uraian diatas dapat
sesuatu yang dilakukan oleh bagian terkecil dari sebuah institusi yang dapat
berdiri sendiri.14
10
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), 1994, hlm. 1247
11
op.cit., hlm.646
12
Moenir, H.A.S, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara), 1998, hlm.
26
13
Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit., 1994 hlm. 208
14
Muhammad Novandi, Tinjauan Yuridis Terhadap Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor
Melalui Unit Pelayanan Cepat (UPC) Di Kota Bandar Lampung, (Bandar Lampung: Fakultas
Hukum Universitas Lampung), 2009, hlm. 28
11
wajib pajak kendaraan bermotor adalah sistem antrian, Sistem antrian adalah
suatu himpunan pelanggan, pelayan dan suatu aturan yang mengatur kedatangan
disebut pelanggan (customer) dan yang melayani disebut pelayan (server). Dalam
sistem antrian jika antrian itu terlalu panjang yang lebih dikenal dengan istilah
balking. 15 Pelanggan yang tak sabar dan memutuskan untuk meninggalkan sistem
a. Kedatangan
yakni waktu antara kedatangan dua pelanggan yang berurutan pada suatu
pelanggan yang berada dalam sistem, atau tidak bergantung pada keadaan
sistem antrian ini. Para pelanggan datang satu per satu atau secara
15
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : PT. Rineka Cipta), 1999, hlm.7
16
Sri Mulyono, Riset Operasi, (Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia), 2002. hlm. 276
12
b. Pelayanan
maka anggapan dasarnya adalah bahwa satu pelayan saja dapat melayani
c. Fasilitas pelayanan
1. Bentuk series
2. Bentuk paralel
dalam beberapa garis lurus yang antara yang satu dengan yang lain
paralel.
yang sedang dilayani dan yang berada dalam antrian, yang dapat
berhingga.
17
Seminar Ttg. Peran Penyuluhan P2K Dalam Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah, Senin 28
November 2011
14
masing-masing daerah.18
LOKET II
LOKET I
18
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34718/4/Chapter%20II.pdf diakses pada tanggal
10 Januari 2013
15
oleh petugas di loket II. Setelah semua proses selesai, wajib pajakpun
dimensi-dimensi berikut :
waktu proses.
pelanggan eksternal.
16
19
Ditjen Pemerintahan Umum
17
harapan masyarakat;
dilihat dari aspek apa pun khususnya suku, ras, agama, golongan,
pelayanan publik.20
dalam organisasi.
21
Makalah Tjipto Atmoko, Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, 2008, hlm. 4
19
publik.
grievance).
peraturan perundang-undangan;
terjangkau.22
Dan Pembinaan Serta UPPD. Salah satu pelayanan Dinas Pendapatan Daerah
22
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan-Publik
22
Bermotor (STNK), Buku Pajak Kendaraan Bermotor (BPKB), dan Bea Balik
bersama sama oleh 3 penyelenggaraan negara yaitu Polri, Dipenda dan Jasa
Raharja yang telah diatur dalam instruksi bersama Menhankam, Menteri dalam
Dalam Inbers telah diatur Tugas Pokok dan Fungsi masing-masing instansi.
berikut;
Unit Pelayanan Cepat/Samsat Drive Thru hingga saat ini hanya ada dua unit di
Provinsi Lampung yaitu di Samsat Bandar Lampung dan Samsat Gunung Sugih
23
http://dipendalampung.org/img/favicon.ico diakses pada tanggal 12 Januari 2013
23
yang memakan waktu lama, serta kesan birokrasi yang berbelitbelit sudah
Samsat.
Ciri utama yang menunjukkan suatu daerah otonom mampu berotonomi yaitu
Daerah (PAD) khususnya pajak dan retribusi daerah harus menjadi bagian sumber
jangka pendek kegiatan yang paling mudah dan dapat segera dilakukan adalah
efektivitas dan efisiensi sumber atau obyek pendapatan daerah akan meningkatkan
sumber atau obyek pendapatan baru yang memerlukan studi, proses dan waktu
Masalah ini tercermin pada sistem dan prosedur pemungutan yang masih
konvensional dan masih banyaknya sistem berjalan secara parsial, sehingga besar
berbeda dan data tidak up-to-date. Permasalahan pada sistem pemungutan pajak
cukup banyak, misalnya: baik dalam hal data wajib pajak/retribusi, penetapan
jumlah pajak, jumlah tagihan pajak dan target pemenuhan pajak yang tidak
optimal. Secara umum, upaya yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah
pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah, antara lain dapat dilakukan
c. Meningkatkan pengawasan
dilakukan.24
akan pengertian dari pajak itu sendiri. Seperti diketahui bahwa Negara dalam
maupun kecerdasan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan tujuan Negara yang
dicantumkan di dalam Pembukaan UUD 1945 pada alenia keempat yang berbunyi
”melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia serta
diatas tampak bahwa karena kepentingan rakyat, Negara memerlukan dana untuk
kepentingan tersebut. Dana yang akan dikeluarkan ini tentunya didapat dari rakyat
itu sendiri melalui pemungutan yang disebut dengan pajak. Pemungutan pajak
Pasal 23 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 yang menegaskan agar setiap pajak
24
Seminar Ttg. Peran Penyuluhan P2K Dalam Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah. Senin, 28
November 2011
27
Dengan asas ini berarti telah memberikan jaminan hukum yang tegas akan hak
Negara dalam memungut pajak25 Beberapa Pendapat pakar tentang definisi pajak
1. N.J. Feldmann
“Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh terutang kepada penguasa,
pengeluaran umum.”
2. M.J.H. Smeets
umum, dan yang dapat dipaksakanya, tampa adanya kontra-prestasi yang dapat
pengeluaran pemerintah”.
3. Soeparman Soemahamidjaja
25
Wirawan B. Ilyas, Richard Burton, Hukum Pajak, Edisi 3, (Jakarta : Salemba Empat), 2007,
hlm.4
28
“Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh
dipungut dengan bantuan dari dan kerja sama dengan Wajib Pajak, sehingga
4. Rochmat Soemitro
(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontra-
prestasi), yang langung dapat ditujukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum”.
bila utang pajak tidak dibayar, maka utang pajak tersebut dapat ditagih dengan
Dari empat pengertian pajak diatas, dapat disimpulkan bahwa ada lima unsur
pembayar pajak;
yang hasilnya juga akan dikembalikan kepada masyarakat. Oleh sebab itu,
mengenai jenis pajak apa saja yang akan dipungut serta berapa besaran
pemungutan pajak.26
pemungutannya.
a. Menurut Sifatnya
sendiri wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain
26
Ibid, hlm.6
30
kepada orang lain dan hanya dikenakan pada hal-hal tertentu atau
b. Menurut Sasaranya/Objeknya
pajak objektif;
jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan jenis pajak yang
Pajak pusat adalah jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah jenis pajak yang dikelola
e. Pajak Rokok.
a. Pajak Hotel.
32
b. Pajak Restoran.
c. Pajak Hiburan.
d. Pajak Reklame.
g. Pajak Parkir.
menggunakan uang yang berasal dari pajak. Uang pajak juga digunakan
pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak.
jalan darat dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau
1. Objek Pajak
a. Kereta Api
3. Subjek Pajak
bermotor.28
28
Waluyo, Perpajakan Indonesia Buku 2, (Jakarta : Salemba Empat), 2011, hlm. 239
36
pengertian pajak dari berbagai definisi, terlihat adanya dua fungsi pajak
yaitu:
negeri.
3. Fungsi stabilitas;
dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan
29
Mardiasmo. Perpajakan, (Yogyakarta : C.V Andi Offset), 2006, hlm.1
37
masyarakat.30
Angkutan Jalan.
Retribusi Daerah.
Keuangan Daerah.
30
http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak diakses pada tanggal 14 Januari 2013
31
Muqodim. Perpajakan Buku Satu, (Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia Press), 1999, hlm.
122
38
Kabupaten/Kota.
Kendaraan Bermotor.
Daerah.