PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diabetes Mellitus sering disebut sebagai the great imitator karena penyakit ini dapat
mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan dengan gejala yang
sangat bervariasi. Gejala-gejala tersebut dapat berlangsung lama tanpa diperhatikan sampai
ketika orangtersebut pergi ke dokter dan diperiksa kadar glukosa darahnya. Terkadang
gambaran klinik dari diabetes tidak jelas dan diabetes baru ditemukan pada saat pemeriksaan
penyaring atau pemeriksaan untuk penyakit lain
Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya cukup tinggi di dunia.
Kebanyakan penderitanya berasal dari usia dewasa sampai usia lanjut. Mereka terkena
penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah di dalam tubuh. Kondisi ini terjadi
karena kebanyakan orang tidak teliti dalam menilai dan mengatur gaya hidup mereka yang
sebenarnya akan selalu memiliki dampak terhadap tubuh mereka dikemudian hari.
Gaya hidup merupakan hal yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh kita.
Kemampuan kita dalam mengatur pola istirahat,makan dan kebiasaan sehari hari adalah kunci
dari kesehatan tubuh kita. Keseimbangan tubuh akan terjaga apabila kita mampu mengatur
gaya hidup kita dengan baik dan konsisten. Diet Diabetes Mellitus merupakan hal yang bisa
dilakukan untuk mengatur gaya hidup penderita penyakit ini.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah diet yang baik bagi penderita diabetes mellitus?
2. Mengapa perlu dilakukan diet khusus bagi penderita diabetes mellitus?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara melakukan diet diabetes mellitus
2. Untuk mengetahui syarat diet diabetes mellitus
3. Untuk mengetahui cara penentuan diet diabetes mellitus
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
Untuk Indonesia Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi
Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang (diabetes care,2009). Sedangkan
hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian
akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu
14,7%. Dan daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%.
Sedangkan prevalensi TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) pada penduduk usia >15 tahun
di perkotaan adalah 10.2% dan sebanyak 13 provinsi mempunyai prevalensi diatas prevalensi
nasional. Prevalensi kurang makan buah dan sayur sebesar 93,6%, dan prevalensi kurang aktifitas
fisik pada penduduk >10 tahun sebesar 48,2%. Disebutkan pula bahwa prevalensi merokok setiap
3
hari pada penduduk >10 tahun sebesar 23,7% dan prevalensi minum beralkohol dalam satu bulan
terakhir adalah 4,6%.
2.3 Klasifikasi
Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut baik melaluiproses
imunologik maupun idiopatik.
Bervariasi, mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai
yang dominan defek sekresi insulin bersama resistensi insulin.
4. Endokrinopati
6. Infeksi
4
Diabetes Mellitus lanjut usia,terdapat perubahan,patofisiologi akibat proses menjadi tua sehingga
gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai dengan komplikasi yang lebih lanjut.
Hal yang sering menyebabkan pasien datang berobat ke dokter adalah adanya keluhan yang
mengenai beberapa organ tubuh,antara lain:
d) Kelemahan tubuh
Kelainan kulit berupa gatal,biasanya terjadi di daerah genital ataupun daerah lipatan kulit
lain,seperti di ketiak dan di bawah payudara,biasanya akibat tumbuhnya jamur. Sering pula
dikeluhkan timbulnya bisul-bisul atau luka lama yang tidak mau sembuh. Luka ini dapat timbul
akibat hal sepele seperti luka lecet karena sepatu, tertusuk penitidan sebagainya.
Baal dan kesemutan akibat terjadinya neuropati juga merupakan keluhan pasien,disamping
keluhan lemah dan mudah merasa lelah. Keluhan lain yang mungkin dapat menyebabkan pasien
datang,berobat ke dokter adalah keluhan mata kabur yang disebabkan oleh katarak ataupun
gangguan-gangguan refraksi akibat perubahan-perubahan pada lensa akibat hiperglikemia.
2.5 Diagnosis
5
c. Gejala klasik DM + gula darah 2 jam setelah makan 200mg/dl
Dengan menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75g glukosa anhidrus yang
dilarutkan ke dalam air.
2.6 Penatalaksanaan
- Edukasi
- Pengaturan gaya hidup dan diet
- Latihan (olahraga)
- Terapi farmakologi
2.7 Penatalaksanaan diet diabetes mellitus
Prinsip umum diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan
diabetes. Penatalaksanaan nutrisi pada penderita diabetes diarahkan untuk mencapai beberapa
tujuan berikut ini (Kartini,S.2009):
6
Pada pasien obesitas (khususnya pasien diabetes mellitus tipe2).penurunan berat badan
merupakan kunci dalam penanganan diabetes. Secara umum penurunan berat badan bagi individu
obesitas menjadi faktor penting untuk mencegah timbulnya diabetes. Obesitas akan disertai
resistensi insulin yang merupakan salah satu etiologi dari diabetes mellitus tipe 2. Untuk pasien
diabetes yang obesitas dan tidak menggunakan insulin,konsistensi dalam hal volume dan
penentuan jam makan cukup penting dilakukan. Namun sebgai fokus utamanya terletak pada
jumlah keseluruhan dari kalori yang dimakan. Ini akan membantu kerja pancreas dalam
menyesuaikan fungsinya dengan lebih teratur.
Tujuan utama dari pengaturan diet ini adalah untuk membantu pasien dalam memperbaiki
kebiasan makan dan mendapatkan kontrol metabolic yang lebih baik. Sedangkan tujuan khususnya
adalah :
7
Makanan-makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes mellitus
diantaranya :
Makanan-makanan yang tidak dianjurkan dalam pemberian diet terhadap pasien diabetes
mellitus diantaranya :
1. Makanan dan minuman yang mengandung gula murni seperti gula pasir,gula merah,susu
kental manis,dodol,cake,selai,siruyp,jelly,dsb.
2. Makanan yang digoreng dan menggunakan santan kental (mengandung lemak jenuh)
3. Makanan yang mengandung banyak garam seperti ikan asin dan telur asin
4. Makan yang diawetkan seperti saus,kecap,sarden kaleng,abon,dsb.
8
BAB III
KESIMPULAN
Penatalaksanaan diet bagi penderita diabetes mellitus dilakukan untuk membantu penderita
mengatur kadar glukosa darahnya agar dapat mendekati normal. Selain itu,juga untuk mencapai
berat badan yang sesuai bagi penderita dan untuk mencegah terjadinya kompilkasi akut pada
penderita diabetes mellitus. Penentuan jam makan,kemudian bahan-bahan atau sumber makanan
yang tepat akan membantu tujuan diet diabetes mellitus ini tercapai.
9
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI 2007. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
PERKENI. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan diabetes mellitus Tipe 2 di Indonesia.
Jakarta : Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi
10